Share

Chapter 12

Author: Asayake
last update Last Updated: 2025-08-31 11:27:31

“Isela, antar sarapan ini ke taman belakang,” perintah Lilith sambil mencuci tangan.

Di meja troli, terdapat beberapa piring makanan dengan gelas-gelas kosong. Dilihat dari banyaknya menu makanan di meja, Isela menyadari bahwa makanan itu diperuntukan untuk beberapa orang.

“Ambilah, ini daftar menu makanan setiap orang.”

Isela menerima secarik kertas yang ditulis secara khusus oleh Lilith agar dia tidak membuat kesalahan.

Isela akhirnya mendorong troli meja itu meninggalkan dapur dengan langkah hati-hati, sambil membaca tulisan Lilith untuk dia ingat sebelum menyajikannya.

Butuh waktu dua menit untuk bisa sampai ke taman belakang.

Mata Isela memicing menetralkan pandangannya dari cahaya pagi yang menyilaukan.

Seiring dengan langkahnya yang mendekat, akhirnya dia bisa melihat jelas ketiga anak Grayson tengah berkumpul bersama dengan perempuan asing yang telah Isela ketahui namanya di kertas, Aurelie kekasih Sanders.

“Selamat pagi, saya membawa sarapan pagi,” ucap Isela
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Isela: Putri yang Terbuang   Chapter 88

    Tangan Isela berkeringat dingin, diserang panik dan ketakutan. Gadis itu menatap linglung ke sekeliling yang benar-benar tidak ada satupun pengunjung. Butuh waktu yang cukup lama dia memahami, apa sebenarnya terjadi saat ini?Semuanya ini seperti mimpi..Orang gila mana yang mampu mengosongkan satu gedung mall di pusat kota selama dua jam? Hanya dengan memikirkannya saja, Isela merinding sekujur tubuh.“Jach, tunggu sebentar,” bisik Isela menahan langkah Jach. “Aku bersumpah Jach, aku tidak bermaksud merendahkan pekerjaanmu. Kau kan pengelola hanya sampah dan juga petani. Kau juga tinggal dengan menumpang di rumah temanmu. Ini tidak masuk akal Jach, bagaimana bisa melakukan melakukan ini semua? Kau menjual warisan?” tanya Isela dengan serius.Bibir Jach terkatup rapat menahan ledakan tawa begitu mengetahui apa yang ada di dalam pikiran Isela saat ini.“Jach jawablah,” desak Isela menggoyangkan lengan Jach. Isela tidak suka bermain-main untuk urusan uang.“Kau bilang, kau mau hadiah

  • Isela: Putri yang Terbuang   Chapter 87

    “Ada undangan untukmu.”Sebuah amplop berwarna hijau terbingkai simpul putih sudah berada di tangan. Dalam satu tarikan, simpul yang mengikat itu terlepas. Amplop itu terbuka, berisikan sebuah undangan agar Jach datang di pesta pernikahan Audrey dan Dante yang akan berlangsung dua hari lagi.Jach akan menghadirinya, jika bisa mungkin bersama Isela. Bukan untuk membuktikan bahwa hatinya telah berlabuh pada perempuan lain, melainkan sebagai bentuk penghormatan atas hubungan lamanya dengan Audrey yang kini telah berakhir dengan menemukan jalannya masing-masing.“Bungamu,” seorang wanita menyerahkan bucket bunga mawar merah yang telah dipesan.“Terima kasih.” Jach memutuskan pergi meninggalkan tempat itu dengan seikat bunga mawar ditangan.Hari ini, Jach memiliki janji bertemu dengan Isela.Michaelin telah mengantarkannya ke tempat yang sudah Jach perintahkan untuk sedikit memolesnya.Jach tahu, Isela tidak perlu berusaha untuk bisa terlihat cantik. Tapi pada kenyataannya, berlian sa

