Semalaman hingga menjelang pagi Lisa tidak bisa tidur terus memikirkan suaminya yang tak kunjung pulang bahkan nomornya pun sampai sekarang belum aktif.
Hatinya semakin gundah, apakah benar suaminya telah berselingkuh darinya, apa salahnya sampai dia tega melakukannya.Lisa terus menangis, dia jadi tidak fokus untuk melakukan sesuatu Laras pun sampai tidak diurusnya karena selalu memikirkannya suami berkali-kali dia menelfon lagi tapi masih tetap tidak aktif, lalu menelfon teman-teman suaminya jawabannya mereka semua tidak tau hingga dia pasrah dan berdoa pada sang kuasa agar diberi petunjuk.Hingga sore hari menjelang magrib nomor itu baru aktif dan Lisa langsung menelfonnya.Tapi tidak diangkat kini dia terkejut lagi malah ada pesan suara yang dia terima dari perempuan itu menggunakan nomor suaminya.pesan suara itu berbunyi.'Jangan ganggu suamiku, dia sudah menjadi milikku dan hapus nomor suamiku'jederr...Betapa sakit hati ini mendengarnya, air mata pun luruh begitu saja tak bisa ditahan apalagi dia mengirimkan sebuah foto lagi yang mampu membuat hati siapa saja yang melihatnya terguncang.Lisa membalas pesan dan bertanya sambil mendoakan mereka berdua dengan doa yang tidak baik akibat emosi dan hatinya yang maras.'Siapa kamu? apa buktinya kalau kamu istri dari suamiku tunjukkan jika kalian sudah menikah''Tanya saja pada suamimu, bahkan kami sudah melakukannya dua kali dihotel.'jlebb...Sudah dua kali melakukannya di hotel apakah dia tidak pulang itu sedang bersama perempuan itu, hati Lisa benar-benar perih dan sesak mendapati kenyataan bahwa benar suaminya telah berselingkuh.'Mana suamiku? cepat berikan ponsel ini pada orangnya.''Suamimu sedang kelelahan setelah puas bermain denganku. Sudahlah menyerah saja dia sudah jadi milikku''Dasar kamu wanita tidak tau diri, kamu merebut suamiku. Apakah kamu kekurangan pria di dunia ini atau tidak laku sehingga suami orang pun kamu ambil.'Lisa sangat marah saat mengetik pesan itu matanya sudah sembab dan memerah akibat menangis terlalu lama.'Kita saling mencintai, dan aku tidak masalah jika dijadikan yang kedua.'Balas perempuan itu yang ternyata Zoya yang telah berhasil memperdaya suaminya supaya masuk kedalam jeratannya.'Kalian berdua, memang manusia yang tidak mau malu apalagi kamu. Semoga Allah membalas pengkhianatan kalian padaku dan kamu mendapat karmanya yang lebih perih dari ini.'Klik..Setelah memberi pesan terakhir itu Lisa mematikan ponselnya tidak mau melihat atau membaca balasan dari perempuan tidak tau malu itu.Lisa menangis dengan suara pelan tak ingin terdengar dengan tetangga sebelah yang begitu dekat karena mereka bersebalahan.Seolah mengerti perasaan ibunya, Laras hanya diam saja tidak rewel tapi sesekali menanyakan dimana ayahnya yang dijawab dengan masuk akal oleh Lisa.Sampai Laras tertidur, Lisa pun tidak makan sama sekali pekerjaan rumah dia kerjakan secara asal hingga dia pun ikut memejamkan mata pasrah disamping putrinya, tapi tetap saja hati tidak bisa dibohongi meski dia sudah berusaha memasrahkan hatinya dan ikhlas jika akan bercerai nantinya hati tetap merasa sakit, sangat sakit.Hingga suara ketukan pintu dan terdengar seseorang mengucapkan salam didepan kontrakannya, dia mengenalinya tapi tidak membuka pintunya hanya menjawab salam dengan pelan tapi tidak beranjak dari tempat tidurnya.Lisa juga tidak mengunci pintu, meski hatinya marah pada suaminya tapi disisi lain dia tetap ingin meminta penjelasan terhadap suaminya.Kenapa suaminya melakukan itu tidak ingatkah dia akan dosa, tidak ingatkah dia terhadap anak perempuannya yang masih kecil.