Share

Pelayanan Pertama

Author: Komalasari
last update Last Updated: 2025-02-06 06:29:27

Kirei langsung memasukkan kembali baju tidur seksi itu ke paper bag. 

“Kenapa?” Dev berdiri di hadapan Kirei. 

“Aku tidak mau,” tolak Kirei, seraya berbalik membelakangi. 

Dev menggumam pelan, kemudian menyentuh lengan Kirei. “Ganti bajumu,” ucapnya, setengah berbisik. “Kamu sudah jadi milikku. Itu artinya, aku bebas melakukan apa pun terhadapmu.”

“Aku tidak mau,” tolak Kirei segera. “Aku tidak sudi bercinta dengan seorang penjahat!"

Dev kembali menggumam pelan. “Penjahat? Memangnya, apa yang kamu ketahui tentangku?” 

“Jangan kira aku tidak mengenali suaramu, Pak Dev. Semua masih terekam jelas dalam ingatanku.”

“Jangan mempersulit dirimu, Sayang," ucap Dev pelan.

Kirei berbalik, lalu mundur perlahan. Memberi jarak antara dirinya dengan Dev. “Siapa kamu sebenarnya Dev Aydin Bahran?” Kirei menatap tajam pria tampan berperawakan tinggi tegap itu. 

“Aku? Silakan cari tahu sendiri.” Dev begitu tenang menghadapi Kirei, yang justru memperlihatkan sikap tak bersahabat. 

Dev mengalihkan perhatian pada paper bag di kasur. Dia mengambil mini slip dress satin tadi. “Ganti bajumu,” suruhnya sekali lagi, seraya menyodorkan baju itu. “Apakah perlu kubantu?” 

Kirei melotot tajam, sebagai bentuk protes atas pertanyaan Dev. 

“Ingat, Kirei. Selama ayahmu belum melunasi utang beserta bunganya, kamu adalah milikku. Aku berhak melakukan apa pun. Jadi, jangan menolak atau ….”Dev menatap aneh.

“Atau apa?” Kirei mulai waswas. 

“Kamu pasti sudah tahu jawabannya.” Dev tersenyum simpul.

Kirei terdiam. Ingatannya kembali pada kejadian kemarin malam, saat melihat Dev dan dua pria lain menyeret seseorang dari dalam pabrik terbengkalai. 

Ingatan Kirei beralih kepada Sigit. Meskipun pria itu tidak pernah bersikap baik, tetapi hanya Sigit lah keluarganya saat ini. Dia tak ingin terjadi sesuatu yang buruk terhadap sang ayah. 

“Jangan lakukan apa pun terhadap papa dan kakakku,” ucap Kirei pelan, tetapi penuh penekanan. Walaupun takut, dia tetap memaksakan diri bersikap sok berani. 

“Kalau begitu, sebaiknya bekerja samalah denganku,” ucap Dev menanggapi. 

Kirei tak berkomentar. Dia mengalihkan perhatian pada pakaian tidur seksi  yang dipegangnya. “Aku ganti baju dulu.” Dia hendak berlalu dari hadapan Dev.

Namun, Dev segera mencegah. “Tetap di sini."

“Apa?” protes Kirei. “Aku mau berganti pakaian.”

“Lakukan di sini,” ucap Dev pelan, tetapi cukup tegas. 

“Aku ….” Kirei jadi serba salah. “Jangan membuatku malu.”

“Kenapa harus malu? Pada akhirnya, aku akan mengetahui sesuatu yang lebih dalam dari dirimu.”

“Aku belum ____”

“Lakukan,” sela Dev. Nada bicaranya menyiratkan tidak menerima penolakan. 

“Dasar gila!” gerutu Kirei pelan, seraya menurunkan resleting dress yang dikenakan. Baju itu terjatuh dan menyisakan pakaian dalam. 

Namun, bukan itu yang menjadi perhatian Dev, melainkan kulit eksotis Kirei yang sangat menggoda. Dev menarik napas dalam-dalam, menetralkan perasaan yang mulai tak menentu. 

“Lepaskan pakaian dalammu,” suruh Dev, dengan tatapan tak teralihkan sedikit pun. 

Kirei terlihat ragu. Namun, dia tak bisa menolak. Dibukanya pengait bra, lalu dilepaskan. Tampaklah sepasang payudara yang membusung indah dan kencang, bagai belum pernah tersentuh tangan-tangan nakal. Setelah itu, Kirei menurunkan celana dalam.

Tepat saat Kirei akan mengenakan mini slip dress pemberian Dev, tiba-tiba tangannya ditarik cukup kencang hingga masuk ke pelukan pria itu. 

“Tidak perlu memakai ini,” ucap Dev, seraya merebut, kemudian melemparkan baju tidur seksi itu ke lantai. Didekapnya erat pinggang Kirei, hingga merapat ke tubuhnya. 

