Beranda / Rumah Tangga / Istri 24 Bulan Tuan Muda / Bab 118 : Doaku Untukmu

Share

Bab 118 : Doaku Untukmu

Penulis: Fortunata
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-20 19:00:57

"Emangnya aku salah ya?" tanya Lalita, bingung.

Matanya menatap Brian seolah sedang mencari pembenaran—atau mungkin... harapan?

"E... Enggak sih..."

Jawaban Brian terdengar gugup. Napasnya tertahan.

Padahal dalam hati, dia ingin sekali berteriak:

"Emangnya kamu beneran rela kalau aku beneran berjodoh sama Diana?"

Lalita mengalihkan pandangan. Suaranya mulai tenang. Akan tetapi, ia sendiri ragu apakah wajahnya berhasil setenang suaranya.

"Ya kan kamu suka sama Diana. Aku harap kamu dan Diana bisa bangun rumah tangga yang harmonis sampai tua nanti..."

Brian tercekat.

Lalita melanjutkan, seolah sedang meyakinkan dirinya sendiri.

"Jujur, awalnya aku gak rela kamu sama dia. Karena banyak rumor gak bagus. Tapi setelah kupikir-pikir... manusia bisa berubah, kan? Berarti dia juga bisa berubah jadi lebih baik."

"A... Ehmm... Iya... Makasih, Lit..."

Brian bingung harus bilang apa.

Kata-kata yang in
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 137 : Masih Belum Selesai (3)

    Terdengar suara getaran ponsel dari dalam saku jas Brian.Ia menunduk perlahan, lalu menarik ponsel itu dan memperlihatkannya ke semua orang di ruangan rapat yang kini menegang."Benar ini nomor Anda, kan?" ucapnya tajam.Dengan tenang, Brian meletakkan ponselnya di tengah meja, membiarkan semua orang melihat nomor yang terpampang di layar.Mata semua orang terarah ke satu titik. Nomor itu tak asing—nomor milik Silvi.Tanpa banyak bicara, Brian merogoh saku jasnya yang lain dan mengeluarkan ponsel kedua. Ia mengetik cepat dan menghubungi seseorang.[Moris, tolong bawakan surat bukti kepemilikan saham Fort ya. Saya tunggu sekarang juga.]Begitu panggilan ditutup, ia menatap ke arah semua orang yang kini terdiam—antara cemas dan bingung."Sekretaris saya sedang dalam perjalanan membawa dokumen yang dimaksud," kata Brian santai. "Bisa kita mulai sekarang, atau kalian mau menunggu dia tiba?"Keheningan menyelimuti ruangan. Tak ada yang berani menjawab.Dengan langkah mantap, Brian berjala

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 136 : Masih Belum Selesai (2)

    "Apa kamu bilang? Sejak kapan kamu punya hak?"Suara Lalita meninggi. Amarahnya mulai memuncak. Matanya menatap tajam ke arah Citra yang berdiri penuh percaya diri di tengah ruangan."Tentu aku punya hak. Aku adalah pewaris papa," jawab Citra penuh percaya diri. "Dan di situasi papa koma kayak sekarang, aku yang paling layak gantiin papa. Bapak Ibu, saya yakin anda semua setuju dengan saya kan?"Ruangan menjadi hening sesaat. Para pemegang saham hanya saling melempar pandang, enggan bicara lebih dulu."Ini buktinya," ucap Citra sambil melemparkan sebuah map ke hadapan Lalita.Map itu jatuh di meja, terbuka, memperlihatkan dokumen legal yang menyatakan Citra sebagai penerima hak waris perusahaan Fort.Lalita menatapnya, lalu meraih dokumen itu dengan tangan sedikit gemetar."Dokumen ini pasti sudah gak berlaku!" serunya. "Papa dan ibunya Citra sedang dalam proses cerai. Papa juga bilang, dia akan cabut hak waris Citra!"Seorang pria paruh baya di sudut ruangan, Aryo, mengangkat tangan.

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 135 : Masih Belum Selesai

    "Mama terlalu batasi mereka, Ma. Mama gak kasih mereka kebebasan buat ambil keputusan di perusahaan. Mama intervensi terus, bukan cuma ke mereka... tapi ke setiap langkah papa juga. Mereka jadi malas, Ma. Yang sabar cuma Papa... kita semua udah enggak," ucap Brian mengungkapkan keluh kesahnya.Ia benar-benar sudah tidak kuat lagi,PLAK!Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Brian, meninggalkan jejak merah yang perlahan memanas."Lalita benar-benar bawa pengaruh buruk buat kamu, Brian! Dulu kamu anak penurut. Sekarang? Kamu pembangkang!" teriak Sabrina, matanya membelalak penuh amarah dan kekecewaan.Brian berdiri terpaku. Pipi kirinya masih terasa perih, hatinya serasa mencelos.Ini bukan pertama kalinya perdebatan dengan dengan Sabrina berakhir seperti ini—dan ibunya itu sama sekali tidak berubah.“Aku berharap apa sih dengan teriak kayak tadi? Mama mana pernah dengerin aku…” batin Brian.Dia menarik napas panjang, lalu berujar pelan, "Terserah, lah..."Tanpa menunggu reaksi lebih l

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 134 : Usir!

    Melihat Lalita yang meledak, Brian segera maju dan menahan istrinya."Lepas, Brian! Lepas! Dia harus keluar dari sini sekarang juga! Papa udah usir dia! Dia pengkhianat! Dia bukan istri papa!" teriak Lalita dengan suara bergetar, penuh amarah dan luka yang belum sempat sembuh.Tubuhnya gemetar hebat, napasnya memburu. Mata yang sembab kini semakin membara.Sebisa mungkin Brian mencoba menjaga agar Lalita tidak kehilangan kendali."Tante Wita... Tante sebaiknya keluar sekarang. Sebelum Lita benar-benar ngamuk dan nyeret tante keluar sendiri," ucap Brian dengan tegas, berusaha tetap menjaga sopan santun.Namun Wita hanya memelototinya, lalu tanpa sepatah kata pun, masuk ke dalam kamar dan menutup pintu dengan keras.Suara bantingan pintu menggema ke seluruh rumah. Lita yang semula sudah murka, makin tidak terkendali.Ibarat semula persentase kemarahan hanya 80%, kini naik menjadi 99%."Lepas, Brian! Lepas! Kenapa sih kamu malah belain dia?!" teriak Lalita lagi, kini air mata kembali men

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 133

    Citra hanya bisa diam dan kembali duduk.Akhirnya wanita itu berhenti dan ikut memainkan ponselnya.Berjam-jam mereka menunggu, dokter belum keluar juga.“Kita makan dulu ya, Lit,” ajak Brian. Lalita menoleh ke Brian dan menggelengkan kepala.“Kalo nanti papa selesai operasi dan aku gak ada di sini gimana? Aku gak percaya sama mereka berdua…” ucap Lalita.Brian bimbang. Dia tak ingin meninggalkan Lalita sendirian.“Kalau aku yang di sini gimana? Kamu yang keluar cari makan, roti aja biar gampang dan cepet. Nanti aku kasih tahu kalo papa udah sadar.”Lalita kembali menggelengkan kepala. Ia tak ingin pergi ke mana pun.“Aku gak laper. Kamu aja yang turun cari makan, Brian.”“Lit, ini bukan masalah laper atau enggak. Kamu harus tetep makan biarpun gak laper. Biar badan kamu tetep punya energi saat papa sadar nanti. Jangan sampai kamu ikutan dirawat, nanti gak ada yang jagain papa kalau kamu ikutan dirawat,” jelas Brian panjang lebar.Mendengar itu, Lalita terdiam.“Aku juga gak bisa ting

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 132

    Lalita terdiam. Tubuhnya membeku.Darahnya seolah berhenti mengalir.“Di… Di rumah sakit mana, pak?”“Rumah sakit Harapan, bu Lalita…”Air mata Lalita terjatuh, dan menjawab sesegukan. “Ba… Baik… saya segera ke sana sekarang…”“Kenapa, Lit?” tanya Brian panik.“Papa… Papa kecelakaan… Sekarang lagi ada di rumah sakit Harapan Kalibata…” jawab Lalita.Wajahnya sudah basah dan air mata.“Ayo kita ke sana sekarang…” ucap Brian.Ia mengambil kunci mobil. Mereka berdua bergegas ke parkiran.Brian menginjak pedal gas secepat mungkin.Lalita duduk di samping, tangannya terus bergetar sambil memeluk ponsel.Sampai mereka tiba di rumah sakit, terlihat dokter sedang berdebat dengan Wita dan Citra.“Ada apa ini?” tanya Lalita menghampiri mereka.Dokter

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status