Share

22. I Love You (2)

Rasa itu istimewa, ia tumbuh ketika kita sering bertemu. Menghabiskan banyak waktu, dengan kamu yang begitu menguras haru. Sejauh ini, belum ada kata tepat untuk mendeskripsikan kamu. Jika kamu mengibaratkan aku sebagai 'cinta', lalu harus kusebut apa dirimu? Sempurna, kah?

Kemarin kita saling meluka, tapi sekarang semuanya baik-baik saja. Katanya, itu karena kamu tak suka aku marah. Tak suka bila aku harus menjauh dan mengalah. Iya, ego itu seperti duri. Jadi, jangan lagi ditanam dalam hati

Terkadang, kita tak bisa membunuh ego itu. Meski berulang kali dipaksa mati, tapi ia tumbuh bagai membuat janji dengan diri. Terakhir yang menjadi harapanku kali ini, kita berhenti membuat luka antara satu sama lain. 

Dinah meletakkan penanya. Ia baru saja membuat prosais. Entah

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status