Share

59. Ayo!

Penulis: Donat Mblondo
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-10 06:00:02

Pagi menempel di tirai, tipis dan lembut. Anli masih duduk di tepi ranjang, jemarinya hampir berhasil melepaskan diri, sampai Yuze menariknya kembali. Dekapannya kali ini lebih erat, nyaris menelan napas. Dagunya bertengger di bahu Anli. Dari sedekat itu, detak jantungnya terdengar jelas, berat, tidak teratur.

“Ayo!” bisiknya, serak, nyaris menyentuh kulit telinga.

Anli mengerutkan dahi, menoleh pelan. “Ayo apa?”

Yuze memutar wajah, sorot matanya gelap, terbakar sesuatu yang keras kepala dan rawan. “Buat anak.”

Napasnya memburu, jarak di antara mereka menipis dengan cepat.

“Hah?” Anli tersentak, tubuhnya menegang refleks. Kata-kata itu menghantamnya begitu saja, campuran kaget, malu, dan… canggung. Namun, tetap datar dan elegan. Ia tidak membiarkan reaksi berlebihan keluar ke permukaan.

Yuze, seolah tak memberi ruang untuk ragu, menggulung Anli kembali ke pelukannya. Satu tangan bertumpu di punggung, satu lagi turun perlahan, menyisir garis pinggang, menguji perbatasan yang selama ini
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Istri Buta 100 Juta Tak Tertandingi   94. Menjemput putri kerajaan

    Anli duduk tenang di sofa, kedua tangannya bertumpu rapi di pangkuan. Wajahnya pucat namun tegak, seperti seseorang yang sudah tahu akhir dari sebuah babak panjang. “Sudah waktunya,” ucapnya pelan, tapi nada itu membawa ketegasan yang membuat ruangan bergetar halus.Pintu berderit keras saat para pengawal istana menerobos masuk. Baju zirah mereka berkilat, tombak terangkat, aura kekuasaan menekan seisi ruang tamu.“Tuan Muda Qin Yuze! Nyonya Qin Xiumei! Atas perintah Yang Mulia Raja Muda, seluruh keluarga Qin ditangkap sebagai tersangka dalam tragedi tujuh tahun silam!”Kata-kata itu jatuh bagai palu godam.Xiumei yang baru turun dari tangga terhuyung, wajahnya pucat pasi. “Apa…? Tidak… ini pasti salah! Bagaimana mungkin…”Yuze berdiri kaku, wajahnya campur aduk antara marah, takut, dan tidak percaya. “Kalian berani menyentuh keluarga Qin di rumah ini?!” suaranya bergetar, lebih terdengar seperti raungan ketakutan ketimbang ancaman.Dua pengawal melangkah cepat, lalu menunduk hormat k

  • Istri Buta 100 Juta Tak Tertandingi   93. Pengakuan

    Anli duduk di sofa empuk ruang tamu, tubuhnya agak condong ke belakang. Wajahnya pucat tapi tenang, sorot matanya kosong karena gelap, namun sikapnya tetap tegak dan terjaga.Sementara itu, Yuze berdiri di depannya, hanya berjarak beberapa langkah. Tubuhnya membungkuk sedikit ke arah Anli, kedua tangannya mengepal di sisi tubuh, urat di lehernya menegang. Napasnya memburu, dada naik-turun cepat, membuat jas hitamnya tampak ketat menahan emosi.Keduanya saling berhadapan dalam diam. Jarak mereka dekat, tapi terasa seperti dipisahkan dinding tinggi.Dia tetap tenang, seolah tak terguncang. Yuze berdiri di hadapannya, tubuh besar itu seperti bayangan gelap yang menekan ruang tamu.Perlahan wanita itu menegakkan tubuhnya, jemarinya berhenti mengusap pergelangan tangan. Suaranya keluar tenang, tanpa bergetar sedikit pun.“Tuan Muda Qin…” ucapnya formal, bukan dengan panggilan pribadi. “Pernikahan kita bukanlah ikatan yang lahir dari cinta, melainkan dari transaksi.”Kata-kata itu menampar

