Share

bab 17 di kondangan

Sore ini, ada undangan akikah anak pak Ustadz. Ibu mewakilkanya padaku,tentu saja Teh Ira juga turut hadir dalam undangan ini.

Aku sudah bersiap-siap , memakai gamis terusan warna hitam dengan hiasan bordir benang emas dibagian dada dan pergelangan tangan, aku mengenakan jilbab segi empat warna mocca yang kurasa cocok aku padu padankan dengan gamisku.

Kuraih sendal berbentuk selop dari rak sepatu, ah melihat jajaran sendalku ada yang membuat hatiku sebel seketika. Melihat sendal merk batu ku yang putus dipakai Teh Ira waktu itu. Walau kini sendalnya sudah di perbaiki oleh Bapak , tapi tetap saja sendalnya tak kembali seperti semula.

Hengghhh aku mendengus.

Nampaknya, didepan sudah ada Wak Enin dan Wak Zenab yang sudah menungguku. Kami memang janjian untuk pergi bersama.

"Ih,, Dewi geulis pisan atuh . " Ujar Wak Zenab memuji penampilanku.

"Iya nih, menantu Bu Dedeh cantik pisan ." Wak Enin menimpali.

Aku hanya tersenyum tersipu malu.

"Wak, kita tunggu Teh Ira bentar ya. Tadi ka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status