“Layani aku malam ini,” bisik Dev, seraya mendekatkan wajah. Dilumatnya bibir Kirei. Makin lama makin panas dan penuh gairah. 

Desah manja terdengar, ketika bibir mereka bertaut mesra. Lidah bersentuhan dan saling memilin, menghadirkan sensasi luar biasa yang membakar jiwa. 

Perlahan, Dev merebahkan tubuh polos Kirei di tempat tidur, tanpa menghentikan ciumannya. Begitu juga dengan rabaan nakal di seluruh lekuk indah Kirei, yang membuat wanita muda itu kian terbuai. 

Saat merasa Kirei sudah berhasil dilumpuhkan, Dev bangkit. Dia menanggalkan pakaian, sehingga tubuh atletisnya yang berhiaskan beberapa tato jadi terlihat jelas. 

Dev mengambil sesuatu dari saku celana panjang, yaitu sebuah bungkusan segi empat berwarna silver. Sambil terus menatap Kirei yang sudah pasrah di tempat tidur, Dev menggigit ujung pembungkus tersebut dan menyobeknya menggunakan gigi. 

Dev menyeringai kecil, saat memasang pengaman. Setelah selesai, dia naik ke tempat tidur, mengukung Kirei dengan kedua lengan kekarnya. 

Namun, tiba-tiba Kirei terlihat gelisah. Wanita muda itu menggeleng lemah, saat merasakan ada sesuatu yang menyentuh area kewanitaannya. “Jangan,” pinta Kirei agak parau.

“Akulah bosnya,” balas Dev, seraya memejamkan mata sesaat. 

“Ah! Sakit sekali ...,” pekik Kirei tertahan, seraya mencengkram erat sprei. Matanya terbelalak lebar, merasakan sakit luar biasa ketika Dev justru menyeringai puas.

“Jadi, kamu masih perawan, Sayang?” Napas Dev mulai memburu, menghangat di wajah Kirei yang memucat karena menahan sakit. Kirei merintih pelan.

Namun, rintihan wanita muda itu justru jadi kayu bakar yang membuat api gairah dalam diri Dev kian berkobar. Tak dipedulikannya keadaan Kirei. Dev bahagia karena bisa merasakan keperawanan, setelah sekian lama hanya menikmati wanita-wanita murahan penjaja tubuh demi uang. 

Detik berlalu. Kirei terlelap dalam dekapan Dev, setelah dipacu sekitar satu jam lebih. 

Perlahan, Dev melepaskan dekapannya, lalu menidurkan Kirei di bantal. Dia berpakaian, kemudian keluar kamar. Dev menemui dua pria, yang sudah menunggu di koridor.

"Bajingan itu ada di ruang belakang," lapor anak buah Dev.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Malam Terakhir

    Kirei memejamkan mata, memasrahkan diri sepenuhnya andai harus mati di tangan Dev. Namun, setelah beberapa saat, dia tak merasakan apa pun. Tidak ada tanda-tanda belati runcing nan tajam itu menghujam ke perutnya. Akhirnya, Kirei kembali membuka mata. Dia mendapati borgol plastik yang melingkar di pergelangannya telah terpotong. “Dalam tas itu ada baju baru. Pakailah. Aku tidak mungkin membiarkanmu keluar tanpa pakaian,” ujar Dev dingin, sebelum berlalu dari hadapan Kirei. Dia menyibukkan diri sambil menunggu Kirei selesai berpakaian. Beberapa saat kemudian, Kirei sudah tampil rapi dengan celana jeans dan T-shirt hitam polos lengan pendek. “Ayo. Anak buahku sudah menunggu di lobi,” ajak Dev, seraya meraih pergelangan tangan Kirei. Dituntunnya wanita cantik itu keluar kamar. Setelah dari hotel, Dev langsung berangkat menuju ibukota. Dia tak peduli, meskipun Kirei meminta untuk mengambil beberapa barang pribadinya di tempat kost. Sedan hitam yang ditumpangi Dev dan Kirei telah mema

  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Ujung Belati

    Kirei mendelik, lalu duduk di closet. Meskipun agak risi karena Dev memperhatikannya ketika buang air kecil, tapi dia tak punya pilihan. “Aku sudah selesai,” ucap Kirei. Dengan tangan terikat, dia tak bisa melakukan apa pun, bahkan sekadar menekan tombol flush. Apa yang seharusnya Kirei lakukan, dilakukan oleh Dev. Dia membantu wanita itu membersihkan diri. “Kamu tidak harus melakukan ini,” tolak Kirey, saat Dev menyemprotkan air ke alat vitalnya, lalu menyentuh perlahan. “Aku akan melakukan apa pun. Kamu tidak berhak melarang dan tak kuizinkan melakukan protes,” balas Dev tenang, tanpa menghentikan apa yang tengah dilakukannya. Lama-kelamaan, pikiran mesum muncul. Naluri kelelakian Dev terbangkitkan. Dia tak kuasa melawan dorongan nakal. Tak hanya membersihkan bagian sensitif Kirei, kali ini dia memasukkan jari tengah. “Jangan, Dev. Sakit ….” Kirei menatap sayu, lalu memejamkan mata. Antara nikmat dan perih bercampur jadi satu. “Nikmati rasa sakitmu,” ucap Dev pelan, tapi penu

