Iparku yang Menyebalkan, Ternyata?

Iparku yang Menyebalkan, Ternyata?

By:  Noor HNF  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
Not enough ratings
24Chapters
1.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Ipar adalah persaudaraan berdasarkan hubungan pernikahan. Dewi, seorang anggota keluarga baru yang baru saja pindah kerumah mertuanya. Harus menghadapi tingkah absurd kakak iparnya,Teh Ira yang super nyebelin. Setiap hari, ada saja yang membuat Dewi sebal, tetapi ternyata ada kisah masa lalu dalah hidup Teh Ira yang membuat Teh Ira memiliki sifat menyebalkan. Kisah mas lalu yang seperti apakah itu?

View More
Iparku yang Menyebalkan, Ternyata? Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
24 Chapters
unduh mantu
Hari ini adalah hari dimana aku diboyong kerumah mertuaku. Setelah seminggu yang lalu pesta pernikahan diadakan dirumahku sebagai mempelai wanita, maka tradisi pada umumnya adalah unduh mantu. Aku diantar keluarga beserta tetangga dan kerabat, menuju rumah suamiku yang letaknya cukup jauh. Beda kabupaten dari tempat tinggalku. Dengan jarak 4 jam perjalanan menggunakan mobil. Ternyata disini diadakan pesta juga. Aku di dandani dengan pakaian pengantin lengkap dengan tata rias wajah khas Sunda. Acara yang melelahkan, setelah 4 jam perjalanan. Aku masih harus duduk diatas pelaminan selama berjam-jam. Heuh... **Jam menunjukan pukul delapan malam. Aku baru selesai mandi dan berganti pakaian santai. Karena aku lelah seharian di make up tebal .Fyuuuuuh... Kuhempaskan tubuhku diatas kasur milik suamiku. Bang Zaki sedang membersihkan badan dikamar mandi. Kudengar pintu diketuk dari luar. Ternyata Teh Ira, kakak iparku. Kakak pertama Bang Zaki. "Ada apa ya Teh?". Aku membu
Read more
serakah
"Ada apa teh. Pelan-pelan aja atuh gak usah teriak begitu Dewi juga denger kok ." aku membuka pintu, kulihat Teh Ira dihadapanku menguncup-nguncupkan bibirnya sambil menuntun Idan. "Nih anak aing nangis diapain ku maneh Dewi. Katanya dimarah-marah sama kamu. Berani kamu marahin anak saya yah Dewi. Baru juga sehari disini. "Teh Ira memaki sambil berkacak pinggang."Lhoh, Dewi gak marah-marahin Idan kok. Nih liat WA sama efbi Dewi dihapus, terus Idan download game banyak banget sampe memory Dewi penuh teh.". Kujelaskan pada Teh Ira apa yang sebenarnga terjadi. "namanya juga anak-anak Dewi. Segitunya maneh. Awas kalo anak aku nangis lagi ya. " Teh Ira mengancamku. "Udah Ira, isin atuh ih . ." sergah Mak Zenab tetangga samping rumah ibu. "Udah, Neng Dewi masuk kamar lagi ya. Lanjutin aja kegiatanya ya. " Mak Zenab tampak membelaku. ***"Neng, lagi apa sih. Hp mulu yang di elus-elus. Abang juga pengen dielus inih. " Tiba-tiba Bang Zaki masuk, menggodaku. "Nih liat
Read more
pinjam motor
Biasanya selepas maghribTeh Ira selalu datang kemari. Untuk menunggu anak-anaknya pulang ngaji di TPA dekat rumah Ibu, atau hanya sekedar nebeng nonton TV atau sekedar main-main nganggur. Tumben nih, malam ini sepi gak dateng. Syukur deh, seenggaknya aku gak ngeliat tingkahnya yang nyebelin. "Dew, Zaki mana. " kudengar suara Kang Jaya yang tiba-tiba nongol dari arah ruang tamu menuju ruang TV. Ih suami istri sama aja, masuk bukanya Salam dulu kek, main ngloyor aja. Bikin orang jantungan. Aku sama Ibu lagi nonton acara komedi kan jadi kaget. "Eh. Ada tuh di dalem. ." jawabku kaget. Bang Zaki keluar mendengar namanya disebut-sebut. "Ki, pinjem motor atuh. Teteh kamu masuk angin. Mau anter berobat tapi motor Akang lampu depanya mati. " tanpa basa-basi Kang Jaya langsung berbicara pada suamiku. "Kalo cuma masuk angin mah di kerok wae geh cageur Jay. Inum tah tolak angin ." Ibu menyambar dengan ucapan santai tanpa membetulkan posisinya yang sedang rebahan. "Nih. Tu
