Share

Chapter 4

Author: titiawy
last update Last Updated: 2022-12-09 11:42:11

Pagi hari menyingsing, seperti biasa Lisa bangun pagi mandi besar lalu menunaikan ibadah sholat subuh.

Setelah sholat Lisa berdoa dengan khusyuk, kejadian kemarin tak membuatnya berhenti menangis, apalagi semalam suaminya memaksanya melakukan hubungan itu.

Dia sangat kecewa dan tidak terima, dia bertekad akan mendiamkan suaminya itu tapi mulut berkata lain tetap saja dia butuh suaminya karena dia mencintai suaminya dengan tulus karena Allah.

Setelah dipikir-pikir perceraian tidak ada bagusnya dia berfikir ini adalah cobaan, ujian pernikahan dari Allah untuknya. Jika dia meminta cerai maka dia tentu saja kalah dengan setan dan kalah juga dengan perempuan itu.

Maka dari itu dia berikhtiar dan berdoa terus kepada Allah supaya sang kuasa memberinya kesabaran dan juga hikmah dibalik semua ini.

Lisa melepaskan mukenanya setelah selesai ritual melaksanakan perintah Allah.

Dia berjalan ke dapur guna untuk mempersiapkan semuanya, dia tidak membangunkan suaminya karena masih marah hingga suaminya bangun sendiri.

Lisa juga tidak menyapa atau bersalaman setiap habis sholat seperti kebiasaannya.

Ari membiarkan itu dengan menghela nafas dia berlalu ke kamar mandi untuk mandi.

Lisa tetap menyiapkan sarapan untuk suaminya namun kali ini hanya sendiri, dia tidak mau sarapan bersama bahkan dirinya menyibukkan diri dengan hal lain.

Ari sudah selesai mandi dan bersiap untuk kerja dan melihat sarapan sudah tersedia ditempatnya tapi hanya satu tidak biasanya sarapan akan ada dua piring karena Laras makan berdua dengan ibunya.

"Lisa, ayo kita sarapan bersama?" ajak Ari ingin menyapa dan mengajak makan bersama, tapi sama sekali tidak dijawab oleh Lisa.

Dan kebetulan Laras bangun, ini jadi kesempatan untuk Lisa mengurus putrinya dan tidak meladeni suaminya.

Ari hanya menghela nafas lagi, dirinya memang salah sangat salah dan dia menerima jika istrinya mengabaikannya.

Jadilah Ari makan sendiri dengan menelan susah payah nasi goreng itu meski enak tapi hatinya hambar dia merasakan sesuatu yang hilang.

Sampai ingin berangkat pun Lisa tidak mendampinginya masih sibuk sendiri dan dia tau itu hanya untuk menghindarinya.

"Lisa, aku berangkat." kata Ari mencoba berbicara.

Lisa diam saja tidak menjawab bahkan tidak ingin bertatap muka.

"Lisa, kenapa kamu diam saja?" masih tidak digubris oleh Lisa.

Ari mendesah, "Maafkan aku Lisa, aku khilaf. Aku tidak akan berhubungan lagi dengannya. Aku hanya main-main tolong jangan kamu diamkan aku begini."

Lisa tetap tidak menjawab, tangannya terus merapikan rambut Laras sampai selesai. Dia ingin beranjak tapi segera di cekal oleh Ari membuatnya jadi tertahan.

"Lisa, aku sedang berbicara denganmu?"

Dibalik itu Lisa menitikkan air mata, rasa sakit masih terasa dihatinya.

Lalu dia berbalik dan menatap suaminya dengan emosi

"Jika kamu tidak ingin diabaikan, maka aku perlu bukti kamu tidak berhubungan dengan perempuan tidak tau diri itu." ucap Lisa dengan suara meninggi.

Ari segera menutup bibirnya, "Husstt jangan keras-keras ngomongnya malu terdengar tetangga."

Lisa melepaskan tangan itu dan berkata, "Malu terdengar tetangga tapi kamu tidak malu melakukannya. Sekarang aku tanya apa benar kalian sudah menikah?"

