Beranda / Fantasi / Impossible Love / Aldo Prayoga Dinata

Share

Aldo Prayoga Dinata

Penulis: Shimuramari
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-18 10:49:35

Khairana berjalan menuju perpustakaan sendirian, dia berniat untuk menyendiri sementara waktu dan meminta Riani untuk membuatkan izin palsu ke guru.

"Masa sih yang dibilang Riri itu beneran? Tapi kenapa? Sejak kapan Rara punya kemampuan ini? Apa benar kak Aldo itu sebenarnya tak nyata?"

Begitu banyak pertanyaan didalam kepala Khairana termasuk menanyakan apakah Aldo benar-benar nyata atau tidak.

Saat tengah melamun Khairana memutuskan untuk membaca beberapa buku untuk menenangkan pikirannya sejenak.

"Dorr!!"

"Hah!? Kak Aldo!!?"

"Haha kaget ya, kesian"

"Ish apaan sih ah ganggu Rara mulu kak Aldo ini"

"Hehe"

Karna kemunculan Aldo yang tiba-tiba membuat Khairana kembali memikirkan perkataan Riani soal sosok kak Aldo yang selama ini sering bicara dengannya.

Khairana duduk dan membuka buku yang ia bawa tadi begitu juga Aldo yang ikut-ikutan duduk di sebelah Khairana sambil menatapnya tanpa berkedip.

"Ck! Kak Aldo!?"

"Apa?"

"Gak usah gitu banget natapnya kenapa sih ah risih tau diliatin pas lagi enak-enaknya baca"

"Abisnya kamu tuh cantik banget polos tapi galak"

"Mau kakak apasih dari tadi ngikutin Rara mulu pas Rara mau nunjukin kak Aldo ke temen Rara kakak malah ngilang jadinya Rara kena bully sama Mutia dikira ngehalu lagian kenapa sih harus Rara kak? Kenapa gak cewe lain? Misalnya temen Rara tu Rianti yang bisa kakak ganggu kenapa harus Rara coba"

Pemuda yang berawakan tinggi semampai berambut hitam legam dan memakai seragam sekolah itu terdiam melihat Rara yang terus mengoceh dan bertanya-tanya alasan dia memilih Khairana untuk dia ganggu.

Tak lama Aldo mendekati wajah Khairana membuat Khairana kaget dan mundur perlahan.

"K-kak Aldo?"

"Kenapa gue pilih lo? Karna lo itu istimewa buat gue"

Kata yang sangat sederhana membuat Khairana agak geer dan berpikir keras menerjemahkan arti perkataan dari Aldo membuat Aldo gemas dengan ekspresi yang Khairana keluarkan.

"Haha gak usah dipikirin artinya"

"Istimewa apanya? Emang Rara keliatan bawa emas atau Rara seperti anak manja makanya dibilang istimewa begitu?"

"Bukan begitu ya tuhan, hambamu satu ini bego atau apa"

"Apa? Bilang apa tadi soal Rara?!"

"Eh enggak kok tadi gue bilang lo itu terlalu bego buat jadi manusia"

"Kak Aldo!!!"

Aldo tertawa dan berlari ke arah lorong perpustakaan membuat Khairana berlari sambil memanggil-manggil nama Aldo.

Suara Khairana membuat siswa-siswi yang ada di perpustakaan merasa terganggu dan mulai membicarakan dia lagi.

"Liat tuh mulai deh dia, mana lari-lari seakan ngejar orang pula tuh"

"Perlu obat kayanya tuh anak makin hari makin gila aja dia"

"Bikin rusuh aja sih jadi gak fokus baca nih"

Mendengar komentar mereka Khairana menunduk dan terdiam meresapi perkataan orang-orang di perpustakaan itu.

"Apa yang dibilang Riri itu benar?" Gumam Khairana sambil mengepalkan kedua tangannya.

Khairana berlari keluar dari perpustakaan dan masuk ke toilet wanita kemudian ia mengurung diri disana sambil membiarkan cairan bening berharganya tumpah begitu saja.

***

Ceessss....

"Hah... Duh.. mata bengkak begini gak sadar Rara nangis sampe begini, gimana kalau Riri tanya aku harus jawab apa"

Setelah mencuci wajahnya Khairana memutuskan untuk pergi ke kelas saat semua orang sedang istirahat makan siang.

Menggunakan ponselnya Khairana mengirim pesan pada Riani untuk datang ke atap sekolah siang ini.

Riani yang mendapat pesan itu bergegas menuju atap sekolah tak lupa membawa beberapa makanan untuk ia makan bersama Khairana disana.

"Ra?"