  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Penetrasi

    Kirei menatap tajam. Hanya itu yang bisa dilakukan, sebab keadaannya tidak memungkinkan lagi untuk memberikan perlawanan. Namun, tatapan tajam tadi perlahan berubah sendu.Seluruh harga diri Kirei telah hancur di tangan Dev. Dia tak memiliki apa pun lagi yang bisa dipertahankan. Kehidupannya jadi kacau-balau, sejak sang ayah menyerahkan masa depannya kepada pria asing berdarah dingin.Setitik air mata jatuh mengiringi kepedihan dan segala nasib sial yang menimpa Kirei. Dia pasrah, andai Dev benar-benar menghabisinya kali ini. Setelah apa yang dilakukan di Meksiko, Kirei yakin pria itu tidak akan memberi ampun lagi.“Habisi saja aku. Silakan,” ucap Kirei pasrah.“Tidak sekarang Kirei. Aku tidak akan membuatmu mati dengan mudah,” t

  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Senyuman Iblis

    Kirei menoleh, menatap tajam pria itu. “Siapa kalian?”“Kamu tidak perlu tahu siapa kami,” ucap pria asing itu, seraya terus mengapit Kirei, memaksanya agar berjalan sesuai keinginan mereka.Belum sempat Kirei menanggapi lagi, mereka tiba di dekat sedan hitam. Salah seorang dari dua pria itu membukakan pintu untuk Kirei, lalu mempersilakannya masuk.Kirei terdiam sejenak, lalu berbalik secara tiba-tiba. Namun, dia tidak sempat melarikan diri karena geraknya tertahan oleh pria satu lagi. Mau tak mau, Kirei harus menurut. Dengan raut terpaksa, Kirei masuk ke mobil.“Hai,” sapa pria yang tak lain adalah Dev. Dia duduk tenang penuh wibawa, dengan tatapan lurus ke depan, seakan tak begitu peduli dengan Kirei yang ber

  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Menemukan Titik Terang

    Beberapa waktu berlalu. Dev terus mengerahkan anak buahnya yang tersebar di mana-mana. Dia memfokuskan pencarian di luar Meksiko. Dev juga berkoordinasi dengan anak buahnya yang ada di Indonesia.Setelah hampir tiga bulan, akhirnya Dev mendapatkan titik terang. Anak buahnya yang berada di Indonesia memberikan kabar, bahwa mereka telah berhasil melacak keberadaan Kirei. Namun, wanita itu tidak berada di ibukota, melainkan menetap di Bandung.Dugaan Dev tidak keliru. Dia yang sejak awal telah menduga bahwa Kirei kembali ke tanah air, segera memerintahkan Luis untuk mengurus dokumen keberangkatan.“Biarkan Kirei, Nak. Jangan mengganggunya lagi,” ucap Maitea, seraya berdiri di ambang pintu kamar Dev. Dia memperhatikan sang putra, yang tengah berkemas.

  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Sia-sia

    Dev mengerahkan seluruh anak buahnya untuk mencari Kirei ke seluruh penjuru kota. Dia menekankan kepada mereka agar tidak kembali ke markas, sebelum benar-benar yakin bahwa Kirei tidak ditemukan di manapun. Tiga hari pencarian besar-besaran dilakukan. Seakan tak ada rasa lelah, mereka memeriksa ke seluruh tempat. Namun, Kirei tak ada di mana-mana. Seperti sebelumnya, wanita itu sangat pandai menyembunyikan diri agar tak mudah ditemukan. “Kami sudah memeriksa setiap tempat dan …. Nona Kirei tidak ada di wilayah yang menjadi area pencarian kami,” lapor Mathias, yang bertugas memimpin kelompok 15. Rasa takut tersirat jelas dari parasnya, berhubung laporannya barusan pasti akan membuat Dev marah besar. “Kau yakin sudah mencari Kirei ke berbagai penjuru kota?” Dev menatap tajam Mathias yang berdiri dengan ekspresi cukup tegang.Mathias mengangguk tegas, berusaha menutupi ketakutan akan kemarahan sang tuan besar. “Aku membagi kelompok 15 jadi beberapa bagian, Tuan. Kami berpencar dan mel

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status