Share

Part 3

*****

Sarah dan Dara berjalan menuju kantin, setelah ulangan harian fisika otaknya akan hancur

seketika, ditambah dengan cacing di perutnya sudah memanggil, tadi pagi Dara tidak sempat sarapan karena bangunnya yang kesiangan.

"Gila Dar, sumpah itu pak Tono kasih soal bikin kepala gue pecah, soal satu tapi ada anak-anaknya."

Dara hanya menatap Sarah sambil tersenyum simpul, "Udah sabar aja, ini cobaan."

"Sabar apaan," cibir Sarah "otak gue kayak mau pecah. Loh mah enak otak loh encer. Lah gue punya otak pas-pasan."

"Buktinya sekarang kepala loh gak pecah kan, berarti otak loh masih ada." gumam Dara sembari terkekeh kecil.

"Ih Dara nyebelin." gumam Sarah melengos.

Dara dan Sarah sudah sampai kantin. Kini mereka sedang berdiri di depan meja bu Siti untuk memesan soto.

Mereka masing-masing memegang semangkuk soto ayam dan juga segelas es teh manis berjalan menuju sudut kantin.

Sarah yang sibuk dengan ponselnya tiba-tiba ia melihat kehadiran Bastian yang baru saja datang dan ingin memesan makanan.

"Yaampun Bastian, loh ganteng banget sih." seru Sarah yang kegirangan sendiri.

Uhuk, Dara yang sedang menikmati soto langsung tersedak mendengar ucapan Sarah.

"Ya ampun Dar, loh gak papa?" tanya Sarah.

"Gue gak papa." Dara segera meminum es teh. "Apa loh bilang tadi, Bastian ganteng?" tanya Dara.

"Iya emang Bastian ganteng. Semua orang disekolah ini juga bilang kalo Bastian ganteng selain Bagas.

"Ganteng dari mana? Cowok nyebelin kayak gitu, loh bilang ganteng. Gantengan juga pacar gue." cibir Dara.

"Iyalah loh kan pacarnya, jadi wajar loh lebih muji Bagas dari Bastian"

Perdebatan kecil terdengar di telinga Bastian. Kemudian Bastian berdiri dari duduknya dan menghampiri meja Dara.

Bastian menatap Dara tajam. "Kayaknya ada yang ngomongin gue nih." sindir Bastian.

"Kayak ada orang ngomong, siapa ya?" sindir Dara balik.

"Dara..!!"

"Eh Sarah bilangin ya sama temen loh ini, jadi cewek jangan suka ngomongin orang. Takutnya kena karma." Bastian pergi.

Dara mengepal kedua tangannya, ia sangat geram dengan tingkah menyebalkan dari Bastian.

"Mod gue makan hilang." Dara mengambil ponsel dari meja dan meninggalkan Sarah.

Sarah geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabatnya itu. Setiap hari hanya perdebatan yang ia lihat diantara Bastian dan Dara.

"Gue sumpahin semoga kalian berdua jodoh."

"Amin." jawab Gerry yang baru saja datang.

Sarah menoleh ke samping melihat keberadaan Gerry.

"Gue boleh duduk?" tanya Gerry.

"Boleh." jawab Sarah gugup.

Gerry menduduki dirinya di samping Sarah. "Loh sendirian aja, Dara mana?" tanya Gerry.

"Dua udah pergi duluan tuh habis berantem sama Bastian."

"Ya emang mereka itu, gak bisa banget sehari tanpa berantem."

****

Dara memberikan makanan yang ia buatkan khusus untuk Bagas. Hari itu mereka tidak bertemu dikelas karena kesibukan yang dilakukan Bagas sebagai ketua Osis, Dara memilih memberikan langsung ke ruang Osis. Dara berjalan menuju ruang Osis, ia melirik ke jam tangannya. Ia sangat yakin kalo Bagas sudah berada di ruang Osis. Bagas adalah ketua Osis, ia di percaya untuk menjadi ketua Osis hampir 2 tahun ini.

Dara sampai di ruang osis, wajah cantik nya di hiasi dengan senyum termanis. Namun langkahnya terhenti saat melihat pemandangan yang tak biasa.

Dara menemukan Bagas dengan seorang gadis cantik, yang jaraknya sangat dekat Bagas. Bagas tampak sedang memberikan arahan kepada gadis. Gadis itu bernama Tiara, yang juga salah satu anggota osis.

Dara tersenyum, ia berusaha menahan kobaran api yang ada di dalam hatinya saat ini.

"Enak banget ya, pagi-pagi udah berduaan sam cewek cantik." sindir Dara.

Sepertinya Bagas menyadari kehadiran Dara. Ia melanjutkan penjelasan kepada Tiara, sepertinya ia sangat sibuk. Tiara pun pergi sambil membawa sebuah berkas yang sudah mereka bahas bersama Bagas.

Bagas kemudian bangkit dari duduk mendekati Dara, namun tak ada tanggapan dari Dara.

"Kamu cemburu?" tanya Bagas datar.

"Gak biasa aja." jawab Dara melengos.

"Bener?"

"Biasa aja, siapa yang cemburu." celoteh Dara.

Tidak tau berasal dari mana, setangkai bunga mawar yang sudah ada di tangan Bagas ia berikan kepada Dara. Ia mengekori dan memberikan setangkai bunga dari sudut tubuh Dara. "Buat pacarku yang paling cantik." rayu Bagas. Ia berdiri di hadapan Dara.

Dara sama sekali tak menatapnya, ia melngos dari hadapan Bagas.

"Apaan sih." seketika wajah Dara memerah mendapat rayuan dari Bagas.

"Maafin aku ya..!!" ia mencolek hidung mancung Dara menggunakan setangkai bunga.

Bukan Bagas namanya jika ia tak bisa meluluhkan hati seorang Dara. Dara langsung mengambil bunga dari tangan Bagas. "Makasih ya.!" ucap Dara sambil melontarkan senyum manisnya.

*****

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status