Home / Romansa / Istri Cantik Penguasa Dingin / Pria Arogan Menyebalkan

Share

Pria Arogan Menyebalkan

Author: Komalasari
last update Last Updated: 2025-02-06 07:03:04

Kirei terbangun dan mendapati Dev sudah tidak ada di sebelahnya. “Ya, Tuhan,” desah wanita muda itu pelan, seraya menyentuh area kewanitaannya yang terasa tak nyaman.

Kirei bangkit perlahan, lalu turun dari tempat tidur. Dia mengambil mini slip dress dari lantai, lalu kimono dari dalam paper bag. 

Tenggorokan Kirei terasa begitu kering setelah bercinta. Dia beranjak keluar kamar, bermaksud pergi ke dapur. Padahal, Kirei belum mengetahui seluk-beluk tempat itu. 

Cahaya temaram menerangi sepanjang koridor. Kirei terus melangkah dalam kesunyian. Dia tak tahu harus ke mana. Kirei hanya mengikuti insting. 

Sesaat kemudian, Kirei akhirnya menemukan dapur. Dia segera mengisi gelas hingga penuh, lalu meneguk sampai hanya tersisa setengahnya. Ketika Kirei akan menghabiskan sisa air putih itu, sayup-sayup terdengar seorang pria merintih pelan. Suaranya agak parau, bagai sedang kesakitan.

“Siapa itu?” gumam Kirei, dengan wajah mulai tegang. Kembali terbayang dalam ingatan, kejadian kemarin malam di dekat pabrik kosong yang membuatnya disekap oleh Dev. 

“Apa lagi yang Dev lakukan?” gumam Kirei, kemudian meletakkan gelas di meja. Dia melangkah ke dekat jendela, lalu mengintip dari roller blind. 

Di sebelah dapur, ada bangunan kecil mirip gudang. Kirei memicingkan mata, sambil terus mengawasi bangunan itu. Dia yakin, rintihan yang didengar tadi berasal dari sana. Namun, Kirei tak melihat siapa pun.

“Sedang apa?” Suara berat Dev berhasil mengejutkan Kirei. 

Kirei langsung membalikkan badan. Dia menatap dengan sorot tak dapat diartikan, sedangkan Dev justru terlihat sangat tenang. 

“Apa yang kamu lihat dari sini?” tanya Dev, seraya berjalan mendekat ke hadapan Kirei. 

Kirei bermaksud mundur. Namun, di belakangnya ada jendela kaca berlapis roller blind, sehingga tak bisa ke mana-mana. 

“Siapa pria itu? Kenapa dia terdengar sangat kesakitan?” Kirei memberanikan diri bertanya.

“Pria yang mana?” Dev balik bertanya, berpura-pura tak mengerti maksud Kirei. 

“Jangan berlagak bodoh!" sergah Kirei pelan. “Aku mendengarnya. Apa yang kamu lakukan? Apakah ….” Wajah Kirei memucat. Dia berusaha menyembunyikan rasa takut di hadapan Dev.

Senyum tipis tersungging di bibir Dev. “Kamu pasti sedang mengigau. Sebaiknya segera kembali ke kamar,” ucap pria tampan 33 tahun tersebut. “Mari kuantar.” Dev mengulurkan tangan, bermaksud makin mendekat. 

“Tidak! Menjauh dariku!” sergah Kirei. “Kamu … kamu adalah penjahat berbahaya! Aku tidak mau tinggal di sini lebih lama lagi!"

Kirei mencari celah untuk melarikan diri. Dia mengambil jalan ke sisi kiri Dev. Namun, Kirei tak tahu seperti apa refleks seorang Dev Aydin Bahran.

Meskipun menggunakan tangan kiri, tetapi Dev bisa bergerak dengan tangkas. Tenaganya pun sangat kuat, saat menahan tubuh Kirei yang terus memberontak. 

“Jangan ribut, atau suaramu akan membuat yang lain terbangun,” ucap Dev setengah berbisik.

Kirei terpaku sambil bersandar di dada Dev, merasakan debaran jantung pria tampan tersebut. 

“Aku tidak akan menyakitimu, selama kamu bersikap baik. Tutup mata dan telingamu dari segala hal di tempat ini. Kamu hanya perlu fokus padaku. Hanya padaku, Sayang,” bisik Dev, dengan tangan kanan yang mencengkram pelan pipi Kirei. Membuat wanita muda itu sedikit mendongak. 

“Kita tidak punya urusan secara langsung. Kamu hanya perlu diam dan menurut. Dengan begitu, aku tidak akan melakukan sesuatu yang ….” Dev menjeda kalimatnya, kemudian mengecup lembut leher Kirei. 

