Share

Chapter 5

Ari bekerja seperti biasa namun harinya suram dan tak bersemangat masih teringat istrinya yang sedang marah, lalu Zoya menghampirinya dengan wajah yang memerah seperti menahan amarah dia mendekati Ari yang sedang mode malas.

"Ari, aku tidak terima diperlakukan seperti ini oleh istrimu. Pokoknya aku akan melaporkan istrimu." ucap Zoya tiba-tiba dan itu berhasil membuat Ari terkejut.

"Ada apa? apa yang kamu bicarakan?". kata Ari tidak mengerti.

"Istrimu, telah menghinaku dan mencemarkan nama baikku. Ini buktinya." Zoya mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan pesan yang dimanipulasi olehnya seolah ini memang benar kesalahan Lisa.

Ari mengambilnya dan melihat isi tulisan tersebut, setelah dibaca semua dia jadi emosi dan menyalahkan Lisa menganggap bahwa itu benar.

Zoya tersenyum puas melihat ekspresi wajah Ari yang seperti marah.

"Pokoknya aku tidak terima, aku akan membawa masalah ini kejalur hukum ingat itu." ancamnya membuat Ari berwajah pias.

"Bu, kenapa harus dibawa kejalur hukum? ini kan masalah pribadi." Ari mencoba membela diri.

"Masalah pribadi katamu, ini menyangkut harga diriku dan aku ingin istrimu dipenjara." ucapnya dengan nada yang serius seolah memberitahukan bahwa dirinya yang menjadi korban disini.

Ari terdiam, dia tau Zoya adalah wanita kaya bisa melakukan apapun karena dia memiliki uang, jika istrinya dipenjara bagaimana nasib anaknya yang masih kecil dan bagaimana tanggapan keluarga besarnya nanti.

Jika istrinya dipenjara dia pun bisa ikut terseret karena ini juga kesalahannya dan jika sampai terdengar sampai telinga ibunya yang sakit-sakitan dia khawatir ibunya akan drop dan malah terjadi sesuatu yang membahayakan nyawanya.

Ari kemudian mengusap wajahnya kasar, kenapa jadi begini dia tidak pernah menduga jika hal seperti ini akan terjadi. Untuk apa juga Lisa menghubungi Zoya sehingga membuat Zoya menjadi marah, dia akan bertanya nanti dirumah.

"Zoya kumohon jangan lakukan itu, ibuku sakit-sakitan kalau dia tau masalah ini aku takut kalau dia akan drop dan terjadi sesuatu dengannya dan lagi aku mempunyai anak yang masih kecil yang masih butuh ibunya. Aku mohon jangan lakukan itu." ucap Ari dengan memohon karena hanya ini yang bisa dia lakukan karena dia juga pria yang miskin dan tidak punya apa-apa.

Zoya tersenyum puas, padahal dirinya hanya menggertak saja tapi tidak disangka respon Ari begitu takut dan berlebihan sehingga membuat dirinya semakin ingin berbuat lebih.

"Tidak bisa, aku tetap akan melakukannya." kekehnya dengan tersenyum samar yang tak terlihat oleh Ari dan menghilangkan tangan di dada.

Ari mendesah nafas kasar, wanita ini sangat keras kepala.

"Atau... aku ingin dia meminta maaf padaku dengan bersujud dikakiku dan memohon padaku. Bagaimana?" seringai licik tercipta diujung bibirnya.

Ari terhenyak mendengarnya, tidak mungkin Lisa mau melakukan itu apalagi terhadap wanita yang merusak rumah tangganya tapi dia harus bagaimana?.

"Bagaimana? kamu sanggup atau juga... kamu menceraikannya dan menikahiku dan aku tidak akan melaporkannya. Banyak pilihan bukan silahkan kau pilih sendiri dan aku tunggu jawabanmu."

Setelah mengatakan itu Zoya melenggang pergi dengan hati yang penuh kepuasan membiarkan Ari berada dalam kebimbangan yang nyata dan saat berbalik dia tersenyum miring dan berkata dalam hatinya.

'Ternyata mudah mempermainkan orang kecil, aku tidak perlu bersusah payah.'

Sekarang Ari menjatuhkan dirinya ditanah dengan menyugar rambutnya secara kasar kemudian mengepalkan tangannya, mengeraskan rahangnya ingin mengeluarkan segala emosi kemarahan serta kesalahannya.

Dia tidak mungkin menceraikan Lisa dan menikahi Zoya karena sebenarnya Ari sangat mencintai Lisa dan hanya bermain-main dengan Zoya. Sekarang dirinya menyesal kenapa dulu begitu tergoda dengan wanita itu.

"Ari kamu tidak apa-apa?" Hendra menepuk pundak Ari dengan pelan.

Hendra satu-satunya teman yang mengetahui masalah Ari dan sekarang dia prihatin dengan yang terjadi pada Ari. Dari awal Hendra sudah memperingati Ari tapi nasi sudah menjadi bubur sekarang Ari tinggal menerima akibatnya.

Ari mendongak menatap Hendra dengan wajah yang sangat kasihan.

"Hen, maafkan aku yang tidak mendengarkanmu? sekarang aku harus menerima akibat dari kesalahanku." ucap Ari menunduk lemah.

"Sudahlah tidak perlu disesali yang sudah terjadi biarlah terjadi, sekarang adalah bagaimana kamu menyelesaikannya?" kata Hendra bijak.

"Kamu laki-laki tidak boleh cengeng meski kamu miskin tapi kamu punya harga diri jangan sampai istri dan anakmu yang terkena imbas dari kesalahanmu, kasian mereka." sambungnya lagi berusaha menguatkan.

Ari hanya terdiam tidak mampu menjawab dirinya hanya dilandasi perasaan yang dilema berat tapi dia yakin suatu saat masalah ini akan selesai, dia hanya butuh nyali dan ide untuk mengacaukan pikiran wanita itu.

****

Ari pulang kerumah dengan cepat karena dia ingin menanyakan pada Lisa tentang Zoya. Meski disisi lain tidak mungkin Lisa melakukan itu tapi mendengar nada serius dari Zoya membuatnya harus melakukan ini.

"Lisa,,, aku ingin bicara denganmu?" ucap Ari begitu datang ke kontrakan dan didepan dia langsung bertemu dengan istrinya yang sedang duduk sambil mengasuh Laras.

"Bicara saja!" jawabnya datar.

"Kita bicara dirumah, ikut aku!" lalu Ari masuk duluan dengan motornya diikuti Lisa dibelakangnya.

Entah kenapa perasaan perempuan itu menjadi tidak tenang jantungnya sedari tadi berdegup kencang merasakan sesuatu yang tidak enak apalagi Lisa sempat melihat raut wajah suaminya yang tak biasa seperti menyiratkan perasaan marah yang ingin segera ditumpahkan.

Setelah sampai dirumah, Ari duduk diikuti Lisa dan mulai bertatap serius tapi Lisa menatapnya datar tanpa ekspresi.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status