Share

Sudah Punya Pacar?

Author: Dlrhmd_
last update Huling Na-update: 2025-09-19 16:53:39
"Setelah lulus kuliah nanti, aku pengen jadi rektor dan kamu jadi dosennya, gimana?" tanyanya begitu bahagia.

Senyum yang menghiasi wajah Mira terlihat begitu indah, membuatnya tanpa sadar ikut tersenyum bahagia. Bahkan, angin seolah tahu ada sosok bidadari di hadapannya hingga membuat rambutnya yang digerai berterbangan kesana-kemari.

"Terus nanti aku akan menikah dengan seorang pria yang cukup tampan. Dan kamu, menikah dengan wanita yang orang tua kamu jodohkan. Setelah kita punya anak, aku ingin mereka sahabatan kayak kita, gimana?"

Aditya tersenyum kembali, ia mengangguk kepala tanpa ragu. Meski semua itu terlampau jauh untuk mereka, tapi apa salahnya jika mengiyakan segala sesuatu hal yang baik?

"Aku juga pengen lihat kamu wisuda ..., ih! Tapi aku mau-nya kita wisuda bersama aja. Kamu jangan coba-coba mendahului aku, ya!" pekik Mira kembali seraya menyenggol tangannya.

Tanpa sadar, sekelebat ingatan tentang Mira kembali datang membuat matanya langsung berkaca-kaca. Ad
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Istri Dadakan Dosen Rupawan   Kakak?

    Hening.Keduanya memilih bungkam. Suasana di antara mereka terasa tegang. Raffi menatap Sasha intens, matanya menyiratkan seribu pertanyaan dan kekhawatiran yang ia pendam. Sasha menunduk, menghindari tatapan itu, merasa seperti tertangkap basah melakukan kesalahan besar.Alya, yang baru bergabung, ikut merasakan ketegangan di udara. Ia bingung melihat tingkah aneh kedua temannya. Biasanya, mereka selalu ceria dan penuh canda tawa. Tapi, hari ini, ada sesuatu yang berbeda."Kalian kenapa, sih?" Alya bertanya, memecah keheningan yang mencekam. Matanya melirik mereka bergantian, mencoba mencari tahu apa yang terjadi. "Terus, bukannya kamu pergi sama Pak Arkan? Kok ada di sini? Gak jadi makan siang bareng?""Kamu tahu Sasha mau pergi sama dosen baru itu?" Raffi langsung menyambar. Ia menoleh ke Alya dengan tatapan menusuk, seolah menyalahkannya atas situasi ini. "Kenapa kamu biarin? Sasha itu mahasiswi, dan dia dosen. Kalau ada yang lihat, bisa jadi bahan gosip!"Alya terdiam, bingung ba

  • Istri Dadakan Dosen Rupawan   Anak Sialan?

    Jantung Sasha berdebar tak terkendali, iramanya mengalahkan genderang perang, seolah ia tengah menghadapi komite sidang yang siap menguliti setiap argumennya. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba meredakan kegugupan yang mulai menjalar, mewarnai pipinya dengan semburat merah muda."Alya, awas saja kamu!" gerutunya dalam hati, berusaha keras untuk tidak menyalahkan sahabatnya. Namun, kekesalan tetaplah kekesalan, bagai duri kecil yang menusuk-nusuk relung hatinya."Tenang saja, Sa. Saya tidak akan memangsa Anda," suara Arkan menyapa indranya, bagai oase di padang pasir, menenangkan dan lembut. "Saya juga tidak berniat menjatuhkan hukuman atau sanksi apa pun. Sebagai gantinya, izinkan saya mentraktir kamu makan siang hari ini dan seterusnya juga menemani makan. Anggap saja ini kompensasi atas kerahasiaan yang saya jaga."Sasha mengangkat alis, sorot matanya menyipit, menelisik ketulusan di balik tawaran itu. "Hanya itu?" tanyanya, nada suaranya sarat keraguan.Arkan tertawa kecil, mer

  • Istri Dadakan Dosen Rupawan   Ketahuan

    "Aku brengsek. Sungguh, aku brengsek!"Kalimat itu pecah dari bibir Aditya, nyaris tak terdengar. Sebuah tetes air mata meluncur, membasahi gundukan tanah merah di hadapannya. Seperti ritual, ia selalu membawa sebuket bunga matahari, kesukaan Mira.Jemari Aditya mengusap lembut ukiran nama 'Mira Anasari' di batu nisan. Senyum pahit terukir di bibirnya, hatinya mencelos. Bayangan masa lalu yang kelam, terutama setelah kemunculan Arkan, kembali menghantui, mengaburkan akal sehatnya atas kesalahan bertahun-tahun silam.Napas berat meluncur dari dadanya, jemarinya menyeka sudut mata yang basah. "Aku sudah menikah dengan Sasha," bisiknya, suaranya tercekat. "Maaf, aku gagal mewujudkan impianmu melihatku bersanding dengan seorang istri."Setiap kata terasa seperti duri yang menusuk kerongkongannya. Ia memejamkan mata sejenak, menelan kepahitan, lalu berbalik, meninggalkan tempat itu.Udara di pemakaman terasa semakin menyesakkan, mengoyak jiwanya. Tubuhnya bergetar, mendesak untuk segera pe

