Sheena melihat lengan Alex yang terluka karena terkena peluru. Dia melepas jas yang dikenakan Alex, kemudian merobek ujung roknya, lantas mengikatkan ke lengan Alex yang terluka.Gadis itu mendekatkan pipi ke lubang hidung Alex. Mencoba merasakan apakah pria itu masih bernapas.“Dia masih hidup Whalle,” ucap Sheena ke kudanya.Alex masih bernapas, tapi tidak sadarkan diri karena luka tembak dan benturan serta tenggelam di sungai.Sheena mengedarkan pandangan ke sekitar, memastikan jika tidak ada orang lain yang melihatnya di sana. Sheena berdiri dan mengambil sesuatu dari keranjang kain yang tergantung di punggung Whalle. Ternyata dia mengambil sebuah kain dari sana.“Whalle duduklah! Agar aku bisa menaikkannya ke punggungmu,” perintah Sheena.Whalle mengikuti perintah Sheena, kuda itu duduk agar tubuhnya rendah, sebelum Sheena menaikkan Alex ke atas kudanya.Sheena sedikit kesulitan ketika menaikkan tubuh Alex, pria itu terlalu berat untuk dia angkat. Hingga akhirnya Sheena terpaksa
Selena pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Archie. Dia mau pergi ke sana karena tahu jika Alex sedang pergi. Selena sengaja datang saat Alex tidak ada, karena tentunya dia tidak ingin jika melihat pria itu karena masih kesal. Bahkan saat Alex datang dan berpamitan jika ingin pergi ke luar negeri untuk urusan bisnis, Selena sama sekali tidak menghiraukan dan masih tidak mau menemui pria itu.“Bagaimana kondisimu?” tanya Selena saat melihat lengan Archie yang terluka.“Sudah lebih baik,” jawab Archie sambil melirik lengannya, kemudian menatap Selena lagi.Selena bersyukur karena Archie sudah baik-baik saja. Archie pun memandang Selena, melihat gadis itu tampak sedih.“Kamu masih memikirkan tentang Alex?” tanya Archie menebak.“Tidak,” jawab Selena sambil memalingkan wajah. “Untuk apa aku memikirkan pria yang sama sekali tidak peduli denganku, lagi pula aku sebentar lagi akan menikah, jadi mulai sekarang aku akan memikirkan suamiku saja,” jawab Selena memungkiri hati jika memang sebenar
Sheena membawa Alex ke gudang agar tidak ada yang curiga. Tempat itu biasa digunakan untuk menyimpan jerami juga padi dan gandum hasil panen miliknya.Dengan susah payah Sheena menurunkan Alex dari punggung Whalle, membaringkan di atas jerami yang sudah diberi alas kain bersih.“Darahnya sudah berhenti mengalir,” gumam Sheena. Ditatapnya kelopak mata Alex yang masih terpejam, di wajah pria itu ada beberapa luka sayat.“Whalle, jaga dia. Aku akan mengambil kotak obat di rumah,” ujar Sheena memberikan perintah.Whalle hanya menggerakkan kepala dan ekor, tentu saja kuda itu tidak akan membalas ucapan Sheena.Sheena pergi ke rumah yang berada di samping gudang, mengambil kotak obat kemudian kembali ke gudang. Gadis itu sendiri selama ini tinggal sendirian di rumah, kedua orangtuanya meninggal karena sebuah kecelakaan tiga tahun yang lalu, membuat Sheena harus bisa hidup mandiri.Sheena duduk di samping Alex, membuka kain yang digunakan untuk melilit luka di lengan pria itu. Luka di lengan
Terdengar suara tangisan di ruang keluarga rumah Lukas. Selena yang sedang bahagia karena mengetahui jika Alex mencintainya pun terkejut dibuatnya. Gadis itu mengerutkan dahi mendenar suara tangisan, lantas memandang ke pintu dan mencoba menerka siapa yang menangis.“Apa Mommy menangis?” Selena bertanya-tanya.Dia lantas memilih turun dari ranjang, berjalan ke pintu dan keluar dari kamarnya. Gadis itu memilih turun ke lantai satu untuk melihat siapa yang menangis.“Apa kalian sudah memastikannya?” tanya Evelia sambil memeluk Claira dari samping.“Kami sudah meminta orang untuk mencarinya, tapi tidak ada tanda keberadaannya,” jawab Sean sambil mengusap lengan Claira.Claira menangis tergugu, baru saja mendapatkan kabar jika Alex tidak naik pesawat untuk pulang, serta mobil yang disewa pun tidak kembali ke tempat persewaan. Orang-orang kepercayaan Sean yang ada di sana pun sudah mencari, tapi mereka belum menemukan di mana Alex berada.“Aku sudah memiliki firasat buruk, tapi Alex bersik