****Ari masuk setelah membuka pintu, hatinya merasakan sesuatu yang pasti sangat salah, dirinya menyadari apa yang terjadi dan sangat merasa bersalah pada istrinya.Dia pulang karena ingin menjelaskan semuanya, awalnya Ari tidak diijinkan pulang oleh Zoya tapi Ari beralasan ingin melihat anaknya dan berbagai alasan lain yang tidak menyangkut tentang Lisa sehingga Zoya pun melepaskannya.Ari bernafas lega karena Lisa tidak mengunci pintunya dia juga sudah menduga bahwa istrinya sudah mengetahui bahwa dirinya telah mengkhianatinya.Hati Ari sedih dan juga khawatir takut istrinya akan meminta cerai darinya dan rumah tangganya benar-benar hancur hanya karena bermain-main.Ari menutup pintu depan dan berjalan kearah kamarnya yang pasti anak dan istrinya ada disitu, dia membuka kenop pintu dengan pelan dan mendapati istrinya tidur memunggungi pintu.Tapi Ari yakin Lisa belum tidur, karena terdengar suara isak tangisnya yang begitu pelan dan menyayat hati.Ari kemudian mendekati dan ingin memeluknya tapi tanda diduga Lisa menolaknya dengan menepis tangan Ari. Sudah pasti ditolak Ari tidak marah dia hanya merasa bersalah."Pergi.. untuk apa kamu pulang. Masih ingat rumah, masih ingat anak dan istri." ucap Lisa pelan namun tajam tanpa ingin memandang suaminya.Hal itu sukses membuat hati Ari sedih dan semakin merasa bersalah."Kenapa aku tidak pulang? walau ini bukan rumah kita tapi ini tempat tinggal kita sekarang dan aku juga punya anak, tentu saja aku pulang." jawab Ari berusaha biasa saja.Lisa bangun dari tidurnya dan menatap suaminya dengan penuh amarah, Ari dapat melihat mata Lisa yang sembab pasti Lisa menangis terus melihat itu lagi-lagi membuat hati Ari merasa perih."Kalau kamu ingat pulang, lalu kenapa kamu nomormu tidak aktif dan aku telfon tidak diangkat dan malah dimatikan sekalinya diangkat malah suara perempuan yang membalas dan bilang jangan ganggu suamikuSiapa dia?" tanya Lisa dengan nafas yang menggebu-gebu dan suara yang agak tinggi."Husstt... jangan berisik nanti anak kita bangun dan tidak enak terdengar tetangga, ini sudah malam." jawabnya acuh tapi hatinya sakit juga.Lisa mendengus marah dia beranjak dan meninggalkan suaminya begitu saja, suaminya mengejar sampai diruang tv."Lisa.. dengar ponselku mati karena kehabisan baterai dan...""Dan apa? dan kamu sedang bermesraan dengan wanita lain sampai kamu lupa untuk mengabariku. Begitu iya. kamu jahat mas kamu jahat." Lisa memukuli Ari dibagian dada dan lengannya dengan kuat bahkan juga menggigitnya penuh emosi, Ari hanya menerimanya tanpa membalas meski dia kesakitan tapi itu tidak dia rasakan karena tidak sebanding dengan rasa sakit istrinya yang sudah dia torehkan."Kamu jahat, apa salahku? siapa perempuan itu? ceraikan aku jika kamu ingin bersama perempuan itu. Aku tidak mau punya suami yang tega mengkhianati ku." maki Lisa pada suaminya didampingi dengan air mata dan tangan terus memukuli.Mungkin besok pagi akan terjadi pembengkakan dimana-mana karena akibat pukulan itu. Ari tidak menjawab dia juga tidak mencegah istrinya terus memukulinya dia hanya berharap dengan ini hati istrinya bisa menjadi sedikit tenang."Lisa jangan bicara begitu, aku akui aku khilaf. Maafkan aku Lisa." ucap Ari mencekal tangan Lisa yang terus memukulinya tapi Lisa enggan disentuh olehnya dan memberontak."Lepaskan, jangan menyentuhku! lepas." tolak Lisa tapi Ari tidak melepaskan dia malah memaksa Lisa untuk melakukan hubungan intim tentu saja Lisa tidak mau dan merasa jijik tapi Ari terus memaksa.Entah apa maksudnya Ari melakukan itu, tapi dia seperti sengaja melakukannya. Dan yang seharusnya tidak terjadi karena Lisa sedang kecewa malah terjadi juga.Pagi hari menyingsing, seperti biasa Lisa bangun pagi mandi besar lalu menunaikan ibadah sholat subuh.Setelah sholat Lisa berdoa dengan