"Sini Riri aku disini"

"Eh!? Mata lo bengkak? Abis nangis ya? Ngapain aja tadi sampe bisa nangis lagi"

"Gak apa-apa kok Rara cuma pergi ke perpustakaan terus disana ada kak Aldo juga"

"Hmm, pasti lo diomongin orang-orang disana ya?"

"Gitu deh"

"Ra lo gak ada niat gitu buat tanya ke Aldo Aldo itu?"

"Tanya apa?"

"Tanya sebenernya dia tuh manusia atau bukan, kalau gini terus gak akan tenang lo Ra"

"Oh itu... Tadi Rara ada tanya tapi kak Aldo bilang Rara istimewa"

"Hah? Istimewa gimana?"

"Ntahlah pas Rara tanya kenapa dia milih Rara dia jawab gitu"

"Aduh masa gak tau maksud dia apa sih Ra?"

"Enggak, kenapa?"

"Tuhaaannnn kenapa kau berikan kemampuan itu padanya kenapa tak padaku, pasti bakal lebih mudah"

"Riri kenapa sih" jawab Khairana dengan polosnya sambil memakan roti yang dibawa Rianti.

"Dia bilang lo istimewa tuh karna cuma lo yang bisa liat dia Ra!! Ya Tuhan masa gitu doang gak peka sih Ra"

"Benarkah? Jadi itu teka-teki ya"

"Bukan teka-teki bego itu ungkapan kata lainnya biar gak terlalu mencolok yaampun Rara!!!"

Riani menjitak kepala Khairana saking gemasnya dengan tingkah sahabat satu-satunya ini.

Kemudia tak lama Khairana dikejutkan oleh hembusan angin ditelinganya saat ia menengok ternyata Aldo sudah berada di sampingnya.

"Kak Aldo!!? Iiihh kenapa sih suka banget ngagetin Rara!?"

"Heh? Dia nongol lagi Ra?"

"Iya nih samping Rara sambil niupin telinga apaan coba"

"Woy lo yang namanya Aldo, ngaku lo sekarang juga sama Rara kalau lo itu sebenarnya bukan manusia kan!!?" Ucap Riani sambil marah-marah kearah yang salah dan itu cukup membuktikan kalau hanya Khairana lah yang bisa melihat Aldo.

"Kak Aldo disamping kiri Rara loh rianti bukan disebelah kanan"

"Lah iyakah? Lo gak ada bilang dia dikiri atau kanan sih"

Tiba-tiba Khairana mendadak terdiam sambil menunduk, tak lama Khairana kembali menatap Riani membuat dia agak heran dengan tingkah Khairana.

"Ra lo kenapa sih? Sakit?" Ucap Riani khawatir sambil mendekati Khairana.

"Whoa berhasil!!"

"Eh!? Apanya yang berhasil?"

"Haha jadi lo temennya si rubah bego ini"

"Hah? Tunggu... Lo.. lo Aldo?!"

"Yah siapa lagi?"

"Ngapain lo masuk ketubuh sahabat gue hah!? Keluar gak lo!!"

"Wey kalem kalem, gue gak akan apa apain dia kok santay"

"Kok bisa gini sih"

"Gak usah heran, dia punya indra ke-enam jadi wajar kalau gue bisa masuk ke tubuh dia dengan mudah gini, wah wah body si rubah bego nih lumayan sexy juga tonjolannya gede banget anjay"

"Woy woy demit awas aja lo macem-macem sama tubuh sahabat gue, gue masukin botol lo!"

"Anjir demit gue gak berasal dari dukun keramat ye anjir enak aja"

"Yaudah terus mau lo apaan kenapa ngikutin Rara terus? Lo mau minta bantuan apa sama dia?"

"Berhubung cuma Rara yang bisa liat sama berkomunikasi sama gue, jadi gue terpaksa masuk ke tubuhnya ini buat jelasin secara rinci ke lo"

"Yaudah jelasin"

"Gue mau minta tolong sama lo sama Rara juga buat selidiki kasus gue"

"Kasus lo? Emang lo punya kasus apaan?"

"Percobaan pembunuhan, pelakunya masih ada disekolah ini gue takut ada korban selanjutnya setelah gue"

"Apa? Disekolah ini ada pembunuh? Yang bener aja gue masuk ke lobang buaya"

"Jadi please ya, bantu gue, gue masih belum tenang kalau gini"

"Lo kira kasus kaya gini gampang apa buat dipecahin?"

"Makanya itu gue minta tolong lo sama dia nih bego, jelasin sama Rara nih terus kalian pergi ke kantor cari daftar siswa tahun lalu kelas 12A"

"Lo nyuruh kita cari apaan?"