"Tidak, aku tidak menikah dengannya, aku khilaf." jawab Ari.

"Lalu, apa benar kamu sudah melakukan hubungan badan dengannya dua kali dihotel." tanya Lisa lagi, ada nada berat saat mengatakannya.

Ari terdiam sejenak. "Iya, itu benar." jawabnya lesu.

Air mata Lisa turun lagi, hatinya benar-benar tertusuk ribuan jarum sakit sekali dia menekan dadanya yang terasa seperti sesak nafas.

Kenapa harus sampai berhubungan terlarang itu, jika hanya bermain-main dan tidak melakukan apa-apa mungkin rasanya tidak akan sesakit ini seketika dia merasa jijik terhadap suaminya sendiri.

"Kamu menjijikkan mas, aku tidak mau disentuh olehmu. Kamu benar-benar sama dengan dia tidak tau diri." setelah mengucapkan itu Lisa membawa anaknya masuk kamar dan menguncinya.

Lisa menangis dibalik pintu, Laras hanya terdiam melihat ibunya menangis seakan mengerti bahwa ibunya sedang bersedih.

Ari terpaksa pergi bekerja dengan tidak semangat, ada rasa penyesalan dalam hatinya karena telah melakukan kesalahan itu.

Diluar Ilham menyapa Ari dengan sopan dan dibalas Ari dengan sopan pula dengan raut wajah biasa saja.

Ari memang pandai menyembunyikan perasaannya, dia tidak mau masalahnya diketahui oleh orang lain termasuk keluarganya sendiri.

****

Lisa diam-diam mencatat nomor ponsel dari wanita itu saat Ari sedang mandi, dia juga memeriksa semua isi ponsel suaminya. Memang tidak sopan tapi dia ingin mengetahui sendiri apa saja yang mereka lakukan dan katakan diponsel itu.

Tak ada yang spesial sebenarnya bahkan nama wanita itu tidak diberi nama hanya nomor saja kata-kata nya pun tidak ada yang romantis hanya dibalas perkataan biasa oleh Ari namun dari wanita itu sungguh kata-katanya menjengkelkan.

Digaleri foto pun tidak ada foto mereka sama sekali, foto yang dikirimkan pun seperti foto diambil secara sepihak tapi tetap saja hati ini merasa sakit mendapati suaminya telah berselingkuh.

Lisa mencoba memberi pesan pertama kepada wanita itu untuk menanyakan sesuatu.

'Hai wanita siapa nama kamu? kenapa kamu mengganggu suami saya?' katanya berbasa-basi.

Dan dibalas langsung oleh wanita itu dengan cepat.

'Namaku Zoya, siapa yang mengganggu suamimu, dia sendiri yang mau denganku.' jawabnya enteng.

'Tidak ada seorang laki-laki yang tergoda jika wanita itu tidak menggoda duluan' jawab Lisa.

Berarti suamimu tergoda denganku, makanya jadi wanita itu harus cantik dan pintar merias jadi suami juga tidak berpindah ke lain hati.'

jawabnya bertolak belakang, padahal dari awal wanita itu yang selalu mengejar Ari.

'Kamu benar-benar wanita tidak tau diri, tidak waras. Jika kamu wanita baik-baik tidak mungkin kamu melakukan hal yang tidak terpuji ini dengan menyukai laki-laki yang sudah beristri.'

Saat pesan itu dibaca oleh Zoya dirinya emosi tidak terima dikatakan tidak tau diri dan tidak waras diapun membalas lagi dengan sengit.

'Kamu yang tidak waras dan tidak bisa menjaga suamimu. Dan jangan hanya berani berbicara diponsel, ayo temui aku dan kita bertatap muka kalau kamu berani.'

'Aku tidak mau meladeni wanita sepertimu yang hanya akan menyia-nyiakan waktuku.'

