Share

Melarikan Diri

Penulis: vitaloka sari
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-03 17:55:17

Rava kembali naik ke atas memastikan keadaan Carla, dia khawatir kesehatan wanita yang sudah menjadi ibu dari anaknya itu.

Pria itu tidak tahu kalau putri kecilnya telah mengikuti dari belakang sama-sama masuk ke dalam kamar.

"Hai, bagaimana keadaanmu?" tanya Rava lembut.

"Bisa kau bebaskan aku sekarang? Ada sesuatu yang ingin aku selesaikan di luar sana!" pinta Carla memohon.

"Ibu mau meninggalkan kita lagi ayah?!" Rava dan Carla terkejut dan langsung berbalik.

Gadis manis itu tiba-tiba menangis sesenggukan sambil memeluk boneka kelinci.

"Bagaimana bisa kau masuk ke sini sayang?" tanya Rava khawatir lalu membawa Ozora masuk ke dalam pelukan hangatnya.

"Jawab Ozora ayah?" tangisnya sesenggukan namun tatapannya kosong melihat Carla sama sekali tidak bergeming.

Rava memilih menurunkan Ozora ditengah-tengah mereka berdua dia melirik kepada Carla berharap wanita ini mau membantu menenangkan putri kecilnya.

Carla geleng-geleng kepala karena belum bisa menjadi ibu bagi Ozora. 

Rava membawa Ozora keluar dia semakin kecewa terhadap Carla tidak mau mengambil hati putri kecilnya.

"Kenapa ayah belum menjawab pertanyaan Ozora?" tanyanya sambil menangis.

"Diam Ozora?! Kau terlalu banyak bertanya!" tiba-tiba Rava membentaknya.

Ozora tersentak kaget langsung lari ke kamar pertama kalinya Rava mengeluarkan suara kuat terhadap dirinya. 

Carla yang menyaksikan itu semua seketika langsung merasa bersalah. Ia benci Rava terlalu kasar terhadap anak kecil yang tidak tahu apa-apa.

"Kalian urus Ozora jangan kasih izin keluar sebelum aku kembali!" perintah Rava.

"Baik Tuan," jawab pelayan cepat.

"Apa yang kau lakukan? Dia hanya anak kecil tidak pantas diperlakukan seperti itu?" potong Carla.

"Kau saja tidak peduli apalagi aku." Rava meninggalkan kamar Ozora.

Carla menoleh kepada Ozora yang meringkuk ia tidak bisa melihat Ozora dikurung lantas langsung menerobos masuk ke dalam.

"Ozora?" panggil Carla pelan.

"Pergi! Ozora tidak membutuhkan ibu?" teriaknya.

"Sayang kau mau kan memeluk ibu?" pinta Carla selembut mungkin.

Ozora geleng-geleng malah mundur kebelakang takut kena bentak namun, Carla langsung menangkap membawa masuk ke dalam pelukan hangatnya.

"Ibu minta maaf sayang," bisik Carla sambil merasakan tubuh Ozora bergetar.

"Ibu tidak akan bentak Ozora kan?" tanyanya takut.

"Tidak sayang karena kau adalah putri cantikku," ucap Carla sambil tersenyum lebar untuk pertama kalinya.

Rava belum berangkat ke kantor teduh melihat dua wanita yang akan dia jaga mulai saat ini.

Carla tidak menyadari Rava sedang memperhatikan mereka berdua dari balik cermin kecil Ozora.

"Ibu tahu Ozora anak kuat, lembut, mau kan maafkan ibu dan ayah?" ucap Carla sambil melepaskan pelukannya lalu mengusap wajah Ozora yang sembab.

Ozora ketakutan dia malah memilih bersembunyi karena melihat kedatangan Rava.

"Ozora!" panggil Rava halus.

"Ibu, Ozora takut," ucapnya.

"Ayah juga minta maaf ya sayang," pinta Rava.

"Ozora mau sama ibu." Ozora memeluk erat Carla hingga wanita itu bingung.

Niat ingin melarikan diri dari rumah ini jadi ia urungkan karena Ozora tiba-tiba lengket dengannya.