  • Istri Buta 100 Juta Tak Tertandingi   92. Hati yang kacau

    Pintu besi ruang interogasi berderit terbuka. Udara dingin lorong istana langsung menyambut.Haoran melangkah keluar dengan langkah sedikit goyah. Wajahnya pucat, pundaknya merosot, seolah baru saja habis diguncang badai. Tatapannya kosong, seperti orang yang kehilangan pijakan.Dua pengawal langsung mengapitnya, membawa kembali ke aula resmi. Setiap langkahnya menggema, terdengar seperti ketukan vonis di lorong panjang itu.Di dalam aula, Lin Qianyi masih menunggu. Duduk anggun di kursi rendah, dengan tablet yang sudah tertutup rapi di pangkuannya. Begitu pintu terbuka dan Haoran masuk, senyumnya perlahan terbit. Senyum puas, seperti pemburu yang yakin jeratnya sudah mengikat rapat mangsa.Sorot matanya singgah ke wajah Haoran.Pucat, lemah, tak berdaya.Qianyi menunduk sedikit, pura-pura sopan, padahal dalam hati ia hampir tertawa.Haoran tidak menoleh ke arahnya. Ia hanya menunduk, mengikuti pengawal menuju kursi kayu di sisi ruangan. Tangannya bergetar halus di pangkuannya, tapi i

  • Istri Buta 100 Juta Tak Tertandingi   91. Tekanan

    Ruang interogasi seolah menahan napas ketika sosok wanita tua itu melangkah keluar sepenuhnya dari balik panel tersembunyi.Tongkat peraknya mengetuk lantai dengan ritme berat, setiap ketukan membawa wibawa yang tidak bisa disangkal.Haoran bangkit setengah berdiri, matanya berkaca-kaca. “Bagaimana… bagaimana Ibu bisa berada di sini?” suaranya serak, penuh campuran rindu dan kaget.Madam Qin Meiyun menatap putranya, lalu mengalihkan pandangan pada Zhenrui. Sorot matanya tidak menantang, tapi penuh hormat. Ia sedikit menunduk, langkahnya bergeser pelan.“Yang Mulia Raja Muda,” ucapnya lirih namun tegas, “izinkan saya berbicara sebentar dengan putra saya.”Zhenrui hanya menatapnya dengan sorot mata gelap. Tidak ada kata, hanya isyarat tipis dengan anggukan.Madam Qin berdiri lebih dekat dengan Haoran, menatap wajah putranya yang penuh emosi. Tangannya yang renta menyentuh lengan Haoran, jemari keriput itu bergetar sedikit.“Haoran,” suaranya lebih lembut, penuh beban. “Dengarkan baik-ba

  • Istri Buta 100 Juta Tak Tertandingi   90. Permainan Zhenrui

    Ruang tamu resmi istana senyap. Lampu kristal memantulkan cahaya dingin ke marmer lantai. Zhenrui duduk di kursi utama, tubuhnya tegak, sorot matanya mengunci pada Qianyi yang berdiri di seberang meja rendah.Perlahan, Qianyi meletakkan tablet tipis itu di atas meja. Jemarinya menyentuh layar, lalu menampilkan deretan dokumen digital, grafik keuangan, dan rekaman audio.“Ini… adalah transaksi rahasia milik Keluarga Qin,” katanya, nada suaranya penuh keyakinan. “Lihat, ada aliran dana besar ke rekening luar negeri tujuh tahun lalu. Dana itu digunakan untuk menyewa orang-orang bayaran yang… menyebabkan tragedi itu.”Ia menggeser layar. Muncul sebuah rekaman suara terdistorsi, samar, tapi cukup jelas terdengar nama Yan Shiming dan kalimat “hapuskan seluruh keluarga kerajaan agar tak ada pewaris.”Ruangan terasa membeku.Haoran yang berdiri di sisi dengan tangan masih terikat oleh pengawal, wajahnya pucat. “Itu tidak benar!” serunya, suaranya bergetar. “Ini fitnah! Tidak ada bukti yang me

  • Istri Buta 100 Juta Tak Tertandingi   89. Kembali ke istana

    Anli menarik napas dalam, menenangkan pikirannya. Wajahnya tetap pucat, tapi suara yang keluar dari bibirnya terdengar jernih dan penuh keyakinan.“Sejak aku mendengar suara itu… aku sudah tahu,” ujarnya pelan. “Itu suara tongkat perak Madam Qin. Aku tidak mungkin salah. Pendengaranku tidak bisa dibohongi.”Anli melanjutkan, nada suaranya semakin yakin. “Jejak Madam Qin hilang begitu saja. Seolah ada yang bertindak rapi agar tak seorang pun bisa menemukannya. Aku sudah memikirkannya berkali-kali… sampai akhirnya aku menduga hanya ada satu orang yang cukup kuat, cukup berani, dan cukup punya alasan untuk melakukannya.”Ia menoleh ke arah suara kakaknya, meski matanya tetap kosong. “Kakak yang menyembunyikan Madam Qin, bukan?”Hening panjang kembali menyelimuti. Zhenrui menutup mata sejenak, lalu membukanya lagi, sorotnya tajam namun berlapis beban. Akhirnya ia menoleh dan membuka suara.“Kau memang cerdas, Anli. Terlalu cepat menebak sesuatu yang seharusnya masih kusimpan.” Zhenrui

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status