Di saat akan bertunangan dengan Selena—gadis pujaannya, Alex justru terlibat cinta satu malam dengan seorang gadis bernama Sheena yang baru saja menolongnya dari kejaran musuh. Alex meninggalkan Sheena karena ada hal penting yang harus dilakukan, tapi siapa sangka jika Alex menikah dengan Selena. Lima tahun berlalu, Alex dan Sheena dipertemukan. Sampai akhirnya Selena tahu, jika Alex memiliki wanita lain sebelum menikah dengannya. "Dia membutuhkanku, tapi aku juga tidak bisa meninggalkan dirimu." ~Alex "Sejak awal cinta ini salah, mungkin lebih baik seperti ini." ~Selena. "Aku sudah merasa begitu buruk, jadi tolong jangan buat aku semakin bersalah dengan menjadi orang ketiga di hubungan rumah tangga kalian."~Sheena
View MoreDentuman musik terdengar menggema di ruangan dengan cahaya meremang. Botol minuman tampak berserakan di meja bersama piring dengan sisa camilan maupun buah.
Seorang gadis berpakaian seksi tampak menari di tengah ruangan, meliukkan tubuh indahnya mengikuti musik yang berdentum keras.
Seorang pria juga tampak bersama gadis itu, menari seraya memegangi pinggang ramping gadis itu dari belakang, bahkan sesekali mengusap hingga ke bagian perut dan paha. Dada pria itu menempel pada punggung gadis yang pakaiannya sedikit terbuka di bagian belakang, sesekali mencium pundak dan leher dengan tubuh bergerak mengikuti irama musik.
“Setelah ini, apa yang ingin kamu lakukan, hm?” tanya Pria itu sedikit keras karena suaranya tersamarkan dengan dentuman musik yang menggema.
Gadis itu berhenti menari, menyelipkan rambut ke telinga seolah ingin mendengar apa yang dikatakan oleh pria yang bersamanya.
“Hah? Apa yang kamu katakan?” tanya balik gadis itu setengah berteriak.
“Apa yang mau kamu lakukan setelah ini? Apa kita perlu memesan kamar?” Pria itu menjawab dengan pertanyaan dan suara yang keras.
Gadis itu tersenyum miring, lantas membalikkan badan dan berhadapan dengan pria tadi. Dia merangkulkan kedua lengan ke leher pria itu, lantas mendekatkan wajah mereka hingga jarak hanya sejengkal.
Gadis itu tanpa sungkan menyambar bibir pria itu, melumat dan menyesap berulang kali yang tentunya mendapatkan balasan dari lawannya. Gadis itu melepas pagutan bibir, menatap sang pria dengan senyum manis yang membuat pria mana pun akan tergila-gila padanya.
“Aku hanya ingin bersenang-senang, malam ini sampai pagi. Tapi ….” Belum juga gadis itu melanjutkan ucapan, ponsel yang berada di saku belakang rok mininya bergetar.
“Siapa sih yang menghubungi?” Gadis itu menggerutu, lantas mengambil ponsel yang tak berhenti bergetar.
“Tunggu sebentar!” ujar gadis itu pada sang pria.
Pria itu hanya mengangguk, kemudian memilih kembali ke sofa menunggu gadis yang bersamanya selesai menjawab panggilan.
Gadis itu sedikit merapat ke dinding, kemudian menjawab panggilan dari temannya.
“Halo, Rosie! Ada apa?” tanya gadis itu dengan ponsel menempel di telinga kanan, sedangkan telinga kiri ditutup menggunakan tangan satunya agar bisa mendengar dengan jelas.
“Selena, pergi dari sana sekarang!” Suara gadis yang dipanggil Rosie itu terdengar panik.
Selena—gadis yang menari bersama pria itu menggosok telinga kanan setelah menjauhkan ponsel dari telinga, merasa jika temannya berteriak begitu kencang. Dia lantas kembali menempelkan ponsel ke telinga, kemudian menanggapi ucapan temannya yang panik.
“Tenang, Rosie. Ada apa, hm?” tanya gadis bernama Selena itu santai.
“Alex menuju ke ruanganmu, dia naik menggunakan lift. Pergi dari sana, atau habis sudah kesenanganmu!” teriak Rosie dari seberang panggilan dengan suara melengking begitu keras.
