Share

Chapter 212

Author: Asayake
last update Last Updated: 2025-12-03 11:40:30

“Matamu memerah,” komentar Michaelin.

Isela tersentak, refleks ia mengusap sudut matanya yang memang, mulai terasa perih untuk dia sentuh dan berkedip, begitupun dengan pandangannya yang sempat beberapa kali mengabur seperti hari-hari sebelumnya.

Isela tahu, hari ini harusnya dia tidak menangis dan sekuat tenaga menahan diri. Masalahnya, dia tidak dapat menahan tangisan itu ketika sudah tidak mampu mengungkapkan kehancurannya yang tak lagi bisa didefinisikan dengan kata

Kematian Catelyna sangat mengguncangnya..

Hanya mereka, orang-orang yang pernah ditinggal oleh orang paling berharga dalam hidup mereka yang bisa memahami sakitnya Isela.

Sakit itu sangat tajam sampai terasa seperti tidak nyata.

Hari ini, waktu merayap begitu lambat, dan setiap detik yang bergerak terasa seperti siksaan yang tak kunjung berhenti.

Sejak Isela membuka mata di pagi hari hingga detik ini, semuanya hanya tentang duka dan tantangan. Ibunya meninggal, dan disaat yang bersamaan Isela dituntut untuk tetap kuat
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Rosse
avery pulangkan saja ke panti asuhan atau carikan rumah kecil dng 1 pegawai yg mengurus rumah dan makan nya. biarkan dia hidup sendiri belajar mandiri dan tdk manja
goodnovel comment avatar
Elis Sulistianty
isela please tetap bersama jach dia laki2 sejati
goodnovel comment avatar
Devi Amelia Darmawan
ak ska sifat kaya jach ini
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Isela: Putri yang Terbuang   Chapter 252

    Derap suara langkah kaki terdengar dari kejauhan, dengan lemah Derec menengok ke sisi, matanya menangkap kedatangan Grayson yang berjalan cepat sambil menyeka kasar wajahnya.“Ada apa Grayson?” tanya Derec dengan suara yang dalam dan lemah.Grayson mundar-mandir di kejauhan, wajahnya menengadah melihat langit-langit ruangan, menahan tangisan dan mengumpulkan kembali ketenangan yang sempat meledak berhamburan.Kulit Grayson masih meremang, berpikir bahwa apa yang sudah dia dengar adalah mimpi.Grayson akhirnya mendekat, duduk di hadapan Derec. Dengan mata sembab, bibirnya tersenyum mewakili kata-kata yang tidak sanggup untuk segera ia sampaikan.Isela dikandung saat Riven baru berusia delapan bulan. Pada saat mengandungnya, Dahlia baru beberapa hari memulai kembali aktivitasnya di dunia hiburn, namun karena kehamilannya lagi Dahlia dihadapkan pada cuti panjang lagi.Dahlia begitu marah dan membenci bayi dalam kandunganya yang datang tanpa diharapkan.Grayson yang merasa bersalah, setia

  • Isela: Putri yang Terbuang   Chapter 251

    Sapuan hangat napas Jach menyentuh pipi, jarinya mengusap garis rahang Isela, dengan lembut menarik Isela wajah Isela agar keluar dari gawang jendela kamar, ikut merasakan salju turun yang menghujani mereka di bawah temaram cahaya.Jantung Isela terpacu kencang, merasakan belaian hangat yang lebih dari biasanya. Ciuman yang lebih dari sebuah kecupan, menuntunnya melewati batasan.Tok tok tokSuara ketukan di pintu kamar terdengar, meretakan kehangatan yang baru terjalin. Dengan panik Isela mendorong dada Jach agar menjauh, dengan napas tidak beraturan gadis itu mengusap bibirnya yang telah basah dan matanya melotot menatap tidak percaya, sudah berani berani melakukan sesuatu yang tidak seperti biasanya.“Isela, ayah boleh masuk sebentar?” tanya Grayson memanggil namanya.Tok tok tokSuara di pintu itu kembali terdengar, menabuh kepanikan Isela, takut Grayson membuka pintu dan melihat semuanya dan membuatnya marah karena Isela telah berprilaku nakal.“Kau harus pergi Jach! Cepat” usir