Read more
sebeeeeel
Ternyata motor Bang Zaki dibawa beli nasi uduk untuk sarapan. Karena Teh Ira lagi masuk agin jadi dia gak masak pagi ini. Anak-anak juga masih minep disini. Jadi tambah males aja deh tuh buat bangun. Eh tapi biarin deh dia-dia ini. Semoga cepet sembuh ya Teh biar bisa masakin buat suami dan anak-anakmu. -------Sudah tiga hari aku berada dikampung, tepatnya rumah Mamah. Ibu kandungku. setelah 2 bulan tinggal dirumah Ibu mertuaku, baru kali ini kami pulang kampung. Sekedar melepas rindu dengan Mamah, Ayah dan keponakanku disini. Sekalian liburan, ngademin hati sama otak biar gak emosi terus ngadepin Teh Ira. Kemarin Teh Ira SMS mau pinjam sandal buat kondangan . Teh Ira gak punya smartphone, jadi untuk komunikasi masih pake Hp nokia jadul yang hanya bisa telefon dan SMS. Pernah tuh sekali dia ngambeg minta dibelikan HP canggih ke suaminya. Bukanya dituruti, Teh Ira malah di bentak dan di lempar helm sama Kang Jaya. Hahahah lagian gak tau diri. Suami cuma buruh tani min
Read more
mau eksis juga
Aku heran deh sama Teh Ira, tiap hari tu adaaaa aja ulahnya. Kiamat kali ya dunia ini kalo dia gak bikin hati keseul. Entah ada angin apa, badai tornado meuruenan, aku lagi asyik jembreng-jembrengin pakaian basah dijemuran. Tiba-tiba Teh Ira lari dari arah rumah nya kerumah Ibu sambil nangis dan ngomel-ngomel. 'hemm hemm kenapa tuh orang. ' bathinku sambil terus jemurin baju. Tak lama, dibalakang Kang Jaya nyusul ,jalan terburu-buru dengan raut muka yang penuh emosi. "sok Ira ngadu jeung Ibu,, geura ngadu.! " Kang Jaya membentak Teh Ira sambil mendorong-dorongkan bahunya.Ibu keluar dengan wajah bingung."Eeh ada apa ini Jaya, ?. pagi-pagi udah ribut. Isin atuh ih didenger tetangga. Masuk-masuk. " ibu menggiring Kang Jaya dan Teh Ira .Aku menyusul dan duduk disamping Ibu diruang TV. Teh Ira mendeprok dilantai sambil terus menangis dan meremas-remas ujung dasternya yang lusuh. Ada apa sih? Pagi-pagi udah nonton drama. Aku masih diam. Ini urusan rumah tangga orang,
Read more
dasar anak-anak
Hari ini Ibu bikin Peyek kacang tanah untuk menyambut kedatangan Teh Siti. Karena bikin peyek bisa dikerjakan Ibu sendirian, aku mending beres-beres rumah aja deh. Kan malu kalo ada tamu dateng terus rumah jadi kotor. "Bu, Dewi gak bantuin bikin peyek ya. Dewi mau beresin rumah aja sama beresin kamar depan buat tidur Teh Siti. Sekalian , kan Dewi malu kalo ada tamu rumahnya kotor. " pintaku pada Ibu yang lagi ngaduk-ngaduk adonan peyek dibaskom besar. "Iya gak apa-apa Dew, lagian ini juga gak banyak kan... " ibu berkata sambil tanganya terus mengaduk adonan. Alhamdulillaah aku punya mertua baik banget. Tapi ya gitu deh, hidup ini gak ada yang sempurna. Punya suami baik, mertua baik, eh ipar nyebelin. Semoga aja Teh Ira hari ini gak kesini. Biar aku tenang beberesnya. Semua ruangan sudah aku sapu bersih, aku pel. Kamar Teh Siti juga udah siap. Seprei sudah kuganti dengan yang wangi. Terbaiklah pokoknya. Aku gak mau ada cela. Giliran ngelap kaca nih yang belum.