"Di daftar absen itu ada nama gue siapa tau kalian kepo karna gue udah rada lupa soal kehidupan gue pas masih hidup, yang gue inget cuma kejadian terakhir yang gue alami"

"Emang aman jam segini ke kantor?"

"Pulang sekolah aja, kalian bisa dateng ke kelas 12A disana tempat kelas gue, yaudah gue pergi dulu kasih tau Rara soal ini"

"Huft pr paling berat nih, yaudah oke"

Seketika Khairana kembali sadar dan bertanya-tanya apa yang terjadi padanya, lalu Riani menjelaskan apa yang terjadi saat itu pada Khairana.

Merasa sudah faham apa yang dikatakan Riani akhirnya Khairana mengerti dan mulai menerima kemampuannya.

***

"Riri, kita disuruh ke kelas 12A kan? Kelasnya dimana ya kok gak ada"

"Iya nih kok ngacak sih kelasnya, disini kelas 11C langsung ke kelas 12B kelas A nya dimana?"

"Kita coba langsung ke kantor aja gimana?"

"Iya juga ya, mending langsung aja pergi kesana dari pada pusing muter muter nyari kelas yang gak tau tempatnya dimana"

Khairana dan Riani memutuskan untuk langsung pergi ke kantor tanpa menemui Aldo dulu sebelumnya.

Disana mereka mencari daftar siswa tahun lalu yang dimaksud oleh Aldo, tapi setelah dicari disemua berkas yang ada tidak terdapat berkas berisi daftar siswa tahun lalu.

"Gimana nih, gak ada berkasnya"

"Eh bentar deh, ruangan apa itu rianti?" Ucap Khairana sambil menunjuk kearah ruangan yang terlihat asing didalam kantor.

"Gak tau tuh, mungkin ada disana ayo kita coba cari disana"

Saat hendak membuka pintu ruangan tersebut ternyata pintunya dikunci dan mereka tidak punya kunci untuk ruangan itu.

Setelah mencari dan mencari dimana letak semua kunci ruangan dikantor itu akhirnya mereka berhasil menemukan kuncinya, Riani mencoba semua kunci sampai akhirnya mereka berhasil menemukan kunci yang pas.

Mereka bergegas masuk kedalam ruangan gelap dan penuh debu itu, dengan penerangan seadanya dari ponsel mereka masing-masing karna lampu di ruangan itu rusak mereka mencari apakah ada barang yang mereka cari disana.

"Eh eh Riri, kayanya ini daftar siswa tahun lalu"

"Eh iya bener ayo bawa keluar"

"Iya ayo"

Khairana dan Riani membongkar isi map itu dan mencari daftar siswa kelas 12A tahun lalu disana.

Setelah beberapa menit mereka mencari akhirnya mereka menemukan apa yang mereka cari.

"Rara ini nih daftar siswa nya, sini sini, disini ada nama panjang Aldo juga"

"Mana mana?"

"Namanya..."

"Aldo Prayoga Dinata" ucap Khairana sambil melihat kearah Riani.

"Keluarga Dinata!!?" Jawab mereka serentak.

To be continue...

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Impossible Love   Selamat Tinggal Khairana

    Kejadian yang menguras tenaga dan emosi itu pu berakhir, begitu juga dengan Khairana yang sudah mengorbankan dirinya hanya untuk menyelamatkan adik dari orang yang selama ini dia sukai.Rianti dan yang lainnya membawa jasad Khairana pulang kerumah untuk dikebumikan, ibunda Khairana menangis histeris saat melihat anak satu-satunya terbujur kaku. Rianti tidak bisa berkata apa-apa saat itu, ia hanya bisa terdiam sembari menahan rasa ingin menangis saat melihat ibunya Khairana menangis meraung-raung."Ada apa ini Rianti?! mengapa Khairana bisa sampai seperti ini?! apa yag terjadi?!" tanya ibu Khairana seraya menangis sesenggukkan."Maat tante... Riri gak bisa jaga Khairana dengan baik.. saat itu kami sedang berada di cafe dan mobil kami terparkir jauh dari cafe sehingga kami harus menyebrang jalan untuk sampai disana. Tapi saat kami hendak pulang, sebuah mobil melaju dengan sangat kencang dan menabrak Khairana... pelakunya k

  • Impossible Love   Selamatkan Aldi

    "Itu dia disana!!" Rianti menunjuk kearah Aldi yang sedang melakukan sebuah ritual.Cahaya yang dihasilkannya sangat terang hingga membuat mata mereka silau, Khairana sekilas dapat melihat bagaimana jiwa Aldi yang asli mencoba untuk melawan arwah jahat itu."Kita harus segera menyelamatkan kak Aldi! Berikan semua kristal kalian padaku, cepat!" Titah Khairana dan mereka semua menurut terkecuali Rianti yang ragu untuk memberikan kristalnya pada Khairana.Seakan tau apa yang dipikirkan oleh Rianti, Khairana mencoba untuk meyakinkannya kalau semua akan baik-baik saja."Tenanglah, semua akan baik-baik saja" bisik Khairana dengan lembut membuat Rianti justru merasa sesak karena mungkin ini adalah yang terakhir kalinya ia mendengar suara lembut Khairana.&n

  • Impossible Love   Kebenaran

    "Sentuh dia, Rianti!" Teriak Khairana dan Rianti langsung menyentuh lengan Aldi.Seketika itu juga Rianti dibawa ke masa lalu dari ingatan Aldi, terlihat suasana masa itu masih terbilang cukup kuno dan Rianti merasa heran kenapa Aldi bisa hidup lebih dulu dari pada Aldo bahkan pada zaman dimana mereka belum dilahirkan."Apa ini, ingatan arwah jahat itu atau ingatan Aldi? Tidak mungkin jika ini ingatan Aldi, dia saudara kembar Aldo dan mungkin kedua orang tuanya belum menikah" ucap Rianti heran lalu ia melihat seseorang yang mirip sekali dengan Aldi tapi lebih tinggi dan terlihat lebih berwibawa.Pria itu tersenyum ramah pada seorang pedagang tua yang menjual beberapa sayuran, sepertinya ia sedang membeli bahan makanan batin Rianti."Te

  • Impossible Love   Ruang Rahasia

    "Berapa jam lagi sekolah bubar?" Tanya Sunny yang merasa bosan menunggu di mobil berharap bisa langsung beraksi tanpa harus menunggu sekolah bubar."Sebentar lagi, jam 13:45 bell sekolah akan berbunyi dan seluruh siswa akan dipulangkan. Bersabarlah, Sunny" jawab Aldo yang juga merasa tidak sabar ingin segera masuk dan menyelamatkan Khairana."Waktu cepatlah berlalu, aku mohon. Bertahanlah sebentar lagi, Rianti" batin Ethan yang sudah merasa gelisah.Mereka bertiga sama gelisahnya berharap Khairana dan Rianti baik-baik saja sampai mereka datang menyelamatkan keduanya.Sudah pukul 13:40, hanya tinggal beberapa menit lagi bell pulang akan segera berbunyi."Sedikit lagi" gumam Aldo seraya melirik kearah jam tangan yang selalu ia pakai.Setelah menunggu 5 menit akhirnya bell pulang pun berbunyi, mereka

  • Impossible Love   Menghilang

    "Bagaimana keadaan di sekolah? Apa ada sesuatu yang mencurigakan darinya?" Tanya Sunny seraya memegang ponselnya di telinga kanannya."Tidak, sejauh ini masih normal" jawab Rianti yang memakai earphone wireless agar tidak selalu memegang ponsel ke telinganya."Baguslah, jika dia keluar beritahu aku" ucap Sunny seraya menutup telponnya sepihak.Khairana dan Rianti tetap mengikuti pembelajaran seperti biasa agar Aldi yang sedang mereka mata-matai tidak curiga dengan tingkah laku mereka begitu juga Aldo yang sudah jelas cuek jadi tidak perlu terlalu khawatir soal tingkahnya.Berjam-jam berlalu, hari ini tidak ada mata pelajaran olahraga di kelas Khairana, hal ini menyulitkan mereka untuk mengawasi Aldi karna salah tindakan saja bisa-bisa Aldi akan curiga."Kita harus berpencar, jangan terlihat mencolok" ucap Khairana yang dibalas anggukan oleh Rianti dan Aldo.&

  • Impossible Love   Janji?

    "Maaf Riri, aku rahasiakan karna tidak ingin kau menangis sebelum aku benar-benar pergi, itu semakin membuatku ragu untuk melakukan semua pengorbanan ini" ucap Khairana seraya tertunduk dan memainkan kuku jarinya."Sudah jelas bukan?! Aku jelas lebih tidak rela lagi jika kau harus diambil oleh arwah jahat itu!" Bentak Rianti dengan suara yang masih sesenggukan karna menangis.Khairana hanya bisa terdiam, jauh didalam hatinya pun ia ragu untuk melakukan semua ini karna jika ia lakukan maka dirinya tidak akan bisa bersama Aldo lagi."Kau sudah menceritakannya ya? Aku mendengar suara Rianti yang berteriak" sahut Iriana seraya berjalan mendekati mereka berdua."Ini gelangmu""Terima kasih mami ana" Khairana senang mendapatkan gelangnya kembali dan dengan segera ia memakainya lagi."Ini me

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status