khusyuk, kejadian kemarin tak membuatnya berhenti menangis, apalagi semalam suaminya memaksanya melakukan hubungan itu.Dia sangat kecewa dan tidak terima, dia bertekad akan mendiamkan suaminya itu tapi mulut berkata lain tetap saja dia butuh suaminya karena dia mencintai suaminya dengan tulus karena Allah.Setelah dipikir-pikir perceraian tidak ada bagusnya dia berfikir ini adalah cobaan, ujian pernikahan dari Allah untuknya. Jika dia meminta cerai maka dia tentu saja kalah dengan setan dan kalah juga dengan perempuan itu.Maka dari itu dia berikhtiar dan berdoa terus kepada Allah supaya sang kuasa memberinya kesabaran dan juga hikmah dibalik semua ini.Lisa melepaskan mukenanya setelah selesai ritual melaksanakan perintah Allah.Dia berjalan ke dapur guna untuk mempersiapkan semuanya, dia tidak mem
Ari bekerja seperti biasa namun harinya suram dan tak bersemangat masih teringat istrinya yang sedang marah, lalu Zoya menghampirinya dengan wajah yang memerah seperti menahan amarah dia mendekati Ari yang sedang mode malas."Ari, aku tidak terima diperlakukan seperti ini oleh istrimu. Pokoknya aku akan melaporkan istrimu." ucap Zoya tiba-tiba dan itu berhasil membuat Ari terkejut."Ada apa? apa yang kamu bicarakan?". kata Ari tidak mengerti."Istrimu, telah menghinaku dan mencemarkan nama baikku. Ini buktinya." Zoya mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan pesan yang dimanipulasi olehnya seolah ini memang benar kesalahan Lisa.Ari mengambilnya dan melihat isi tulisan tersebut, setelah dibaca semua dia jadi emosi dan menyalahkan Lisa menganggap bahwa itu benar.Zoya tersenyum puas melihat ekspresi wajah Ari yang seperti marah."Pokoknya aku tidak terima, aku akan membawa masalah ini kejalur hukum ingat itu." ancamnya membuat Ari
"Lisa apa yang sudah kamu katakan terhadap dia?" tanya Ari saat mereka sudah duduk lesehan dilantai keramik.Pertanyaan itu seketika membuat atmosfer ruangan itu berubah begitu juga hatinya, Lisa sudah dapat menebak siapa yang dimaksud suaminya."Kenapa?. Siapa yang kamu maksud?" Lisa berhenti sejenak untuk melihat ekspresi suaminya yang tidak bersahabat."Selingkuhanmu, perempuan tidak tau diri itu.""Lisa, jaga bicaramu. Kamu tau dia marah sekarang dan dia ingin melaporkanmu kepolisi atas pencemaran nama baik." nada bicara Ari sungguh tidak ada lembutnya, terlihat antara takut dan marah.Lisa yang mendengar bahwa dia akan dilaporkan oleh perempuan itu atas pencemaran nama baik menjadi kaget dan heran."Kenapa aku yang dilaporkan? bukannya dia yang salah." Lisa berucap tak terima."Lisa, dia meenunjukkan bukti padaku bahwa kamu memulai duluan dan menghinanya serta menjatuhkan harga dirinya dan dia tidak terima." kata Ar
Hari demi hari telah dilalui oleh Lisa. Hati dan pikirannya masih belum tenang bahkan hatinya merasa sesak mengingat apa yang dilakukan suaminya.Rumah tangga yang biasa saja mendadak menjadi terasa hampa bahkan hampir hancur jika saja tidak menahan emosi yang bergejolak seketika.Bagaimana tidak suami yang perhatian dan pengertian meski tidak romantis dan ekonomi yang terbilang cukup miris ternyata tidak memungkinkan suami berbuat buruk seperti itu.Nyatanya Ari gelap mata dan melakukan perselingkuhan itu, hati perempuan mana yang tidak sakit karena itu.Lisa menyibukkan dirinya dengan berjualan kerupuk keliling bersama Laras, sebenarnya Lisa tidak tega karena Laras masih kecil namun dia juga tidak mungkin meninggalkan Laras sendiri dikontrakan dia juga tidak bisa membayar pengasuh yang terbilang cukup mahal."Kerupuk..kerupuk...!!" begitulah cara Lisa memanggil pembeli sambil matanya menatap ke sekeliling, tangan kanan dia membawa keran
