Share

BAB 3

“Bekerjalah untukku.”

Mendengar ucapan pria tersebut, dahi Jennar berkerut. "Bekerja untukmu?" Dia merasa sedikit bingung.

"Ya," jawab pria itu singkat. “Perusahaanku memerlukanmu.”

Jennar menghela nafas, perasaannya diserang rasa aneh yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Hal itu membingungkan sekaligus menyinggungnya. 

Pria di hadapan sedang memintanya untuk bekerja sama dengan perusahaannya?! Dia lebih mementingkan itu dibandingkan makan siang bersamanya?!

"Oke. Sebaiknya kita bicarakan ini saat makan siang besok," ucap Jennar, sengaja memaksa pria itu agar menerima ajakan makan siangnya. Kalau ditolak, sebagai selebgram terkenal, malu berat sih!

"Tapi—"

"Besok," tegas Jennar sembari menyisir rambutnya ke belakang. "Hari ini, aku lelah. Tidakkah kamu ingat apa yang baru saja terjadi?" tanyanya. "Aku baru saja dikhianati, apa kamu begitu tega membahas kerja sama dengan seseorang yang sedang patah hati?"

Sejenak sepasang mata zamrud itu menatap Jennar lekat. Akhirnya, pria itu pun menghela napas sembari mengangguk menyetujui. "Baiklah."

"OK, deal! Mana hapemu?" Jennar menyodorkan telapak tangan kosongnya.

Melihat tangan Jennar, pria itu refleks meletakkan ponselnya ke tangan gadis itu. Saat sadar, dia pun bertanya, "Kamu sedang apa lagi?"

Jennar mengabaikan ucapan pria tersebut, sibuk dengan telepon genggam milik mereka berdua. Setelah selesai, dia tersenyum dan mengembalikan ponsel pria tersebut. 

"Aku sudah simpan kontak kamu dan kontakku juga ada di hapemu, besok kita kontak-kontakkan, ya!" Tanpa menunggu balasan, Jennar melambaikan tangannya sembari berjalan meninggalkan kelab itu. "Sampai jumpa besok, Kakak ganteng!"

Di tempatnya, pria bernetra zamrud itu termenung. Dia memandangi sosok Jennar yang sesekali menyapa kepada para fansnya. Kemudian, maniknya bergeser pada kontak Jennar yang telah tersimpan di ponselnya. 

Bibir pria itu terpisah membacakan nama kontak yang Jennar gunakan untuk dirinya di ponsel tersebut, "Jennar ... Sayang?" Tangan pria itu menutup setengah wajahnya, menghalangi orang lain dari melihat sudut bibir pria tersebut yang terangkat. “Gadis yang percaya diri.” 

**

TRING! TRING! TRING!

Suara dering ponsel yang memekakkan telinga membangunkan Jennar dari tidurnya. Gadis itu pun meraih benda pipih tersebut tanpa membuka mata. 

“Halo ….”

"Jen, bangun! Buka Instawarm lo sekarang!" Ucapan sang asisten, yang lebih terdengar sebagai sebuah perintah, membuat Jennar mengerutkan kening.

“Apaan sih–”

“Buka! Sekarang!”

Karena begitu ditekan oleh asistennya, Jennar langsung mematikan panggilan untuk kemudian membuka aplikasi Instawarm. Mendadak, matanya membelalak.

"Oh my God!" pekik Jennar terkejut. 

Jennar setengah melompat jadi terduduk di atas tempat tidur. Dia tatap kembali layar telepon genggamnya untuk memastikan kalau penglihatannya tidak salah.

"Jennaira Lovata Araav sukses menjadi satu-satunya selebgram dengan jumlah followers terbanyak!" teriak Jennar dengan riang.

Hanya dalam satu malam, akun Instawarm Jennar sukses diikuti oleh lebih dari satu juta pengikut!

