Share

Ini Uangku, Mas!
Ini Uangku, Mas!
Author: Rita Febriyeni

Part 1

last update Last Updated: 2022-07-16 12:20:14

Ini uangku, Mas

Part 1

 

"Ga, lihat tu istrimu beliin Tia hp, belagak orang kaya saja. Sayang, 'kan uang cuma buat benda tak berguna," cerocos ibu mertua saat suamiku baru masuk ke rumah, pulang kerja.

 

"Masak iya, Bu?" tanya mas Aga dengan alis bertaut. Sudah pasti ia juga sepemikiran dengan ibunya.

 

Aku melirik sambil membuatkan secangkir kopi. Seperti biasa, jika ibu tak suka dengan yang kuperbuat, pasti mengadu ke mas Aga sambil menyindir, disertai adik ipar yang mengompori ibu. Aku diam menunggu reaksi suamiku. 

 

"Ini kopinya, Mas," ucapku sambil meletakkan secangkir kopi di meja.

 

"Mita, benar kamu beliin Tia hp?" tanya mas Aga sambil membuka sepatu.

 

"Iya, Mas, Tia sudah kelas 1 Smp, lagian hp tu penting untuk sekolahnya."

 

"Sudah kubilang jangan kasih anak hp! Ini memanjakan seperti orang kaya saja, sadar kondisi lah, bukannya lebih baik kamu tabungkan uang itu!" Suara mas Aga terdengar lantang. Urat lehernya timbul berucap 

 

"Loh, Mas, hp ini penting untuk Tia belajar daring," jawabku.

 

"Kan, bisa pakai hp, Mbak. Itu saja repot," sanggah Ima--adik iparku.

 

"Hpku buat kerja, Im," jelasku.

 

"Paling buat buka pesbuk, seperti nggak ada kerjaan saja," tukas ibu menatap miring.

 

"Iya, Bu, hp buat buka pesbuk, tapi untuk kerja juga," jelasku.

 

"Sudah lah, Mit, kalau salah jangan membantah, lagian bisa pakai hp mu buat belajar Tia, kamu saja yang keganjenan buka pesbuk, seperti gadis saja."

 

"Lagian aku beli pakai uangku, Mas." Kesal saja, aku melawan tiga mulut di rumah ini.

 

"Itu namanya tak diuntung! Punya uang bukannya membantu suami malah berfoya-foya."

 

"Loh, kok aku dibilang berfoya? Berapa banyak uangmu yang kufoyakan, Mas? Bahkan untuk beli baju daster saja, aku usaha sendiri cari uang."

 

Tentu saja aku kesal. Pagi tadi aku beli ponsel baru seharga dua jutaan dari hasil menulis cerbung di aplikasi prabayar. Ponsel itu kugunakan untuk putriku belajar daring semenjak covid. Sementara ponselku kugunakan untuk mengetik cerita, karena setelah berhenti kerja, hanya itu kegiatanku mencari uang tambahan.

 

Gaji suamiku hanya  dua juta lima ratus ribu. Belum dipotong uang saku suamiku tiga ratus ribu, untuk listrik dua ratus ribu, untuk jajan ibu tiga ratus ribu. Yang makan di rumah ini selain keluarga kecilku, ada ibu, Ima dan Mimi putrinya Ima. 

 

Ima bukan seorang janda. Suaminya sekali dua minggu pulang kerja dari luar daerah. Jarak umur putrinya dengan putriku hanya satu tahun. Tia kelas satu SMP sedangkan Mimi kelas dua SMP. Bahkan gaji suaminya yang dikirim selalu disimpan dalam bentuk perhiasan emas. Untuk urusan perut selalu nebeng dengan uang dapurku. Jika membantah, aku dibilang perhitungan dan sampai malam tak hentinya ibu mengomel. Suamiku juga ikut marah disertai ucapan Ima mengompori.

 

"Jadi istri tau diuntung lah, aku kerja di luar, seharusnya kamu pandai menyimpan uang. Ini beli hp yang tak penting!"

 

"Hp ini penting, Pa, Tia bisa cari uang juga lewat hp." Tiba-tiba Tia ikut bersuara.

 

"Cari uang dari mana? Paling kecentilan goyang-goyang," tukas Ima sewot.

 

"Bibi mana ngerti? Pengikutku banyak, ini aku lagi nunggu pencairan."