"Ozora menyukaimu boleh kau berikan dia kasih sayang? Dari kecil dia tidak pernah merasakan kehangatan seorang ibu." Carla tidak sengaja melihat manik mata Ozora yang menganak. 

"Ibu tidak menyukai Ozora ya?" Carla tersentak kaget merasakan sentuhan jari mungil itu mengusap wajahnya.

"Suka sayang," balas Carla lembut walaupun masih belum bisa menerima kenyataan ia menjadi ibu bagi seorang anak kecil bukan dari kandungannya.

Setelah keadaan tenang Carla kembali ke kamar, terlalu lama mengulur waktu tinggal di sini ia akan semakin terjebak dengan keluarga kecil Rava.

Dirinya ingin bebas agar bisa secepatnya balas dendam kepada Victor dan Kekasihnya. Walaupun Rava sudah menyelamatkan nyawanya tapi pernikahan ini tidaklah benar.

Secara perlahan Carla membuka pintu namun pandangan mereka berdua langsung saling beradu. 

Rava tersenyum hangat langsung berdiri mendekati Carla yang enggan masuk ke dalam.

"Kenapa berdiri di sana?" tanya Rava hangat.

"Aku mau bicara soal." Carla tidak melanjutkan ucapannya karena Rava menerima panggilan.

"Apa yang kamu temukan di hutan rimba?" Carla melebarkan kedua bola matanya.

"Itukan tempat aku kecelakaan?" batin Carla.

Rava selesai berbicara langsung mendekati Carla menunjukkan bukti kecelakan kemarin malam itu.

"Ternyata kau mengalami kecelakaan murni di sana." Carla terbelalak mendengar perkataan Rava.

"Jelas-jelas Victor dan Julia ingin melenyapkanku?" Carla berargumen pada dirinya sendiri.

"Kau tahu kalau mantan suamimu sudah memiliki istri baru. Ingat, saat ini kau sudah menjadi istriku kembali ke sana sama saja mempermalukan diri sendiri." Carla semakin marah mendengar fakta baru tentang suaminya itu.

Rava berhasil menyakinkan Carla semakin membenci suaminya itu biar bagaimanapun saat ini dia butuh seorang wanita untuk putri semata wayangnya.

"Keterlaluan mereka berdua." Carla mengutuk mereka berdua bahagia diatas penderitaannya.

"Ini semua buktinya kalau kita sudah menikah dan akta cerai." Carla menerima itu semua air matanya tumpah melihat semua bukti itu.

"Apa tidak terlalu cepat kau menikahiku? Bahkan goresan tinta ini belum kering?" tanya Carla bergetar.

"Aku sama sekali tidak permasalahkan cukup kau mau buka hatimu terhadap putriku, dia butuh kasih sayang seorang ibu," balas Rava.

"Kau serius aku sedang amnesia?" tanya Carla dingin.

"Dengar, daripada kau malu kembali kepadanya lebih baik ikuti yang kukatakan dan tinggal di sini." Rava memilih meninggalkan Carla yang semakin bingung dia buat.

Ozora sedang baca buku terkejut melihat Rava, ketakutan masih menyelimuti dirinya.

"Ayah?" tanyanya takut.

"Ayah mau peluk Ozora bisa gak?" anak kecil itu menundukkan kepalanya dia masih ingat ucapan Rava tadi.

"Ozora akan mematuhi ucapan ayah tidak banyak bicara dan bertanya," celotehnya.

Rava langsung membawa Ozora masuk ke dalam pelukan hangatnya. Dia bersalah melakukan itu kepada seorang anak kecil.

"Ozora mau memaafkan ayah kan?" ucap Rava lagi.

"Ya ayah," jawabnya singkat.

"Mau tidur dengan ayah tidak malam ini? Ada ibu juga menemani kita?" Ozora langsung mengangguk dia benar-benar bahagia akhirnya bisa tidur bersama kedua orang tuanya.

Carla baru mengganti pakaiannya terkejut melihat ayah dan anak itu masuk sambil tersenyum lepas.

Wanita itu menjadi salah tingkah ia gugup dengan situasi yang begitu canggung.

"Ibu cantik sekali ayah," seru Ozora.

"Kalian mau apa?" tanya Carla gugup.

"Ayah, ibu kita bertiga tidur bersama malam ini ya?" pinta Ozora.

Carla tidak menjawab ia menatap tajam Rava karena memanfaatkan situasi agar mereka bersama.

"Sayang sepertinya ibu tidak ingin kita tidur bersama," bisik Rava.

"Ibu tidak mau ya?" Carla tidak tega menolak apalagi manik mata polos itu mulai menganak.

"Ibu mau sayang," balasnya sambil sejajarkan tingginya dengan Ozora agar anak kecil ini tidak sedih sekaligus membencinya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Dijual Mantan Membeli   Balas Dendam

    "Kali ini akan kupastikan pembalasan dendamku ini terjadi kepada mereka berdua," batin Carla.Carla diam-diam menelepon seseorang agar rencananya berhasil dan tidak gagal kali ini ia akan memberikan pelajaran kepada Victor dan Julia."Kami akan urus semua keperluan Nona," ucap seseorang luar sana."Jangan ada tahu kalau tidak rencana ini akan gagal!" peringat Carla."Baik Nona." Obrolan mereka selesai karena Carla mendengar suara Ozora memanggil namanya."Ibu di mana?" panggil Ozora sambil mengusap kedua bola matanya."Ibu di sini sayang," sahut Carla.Ozora memeluk Carla sifat manjanya keluar begitu saja mereka berdua tidak sadar Rava memperhatikan dari pintu kamar.Pandangan Rava dingin karena baru dapatkan kabar Carla habis menghubungi seseorang. Rava tidak tinggal diam memberikan ponsel kepada Carla dengan cuma-cuma padahal dia sudah sadap agar tahu apa yang dilakukan wanita yang sudah ditolongnya itu."Apa yang ingin kau rencanakan Carla sampai tidak mau memberitahukan kepadaku?"

  • Istri Dijual Mantan Membeli   Pemandangan Indah

    Hati Carla sakit mendengar yang dikatakan Rava barusan padahal ia sama sekali tidak ada hubungan apapun kepada keluarga ini."Perasaan apa ini?" batin Carla.Mobil Rava sudah meninggalkan kediamannya membawa Ozora jalan-jalan agar suasana putri kecilnya itu baik."Kita mau ke mana jadinya ayah?" tanya Ozora."Ozora pengennya mau ke mana?" tanya balik Rava."Miki Holy ayah," balas Ozora cepat."Kita ke sana." Rava tidak masalah waktunya banyak terbuang padahal pekerjaan kantor menumpuk.Setibanya mereka disambut oleh manajer karena mendapat informasi dari bawahannya Rava datang."Selamat datang tuan, nona muda," sapanya."Kembali bekerja jangan hiraukan kami!" perintah Rava."Baik tuan," ucapnya sambil mundur.Ozora bermain bersama dengan anak seusianya sedangkan Rava mengabadikan momen itu agar Carla melihatnya.Postingan Rava mengagetkan Eritha saat ini dia juga berada di Miki Holy lalu dengan langkah cepat wanita muda itu menuju tempat ayah dan anak itu."Rava!" panggil Eritha. Rava

  • Istri Dijual Mantan Membeli   Memberikan Kesempatan

    "Rava bisa kita bicara sebentar?" Rava langsung mengangguk cepat daripada menolak kebohongannya akan terbongkar. "Ya," angguknya. "Sebentar ayah dan ibu bicara boleh?" tanya Carla kepada Ozora. "Jangan lama Bu." Carla memeluknya sebentar lalu menuju ke kamar. Rava sudah dilanda keringat yang berlebihan pikirannya tidak tenang akan hal ini. "Mau bicara apa?" ucap Rava memberanikan diri. "Katakanlah yang sejujurnya Rava?" desak Carla. "Soal apa?" Rava berpura-pura tidak tahu. "Sudahlah lupakan, aku malas berdebat denganmu." Rava menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Apa yang dia katakan barusan?" gumamnya. Rava mengikuti Carla dari belakang tetap menjaga jarak karena hal tadi membuatnya masih bertanya-tanya. Ozora dan Carla bermain di lantai, Rava diam sambil memikirkan cara agar keluarga ini secepatnya utuh. "Ayah kenapa di sana duduk? Ayo sini mendekatlah!" panggil Ozora. "Aku datang," ucap Rava cepat. Carla terkejut Rava ada di belakang bukan di depannya atau sebelah Ozo