Setelah puas melakukan pengumuman konyol itu, Jennar kembali menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur. Dia tengkurap sambil mengotak-atik telepon genggamnya, hingga beberapa detik kemudian saat tengah asik membaca komentar para followernya, mulut Jennar dibuat menganga saat tidak sengaja mengetahui sebuah fakta tentang identitas pria yang menolongnya semalam.

Jennar kembali terduduk di ranjangnya dengan mata terbelalak. Dia menggulir layar ponselnya dengan cepat, membaca artikel yang tertulis. "Deankara Ganendra!?" 

Di dalam artikel itu, semua informasi mengenai Deankara Ganendra, CEO dari Ganendra Cosmetics, sebuah perusahaan kosmetik terbesar di Indonusa. Tidak hanya itu, pria yang notabenenya adalah penyelamat Jennar itu juga ahli waris dari Keluarga Ganendra yang ternama!

“Ya Tuhan!” Gadis itu mencengkeram rambutnya, mengingat semua kejadian memalukan yang dia lakukan terhadap pria tersebut. "Gue manggil CEO Ganendra Cosmetic Kakak Ganteng?!" Jennar langsung menutup wajahnya dengan frustrasi. “Astaga, gue juga nyimpen kontak di hapenya pake nama ‘Jennar Sayang’ lagi!”

Semakin Jennar mengingat apa yang telah dia lakukan di malam yang lalu dengan Dean, semakin Jennar ingin menggali tanah dan mengubur dirinya. 

“Dari sekian banyak cowok yang ada di kelab, kenapa yang nolongin gue harus dia?!” racau Jennar sembari kembali melirik artikel di depan mata.

[Deankara Ganendra, CEO Ganendra Cosmetic dan juga putra sulung dari pebisnis sukses Catra Dewantara Ganendra, terlihat dekat dengan selebgram dan model ternama Jennar!]

“Hah?!” Mata Jennar membesar saat melihat satu kenyataan yang kembali mengejutkannya. “C-Catra Dewantara?! I-itu ‘kan temennya papih?!” Gadis itu langsung mengacak-acak rambutnya kembali. “Jennar, gila banget looo!”

Ting!

Bunyi notifikasi yang menandakan ada satu chat masuk dari ponselnya itu pun sukses menghentikan racauan Jennar. 

Gadis itu meraih benda pipih tersebut, lalu menyalakannya dengan perasaan khawatir. Nama 'Kakak Ganteng’ muncul pada layar ponselnya, kedua mata Jennar langsung membelalak lebar dengan napas yang tercekat di ujung tenggorokan. 

Dengan telunjuknya yang sedikit bergetar dan kedua matanya yang menyipit, Jennar lantas membuka chat yang masuk dari 'Kakak Ganteng’ yang tidak lain adalah CEO Ganendra Cosmetic itu.

[Kita bertemu di Restoran Blue Diamond, jam tujuh malam ini]

Melihat pesan ketus dan dingin itu, Jennar sontak mendengus kasar. Kenapa pria itu seolah-olah sedang memerintahnya?! Bukan hanya itu, Dean mengubah jadwal temu dengan seenak jidat, membuat Jennar merasa jengah.

“Dih …." Jennar merengut. "Gue ngajak lo makan siang, bukan dinner!” keluh gadis itu sambil menunjuk-nunjuk layar telepon genggam yang menampilkan chat dari Dean.

Jennar lantas melempar asal ponselnya ke sisi ranjang, lalu merebahkan tubuhnya dan mengabaikan sepenuhnya chat tersebut.

“Cuma karena dia CEO, dia pikir gue bakal patuh buat ikutin keinginannya?! Enak saja!” Jennar menggerutu sembari kembali mendengus jengkel. “Lo berharap gue dateng?” Senyuman percaya diri terlukis di bibirnya. “Nope! Gue nggak bakal dateng!”

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Jasmani Abbas
Merasa suprise Thorr.... sy sdh baca " mendadak dinikahi CEO", terus yg ini lanjutannya kisaj tentan Denkara Kamazuya yg sdh dewasa, thanks...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status