Clara mengangguk." Oh, dan tentang desainmu itu, terima kasih. Aku belum sempat mengucapkannya. Kudengar dari bosku, tampaknya Presdir GM cukup menyukainya ketika mengecek persiapan kemarin. Tapi dia belum melihat hasil keseluruhannya. Semoga saja dia tidak berubah pikiran," kata Clara seraya meneguk jus jeruknya." Aku harus pergi," kata Clara lagi seraya berdiri dan menyambar Luis Vuitton cokelatnya sebelum berjalan meninggalkan meja makan." Hati-hati!" Louis berteriak dari meja makan.Begitu mendengar suara derum mobil Clara, Louis segera membereskan meja makan. Dia bergerak cepat mengambil laptop, iPad, ponsel, dan senjatanya lalu berlari ke mobilnya setelah memastikan pintu rumah terkunci. Clara sudah memberinya satu kunci untuk masuk dan keluar rumah itu. Jadi gadisitu akhirnya menyerah dan mau membagi rumah itu dengannya.Louis memacu mobilnya secepat mungkin untuk tiba dikantor dan berbicara pada Aeron sebelum Clara tiba di kantor pusat GM Group. Beberapa juniornya menatap
" Kurasa aku memang ditakdirkan untuk menjadi dewa penolongmu," kata Aeron." Ya, aku setuju. Temui aku di perempatan ketiga setelah GM," kata Louis lagi." Dan tolong, cepatlah," desaknya." Kau benar-benar anak paling kurang ajar yang pernah kutemui, Louis," keluh Aeron." Terima kasih, sampai jumpa sebentar lagi," pamit Louis sebelum menutup teleponnya dan melesat kencang menuju perempatan ketiga setelah kantor pusat GM Group.Dan seperti dugaan Louis, Aeron bergerak cepat. Aeron memang tidak pernah mengecewakan Louis. Louis hanya perlu menunggu selama 2 menit sebelum akhirnya Aeron datang dan menatap mobil itu dengan kaget." Apa hal buruk terjadi?" tanya Aeron begitu melihat Clara yang tak sadarkan diri sementara kaca jendela belakang mobilnya pecah." Aku yang menghancurkan kaca belakang. Clara tiba-tiba pingsan. Dia sudah menyalakan mesin mobil dan mengunci pintu. Karena itu aku butuh bantuanmu. Bisakah kau membawamobil ini dan memperbaikinya sebelum Clara sadar?" Louis kem
Geo dan Frans berusaha menahan tawa sementara Ryan dan Leon tersenyum geli. Louis menatap meminta maaf padaAeron." Louis, kau tidak membunuh orang, kan? Apa kau akan membunuh orang juga?" Clara menatap Louis." Kau jangan membunuh orang. Itu hanya akan membuatmu merasa bersalah. Kau tidak sekuat Aeron, kau tahu itu, kan?" Sekarang mereka semua ternganga menatap Clara yangdengan santai kembali berbaring." Aku masih mengantuk," katanya."Louis…"" Ya, Clara?" Louis duduk di samping Clara.Clara meraih tangan Louis dan menggenggamnya." Kaujuga harus beristirahat," katanya. Lalu Clara menarik tangan Louis dan memeluk lengannya, membuat Louis harus membungkuk di atasnya, sebelum kembali jatuh tertidur." Kenapa bisa seperti ini" tanya Frans penasaran." Dia kelelahan. Sudah 2 hari ini dia nyaris tidak tidur dan bekerja terlalu keras. Apalagi selama 4 hari sebelumnya dia juga menjagaku di rumah sakit. Dia pasti sangat kelelahan. Selain itu… kenangan masa lalunya tampaknya juga memeng
" Kau nyaris tidak pernah tidur selama seminggu. Aku tidak heran jika sekarang kau harus berbaring di tempat tidur," sahutLouis." Oh, dan aku belum memberi kabar ke kantorku," kata Clara seraya berusaha bangun lagi.Louis menahannya." Aku sudah mengabari kantormu danmengatakan bahwa kau sakit," katanya." Bosmu berkata kau bisa beristirahat sampai kau benar-benar pulih. Dia ingin aku menyampaikan padamu bahwa berkat dirimu, perusahaankalian mendapat kontrak dengan GM Group. Itu kan, yang kau inginkan?" Clara tak dapat menahan senyum lebar di wajahnya." Baguslah. Jadi tidak sia-sia kerja kerasku. Tapi aku harus berterima kasih padamu. Ini semua berkatmu juga, Louis. Desain itu adalah desainmu. Aku tidak menduga kau begitu mengenal Presdir GM itu," kata Clara riang." Kau ini sedang sakit. Tidak bisakah bersikap seperti orang sakit pada umumnya?" protes Louis seraya memaksa Clara kembali berbaring ketika gadis itu berusaha duduk." Kau ini keterlaluan sekali. Kau sendiri juga sepe