 

"Kamu kira aku bodoh? Aku tu lihat kamu cuma goyang-goyang tak jelas depan hp, mana mungkin dapat uang, bilang aja kamu mau dilihat kaya di sekolah. Anak dan Ibu sama sok kaya."

 

"Betul kok, Bun, Tia banyak pengikutnya, ia artis tik tok sekarang." Kali ini Mimi membenarkan perkataan Tia.

 

Bersambung ....

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sartini Cilacap
Mampir baca cerita nya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ini Uangku, Mas!   Part 62 Ending

    Ini uangku, MasPart 62 ( ending )Sulit kuungkapkan kata-kata betapa terkejutnya aku dengan lamaran ini. Istri mantan suamiku ingin melamarku? Ide gila macam apa yang ada dipikiran Bulbul dan mas Aga. "Ini pasti lelucon. Bul, kamu sadar dengan maksud kedatanganmu?" Kuulangi bertanya.Bulbul menatap mas Aga sebentar. Mas Aga justru menatapku. Netranya membicarakan betapa ia menginkanku lagi jadi istrinya. Namun, tidak di diriku."Aku sadar, Kak. Kita berbagi suami, dan ini juga banyak terjadi di luar sana.""Aku akan berusaha adil, Mit," ucap mas Aga. Tak ada rasa bersalah dan ia berucap seperti seorang lelaki yang kuharapkan lagi seperti dulu. Justru dengan keadaan seperti ini membuatku semakin tak suka.Di cerbung yang kutulis. Ada beberapa kisah pelakor dengan judul 'Anaknya mirip suamiku' dan 'Acara di rumah ibumu'. Di sana kutulis ada yang terinspirasi dari kisah nyata. Tapi itu hanya cerita yang kugabung dari beberapa kisah. Intinya aku tak suka jika berbagi suami walaupun buka

  • Ini Uangku, Mas!   Part 61 Lamaran

    Ini uangku, MasPart 61 ( lamaran )"Dasar si Aga, siang hari mabuk, apa nggak punya malu," cerocos Ibu sambil meletakan secangkir kopi."Sudah, Bu, yang penting sekarang sudah aman," kata ayah."Iya, tapi tetap aja bukan contoh yang baik, lah mabuk terlihat Tia, apa dia nggak mikir, bodoh dipelihara.""Sst!" Ayah menempelkan telunjuk depan bibir menyuruh ibu diam. "Ada Tia, Bu, kasihan," ucap ayah melirik Tia yang sedang duduk di sampingku. Tentu kami menyimak obrolan ibu dan ayah.Kulihat Tia, ia seperti memikirkan sesuatu, pasti tentang papanya. Seharusnya ia tak melihat mas Aga mabuk. Dan ini pertama kalinya kulihat mantan suami seperti itu. Apakah karena ada masalah. Setahuku ia bukan tipe lelaki peminum alkohol.Mungkinkah tentang pelet itu benar? Kasihan Bulbul. Ia masuk ke keluarga yang salah. Seandainya sikap Ima dan ibunya berubah, aku yakin Bulbul bahagia bersama mas Aga. "Ma, jadi orang mabuk seperti Papa itu ya?" tanya Tia."Ya, tapi nggak usah dipikirkan," jawabku. "K

  • Ini Uangku, Mas!   Part 60 Kesadaran Dalam Musibah

    Ini uangku, MasPart 60 ( kesadaran dalam musibah )Pov BulbulDulu, aku tak peduli dengan kata cinta. Tujuan menikah dengan mas Aga sekedar ingin punya keturunan. Hidup sebatang kara. Berjuang sendiri agar dihargai. Dari kecil hinaan terus kuterima dengan sakit hati. Orang tuaku selalu mengajarkan, 'buktikan kamu sukses dengan pikiran, jika fisik yang kamu sesali berarti kamu membenci pemberian Tuhan', itulah yang selalu kutanamkan. Hingga menata hati tak akan pernah mencintai lelaki mana pun."Mas, ayo pulang." Kutarik tangan mas Aga. Ia masih suamiku, jika pernikahan ini karena pengaruh pelet, itu bukan salahnya."Bul, itu Mita kan?" Mas Aga menunjuk kak Mita. Bau minuman alkohol menyengat dari mulutnya. Dulu aku tidak cemburu karena aku tahu mereka sudah bercerai. Kak Mita tidak pernah menunjukan ingin rujuk. Itulah kenapa aku bisa menerima dengan akal sehat. Namun, kali ini aku cemburu. Aku tak rela melihat suamiku masih mengharapkan mantan istrinya. Apakah 'cinta' tak pernah b

  • Ini Uangku, Mas!   Part 59 Kacau

    Ini uangku, MasPart 59 ( kacau )Pov Aga_2Apa yang terjadi padaku? Kenapa Bulbul? Ah! Aku bingung. Rasa ingin jauh darinya. Kok mendadak rasaku bisa berubah dengan sekejap. Rasa cinta dan menggebu berubah seiring melihatnya tampak beda hari ini."Bu, Ima, ada apa dengan Mas Aga? Kenapa ia terlihat aneh hari ini?" Bulbul bertanya seolah ia istriku. Maksudku istri yang kucinta. Ah! Aku sulit menjelaskanya."Bulbul, mungkin Aga kurang enak badan," jawab ibu."Ibu, i-ini kenapa? Aku aku ...." "Sudahlah, Mas, ayo duduk dulu." Ima menarik tanganku."Ima, kenapa temanmu sekamar denganku?" bisiku saat melangkah ke kursi."Bulbul istrimu, Mas," jawab Ima juga berbisik."Nggak mungkin! Tapi bukan yang itu!" ucapku lantang karena tak menerima semua ini. Aku tak ingin menikahi Bulbul, lagian bukan Bulbul yang ini yang ingin kujadikan istri."Kecilkan suaramu, Mas." Ima berbisik menekan suara agar tak didengar Bulbul. "Apa yang tidak mungkin, Mas Aga?" tanya Bulbul. Kupalingkan ke belakang,

  • Ini Uangku, Mas!   Part 58 Astagfirullahalaziim

    Ini uangku, MasPart 58 ( pov Aga : Astagfirullah'alaziim! )Pov Aga"Mita! Tunggu dulu, aku belum selsai ngomong!"Mita terus melangkah memasuki pagar rumahnya."Mita! Atau seperempat aja bagianku! Aku butuh buat membahagiakan Bulbul, Mita!""Jangan teriak-teriak!" bentak Mita tanpa menoleh padaku."Maka dengarin, bukan pergi gitu aja.""Brisik!" Prak!Pintu dihempaskannya ditutup."Mita! Mita!"Ia tak peduli dengan panggilanku. Justru hempasan pintu yang kudapat seiring bentakannya. Dasar maruk!"Mita!"Sekencang apa pun aku memanggilnya, tetap saja ia tak peduli. Padahal sudah kuberi ide bagus agar kita sama-sama adil dalam memiliki Tia. Tanpa aku Tia belum tentu bisa ada di dunia ini, bibitku hebat bisa mempunyai anak berbakat. Seharusnya Mita menyadari itu.Kemana lagi kucari uang biar bisa beli mobil. Bulbul pasti senang jika aku juga mampu. Dengan gajiku tak akan cukup. Lagian ibu dan Ima juga harus kubiayai, belum lagi makan Mimi juga banyak. Ima dan Mimi sama banyak makanny

  • Ini Uangku, Mas!   Part 57 Bicara Pikirkan Dulu

    Ini uangku, MasPart 57 ( bicara dipikirkan dulu )Aku tak ingin masuk ke lubang yang sama. Bertahun-tahun sudah cukup bagiku mengenal ibu mantan mertua dan Ima, apa lagi mantan suamiku. Jika ia mengakui dosanya, itu bukan urusanku karena yang diperbuat itu lah yang dipetik.Hanya prihatin. Aku tak ingin ikut campur dengan urusan yang bukan urusanku. Jika pernikahan mas Aga dengan Bulbul di luar kesadaran mas Aga, yang patut dipersalahkan adalah ibunya dan adiknya. "Mita.""Astagfirullah'alaziim." Aku mengucap terkejut. Tiba-tiba pundakku ditepuk ibu dari belakang."Melamun aja, mikirin apa?" "Oh, nggak, nggak ada, Bu," jawabku lalu pura-pura sibuk melihat layar ponsel. "Kamu tu lahir dari rahim Ibu, kamu sedang bohong, pura-pura, sedih, atau menyembunyikan sesuatu, Ibu pasti tau."Tuh kan, sudah berusaha menghindari, tetap saja ibu tahu. Sebenarnya malas bicara jujur. Ujung-ujungnya aku pasti kena semprot jika membahas tentang keluarga mantan suamiku."Ya udah, tapi ingat, serapi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status