  • Istri Dijual Mantan Membeli   Mulut Ozora Bocor

    Victor terbelalak melihat foto Carla jelas berada di hotel Serafin namun tidak dengan Rava."Berita ini bohong kau jangan mempercayainya Julia," ucap Victor tegas."Apa?! Berita ini hari di mana-mana bagaimana mungkin aku tidak mempercayainya?" sentak Julia."Baiklah, aku akan menyelidiki keberadaan Carla untuk sementara kau lebih baik pulang ke rumah tunggu aku di sana." Julia Kefira langsung keluar tanpa mengatakan apapun wajahnya terlihat marah.Victor menarik nafas kuat lebih baik dia bersandiwara di hadapan Julia agar tidak memperburuk masalah."Dengan siapa Carla malam itu?" gumam Victor.Berita munculnya Carla menghebohkan dunia media sosial sampai mengguncang perusahaan grup Walt yang lagi naik daun."Siapa yang berani mengambil foto Carla?" dengus Rava lalu pria dingin itu merobek koran tersebut."Tuan, saya memiliki informasi yang menyebarkan foto nona Carla." Sekretaris Rava masuk tergesa-gesa karena dia harus lembur cari tahu dalang dibalik kejadian ini."Siapa? Siapa oran

  • Istri Dijual Mantan Membeli   Makan Malam

    "Baiklah, kita langsung saja." Mobil kembali melaju dengan cepat agar tidak terlambat untuk makan malam.Carla semakin gugup hingga akhirnya mereka berdua tiba sebuah gedung pencakar langit."Bukankah ini gedung grup Serafin?" batin Carla."Ayo, kau mau terus di sini?" ajak Rava."Ya," balas Carla cepat.Kedatangan mereka berdua cukup membuat semua orang terkejut apalagi kehadiran Carla ditengah-tengah semua pengunjung."Tenanglah jangan gugup," bisik Rava."Kita sedang apa di sini?" tanya Carla heran."Ikut saja nanti kau juga akan tahu." Mereka berdua masuk ke dalam lift menuju lantai dua puluh.Carla terpukau melihat pemandangan dari atas benar-benar indah, ia sampai melupakan Rava dari tadi menunggu karena bukan disini tempatnya."Indah sekali," ucapnya berbinar."Kau suka?" Akhir Rava mendekati Carla masih kagum melihat ke luar."Sangat, jujur aku belum pernah melihat pemandangan seindah ini," ucapnya."Aku bisa membawamu tiap hari ke sini." Jantung Carla berdetak kencang sadar t

  • Istri Dijual Mantan Membeli   Mengajak Keluar

    Rava semakin gelisah mengenai ketenangan keluarga kecilnya apalagi masalah terus menerus terjadi."Satupun petunjuk kenapa tidak ada?" sesalnya."Tuan, sepertinya saya mendapatkan petunjuk." Sekretaris Rava tiba-tiba masuk ke dalam ruang kerja sambil membawa map kecil."Apa itu?" tanya Rava begitu penasaran apa yang di bawah anak buahnya itu."Tentang pulau tuan." Rava melihat ada beberapa foto yang membuatnya terkejut."Bukankah ini adalah mobil Eritha?" tanya Rava heran."Ya tuan, nona Eritha sepertinya sudah lama berhenti di sana lalu menuju ke jalan raya di mana anda mengalami kecelakaan," tunjuknya."Kau memiliki bukti kamera pengawas?" tanya Rava sambil menahan amarah."Hanya jalan menuju rumah pulau tuan." Rava serius melihat gerak-gerik mobil Eritha walaupun hanya sepotong."Sedang apa Eritha di sana?" gumam Rava sambil memperhatikan semua pergerakan Eritha.Rava kembali memutar kedua bola matanya menangkap sosok asing menuju ke arah Eritha."Siapa dia?" tanya Rava dingin."Sa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status