“Aku juga tidak punya urusan dengan masalah utang-piutang antara kamu dan papa. Seharusnya, saat ini aku masih menikmati kebebasan sebagai seorang mahasiswi. Bukan jadi istri penjahat sepertimu!" balas Kirei sok berani.

“Jadi, kamu masih kuliah? Tidak masalah. Kamu bisa tetap melanjutkan masa belajar sampai selesai. Aku tidak akan membatasimu,” ujar Dev datar, tanpa menyingkirkan tangannya dari pipi Kirei. 

“Benarkah?” Kirei berusaha menetralkan debaran jantungnya.

“Ya. Namun, dengan satu catatan yang harus kamu perhatikan, Sayang.”

Kali ini, Dev melepaskan cengkraman lembutnya dari pipi Kirei. Dia membalikkan wanita muda itu jadi menghadap padanya. “Aku tidak akan mengambil risiko, dengan membiarkanmu berkeliaran di luar sana tanpa pengawasan.”

“Apa maksudmu?” Kirei menatap tak mengerti.

Akan tetapi, Dev tidak menjawab. Dia hanya tersenyum samar, lalu tiba-tiba mengangkat tubuh Kirei. Dipanggulnya wanita muda itu di pundak sebelah kiri.

“Hey! Turunkan aku!” 

Namun, Dev tidak menggubris. Dia membawa Kirei kembali ke kamar. 

Keesokan harinya, Kirei sudah bersiap pergi. Hari ini, dia ada kuliah pagi. 

“Supir akan mengantarmu ke kampus,” ucap Dev, setelah sarapan.

“Tidak usah. Aku bisa naik angkutan umum,” tolak Kirei.

“Sudah kukatakan semalam. Aku tidak akan membiarkanmu berkeliaran seorang diri tanpa pengawasan,” tegas Dev. 

“Aku tidak mau ada siapa pun yang tahu, bahwa aku sudah menikah. Apalagi, suamiku adalah Dev Aydin Bahran. Tidak!” tolak Kirei lagi cukup tegas. 

“Ya, ampun.” Dev menggeleng pelan, lalu beranjak ke hadapan Kirei. Ditatapnya sang istri, yang berusia jauh lebih muda darinya. 

“Dengarkan aku, Sayang,” ucap Dev, seraya menyentuh lembut pipi Kirei. “Semua orang mengenalku sebagai pengusaha. Tak ada yang tahu tentang kehidupan Dev Aydin di belakang layar. Seharusnya, kamu juga begitu. Namun, karena sudah telanjur ….” Dev menangkup paras cantik Kirei, yang alami tanpa polesan make up. Dilumatnya bibir sang istri beberapa saat. 

“Sudah kutegaskan. Jangan membantah,” ucap Dev, setelah puas mencium Kirei. “Jangan menguji kesabaranku.”

"Dasar pria arogan menyebalkan!"

"Ya. Itu aku." Dev menyeringai kecil.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Malam Terakhir

    Kirei memejamkan mata, memasrahkan diri sepenuhnya andai harus mati di tangan Dev. Namun, setelah beberapa saat, dia tak merasakan apa pun. Tidak ada tanda-tanda belati runcing nan tajam itu menghujam ke perutnya. Akhirnya, Kirei kembali membuka mata. Dia mendapati borgol plastik yang melingkar di pergelangannya telah terpotong. “Dalam tas itu ada baju baru. Pakailah. Aku tidak mungkin membiarkanmu keluar tanpa pakaian,” ujar Dev dingin, sebelum berlalu dari hadapan Kirei. Dia menyibukkan diri sambil menunggu Kirei selesai berpakaian. Beberapa saat kemudian, Kirei sudah tampil rapi dengan celana jeans dan T-shirt hitam polos lengan pendek. “Ayo. Anak buahku sudah menunggu di lobi,” ajak Dev, seraya meraih pergelangan tangan Kirei. Dituntunnya wanita cantik itu keluar kamar. Setelah dari hotel, Dev langsung berangkat menuju ibukota. Dia tak peduli, meskipun Kirei meminta untuk mengambil beberapa barang pribadinya di tempat kost. Sedan hitam yang ditumpangi Dev dan Kirei telah mema

  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Ujung Belati

    Kirei mendelik, lalu duduk di closet. Meskipun agak risi karena Dev memperhatikannya ketika buang air kecil, tapi dia tak punya pilihan. “Aku sudah selesai,” ucap Kirei. Dengan tangan terikat, dia tak bisa melakukan apa pun, bahkan sekadar menekan tombol flush. Apa yang seharusnya Kirei lakukan, dilakukan oleh Dev. Dia membantu wanita itu membersihkan diri. “Kamu tidak harus melakukan ini,” tolak Kirey, saat Dev menyemprotkan air ke alat vitalnya, lalu menyentuh perlahan. “Aku akan melakukan apa pun. Kamu tidak berhak melarang dan tak kuizinkan melakukan protes,” balas Dev tenang, tanpa menghentikan apa yang tengah dilakukannya. Lama-kelamaan, pikiran mesum muncul. Naluri kelelakian Dev terbangkitkan. Dia tak kuasa melawan dorongan nakal. Tak hanya membersihkan bagian sensitif Kirei, kali ini dia memasukkan jari tengah. “Jangan, Dev. Sakit ….” Kirei menatap sayu, lalu memejamkan mata. Antara nikmat dan perih bercampur jadi satu. “Nikmati rasa sakitmu,” ucap Dev pelan, tapi penu