" Ada apa?" tanyanya dengan ekspresi datar." Aku… ini… terima kasih, karena telah merawatku," Clara berkata seraya menunduk, tak berani menatap mata Louis.Selama beberapa saat Louis tidak menjawab, membuat Clara gugup. Tapi kemudian Louis berkata," Habiskan makan siangmu lalu minum obatmu. Dan cobalah untuk istirahat. Akuada di ruang tamu jika kau membutuhkanku. Jika kau merasa enggan berteriak, kau bisa mengirim pesan ke ponselku."" Aku harus mengerjakan pekerjaanku," refleks Clara menjawab.Menyadari kesalahannya, Clara mendongak untuk melihat Louis mendengus kesal sebelum akhirnya benar-benarmeninggalkan kamar Clara. Clara mengerang seraya menutupi wajahnya dengan bantal. Dasar bodoh, Clara memaki dirinya sendiri. Suara dering ponsel yang menandakan ada pesan masuk di ponselnya membuat Clara duduk tegak. Ia kembali mengerang pelan demi membaca pesan dari nomor yang belum tersimpan di ponselnya itu. Jangan coba-coba meninggalkan tempat tidurmu!***Setelah memastikan Clara t
" Kau ini luar biasa keras kepala, ya!" bentaknya seraya berdiri menghampiri Clara.Keriangan Clara beberapa saat lalu pudar seketika. Berani-beraninya dia membentak Clara seperti itu. Dia bahkan menyebut Clara luar biasa keras kepala. Itu sudah sangatketerlaluan." Louis, aku tidak… astaga, Louis! Turunkan aku!" Clara menjerit panik ketika Louis mengangkat tubuhnya dan memanggulnya di bahunya.Kepala Clara kembali pusing karena posisi tubuhnya kini terbalik dari pinggang hingga kepalanya. Keterlaluan sekali pria ini, kesal Clara. Seenaknya Louis mengangkat Clara, seolah Clara adalah karung beras yangbisa diangkutnya ke mana-mana. Clara memukul punggung Louis keras-keras, membuat pria itu mendesis.' Sudah kubilang, turunkan aku!" teriak Clara.Lalu detik berikutnya, Clara merasakan tubuhnya melayang sebelum mendarat di atas tempat tidurnya. Clara meringis." Berani-beraninya kau mengangkat tubuhku di bahumu seperti itu dan membantingku di atas tempat tidurku!" tunjuk Clara kesal.
Seraya mengucek matanya, tampak sangat mengantuk seraya bangun dan duduk. Ia mendongak untuk menatap Clara." Ada apa? Apa kau membutuhkan sesuatu?" tanya Louis dengan suara mengantuk.Louis benar-benar hebat. Dia bisa berakting sempurna. Tidak ada tanda-tanda dia baru saja keluar rumah. Dia tampak seolah sudah tertidur sejak jam 10 malam dan masih mengantuk karena terbangun dini hari. Clara mengangkat gelasnya." Aku terbangun karena haus. Tadinya aku berniat untuk minum, tapi aku ingin mengecek keadaanmu. Kurasa kau juga tidak banyak tidur karena merawatku semalaman," kata Clara." Maaf karena mengganggu tidurmu. Kau bisa melanjutkan tidurmu. Aku harus kembali bekerja," pamit Clara seraya berlalu." Clara," suara Louis di belakangnya menahan Clara." Apa ada sesuatu yang meresahkanmu?" tanya Louis.Clara berdiri di tempatnya, memejamkan mata dan menggigit bibirnya." Tidak," jawabnya, berharap suaranya terdengar cukup mantap." Selamat malam, Louis," katanya sebelum me-ninggalka
" Tidak. Aku baik-baik saja. Tapi ada hal lain. Bisakah kau pulang sekarang?' pinta Clara lagi." Aku sangat sibuk, Clara," jawab Louis.Tidak ada jawaban selama beberapa saat. Lalu…." Apa kau sesibuk itu bahkan untuk menemui kakakmu, Dik?" Suara itu membuat Louis membeku.Ia bahkan tidak menunggu lebih lama lagi untuk menutup teleponnya dan berlari keluar.Louis tak memedulikan panggilan dan pertanyaan teman-temannya. Yang terpenting saat ini, ia harus pergi sebelum Clara…. Tidak, dia tidak boleh menyakiti Clara. Jangan gadisitu….Louis mengemudi dengan kecepatan penuh. Kecemasan tampak jelas di wajahnya. Dan begitu mobilnya sudah berhenti di depan gerbang rumah Clara, Louis berlari masuk. Ia melompati pagar alih-alih membuka pagar dan menghabiskan semakin banyak waktu. Ia berlari semakin cepat melihat pintuyang terbuka. Ia tidak bisa membayangkan jika…." Louis?" suara kaget Clara begitu Louis masuk ke dalam rumah membuat langkah Louis terhenti.Louis terengah kehabisan napas