"Hay sayang ayo cepat, kamu lagi ngapain disitu?" ucap Zoya pada lelaki yang tengah menatap lurus kedepan."Eh.. iya ayo." Zoya mengapitkan lengannya pada lelaki itu yang tak lain adalah Ari.Dan mereka pun melenggang pergi sehabis dari toko bangunan untuk membeli bahan-bahan yang sudah habis.Awalnya Ari menolak untuk ikut bersama Zoya tetapi Zoya memaksa dengan ancaman yang sudah dia layangkan kemarin jadilah Ari hanya bisa menuruti tanpa bisa berbuat apa-apa.Tapi setelah sampai ditempat hal yang tak terduga dia lihat membuat hatinya tersayat dan merasa bersalah karena melihat istri serta anaknya berkeliling menjajakan dagangannya ditengah terik panasnya matahari dan itu dilakukan tanpa sepengetahuannya.Nanti saja setelah dia pulang akan dia tanyakan untung saja Zoya tidak melihat istri dan anaknya disitu. Namun setelah itu hatinya jadi tersirat rasa cemburu ketika Ilham tetangga kontrakannya yang membeli semua dagangannya dan menggen
Malam hari tiba Laras sudah tertidur begitu juga dengan Lisa namun hanya matanya saja yang terpejam karena diapun sedang menunggu suaminya pulang.Tak lama kemudian terdengar salam dan suara pintu diketuk dengan segera Lisa bangun untuk membuka pintunya karena sudah tau siapa yang datang dari suara deru mesin motornya.Meski suaminya begitu tapi Lisa tetap menjalankan kewajibannya sebagai istri yang baik tapi matanya tidak mau menatap suaminya itu.Setelah suaminya masuk dan Lisa menyiapkan semuanya tanpa sepatah katapun diapun segera pergi namun Ari sudah mencekal lengannya agar tidak pergi."Tunggu Lisa, aku ingin bicara denganmu." ucap Ari dengan menatap sendu."Bicara saja, tidak perlu menyentuhku." Lisa segera melepaskan cekalan tangan kekar itu tanpa berbalik."Lihat aku Lisa jangan membelakangi ku." kata Ari sedikit kecewa.Lisa menuruti dia membalikkan badannya namun pandangannya menunduk."Lisa lihat ak
Pagi hari menyingsing Lisa sudah menyiapkan semuanya meski semalam suaminya sudah mengatakan sejujur-jujurnya tentang awal mula perkenalannya dengan perempuan itu dan tidak mencintai sama sekali dan menyesal sudah melakukan itu tapi tetap saja hati ini terasa perih apalagi mendengar dari mulut Ari sendiri.Lisa tidak habis pikir dengan Ari dalam keadaan kekurangan ekonomi pun dirinya bisa melakukan penghianatan itu apalagi jika dia menjadi orang berada entah apa yang akan terjadi atau lebih parah.Ahh... naudzubillahimindzalik semoga saja itu tidak akan pernah terjadi.Lisa saat ini tengah menyiram tanaman dipot depan kontrakannya lalu tiba-tiba Ilham datang menyapa."Sedang menyiram tanaman Mbak!" seru Ilham dengan tersenyum.Lisa tersentak kaget karena kedatangan Ilham yang tiba-tiba."Eh maaf mbak, kaget yah!" Ilham merasa tidak enak hati karena membuat Lisa kaget."Tidak apa-apa maaf bang saya lagi fokus siram jadi t
Lisa keluar bersama Laras setelah adu perdebatan yang tidak masuk akal, pasalnya Ari seperti menuduhnya yang tidak-tidak dengan Ilham tapi Lisa tidak peduli karena dia bukan wanita seperti itu.Tanpa melihat keberadaan Ilham yang sedang push ap Lisa terus mengekori Laras kemanapun anak itu pergi karena sedang aktif-aktifnya anak berusia 2 tahun setengah itu.Lalu tiba-tiba ada tiga orang perempuan yang sudah dewasa tapi belum menikah mendekati Ilham dan menggodanya."Wah bang Ilham rajin banget yah olahraganya." ucap salah satu perempuan dengan genitnya menatap tubuh polos Ilham yang seksi diikuti dengan kedua temannya yang juga menatapnya."Iya bang, seneng banget saya lihatnya!""Setiap hari aja bang Ilham olahraganya biar mata yang sepet ini langsung jreng.!".Ilham yang mendengar ketiga perempuan berceloteh itu segera bangun dari push ap nya dan dia tersenyum kepada mereka. Lalu pandangannya tertuju pada Lisa yang sedang meny