  • Isela: Putri yang Terbuang   Chapter 86

    Lembayung sore memancar di langit barat, cahayanya menembus kaca dan jendela, menyebar lembut ke seluruh ruangan.Isela menyisir rambutnya panjangnya, membiarkannya tergerai lurus menyapu punggung. Lalu dikenakannya sepasang sepatu cantik yang tersimpan di rak. Sore ini, Isela akan bertemu Jach untuk memenuhi janji yang sempat terucap semalam.Isela tidak ingin melewatkannya karena mungkin, ini pertemuan terakhir mereka jika minggu ini Isela menyelesaikan urusan sekolahnya.Uang cek yang telah Dahlia berikan telah berhasil Isela cairkan dan tersimpan di buku tabungan. Esok, setelah Isela memiliki handphone, dia akan mendaftarkan dirinya lagi sebagai pasien yang membunuhkan donor mata.Satu persatu masalah sedikit terselesaikan, hanya tinggal menunggu hati Catelyna luluh, lalu mereka bisa pergi untuk membuka lembaran baru karena ditempat ini tidak ada rumah yang bersedia menjadi tempat mereka pulang.Bagi Isela, kebahagiaan dan keselamatan Catelyna sama berharganya dengan mimpinya u

  • Isela: Putri yang Terbuang   Chapter 85

    “Aku berhenti disini.” “Kenapa berhenti disini?” tanya Berry ragu untuk menepikan mobilnya. “Aku mau main dulu Berry,” jawab Isela berdusta. Pada akhirnya Berry menepikan mobilnya dan menurunkan Isela ditengah hiruk pikuk ibukota. Dengan energy yang kembali terisi penuh setelah sepanjang perjalanan tidur, Isela tidak membuang waktunya untuk pergi ke dinas social tempat ibunya berada. Hari ini, Isela harus memastikan Catelyna dalam keadaan aman, setelahnya, Isela akan pergi ke bank memeriksa keaslian cek yang dberikan Dahlia. Meski terlihat tidak tahu malu, Isela akan tetap mencairkan uangnya dan memindahkannya ke dalam tabungan pribadi untuk mempermudah semua kepentingan biaya operasinya. Mencari donor mata tidaklah mudah, membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk menanti. Namun dengan adanya uang, setidaknya Isela bisa pergi ke negara manapun yang memiliki donor untuknya. Dengan langkah sedikit terpincang-pincang itu Isela menelusuri bahu jalanan yang kini ramai. D

  • Isela: Putri yang Terbuang   Chapter 84

    Disaat semua orang berkumpul menunggu kabar Derec yang tengah ditangani. Isela memutuskan pergi dengan kondisi kaki yang telah terobati.Isela ingin kembali ke ibukota hari ini juga, perasaannya tidak tenang dan dilanda ketakutan.Saat dalam perjalanan ke rumah sakit, Dahlia yang ikut serta mendampingi, diam-diam berbisik padanya, menyampaikan sebuah ancaman menakutkan.“Kau sudah mendapatkan uang untuk biaya operasi matamu, sekarang pilihan ada di tanganganmu Isela. Jika kau mengaku sebagai anakku dan Grayson, kau tidak hanya akan menerima kebencianku seumur hidupmu, kau juga harus membayarannya dengan nyawa Catelyna yang saat ini ada di dinas social. Atau pilihan kedua, bungkam selamanya, lalu pergi keluar negeri tanpa menunjukan diri lagi, jalani hidup yang sesuai dengan kelasmu bersama Catelyna.”Uang sudah ada di tangan Isela, akselerasi sekolahnya telah diterima. Isela hanya perlu bertahan kurang dari satu minggu lagi untuk bisa angkat kaki dari kediaman Dahlia.Sesuai dengan ap

  • Isela: Putri yang Terbuang   Chapter 83

    “Ibu..”Dahlia terbelalak dengan wajah pucat pasinya, seluruh darah dinadinya membeku memenjarakan tubuhnya untuk berdiri terpaku menghadapi ketakutan yang begitu hebat sampai membuatnya lupa bagaimaca cara untuk bersuara.Ketegangan di ruangan itu meresap ke setiap inci udara, menjalar hingga ke kulit. Semua orang saling berpandangan, masing-masing membawa perasaan yang berbeda di dalam dada.Menyadari bahwa situasi buruk akan terjadi, Isela menghapus kasar air matanya dengan kasar, terburu-buru mengambil cek senilai $200.000 yang tergeletak di atas rerumputan dan segera memasukannya ke dalam saku.Derap langkah dan napas terengah tidak beraturan terdengar, Dahlia mundur selangkah, ia menggeleng dengan mata berkaca-kaca dicekik oleh ketakutan.“Ibu.. ibu katamu?” tanya Derec mendekat dengan langkah tertatih memegang erat tongkat, matanya gemetar hebat memandangi Isela dan Dahlia dengan tatapan tidak percaya setelah menyaksikan apa yang terjadi dengan mata kepalanya sendiri.Mendenga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status