Share

Bab 134 : Usir!

Author: Fortunata
last update Last Updated: 2025-08-31 20:23:13

Melihat Lalita yang meledak, Brian segera maju dan menahan istrinya.

"Lepas, Brian! Lepas! Dia harus keluar dari sini sekarang juga! Papa udah usir dia! Dia pengkhianat! Dia bukan istri papa!" teriak Lalita dengan suara bergetar, penuh amarah dan luka yang belum sempat sembuh.

Tubuhnya gemetar hebat, napasnya memburu. Mata yang sembab kini semakin membara.

Sebisa mungkin Brian mencoba menjaga agar Lalita tidak kehilangan kendali.

"Tante Wita... Tante sebaiknya keluar sekarang. Sebelum Lita benar-benar ngamuk dan nyeret tante keluar sendiri," ucap Brian dengan tegas, berusaha tetap menjaga sopan santun.

Namun Wita hanya memelototinya, lalu tanpa sepatah kata pun, masuk ke dalam kamar dan menutup pintu dengan keras.

Suara bantingan pintu menggema ke seluruh rumah. Lita yang semula sudah murka, makin tidak terkendali.

Ibarat semula persentase kemarahan hanya 80%, kini naik menjadi 99%.

"Lepas, Brian! Lepas! Kenapa sih kamu malah belain dia?!" teriak Lalita lagi, kini air mata kembali men
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 134 : Usir!

    Melihat Lalita yang meledak, Brian segera maju dan menahan istrinya."Lepas, Brian! Lepas! Dia harus keluar dari sini sekarang juga! Papa udah usir dia! Dia pengkhianat! Dia bukan istri papa!" teriak Lalita dengan suara bergetar, penuh amarah dan luka yang belum sempat sembuh.Tubuhnya gemetar hebat, napasnya memburu. Mata yang sembab kini semakin membara.Sebisa mungkin Brian mencoba menjaga agar Lalita tidak kehilangan kendali."Tante Wita... Tante sebaiknya keluar sekarang. Sebelum Lita benar-benar ngamuk dan nyeret tante keluar sendiri," ucap Brian dengan tegas, berusaha tetap menjaga sopan santun.Namun Wita hanya memelototinya, lalu tanpa sepatah kata pun, masuk ke dalam kamar dan menutup pintu dengan keras.Suara bantingan pintu menggema ke seluruh rumah. Lita yang semula sudah murka, makin tidak terkendali.Ibarat semula persentase kemarahan hanya 80%, kini naik menjadi 99%."Lepas, Brian! Lepas! Kenapa sih kamu malah belain dia?!" teriak Lalita lagi, kini air mata kembali men

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 133

    Citra hanya bisa diam dan kembali duduk.Akhirnya wanita itu berhenti dan ikut memainkan ponselnya.Berjam-jam mereka menunggu, dokter belum keluar juga.“Kita makan dulu ya, Lit,” ajak Brian. Lalita menoleh ke Brian dan menggelengkan kepala.“Kalo nanti papa selesai operasi dan aku gak ada di sini gimana? Aku gak percaya sama mereka berdua…” ucap Lalita.Brian bimbang. Dia tak ingin meninggalkan Lalita sendirian.“Kalau aku yang di sini gimana? Kamu yang keluar cari makan, roti aja biar gampang dan cepet. Nanti aku kasih tahu kalo papa udah sadar.”Lalita kembali menggelengkan kepala. Ia tak ingin pergi ke mana pun.“Aku gak laper. Kamu aja yang turun cari makan, Brian.”“Lit, ini bukan masalah laper atau enggak. Kamu harus tetep makan biarpun gak laper. Biar badan kamu tetep punya energi saat papa sadar nanti. Jangan sampai kamu ikutan dirawat, nanti gak ada yang jagain papa kalau kamu ikutan dirawat,” jelas Brian panjang lebar.Mendengar itu, Lalita terdiam.“Aku juga gak bisa ting