  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Penetrasi

    Kirei menatap tajam. Hanya itu yang bisa dilakukan, sebab keadaannya tidak memungkinkan lagi untuk memberikan perlawanan. Namun, tatapan tajam tadi perlahan berubah sendu.Seluruh harga diri Kirei telah hancur di tangan Dev. Dia tak memiliki apa pun lagi yang bisa dipertahankan. Kehidupannya jadi kacau-balau, sejak sang ayah menyerahkan masa depannya kepada pria asing berdarah dingin.Setitik air mata jatuh mengiringi kepedihan dan segala nasib sial yang menimpa Kirei. Dia pasrah, andai Dev benar-benar menghabisinya kali ini. Setelah apa yang dilakukan di Meksiko, Kirei yakin pria itu tidak akan memberi ampun lagi.“Habisi saja aku. Silakan,” ucap Kirei pasrah.“Tidak sekarang Kirei. Aku tidak akan membuatmu mati dengan mudah,” t

  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Senyuman Iblis

    Kirei menoleh, menatap tajam pria itu. “Siapa kalian?”“Kamu tidak perlu tahu siapa kami,” ucap pria asing itu, seraya terus mengapit Kirei, memaksanya agar berjalan sesuai keinginan mereka.Belum sempat Kirei menanggapi lagi, mereka tiba di dekat sedan hitam. Salah seorang dari dua pria itu membukakan pintu untuk Kirei, lalu mempersilakannya masuk.Kirei terdiam sejenak, lalu berbalik secara tiba-tiba. Namun, dia tidak sempat melarikan diri karena geraknya tertahan oleh pria satu lagi. Mau tak mau, Kirei harus menurut. Dengan raut terpaksa, Kirei masuk ke mobil.“Hai,” sapa pria yang tak lain adalah Dev. Dia duduk tenang penuh wibawa, dengan tatapan lurus ke depan, seakan tak begitu peduli dengan Kirei yang ber

  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Menemukan Titik Terang

    Beberapa waktu berlalu. Dev terus mengerahkan anak buahnya yang tersebar di mana-mana. Dia memfokuskan pencarian di luar Meksiko. Dev juga berkoordinasi dengan anak buahnya yang ada di Indonesia.Setelah hampir tiga bulan, akhirnya Dev mendapatkan titik terang. Anak buahnya yang berada di Indonesia memberikan kabar, bahwa mereka telah berhasil melacak keberadaan Kirei. Namun, wanita itu tidak berada di ibukota, melainkan menetap di Bandung.Dugaan Dev tidak keliru. Dia yang sejak awal telah menduga bahwa Kirei kembali ke tanah air, segera memerintahkan Luis untuk mengurus dokumen keberangkatan.“Biarkan Kirei, Nak. Jangan mengganggunya lagi,” ucap Maitea, seraya berdiri di ambang pintu kamar Dev. Dia memperhatikan sang putra, yang tengah berkemas.

  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Sia-sia

    Dev mengerahkan seluruh anak buahnya untuk mencari Kirei ke seluruh penjuru kota. Dia menekankan kepada mereka agar tidak kembali ke markas, sebelum benar-benar yakin bahwa Kirei tidak ditemukan di manapun. Tiga hari pencarian besar-besaran dilakukan. Seakan tak ada rasa lelah, mereka memeriksa ke seluruh tempat. Namun, Kirei tak ada di mana-mana. Seperti sebelumnya, wanita itu sangat pandai menyembunyikan diri agar tak mudah ditemukan. “Kami sudah memeriksa setiap tempat dan …. Nona Kirei tidak ada di wilayah yang menjadi area pencarian kami,” lapor Mathias, yang bertugas memimpin kelompok 15. Rasa takut tersirat jelas dari parasnya, berhubung laporannya barusan pasti akan membuat Dev marah besar. “Kau yakin sudah mencari Kirei ke berbagai penjuru kota?” Dev menatap tajam Mathias yang berdiri dengan ekspresi cukup tegang.Mathias mengangguk tegas, berusaha menutupi ketakutan akan kemarahan sang tuan besar. “Aku membagi kelompok 15 jadi beberapa bagian, Tuan. Kami berpencar dan mel

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status