  • Isela: Putri yang Terbuang   Chapter 250

    Jach memundurkan kendaraannya dan memilih untuk berhenti ditempat yang gelap begitu sadar bahwa kini, di depan pagar kediaman Marizawa sudah ada seseorang yang berjaga agar tidak sembarangan orang bisa masuk.Wajah Jach terangkat, dibalik jendela kendaraannya dia melihat suasana kediaman Marizawa, lalu terfokus pada lantai dua tempat kamar Isela berada. Di balik jendela itu terlihat masih ada cahaya yang menandakan bahwa Isela ada di dalam.Jach mengambil bunga mawar merah yang terletak disisi kemudinya. Pria itu melangkah keluar melintasi jalanan sepi.Dibawah langit yang gelap dan berhujan bersalju, pria itu berjalan. Membiarkan kemeja sutranya yang tipis berkibar, rambut hitam legamnya bergerak tidak beraturan mengikuti sapuan angin yang membelai.Jach melompati pagar samping rumah itu, kakinya terus melangkah menuju satu tujuan yang telah direncanakan dan dia simpan di daftar utama malam ini. Menemui Isela..Perempuan yang sudah berhasil membuat segala sesuatu tentang dirinya, me

  • Isela: Putri yang Terbuang   Chapter 249

    “Apa yang akan kau lakukan selanjutnya, Jach?” tanya Mante, di hadapan Jach yang kini tengah menikmati secangkir kopi buatannya dengan tangan masih berlumur darah, menodai permukaan cangkir putih ditangannya.Kedua pria itu terlampau santai dan masih memiliki waktu untuk menikmati sesuatu meski lantai yang mereka pijak sudah anyir penuh oleh noda.“Bagaimana menurutmu sendiri?” Jach balik bertanya.“Tentang apa?”“Tentang Roselia,” jawab Jach dengan tegas, mempertanyakan apa pantas perlu dia lakukan pada Roselia atas semua yang telah terjadi. Semua bukti sudah jelas mengarah padanya, wanita itu berniat melakukan suatu kejahatan pada Isela melalui tangan Aresh.Mante mengedikan bahunya menunjukan ketidak pastian. “Kita tidak bisa melakukan apapun Jach. Meski kita sudah tahu niatan Roselia, suka tidak suka Roselia adalah bagian dari keluarga kita yang tidak bisa disentuh sembarangan, dia juga memiliki Scarlett yang sangat membutuhkannya. Ayah tidak akan pernah mengizinkan anak maupun

  • Isela: Putri yang Terbuang   Chapter 248

    Kendaraan melaju cepat melintasi jalanan pusat kota. Toko-toko kue dan restaurant terlihat sibuk melayani tamu yang terus berdatangan, toko mainan yang telah terdekor nuansa natal dikunjungi banyak anak-anak.Awan bergumpalan terlihat di balik gedung pencakar langit, menghalangi cahaya sore yang sebentar lagi akan segera redup berganti malam.Satu jam perjalanan meninggalkan pusat keramaian, kendaraan itu akhirnya memasuki wilayah berhutan, disana terdapat sebuah rumah yang menghadap langsung ke sebuah sungai.Begitu mobil terhenti, Jach langsung keluar menuju pintu utama rumah itu.“Hay, Jach,” sambut Mante tahu-tahu ada di rumahnya, tengah sibuk dengan mesin kopi. “kau mau segelas?” tawarnya dengan santai.“Ya,” jawab Jach singkat, tidak menyempatkan diri untuk berhenti sejenak pun karena ada hal penting yang harus segera dia selesaikan sekarang juga.Dengan langkah lebar, Jach pergi melewati pintu lain yang membawanya ke sebuah ruangan dingin berdinding beton.Pandangan Jach langsu

  • Isela: Putri yang Terbuang   Chapter 247

    Di atas langit yang cerah, matahari bergerak pelan menuju ufuk barat. Daratan es yang telah mengeras tampak ramai, dijadikan arena es skating umum oleh penduduk sekitar.Suara tawa anak-anak terdengar, mereka sedang menikmati waktu luang untuk bermain.Isela menyandarkan lipatan tangannya pada pagar kayu yang dijadikan pembatas lapangan es skating. Wajahnya yang pucat kedinginan dihinggapi beberapa tetes es yang jatuh dari langit.Bibir Isela sedikit terbuka, setiap hembusan napasnya megeluarkan uang hangat yang membeku di udara, sepasang mata safier itu bergerak memandangi keramaian yang bertolak belakang dengan dunianya yang kini sunyi sepi.Ada kelegaan yang mencair didalam dadanya selepas Aresh tertangkap dan dibawa pergi. Isela bersyukur, akhirnya orang yang pernag melakukan kejahatan padanya tidak akan lagi muncul untuk mengganggunya.Namun, setelah kejadian itu.. ada sebuah pertanyaan yang berulang kali terucap dibenaknya.‘Apakah semuanya sudah selesai? Apakah semuanya sudah b

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status