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 132

    Lalita terdiam. Tubuhnya membeku.Darahnya seolah berhenti mengalir.“Di… Di rumah sakit mana, pak?”“Rumah sakit Harapan, bu Lalita…”Air mata Lalita terjatuh, dan menjawab sesegukan. “Ba… Baik… saya segera ke sana sekarang…”“Kenapa, Lit?” tanya Brian panik.“Papa… Papa kecelakaan… Sekarang lagi ada di rumah sakit Harapan Kalibata…” jawab Lalita.Wajahnya sudah basah dan air mata.“Ayo kita ke sana sekarang…” ucap Brian.Ia mengambil kunci mobil. Mereka berdua bergegas ke parkiran.Brian menginjak pedal gas secepat mungkin.Lalita duduk di samping, tangannya terus bergetar sambil memeluk ponsel.Sampai mereka tiba di rumah sakit, terlihat dokter sedang berdebat dengan Wita dan Citra.“Ada apa ini?” tanya Lalita menghampiri mereka.Dokter

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 131 : Piknik (7)

    “Dia nggak akan bilang kalau lagi sedih. Dia akan senyum, terus bilang ‘aku gapapa’. Karena dia sering begitu, papa jadi lalai. Kamu jangan gitu ya, Brian. Kalau Lita bilang gak apa-apa, tolong peluk dia.”Hadi menarik napas panjang.“Kamu bukan sekadar bagian dari hidup dia, Brian. Kamu suaminya, kamu juga rumah buat Lita. Berlaku juga sebaliknya, Lita jadi tempat kamu pulang…”Brian menatap Hadi lekat-lekat.Sejak kapan pria tua di depannya ini tak lagi membuatnya emosi?Hadi benar-benar membuatnya terenyuh.Brian mulai berpikir, apa sebenarnya dia ingin menikah? Jika iya, mengapa? Jika tidak, mengapa?Brian tahu dia tidak semulia itu untuk menikah dengan tujuan menyempurnakan ibadah.“Iya pa. Brian akan berusaha jagain Lalita.”Hadi tersenyum tipis. “Semoga kalian rukun sampai maut memisahkan nanti.”***Kondisi Hadi berangs

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 130 : Piknik (6)

    Lalita berdiri di dapur.Tangan kirinya memegang gelas kopi kosong yang sudah dingin sejak tadi.Tangan kanannya bergetar pelan.“Gila tuh orang…” gumam Lalita.Suara langkah Brian terdengar dari belakang, mendekat perlahan.“Lita…”Lalita tidak menjawab.Pandangan matanya lurus ke luar jendela.Ia bingung bagaimana harus menghadapi Brian.“Lita, aku tahu kamu terganggu…”“Aku nggak terganggu.”Suaranya datar.Brian menahan napas.Ia tahu, itu artinya Lalita sangat terganggu.“Maaf ya, Lit…”Lalita mengangkat sebelah alisnya. “Kenapa kamu harus minta maaf? Kan kamu bilang kamu gak kasih tahu apa-apa ke dia. Atau jangan-jangan kamu penyebab dia ada di sini?”Brian menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan.“Beneran

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 129 : Piknik (5)

    Malam itu berlalu dengan pelan. Brian dan Lalita menjaga Hadi bergantian. Saat cahaya pagi mulai masuk melalui jendela, Hadi membuka mata. Wajahnya terlihat lebih segar. Keringat dingin di dahinya mengering. Warna kulitnya kembali normal.“Pagi," gumam Hadi pelan.Lalita yang juga baru bangun itu langsung tersenyum."Papa gimana rasanya sekarang? Ada yang sakit""Gak ada. Demamnya juga udah lewat," jawab Hadi.Hadi pun memegang keningnya sendiri. Memang sudah tidak panas lagi.Di tengah percakapan itu, Brian datang membawa segelas air hangat. “Minum dulu, pa. Papa bener-bener bikin kita deg-degan semalaman.”Hadi hanya tertawa kecil. “Ternyata nginep di kabin seru juga. Dapet bonus drama sakit juga.”***Suasana kabin kembali hangat. Lalita memasak bubur, Brian membuat kopi. Hadi duduk di sofa dengan selimut, masih lemas tapi jauh lebih baik.Semua terasa damai… Sampai

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status