Read more
kesel deh sama Teh Ira
"Iis, Idan. Kok mainya dikamar sih. Ini buat tidur Bibi Siti nanti malem. Mana diacak - acak lagi kan. Kalian ini ya. Nakal banget sih. Ayo sini keluar. " aku menarik kasar tangan Iis dan Idan. Mereka ini ya, udah gede juga kenapa gak ngerti sih? Aku tambah jengkel deh, pas liat ada noda bekas es cream diseprei yang baruuuuuuu saja aku ganti. Sepreinya warna pink lembut, nih noda es krim coklat nyolok banget deh dimata. "Udah tau lagi makan. Bukanya duduk malah main-main dibawa kekamar segala lagi. Emang gak liat apa. Bibi udah beresin ini semua. Ini juga Iis,, kenapa bantal udah rapih gini malah ditumpuk-tumpuk jadi satu ginih, ha? " aku ngomel dan melotot kearah mereka berdua. Bodo amat deh dikata kejam juga. Abisnya kesel sih, emak sama anak bikin ulah mulu. "beresin lagi itu. " kusuruh Iis membereskan bantal. Tanganku menunjuk bantal-bantal yang disusun jadi satu kayak lego gitu deh, "Ih dasar Bi Dewi pelit, marah-marah aja kaya nenek lampir. Kabuuuur hah
Read more
Tamu Ibu
"Assalamualaikum Bu. Bu Dedeh" ucap salam seseorang dari ujung pintu. ''waalaikumussalam. Sebentar" jawab ibu ,kemudian bergegas ke si empunya suara. Membukakan pintu. "Eh pak RT, silahkan masuk pak. " Ibu mempersilakan pak RT masuk ."Iya terimakasih Bu, disini aja saya gak lama kok. Cuma mau nganter undangan aja dari Pak Ustadz. Undangan tasyakuran". Pak RT berbicara pada ibu, tanganya memberikan selembar kertas yang dilipat rapi."Oh iya,,makasih ya pak. " Ucap ibu sembari menerima kertas undangan dari pak RT. Undangan Tasyakuran anak ke-2.Kemudian pak RT pun pamit untuk membagikan undangan yang lain. --------------Bremmmm ....bremmm.... bremmm....Terdengar suara mobil berjalan perlahan memasuki halaman depan rumah Ibu. Itu pasti Teh Siti. Dan benar saja...Setelah Mas Abduh, suami Teh Siti memarkirkan mobilnya dibawah pohon jambu.Aku ,Bang Zaki, Bapak, dan Ibu sudah berdiri di teras menyambut kedatangan mereka. Nampak seorang perempuan memakai gamis hitam polos dipadukan
Read more
jalan-jalan
"hueeeek...hueeek." Terdengar suara Teh Ira muntah dari jok belakang."Plastik..plastik.." seru Ibu disampingku. "Nih...." Ibu menyodorkanya pada Teh Ira. "Gak minum obat tadi teh?" Tanya Teh Siti dari depan, nampaknya Ia sudah terbiasa melihat kakaknya mabuk perjalanan kaya gitu.Teh Ira tak menjawab. Norak banget deh ni orang. Naik mobil aja muntah. Aku memejamkan mata, dan menghirup aromatherapy yang kupegang. Kupasang headset ditelinga biar suara Teh Ira tak kudengar. "Haaah.... Pening banget kepala Emak Is, pijitin ya ?"Teh Ira berbicara seraya merebahkan kepalanya di jok mobil,suaranya lirih. Iis memijit kepala Emaknya. Aduh, kasian juga sih liat Teh Ira kaya gitu. "Nih Is, kasih Emakmu aroma theraphy biar mualnya ilang." Ucapku seraya menyodorkan aromatherapy pada Iis.Kulihat Iis mengoleskan pada tengkuk Emaknya itu, pada pelipis dan perutnya. "Udah tau mabok, tadi ngapa gak minum obat dulu Ira..?Tanya Ibu. "Udah merem aja biar gak mabok. Iis jagain Emakmu ya ." Lanj
Read more
bab 10 ( Tragedi kolam renang)
"Teh Ira memang begitu orangnya Dew, Dewi yang sabar ya. Tapi sebenarnya Ira itu baik kok. " Ucap Ibu lembut padaku, seraya menyelonjorkan kedua kakinya. Iya, Teh Ira memang tidak jahat. Tapi nyebelin ,Bu. Ucapku dalam hati. aku sangat menghormati mertuaku yang baik hati ini, maka aku lebih memilih menyudahi membahas tentang Teh Ira. Aku takut menyinggung perasaannya. Bagaimanapun Teh Ira adalah anak kandung Ibu, hanya sikapnya saja yang kadang tak terlihat dewasa yang kadang ngeselin. "Pegel ya Bu, mau Dewi pijit.?" Ucapku pada ibu seraya mendekat dan mulai menyentuh betis ibu. "Iya nih lumayan pegel, biasa keladang . Ini duduk aja seharian. " Jawab Ibu, ikut memijit kakinya juga.Aku memijit kedua betis kaki Ibu mertuaku. Tak terasa, sudah dua jam kami berada di tempat ini. Kulihat samar-samar Teh Siti dan suaminya berjalan kearah sini. Kulihat Mas Abduh membopong Iqbal yang nampak kedinginan basah kuyup. Tapi kulihat Teh Siti tetap dengan pakaian kering."Dew ,tolong ambilkan t
Read more
DMCA.com Protection Status