Klik ponsel pun dimatikan

Lisa tidak mau membaca balasan lagi dari wanita itu, sudah cukup dirinya menyia-nyiakan waktunya untuk meladeni pelakor itu.

Tapi Lisa tidak tau saja rupanya Zoya sangat marah, dia berjanji akan membalas penghinaan ini dengan berlipat-lipat.

"Awas saja kamu, aku akan buat kamu sengsara seumur hidupmu. Lihat saja aku akan buat kamu terus menangis selama hidupmu." gumamnya dengan tersenyum miring.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nirwana Nana
Ari mulai di godaiin Zoya. TPI Ari blum peka arti dari sapaan sih zoya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ikhlasku dengan takdirku   Season 2 Chapter 54

    "Jadi mau di ba_"."Ini saya bayar cash". Vijar langsung memberikan beberapa uang pecahan merah pada si pemilik kontrakan, mata si ibu langsung berbinar terang melihat uang itu."Ah.. terima kasih ini untuk waktu berapa bulan yah?". dia ambil uang itu dengan senyum lebar dan bertanya berapa lama Vijar akan tinggal karena Vijar memberikan uang lebih dari bayar satu kali sewa kontrakan.Vijar berfikir, "Mungkin tidak lama, tergantung orang yang saya temui mau di ajak pulang atau tidak". sambil melirik Laras yang langsung membuang muka karena sadar dia yang di maksud Vijar."Apakah kurang? kalau kurang akan saya tambahi". lanjutnya melihat ibu pemilik itu."Ah.. tidak tidak.. ini lebih dari cukup. Terima kasih semua fasilitas yang di butuhkan ada di dalam. Silahkan beristirahat, saya mau kembali dulu". Ibu itu kemudian melenggang pergi tak lupa wajahnya selalu berseri sambil terus menciumi aroma uang itu.Vijar masuk lebih dulu di susul Laras tanpa berfikiran ap

  • Ikhlasku dengan takdirku   Season 2 Chapter 53

    Tak terasa sudah malam, waktunya makan malam dan makan malam kali ini berbeda karena keluarga dari ayah Laras yang biasanya jika malam makan masing-masing tapi kini mereka berkumpul bersama di satu ruangan dengan beralaskan tikar ada yang spesial malam ini selain kedatangan Laras dan Saga juga kedatangan tamu spesial Laras yang mengaku calon suami Laras yang tampannya luar biasa dengan tubuh tinggi dan tegap.Mereka makan pun dengan canggung dan tak sanggup menatap Vijar yang auranya sangat mendominasi sehingga mereka hanya bisa saling lirik dalam diam.Laras hanya bisa menghela nafas melihat suasana canggung dan tegang yang di akibatkan oleh Vijar meski pria itu tidak melakukan apa-apa sedang Vijar dan Saga mereka berdua hanya duduk anteng sambil melahap makanan yang ada sungguh sangat santai dan tak mempedulikan mereka yang tidak nyaman di sana."Kak Vijar cepat makannya, katanya mau lihat kontrakannya". seru Laras berusaha membuat keluarga itu merasa nyaman dengan car

  • Ikhlasku dengan takdirku   Season 2 Chapter 52

    Setelah kepergian semua orang yang berada di rumah itu termasuk Saga kini hanya tinggal Laras dan Vijar yang saling diam. Laras diam karena dia gugup sedang Vijar diam karena sedang menatapnya lekat sambil menahan diri untuk tidak menyerang Laras akibat kerinduan."Em.. kak apa kabar? kenapa kakak bisa sampai disini?". tanya Laras memberanikan diri karena sedari tadi tidak bisa menahan rasa penasarannya.Vijar yang mendapat pertanyaan itu sontak bergerak lalu mendekatkan wajahnya pada wajah Laras hingga mau tak mau Laras memundurkan wajah."Aku tidak menyangka untuk mendapatkanmu aku harus bertentangan dengan ayahku, tapi tidak mengapa aku senang melakukannya. Untuk pertanyaanmu kenapa aku bisa sampai disini, tentu saja aku bisa. Aku Vijar Dipta Mahendra bisa melakukan apa saja yang aku inginkan termasuk dirimu". ucap Vijar santai dengan akhir kalimat yang terdengar mengerikan di telinga Laras karena di iringi dengan seringainya."Lalu apa kakak sudah tau kenapa aku

