"Tuan, bukannya anda ...."
Kaylee mencoba menyembunyikan kecemasan yang melonjak di dalam dirinya. Kenapa Kenzo ada di mansion? Bukankah seharusnya dia kembali besok malam?"Kenapa? Kamu tidak suka melihatku ada di sini?" tanyanya dengan nada dingin."Bukan begitu, Tuan, tapi ...."Matanya memandang Kaylee dengan ekspresi datar, hingga wanita itu tak berani melanjutkan perkataannya.Kenzo berdiri dan ia melangkah untuk menghampirinya. Wajahnya sangat dingin, hampir tidak menunjukkan emosi apa pun. Tatapannya tajam seperti pedang yang siap menghunus mangsanya.Seketika itu juga, degup jantung Kaylee berdebar kencang. Setiap langkah yang semakin mendekat, kecemasan Kaylee semakin memuncak."Berikan ponselmu?"Ia kembali terkejut saat Kenzo kini sudah berada di depannya. Wajahnya terlihat ragu, namun lagi-lagi gestur tubuh Kenzo membuatnya takut."Po-ponsel untuk apa, Tuan?""Berikan saja!" jawaMobil yang membawa Kenzo dan Kaylee meluncur dengan tenang di jalan raya, dikelilingi oleh pepohonan yang menjulang tinggi. Langit bertabur bintang yang memancar melalui daun-daun yang berguguran menciptakan siluet yang mempesona di sepanjang perjalanan.Tiba-tiba, mobil melambat saat mendekati sebuah gerbang megah yang menghiasi pintu masuk sebuah gedung mewah. Lampu-lampu gemerlap yang berjejer di sepanjang jalur masuk menciptakan suasana yang mewah dan megah. "Mewah sekali? Kenapa Tuan Kenzo mengajakku kesini?" batin Kaylee tak bisa melepaskan pandangannya pada para tamu yang tampak berkelas.Kenzo menggandeng Kaylee masuk ke dalam. Wanita itu hanya diam, karena tentu ia tidak berhak menolak dan bertanya lagi."Senyum 'lah! Semua tamu di sini rekan bisnisku, jadi jangan sampai mereka melihatmu cemberut seperti ini! Itu membuat wajahmu tambah jelek!" bisik Kenzo penuh peringatan.Sontak saja mata Kaylee membeliak dan tersinggung dengan
Chapter 17Prang!"AAARGGHHH!"Dalam sekejap, Kaylee terjatu hingga hidangan-hidangan lezat yang terhampar di atas meja berhamburan mengenai gaunnya dan tubuhnya yang terkapar di lantai. "Aarghh, panas, panas!" Ia menjerit dan beranjak ketika sebuah sup itu menyiprat pada dirinya.Suara tawa dan bisikan kaget terdengar lirih dari wanita itu, sementara para tamu segera menoleh ke arah kejadian, membuat Kaylee menjadi pusat perhatian yang tidak diinginkan, dijadikan bahan pertontonan."Rasakan itu?" gumam wanita angkuh itu dengan puas saat penampilan Kaylee begitu menyedihkan."Sakiitt, bagaimana ini?"Kaylee menangis, lengannya memerah dan gaunnya kotor. Bahkan rambutnya pun sudah tak beraturan. Semua para tamu mencemooh dan membicarakannya."Security, Security!"Wanita yang menginjak gaun Kaylee berteriak di tengah acara hingga satu orang berseragam Security itu datang tergopoh-gopoh.
Kenzo membanting pintu mobil dengan kasar dan meninggalkan Kaylee yang masih berada di belakangnya. Dengan ragu, Kaylee berjalan masuk menuju kamarnya. Ia tahu Kenzo pasti merasa malu karena kejadian tadi. Tetapi, ia tidak bersalah, bagaimanapun ia tidak terima diperlakukan seperti itu.Mungkin beberapa orang belum tahu, jika dia istri Kenzo. Tapi, semua orang sudah tahu, kalau ia pulang bersama pria itu.Karena tubuhnya begitu sangat lengket, Kaylee segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Tak lupa ia menanggalkan semua pakaiannya, dan merendam tubuhnya di dalam bathub."Rasanya sakit sekali!" lirih Kaylee ketika rasa perih masih terasa di pipinya akibat tamparan yang Kenzo berikan."Jahat sekali dia. Pertama, dia sudah mengambil ponselku, kedua menamparku tanpa mendengarkan penjelasanku lebih dulu!""Benar-benar pria yang tidak punya hati! Aku menyesal tengah melakukan ini semua!"Kaylee menangis tergugu di dalam bathtub. Ia merasa keputusannya menjadi istri kont
