Share

7. Apa Kau Merasa Yang Sama?

#part7

"Alina, terimakasih." kata Aryo seraya menyerahkan sebuah kotak kecil berbungkus kertas kado dengan sebuah pita kecil yang manis.

"Apa ini?"tanya Alina sambil memperhatikan kotak manis itu.

"Tadi siang aku memang udah menyiapkan sesuatu buat kamu, maaf aku tadi sempat marah saat tau kamu pergi lebih dulu,"ujar Aryo.

"Tidak-tidak, kamu nggak perlu minta maaf, seharusnya disini aku yang harus meminta maaf dan juga aku sedari tadi belum berterimakasih padamu" tukas Alina kemudian melanjutkan bicara. "Mm...maaf, dan terimakasih kamu sudah menolongku hari ini, jika kamu tidak datang aku tidak tau bagaimana nasibku tadi,"ucap Alina sambil menunduk, membayangkan kejadian yang tadi dialami.

"Hei sudahlah, jangan di ingat lagi, yang penting sekarang kamu baik-baik saja" tutur Aryo dan Alinapun tersenyum.

"Oh ya mas, kalau boleh tau, bagaimana bisa tadi kamu menemukanku?"tanya Alina heran.

"Oh itu, baiklah, aku akan menceritakan sesuatu, tapi kuharap kamu tidak menganggapku pria yang aneh"cetus Aryo. Alina meneguk saliva, ia tadi sempat mengumpat dalam hati menyebutnya pria aneh, "Celaka, apa dia mendengar itu?!"gumam Alina dalam hati.

"Mm entahlah, tadinya aku kecewa dan mau balik ke hotelku, tapi perasaanku tidak enak dan firasatku mengatakan akan terjadi sesuatu padamu, tadi aku juga sempat mengarah ke stasiun, tapi lagi-lagi feellingku menuntunku hingga sampai ke jalan ini dan menemukanmu."ungkap Aryo.

Mendengar penuturan Aryo Alina gusar dan nampak tegang, apa benar ini seperti cerita novel yang ia baca? Dua orang yang mempunyai keterikatan batin? Apa jaman sekarang ia harus percaya hal semacam itu?

"Alina..." panggil Aryo lagi, "Apa kamu merasakan hal yang sama?" Aryo bertanya dengan serius hingga membuat jantung Alina bergetar.

"Iya, apa kamu merasakan hal yang sama?"tanya Aryo lagi.

"Maksudmu?" Alina pura-pura tak mengerti.

"Maaf, aku tak bermaksud bertanya tentang perasaan cinta, ini lebih dari itu, seperti mimpi, bisikan atau semacam perasaan aneh tentangku?yang kau rasakan padaku?apa kamu juga merasakannya?"desak Aryo.

"Tidak!"jawab alina cepat.

"Benarkah?mungkin kamu tidak paham maksudku, aargh!susah sekali menjabarkan dengan kata-kata!"imbuh Aryo. Sepertinya ia benar-benar berharap alina merasakan hal yang sama.

"Tidak! Memang aku tidak merasakan sesuatu, apapun itu!"tukas alina lagi. "Hmm... baiklah. Mungkin hanya perasaanku saja,"gerutu Aryo sedikit kecewa. Ada perasaan lucu melihat mimik Aryo, tapi juga ada rasa kasihan melihatnya. Kemudian mereka lanjut menghabiskan sisa nasi goreng yang ada di piring masing-masing.  Kali ini tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut mereka.

"Ok, sudah waktunya pulang, ayo lekas ke mobil" ajak Aryo setelah membayar makanan dan mengambil handphone. Ia menyerahkan sekitar 10 lembar uang ratusan, sepertinya lebih, pada penjual nasgor. Babang nasgor  yang melihat uang berwarna merah itupun terbelalak kaget.

"Bang, kok banyak banget," kata bang nasgor namun segera dihentikan dengan kode dari Aryo agar tidak terjadi kegaduhan."Rezeki Bang, gue lagi senang!"kata Aryo kemudian berlalu.

"Masya Alloh, baik banget itu orang, semoga selalu diberi keselamatan"lirih penjual nasgor yang masih tidak percaya sekaligus senang, iya donk dibayar berlipat-lipat dari harga aslinya. 

"Eh, jangan-jangan dia mas Baim, apa ada kamera tersembunyi disini?"cetusnya kemudian seraya mencari-cari sesuatu disudut-sudut tenda, barangkali ada kamera.

***

Aryo dan alina berjalan beriringan namun tetap menjaga jarak. "Alina, terimakasih untuk hari ini," lagi-lagi Aryo mengucapkan kata terimakasih, Alina menaikkan alisnya tak mengerti. "Hari ini adalah satu hari yang pernah kuimpikan," ucap Aryo sembari memandang ke langit.

"Kau tau tadi aku sempat naik pitam, andai lagi sore kamu mau saja untuk bertemu denganku mungkin sekarang kita sedang candle light dinner habis itu jalan-jalan ke mall cari oleh-oleh atau lihat-lihat baju,"sambung Aryo. "Tapi Tuhan berkehendak lain, hari ini bahkan sangat istimewa, sangat spesial dan mungkin tidak akan terulang," ucap Aryo dengan senyum yang mengembang.

"Alina, sesampainya disana, meski nanti besok semua  kembali seperti biasa, kau boleh menganggapku sebagai sahabat atau kakakmu. aku akan tetap menjagamu dari jauh"lanjutnya setelah hampir sampai di mobil. Alina tertegun, giliran ia yang tersenyum.

Tanpa mereka sadari, dari arah semak ada yang mengintai. Alina yang tadi tersenyum, melebarkan matanya saat melihat seseorang berlari menuju Aryo dan dibalik jaketnya ia membawa...Belati!

***

Bersambung, apa yang terjadi?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status