  • Ikhlasku dengan takdirku   Season 2 Chapter 51

    Laras berjalan gugup dengan mata yang bergerak awas, di sekitarnya banyak pasang mata yang memandang ke arah mereka lebih tepatnya sih memandang ke arah lelaki tinggi dan tampan yang berjalan di sisinya mungkin mereka terpesona sekaligus penasaran siapakah pria ini semua orang juga bisa menebak bahwa dia orang kaya dan apa hubungannya dengan Laras dan Saga kakak beradik yang baru saja menginjakkan kaki disini.Saga di sampingnya hanya diam saja dengan tatapan yang tanpa ekspresi, Saga juga tampan kehadirannya membuat para gadis remaja kalang kabut di tambah kedatangan pria lain yang lebih dewasa datang memasuki kampung mereka semakin gegerlah para kaum hawa di sana.Di sisi lain Martin yang baru pulang bekerja merasa heran dengan kelakuan para ibu-ibu dan juga keadaan di sekitarnya. Kenapa ramai begini? tapi kebanyakan di dominasi oleh kaum hawa. Martin pun jadi penasaran ada apa ini? dia pun membelah kerumunan dan mencoba bertanya."Eh, Bu ada apa ini ramai-ramai?". tan

  • Ikhlasku dengan takdirku   Season 2 Chapter 50

    Pria itu yang ternyata Vijar masih bersandar di samping mobilnya dengan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya, dia sengaja pergi sendiri meninggalkan Rendi dengan semua tanggung jawabnya termasuk menangani Della yang pasti marah karena telah di tinggal diam-diam. Vijar juga sengaja mematikan ponselnya agar tidak ada yang mengganggunya karena dia ingin segera bertemu dengan gadisnya.Vijarpun mendapat alamat ini dari Rendi yang telah berusaha mencarinya, sebenarnya dirinya juga bisa namun dia terlalu malas jadilah akhirnya dia hanya terima matengnya saja.Vijar juga tidak mempedulikan tatapan mata para ibu-ibu juga gadis yang berlalu lalang apalagi ada yang sengaja caper terhadapnya itu semua sudah biasa dia alami namun dia merasa risih saja karena di sini mereka sangat terang-terangan tidak seperti di kota yang hanya dalam diam seperti sekarang ini ada ibu-ibu genit yang mendekatinya."Mas, cari siapa?". tanyanya dengan wajah genit."Saya cari calon istri say

  • Ikhlasku dengan takdirku   Season 2 Chapter 49

    Kini dua kakak beradik itu sudah ada di rumah Rasti kakak sepupunya dari ibu, rumahnya tidak besar tidak juga kecil namun sangat nyaman dan sejuk karena di sepanjang rumahnya terdapat banyak sekali tanaman hias maupun pohon-pohon kecil yang tidak berbuah sepertinya kakak sepupunya ini sangat menyukai jenis tanaman langka yang hanya untuk pajangan namun Laras senang melihatnya karena dia juga menyukai tanaman namun bedanya dia menyukai tanaman yang membuahkan hasil jadi dia berencana jika memiliki rumah sendiri ingin mempunyai lahan luas untuk perkebunan."Rumah kak Rasti sejuk banget yah!". ucap Laras fokus memandangi semua koleksi tanaman milik kakak sepupunya."Mamah emang suka begini kak, kadang aku riweh karena sempit aku jadi nggak bisa naruh barang aku" itu Selin yang menyahut, ya anak usia 8 tahun itu sudah berkenalan sewaktu di mobil tadi dan karena Selin anaknya yang mempunyai sifat cerewet dan humble jadi dia sangat akrab dalam sekejap."Selin, barang kamu saja

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status