“Apa?” Gadis bernama Selena itu berteriak dengan bola mata membulat. Seketika dia seperti orang yang hampir ketahuan sedang ingin mencuri. Selena mau berlari ke mana tapi tak tahu karena bingung, hingga membuatnya malah berjalan ke kanan dan kiri tapi urung.
“Ada apa?” Pria yang bersama Selena mematikan musik, lantas menatap gadis yang bersamanya itu sedang kebingungan.
Selena menghampiri pria tadi, lantas mendaratkan sebuah kecupan di bibir dengan tangan menyambar jaket yang berada di sandaran sofa.
“Baby, aku harus pergi. Kita ketemu besok lagi, oke!”
“Tapi ….” Pria itu ingin mencegah, tapi urung karena gadis yang belum selesai bersenang-senang dengannya itu malah kabur duluan. “Sialan! Padahal aku sudah berfantasi dengan tubuhnya!” gerutu pria itu sambil mengguyar kasar rambut ke belakang, menatap punggung Selena yang lari kalang kabut seperti dikejar setan.
Selena langsung memakai jaketnya sambil berjalan dengan setengah berlari, menyibakkan rambut panjangnya hingga tergerai ke belakang, kemudian mengambil langkah seribu untuk segera meninggalkan ruangan tempatnya bersenang-senang tadi.
“Mati aku!” Selena pergi dengan wajah panik.
Selena hendak berjalan ke arah lift, tapi urung saat mengingat jika temannya berkata kalau pria bernama Alex naik menggunakan lift. Akhirnya Selena pergi ke pintu darurat, melihat banyaknya anak tangga yang harus dilewati agar bisa sampai di lantai satu.
“Agh!!! Kenapa nasibku sangat sial!” umpat Selena kesal sendiri.
Dia melepas kedua highheels, kemudian mulai menuruni anak tangga yang berjumlah ratusan mungkin ribuan. Bagaimana tidak? Dia berada di lantai tujuh, tentu saja akan banyak anak tangga yang harus dipijak agar dirinya bisa sampai ke lantai dasar.
“Kenapa dia selalu membawa kesialan untukku?” Selena menggerutu sambil terus menuruni anak tangga dengan setengah berlari.
Di lantai bawah, tepatnya di depan pintu darurat lantai satu. Seorang pria bertubuh tegap dan tinggi, terlihat bersedekap dada menatap seorang gadis yang berdiri di depannya. Pria itu tak menunjukkan ekspresi wajah apa pun, begitu datar seperti televisi flat yang tak memiliki sebuah cekungan atau cembungan.
“Aku sudah melakukan apa yang kamu minta, apa aku boleh pergi?” tanya gadis itu antara takut dan kagum dengan pria di hadapannya.
“Kamu sudah pastikan dia turun lewat tangga darurat?” tanya pria bernama Alex itu dengan suara datar.
“Sudah,” jawab gadis bernama Rosie itu dengan senyum lebar. “Bukankah kamu tadi dengar, kalau aku berkata jika kamu naik menggunakan lift. Aku yakin seyakin-yakinnya jika Selena akan turun lewat tangga darurat,” imbuh gadis itu meyakinkan, ingin hendak lepas dari pria sedingin es dan sekaku papan triplek.
Alex menggerakkan telapak tangan di udara sebagai isyarat mengusir, tak peduli lagi dengan gadis itu karena tujuan utamanya ke sana adalah gadis bernama Selena.
Rosie tersenyum lebar, hingga kemudian mengambil langkah seribu untuk kabur dari hadapan pria bernama Alex. Pria tampan yang memiliki rahang kuat, dengan mata sedikit sipit tapi tak menghalangi tatapan tajamnya.
Alex menunggu beberapa saat, hingga kemudian memandang arloji yang melingkar di pergelangan tangan, lantas mulai berhitung, memperkirakan kapan gadis bernama Selena itu akan sampai.
“Lima, empat, tiga, dua, satu.” Benar saja, pada hitungan terakhir, pintu darurat yang berada di depan Alex terbuka.
Selena dengan napas tersengal keluar dari sana, membungkuk dan mengambil udara sebanyak-banyaknya untuk mengisi stok napas di paru-paru karena hampir habis sebab dirinya harus melewati ribuan anak tangga.