"Tu-tuan!"Kaylee gelisah saat Kenzo mulai melangkah masuk ke dalam kamarnya. Ia langsung menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang hanya berbalut gaun tidur."Kenapa Tuan kemari? Bukannya kamar Tuan di sana!" tunjuk Kaylee keluar.Padahal Kaylee tahu jika suami kontraknya itu pasti akan meminta jatah. Namun, rasa sakit hati karena tadi di tampar dan tidak di percayai olehnya, membuat Kaylee semakin kesal. Meskipun Kenzo tadi sudah menyelamatkan nyawanya, tetap saja ia masih merasa kesal karena pria itu sudah memakinya. Terlebih ia juga kesal pada kehidupan dan kesal pada Kenzo yang sama-sama telah memperlakukannya dengan buruk."Memangnya kenapa kalau aku kemari? Ini rumahku, aku bebas masuk kemana saja, jika aku mau!" jawab Kenzo mulai semakin dekat."Bodoh! Yang di katakan 'nya itu memang benar, dia punya hak atas segalanya, termasuk dirimu sendiri!" batin Kaylee merutuki kebodohannya."T-tuan, mengenai kejadian tadi, aku berani bersumpah tidak berniat membuat pesta itu menjadi
Kenzo terbangun dari tidurnya ketika rasa pusing melanda kepalanya. Berusaha menajamkan penglihatannya, ia terkejut ketika merasakan sebuah tangan kecil dan lembut memeluk pinggangnya.Tatapan Kenzo tertahan saat melihat wajah cantik dan damai begitu sangat dekat dengannya. Wanita itu menjadikan sebelah tangannya sebagai bantal."Wanita keras kepala!" gumamnya tersenyum tipis.Ia menoleh ke samping kanan, dan terkejut saat jam kecil yang berada di atas meja nakas itu sudah menunjukkan pukul 08.00 pagi. Dengan pelan, Kenzo mengangkat kepala Kaylee, dan menarik tangannya. Setelah itu ia menarik selimut dan menutupi seluruh tubuh istrinya yang masih polos.Ia tertawa, mentertawakan dirinya sendiri yang tadi malam terus menggempur Kaylee. Bahkan Kenzo tak memperbolehkan wanita itu tidur dalam keadaan berpakaian. Tetapi, sepertinya Kaylee tidak sadar, saat memeluk dirinya. Mungkin terlalu kelelahan.Kenzo turun dari ranjang dan berja
Kenzo benar-benar sedang tidak membual. Ia sudah menyuruh para pelayannya untuk mengemasi barang-barang miliknya, termasuk milik Kaylee ke dalam koper. Hari ini tepat pukul 10.00 siang, mereka akan terbang ke City Neuron. Negara dimana Kenzo harus menyelesaikan pekerjaannya, dan untuk sementara waktu meninggalkan Adenville."Tuan, apa kita akan berangkat hari ini juga?" tanyanya hati-hati takut jika Kenzo akan marah ketika ia terus bertanya.Semuanya begitu mendadak, Kaylee tidak mempersiapkan apapun. Setidaknya, jika Kenzo memberitahu lebih awal, mungkin ia akan menemui Axel untuk pamit, bagaimanapun caranya."Kamu pikir, untuk apa aku menyuruh mereka berkemas sekarang, kalau kita berangkat tahun depan!" Jawaban bernada sinis itu lagi-lagi hanya mampu membuat Kaylee mengembuskan napasnya dengan kasar. Saat ini ia hanya bisa berdiam diri, duduk di depan suami kontraknya tanpa melakukan apapun.Kenzo tak membiarkannya menghilang
Setelah menempuh perjalanan yang singkat namun melelahkan, limousine yang membawa Kenzo dan Kaylee akhirnya tiba di Bandara Celestial Vista, Adenville. Dengan cepat, keduanya keluar dari mobil dan melangkah masuk ke bandara. Dua bodyguard Kenzo selalu setia mengikuti di belakang, memastikan keamanan majikannya.Kenzo juga sudah memerintahkan orang kepercayaannya, untuk menjemput Limousine miliknya di bandara, karena Digo dan Marko juga harus ikut dengan mereka. Ia melirik sekilas pada Kaylee yang saat ini terus diam dan tak berbicara sepatah katapun. Wanita itu masih marah padanya, karena ucapannya yang menyakitkan tadi."Baguslah, lebih baik diam daripada telingaku panas mendengar ocehannya!" batin Kenzo mendengkus. Setelah melewati serangkaian pemeriksaan pasport, pemeriksaan keamanan, dan pemeriksaan lainnya, mereka akhirnya sampai pada tahap boarding. Kenzo dan Kaylee melangkah menuju gerbang keberangkatan yang sesuai dengan nomor
"APA SATU KAMAR?"Kenzo menyeringai dan siap memangsa istri kontraknya. Namun, secepat kilat Kaylee mendorong tubuh Kenzo dan langsung berlari masuk ke dalam kamar mandi. Brak!"Astaga, apa yang dia lakukan!" Kenzo mengumpat kesal ketika hasratnya yang sudah di ubun-ubun, tidak bisa tersalurkan ketika Kaylee melarikan diri. "Apa yang kamu lakukan, hah? Kamu berani menolakku!" teriak Kenzo mengetuk pintu kamar mandi."KELUAR!""Maafkan aku, Tuan! Kalau Tuan mau marah padaku, silakan! Tapi tolong untuk hari ini ijinkan aku tidur. Aku lelah sekali!"Kaylee menjawab pertanyaan Kenzo dibalik pintu setengah berteriak. Kenzo yang berada diluar itu hanya mampu menggelengkan kepalanya dan sadar jika dirinya benar-benar tidak memberikan wanita itu istirahat sebentar saja. Ia sendiri tidak tahu, kenapa itu bisa terjadi padanya."Jadi, kamu sudah berani melawanku sekarang?" "Maafkan aku, Tuan!" jawab K