"Sentuh dia, Rianti!" Teriak Khairana dan Rianti langsung menyentuh lengan Aldi.
Seketika itu juga Rianti dibawa ke masa lalu dari ingatan Aldi, terlihat suasana masa itu masih terbilang cukup kuno dan Rianti merasa heran kenapa Aldi bisa hidup lebih dulu dari pada Aldo bahkan pada zaman dimana mereka belum dilahirkan.
"Apa ini, ingatan arwah jahat itu atau ingatan Aldi? Tidak mungkin jika ini ingatan Aldi, dia saudara kembar Aldo dan mungkin kedua orang tuanya belum menikah" ucap Rianti heran lalu ia melihat seseorang yang mirip sekali dengan Aldi tapi lebih tinggi dan terlihat lebih berwibawa.
Pria itu tersenyum ramah pada seorang pedagang tua yang menjual beberapa sayuran, sepertinya ia sedang membeli bahan makanan batin Rianti.
"Te
"Itu dia disana!!" Rianti menunjuk kearah Aldi yang sedang melakukan sebuah ritual.Cahaya yang dihasilkannya sangat terang hingga membuat mata mereka silau, Khairana sekilas dapat melihat bagaimana jiwa Aldi yang asli mencoba untuk melawan arwah jahat itu."Kita harus segera menyelamatkan kak Aldi! Berikan semua kristal kalian padaku, cepat!" Titah Khairana dan mereka semua menurut terkecuali Rianti yang ragu untuk memberikan kristalnya pada Khairana.Seakan tau apa yang dipikirkan oleh Rianti, Khairana mencoba untuk meyakinkannya kalau semua akan baik-baik saja."Tenanglah, semua akan baik-baik saja" bisik Khairana dengan lembut membuat Rianti justru merasa sesak karena mungkin ini adalah yang terakhir kalinya ia mendengar suara lembut Khairana.&n
Kejadian yang menguras tenaga dan emosi itu pu berakhir, begitu juga dengan Khairana yang sudah mengorbankan dirinya hanya untuk menyelamatkan adik dari orang yang selama ini dia sukai.Rianti dan yang lainnya membawa jasad Khairana pulang kerumah untuk dikebumikan, ibunda Khairana menangis histeris saat melihat anak satu-satunya terbujur kaku. Rianti tidak bisa berkata apa-apa saat itu, ia hanya bisa terdiam sembari menahan rasa ingin menangis saat melihat ibunya Khairana menangis meraung-raung."Ada apa ini Rianti?! mengapa Khairana bisa sampai seperti ini?! apa yag terjadi?!" tanya ibu Khairana seraya menangis sesenggukkan."Maat tante... Riri gak bisa jaga Khairana dengan baik.. saat itu kami sedang berada di cafe dan mobil kami terparkir jauh dari cafe sehingga kami harus menyebrang jalan untuk sampai disana. Tapi saat kami hendak pulang, sebuah mobil melaju dengan sangat kencang dan menabrak Khairana... pelakunya k
Kringgg... Kringgg...Suara jam alarm berbunyi tepat di pukul 5:30 pagi waktunya bagi Khairana Mustika Putri untuk bangun."Non? Sudah pagi non sarapan sudah siap" ucap Ira pembantu rumah tangga dirumah Khairana yang sering dipanggil Rara itu."Iya bi Rara bangun, otw kebawah""Baik non"Rara kemudian bersiap mandi dan mengganti pakaiannya dengan seragam sekolah menengah atas, Yap Rara adalah siswi SMA disekolah yang lumayan terkenal dan mahal di kotanya.Banyak sekali yang masuk ke sekolah itu dengan cara 'menyogok' para guru agar anak-anak mereka bisa belajar disana tapi Rara masuk dengan hasil otaknya sendiri.Setelah selesai Rara segera turun dan menghampiri meja makan serta memakan sarapan yang dibuatkan bi Ira."Masakan bi Ira selalu enak Rara suka""Ah non bisa aja hehe"
Khairana berjalan menuju perpustakaan sendirian, dia berniat untuk menyendiri sementara waktu dan meminta Riani untuk membuatkan izin palsu ke guru."Masa sih yang dibilang Riri itu beneran? Tapi kenapa? Sejak kapan Rara punya kemampuan ini? Apa benar kak Aldo itu sebenarnya tak nyata?"Begitu banyak pertanyaan didalam kepala Khairana termasuk menanyakan apakah Aldo benar-benar nyata atau tidak.Saat tengah melamun Khairana memutuskan untuk membaca beberapa buku untuk menenangkan pikirannya sejenak."Dorr!!""Hah!? Kak Aldo!!?""Haha kaget ya, kesian""Ish apaan sih ah ganggu Rara mulu kak Aldo ini""Hehe"
"Eh ini serius?! Dia dari keluarga Dinata yang itu?!"***"Kak Aldo!! Kak Aldo dimana sih ah pas Rara cari gak nongol""Mungkin dia masih nunggu dikelas yang dia maksud padahal kan kelas itu gak ada""Nah itu dia ... Dari mana aja sih kak Aldo?""Lah dimana dia?""Ini nih marah-marah sendiri dia ngomel-ngomel katanya kenapa gak dateng dulu ke kelas yang dia maksud""Hah dasar demit merepotkan ... Suruh dia masuk ke tubuhmu ra""Apa?" Seketika Rara tertunduk dan dengan cepat perilakunya berubah drastis yang menandakan kalau Aldo sudah masuk begitu saja pada tubuh Khairana."Gue kan udah bilang sama lo temuin gue dulu di kelas yang gue bilang kemarin gimana sih ah""Heh gue sama Rara juga udah cari kelas itu gak ada anjir yaudah kita langsung aja pergi ke kantor nyari, syu
"Selamat pagi non""Pagi pak Ridwan, oh ya papa ada?""Ada non diruangannya, mau saya antar?""Gak usah, makasih pak""Iya non"Pagi-pagi sekitar jam 8 pagi Khairana pergi ke kantor papanya untuk menanyakan apa dia pernah berurusan dengan perusahaan Dinata apa tidak.Tak lupa Aldo juga ikut disampingnya sambil melayang-layang diudara, Khairana merasa heran karna sedari malam Aldo tidur dirumahnya dan sekarang Aldo tak bergeming sedikit pun biasanya dia tak henti-hentinya menggangu Khairana.Ting!!...Lift terbuka tepat di ruangan teratas tempat papanya berada, dengan sedikit gugup Khairana masuk kedalam dan memanggil papanya."Papa?""Hm? Tumben kau kesini Khairana anak papa""Yahh Rara kesini cuma ma
"Kita sudahi aja untuk hari ini ya Ra, nihil kita gak bisa nemu nama perusahaan itu" "Iya deh Rara juga udah cape" "Oke kita pulang" "Kita makan dulu diluar yuk!" "Boleh aja" "Ayo!!" Karna pencarian mereka tak membuahkan hasil jadi mereka memutuskan untuk makan diluar. Riani melajukan mobilnya mencari restoran atau cafe yang disekitar lokasi mereka berada, setelah beberapa menit berputar akhirnya mereka menemukan sebuah cafe yang cukup bagus untuk mereka berehat dan makan siang. "Nah udah nyampe nih, ayo turun!" "Ayo!" Khairana berlari masuk duluan sedangkan Riani mengunci mobilnya dulu lalu menyusul Khairana. "Riri!! Sini duduk disini!!" Khairana berteriak seperti anak kecil membuat pengunjung lain memperhatikan mereka. "Kau ini jang
"Pagi Ra!!" "Heehh pagi juga Riri" "Gimana? Apa sudah enakan?" "Ntahlah, masih terasa" "Kira-kira kenapa ya?" "Kak Aldo juga bilang kalau auraku kemarin berbeda dari biasanya, panas seperti ada yang mendesak untuk keluar" "Benarkah? Apa jangan-jangan ada hantu yang menempel pada tubuhmu?" "Ntahlah" "Tapi tak mungkin kalau memang hantu sih pasti keluar dengan sendirinya iyakan?" "Iya..." Lirihnya seraya menunduk dan kembali berjalan ke arah kelas mereka. Khairana selalu menjadi pusat perhatian disekolahnya, walau tidak sedang berbicara dengan Aldo tetap saja kelakuannya saat berbicara sendiri seakan membekas di mata juga pikiran orang-orang. "Bosen gue liat dia disini, kapan dia bisa pindah dari sekolah in