“Sialan!” umpat Selena kesal dengan napas masih terengah.
“Apa yang sialan?”
Suara yang dikenal mengejutkan Selena, gadis itu tak sadar jika ada seseorang yang berdiri di depannya. Seseorang yang sejak tadi dihindarinya, hingga rela turun lewat tangga darurat.
Selena mencoba mendongak dengan badan masih membungkuk, kesialan memang sedang datang mengerjainya, niat hati menghindar malah kini tertangkap. Membuatnya geram, karena sadar jika temannya bersekongkol dengan pria bernama Alex untuk menangkapnya.
“Mau ke mana lagi kamu, hah? Jangan harap bisa kabur lagi!” Alex meraih pergelangan tangan Selena, sebelum kemudian mengangkat tubuh gadis itu lantas memanggulnya di pundak.
Selena yang masih dalam kondisi syok, lantas berteriak dengan keras karena terkejut.
“Alex! Sialan! Turunkan!” teriak Selena berulang, memberontak agar bisa turun dari pundak pria bertubuh kekar itu. Bahkan sampai memukul punggung lebar pria yang memanggulnya seenak hati.
“Mengumpatlah sesukamu! Tapi aku takkan melepasmu!” balas pria berwajah datar itu santai, lantas mengayunkan kaki dengan santai menuju area parkir.
“Alex sialan! Rosie pengkhianat!” teriak Selena yang kesal.
Lima tahun kemudian.“Alex.” Suara itu terdengar begitu berat karena napas yang tersengal.Selena memeluk erat tubuh pria yang sangat dicintai dan menikahinya sejak lima tahun lalu itu. Napasnya terengah saat tubuhnya terus dipacu dan membuat gairahnya semakin memuncak untuk menuntuk dibebaskan.Alex tengah memacu tubuh sang istri yang berada di bawah kungkungannya, peluh bermanik di wajah dan seluruh tubuh, napasnya memburu hingga dada naik turun tak beraturan.Suara desahan terdengar begitu merdu mengiringi kegiatan mereka, Selena yang selalu bersikap aktif saat bercinta, mampu membuat Alex bergairah dan mencapai klimaksnya.Sentakkan itu terasa penuh di rongga yang sudah basah akan cairan, membuat sang empu pemilik rongga mendongak karena penuh dan sesak yang terasa.Lima belas menit berlalu mereka melakukan penyatuan, hingga gelombang besar datang dan menggulung mereka, meluapkan hasrat yang menggunung dan membebaskan mereka dari cengkraman gairah.Selena menatap wajah lelah suami
Carly terlihat baru saja keluar dari sebuah hotel setelah menghadiri sebuah pesta, ketika baru saja masuk mobil yang terparkir, mata pistol langsung menempel di pelipisnya.Carly tampak terkejut, lantas melirik ke samping di mana ada seseorang yang ternyata duduk di sana dan mengarahkan pistol ke keningnya.“Sudah kuduga itu kamu,” ucap Carly dengan senyum tipis di wajah.“Terkejut aku masih hidup?” Alex bersiap menarik pelatuk.“Tidak, untuk apa aku terkejut.” Carly terlihat begitu santai meski kini ada pistol yang siap memuntahkan timah panas ke kepalanya.Alex menyeringai, tidak menyangka jika Carly bisa terlihat begitu tenang setelah semua perbuatan yang dilakukannya. Alex sudah mendapatkan informasi jika orang-orang yang menyerangnya adalah anak buah Carly, membuatnya juga murka karena anak buah Carly juga telah menyerang Sheena.“Setelah semua yang kamu perbuat, tampaknya aku tidak bisa berdiam