  • Istri Dadakan Dosen Rupawan   Matamu mirip sekali

    Wajah Sasha memerah, panas menjalar hingga ke telinga saat tatapan mereka bertemu. Dengan gerakan canggung, ia bangkit perlahan dari posisi terjatuh. Pria di hadapannya ikut berdiri, ekspresinya datar tak terbaca, namun seulas senyum tipis tersungging di sudut bibirnya, lebih mirip seringai yang mengusik. "Kamu nggak apa-apa, kan?" tanya pria itu, suaranya tenang. Sasha menyipitkan mata, meneliti. Pria ini asing, benar-benar tak familiar. Sepertinya ia baru pertama kali menginjakkan kaki di kampus ini, atau setidaknya, di area ini. Aura formalitasnya terlalu kentara, tidak seperti mahasiswa kebanyakan. "Saya nggak apa-apa, Om. Lain kali, tolong lebih hati-hati," Sasha berusaha terdengar tegas, "Saya permisi dulu." Ia melangkah, buru-buru ingin menjauh dari situasi canggung ini. Namun, baru dua langkah, sebuah sentuhan lembut namun tak terduga menghentikan pergerakannya. Pergelangan tangannya digenggam. Sasha menoleh, matanya langsung terpaku pada jemari yang melingkar di kulitnya.

  • Istri Dadakan Dosen Rupawan   Ini Salahmu

    Tubuhnya membeku, setiap ototnya menegang. Aditya kehilangan kata-kata, matanya hanya mampu menyampaikan permohonan. Raut wajahnya yang putus asa, menggantikan wajah dinginnya yang dulu."Setelah membunuh Mira, kau di sini tertawa, menikah seolah tak terjadi apa-apa? Di mana hatimu?!" desis Arkan. Suaranya lirih, namun setiap katanya bagai racun yang merambat.Aditya menggeleng lemah. "Aku memang bersalah, Ar. Tapi, aku sudah membayar semuanya. Hidupku dipenuhi ketakutan. Apa itu belum cukup?""Cukup?! Kau pantasnya mendekam di penjara, bukan duduk tenang di kampus ini!" Arkan berdiri di hadapannya, wajahnya merah padam menahan amarah. "Lima tahun berlalu, lihat aku. Aku masih sendiri, tak bisa menggantikan Mira! Seharusnya, hari itu aku melamarnya. Tapi kau ... kau merenggut nyawanya, brengsek!"Dengan kasar, Arkan mencengkeram kerah kemeja Aditya. Matanya menyala, menatapnya penuh kebencian. "Untungnya, aku dipindahkan ke sini sebagai dosen."Mata Aditya membelalak. Ia tak salah den

  • Istri Dadakan Dosen Rupawan   Kecelakaan

    "Pria itu? Raffi maksudnya?"Pertanyaan itu tergambar jelas di benak Sasha. Ia sudah menjawabnya, pria itu yang mana maksudnya? Namun, tak ada balasan apapun hingga jadwal kampus sudah usai begitu saja. "Apa sih, maksud dia itu?" gumam Sasha kembali. Tangannya terangkat, menyentuh Coffee late yang telah di pesan oleh Alya sejak tadi. Lalu, menyesepnya secara perlahan. Alya yang berada di dekatnya sontak memperhatikan raut ekspresi Sasha yang sungguh tak biasanya. Sahabatnya itu terlihat aneh. Dengan santainya, menepuk jidat Sasha kuat hingga menimbulkan suara yang terdengar cukup nyaring.Plak!Sasha terkejut. Ia menoleh dengan tatapan yang melotot tajam. Lalu, mengelus jidatnya yang memerah. "Alya …?!" pekiknya dengan nada setengah jengkel. "Ini kepala bukan mainan, kok main tepuk-tepuk aja, sih?!”"Alya terkekeh pelan. "Yah, habisnya kamu melamun aja. Kayak lagi mikirin suami tercinta … oh, atau jangan-jangan kamu mau malam pertamanya nanti malam, ya? Jadi, mikirin mau pakai baju

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status