Kehilangan adalah hal yang begitu menakutkan. Dalam ketidaksadaran itu dia menyebut nama pria yang sangat dicintainya. Alex, kenapa Selena harus kehilangan ketika baru saja mengetahui jika pria itu mencintainya. Itu seperti memberikan sebuah kejutan penuh kebahagian, tapi juga berita buruk yang meninggalkan luka.Selena memejamkan mata erat, air mata kini luruh hingga membasahi wajah. Dia berharap agar semua itu hanyalah sebuah mimpi, tapi pada kenyataannya itu nyata.“Selena.”Suara yang sangat dikenalnya itu terdengar, Selena menoleh dan melihat Archie duduk di tepian ranjangnya.“Archie.” Dengan wajah basah dan suara serak, Selena bangkit kemudian memeluk pria itu.Tidak ada tempatnya mengadu selain pria yang selalu memanjakannya itu.Archie sama terkejut dan syoknya dengan Selena. Dia mendapatkan kabar tidak dari kedua orangtuanya, melainkan dari orang-orangnya yang berada di kota kecil itu.“Aku menyesal tidak melihatnya sebelum pergi, aku menyesal telah mengabaikannya. Bawa dia
“Apa kalian pernah melihat orang ini?” Seorang pria menunjukkan foto Alex ke salah satu warga di sana.Orang-orang yang memburu Alex, kini sudah sampai di pemukiman tempat Sheena tinggal. Mereka mencari dan menanyakan apakah ada yang melihat Alex kepada semua orang yang ada di tempat itu.“Tidak ada yang melihatnya, apa mungkin mereka berbohong?” tanya pria bayaran itu.“Kita geledah saja, ancam mereka jika melawan!” perintah pimpinan orang-orang bayaran itu.Orang-orang itu mulai menggeledah rumah dan gudang milik warga di sana, banyak yang mempersilakan karena tidak ingin mendapatkan masalah dengan orang-orang itu. Lagi pula mereka tidak merasa melihat Alex, sehingga mereka pun tidak takut saat rumah mereka digeledah.Alex mendengar suara orang-orang di luar, lantas mengintip dari sela dinding kayu gudang itu. Alex mengepalkan telapak tangan, ternyata orang-orang itu masih memburunya.Dia tidak bisa berdiam diri, Alex harus besembunyi agar orang-orang itu tidak menemukannya.Saat pa
“Menyingkir dariku!” Sheena berusaha mendorong tubuh pria itu yang ada di hadapannya agar bisa pergi.Namun, pria itu mempertahankan posisinya berdiri, bahkan kini memegang kedua pergelangan tangan Sheena lantas menaikkan ke atas kepala gadis itu, merapatkan di daun pintu kemudian menguncinya dengan satu tangan. Lutut pria itu pun bertumpu di daun pintu, berada tepat di antara kedua kaki Sheena hingga membuat gadis itu tak berkutik.“Kamu sangat menarik dengan terus melawanku.”Pria itu menyeringai melihat Sheena yang tidak bisa melawan lagi.“Brengsek sialan! Enyahlah dari hadapanku!” Sheena sampai meludah ke wajah pria itu karena geram.Alex ternyata bersembunyi di jerami tepat belakang Whalle, dia melihat bagaimana pria itu memperlakukan Sheena. Ingin keluar dan menolong, tapi Whalle menghadang papan yang ada di depan jerami, sehingga Alex tidak bisa keluar.Pria tadi tersenyum getir diludahi Sheena, tapi mungkin pria itu gila karena mengusap ludah itu dari wajahnya, kemudian menji
“Kamu baik-baik saja? Maaf sudah melibatkanmu sampai seperti ini.” Alex menatap Sheena yang baru saja datang dan membawakan makanan untuknya.Sheena tersenyum menanggapi ucapan Alex. Memilih meletakkan nampan yang dibawa di atas tumpukan jerami, sebelum kemudian duduk berhadapan dengan pria yang ditolongnya itu.“Tidak apa-apa, aku baik-baik saja.” Sheena mengusap hidung yang terasa berair. “Bukankah aku sudah bilang jika akan menanggung semua resiko karena telah menolongmu. Mungkin ini adalah salah satu bukti jika aku serius.”Sheena tersenyum getir saat mengingat kejadian yang menimpanya, tapi jelas dia tidak menyalahkan Alex atas semua kejadian hari ini.Alex menatap Sheena begitu dalam, bertanya-tanya kenapa Sheena sangat melidunginya, sedangkan mereka saja baru bertemu dan kenal secara tidak sengaja.Sheena mengangkat teko untuk menuangkan minum ke cangkir, tapi pergerakan tangan terhenti karena Alex menahan tangannya. Gadis itu pun menoleh dan memandang Alex yang sudah menatapny