Selena terus menatap wajah Alex, sungguh tidak menyangka dirinya masih diberi kesempatan melihat pria itu lagi.Mereka kini berada di kamar berdua karena Alex ingin istirahat, Archie dan kedua orangtua Alex pun membiarkan Selena masih di sana bersama Alex.“Kamu tahu betapa cemasnya aku saat tahu kamu hilang.” Selena menggenggam telapak tangan Alex erat seolah tidak ingin melepasnya.“Maaf, karena semuanya terjadi begitu cepat,” ucap Alex yang merasa bersalah karena semua orang mencemaskan dirinya.Selena tersenyum hangat, tatapannya tertuju ke genggaman tangan Alex.Alex sendiri tidak pernah melihat senyum sehangat dan setenang itu dari Selena, terakhir kali adalah sebelum Nathan meninggal.“Lex, apa kamu benar-benar akan menikahiku? Aku tahu ini bukan waktu yang pas, tapi aku hanya ingin memastikan,” ucap Selena sambil memandang Alex.Alex terlihat gusar, di satu sisi dirinya sudah berjanji ke orangtua Selena dan orangtuanya jika akan menikahi Selena, tapi di sisi lain dirinya juga
Pria itu menarik Sheena dari bawah ranjang meski Sheena terus memberontak.“Tutup pintunya!” perintah pria itu kepada temannya yang berjaga di pintu.Pintu itu tertutup, hingga pria yang ternyata adalah pemburu Alex yang menginginkan Sheena, kini tersenyum melihat wajah ketakutan Sheena.Pria itu melempar tubuh Sheena di ranjang, sebelum kemudian mengukung tubuh wanita itu dengan kedua tangan Sheena yang ditahan di atas kepala.“Lepas!” Sheena terus memberontak tapi semua sia-sia.Pria itu menyeringai, puas saat melihat wajah ketakutan Sheena serta pemberontakan gadis itu.“Kamu tidak mau aku ajak baik-baik, jadi jangan salahkan aku jika memaksamu,” ucap pria itu masih dengan seringai jahatnya.“Dasar bajingan! Lepaskan aku!” umpat Sheena terus memberontak.“Lepas? Boleh, tapi setelah aku terpuaskan,” ujar pria itu lantas menarik paksa pakaian bagian atas milik Sheena.Sheena sangat terkejut, kini tubuh bagian atasnya terbuka dan memperlihatkan kulit mulusnya, serta ada bekas merah ke
Selena berdiri dengan wajah gusar dan tatapan penuh kecemasan. Ditatapnya landasan pacu di hadapannya itu dengan hati penuh kegelisahan. Menanti seseorang yang sangat dicintainya, menunggu rasa rindu dan kekhawatiran itu dilepas ke sang pemilik hati.Hingga pesawat pribadi terlihat mulai turun di landasan pacu bandaran itu. Selena menegakkan badan, begitu juga dengan Archie dan yang lainnya. Mereka menunggu kedatangan Alex.Saat pesawat itu mendarat, serta tangga mulai dipasang dan pintu terbuka. Selena menatap cemas serta berharap jika keinginannya untuk bertemu Alex terkabul. Ketika sosok yang ingin dilihatnya tampak keluar dari pesawat dan kini menuruni anak tangga.Archie juga kedua orangtuanya terlihat begitu lega melihat Alex yang akhirnya kembali, mereka tersenyum penuh rasa haru karena masih diberi kesempatan melihat pria itu.Selena ingin menangis tapi juga merasa bahagia, hingga gadis itu berlari dengan kencang, menghampiri Alex yang baru saja menginjakkan kaki di aspal.Sel
Selena masih termangu di kamarnya, waktu menunjukkan tengah malam tapi dia tidak bisa tidur karena terus memikirkan Alex. Buliran kristal bening terus luruh, Selena benar-benar tidak akan bisa hidup tanpa Alex. Dia menyesal karena tidak melihat wajah pria itu sebelum Alex menghilang.“Alex, jangan sampai terjadi sesuatu denganmu.” Selena mengusap pipi yang basah dengan air mata.Saat kekalutan melanda, ponsel Selena berdering dan terpampang nama Archie di sana. Gadis itu buru-buru menjawab karena berharap ada berita baik tentang Alex.“Archie, apa kamu menemukan Alex?” tanya Selena begitu menjawab panggilan itu.“Ya, Alex selamat. Sekarang dia dalam penjemputan dan setelah itu akan langsung pulang untuk berkumpul dengan kita,” jawab Archie dari seberang panggilan.Darah Selena mendesir mendengar kabar itu, air mata semakin tumpah karena rasa bahagia akan kelegaan yang sedang dirasakan. Doanya sepanjang malam tidak sia-sia karena akhirnya Alex ditemukan dalam kondisi selamat.“Kapan di
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments