Beranda / Romansa / Istri Figuran Presdir Arogan / Bab 6 - Keputusan Karissa

Share

Bab 6 - Keputusan Karissa

Penulis: Ute Glider
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-28 09:32:28

Damian terdiam beberapa saat, menatap Karissa dengan ekspresi yang sulit diartikan. "Kau pulang saja lebih dulu. Aku akan menyusul," ucapnya dengan nada dingin.

Karissa belum bergerak. "Aku bilang aku mau pulang denganmu, Damian," tegasnya lagi sembari meremas kedua sisi gaunnya.

Damian menghela napas panjang, seolah lelah dengan tuntutan Karissa. "Karissa, aku sudah bilang—"

"Apa yang kau sembunyikan dariku, Damian?" Karissa memotong. "Kenapa anak itu memanggilmu Daddy? Kenapa dia ada foto dirimu di kamarnya? Dan kenapa Emma—" Karissa menunjuk ke arah dalam rumah, "—berpenampilan seperti itu di hadapan suamiku? Jawab aku, Damian! Sejauh ini pengkhianatan yang kamu perbuat?"

Damian menggeser pandangannya ke arah balkon, menghindari tatapan Karissa. "Bukan urusanmu," ucapnya dingin.

Jawaban itu seperti pisau yang menusuk dada Karissa. Dia merasa diabaikan, tak dianggap. Membuat semua rasa sakit yang selama ini ditahan semakin mengembung dan siap meledak.

Buru-buru Karissa mengusap air mata yang nyaris menetes. Dia tarik napasnya dan kembali menatap tegas pada pria di depannya. “Oke. Sekarang pilih, kamu mengantarku pulang atau aku benar-benar akan mengurus surat perceraian kita.”

“Kamu tak pernah seberani ini, Karissa. Jangan buatku marah,” gigi Damian sampai menggertak marah.

Sebelum Karissa sempat membalas, Aiden muncul dari balik pintu balkon, kali ini ditemani Emma. Wajah kecilnya yang tampan tampak pucat dan lelah. Jika di lihat-lihat, ada bagian yang mirip dengan Damian juga Hector. Ya, garis wajah Aiden ada sedikit sama dengan keluarga suaminya.

"Daddy... aku tidak bisa tidur kalau tidak ada Daddy," rengeknya.

Damian melangkah ke arah Aiden tanpa memedulikan Karissa. Dia mengangkat anak itu dan membawanya kembali masuk sebab angin di balkon cukup kencang.

"Emma, antar Nyonya sampai mobil," perintah Damian tanpa menoleh.

Karissa merasa seperti dihempaskan. Kalau sudah seperti ini, apakah Damian masih layak diperjuangkan?

“Nyonya,” panggil Emma hati-hati meski begitu ada rasa puas dari sorot matanya. “Mari saya antar.”

“Aku bisa keluar sendiri,” jawab Karissa ketus kemudian menyambar tasnya di atas sofa dan keluar dari sana dengan cepat. Dia tak peduli ada ringisan penuh kemenangan di bibir Emma. Karissa sedang mengatur emosinya sendiri, supaya perbuatan mereka tidak sampai membuatnya gila.

***

“Bayinya sehat.”

Ucapan dokter obsgyn yang memeriksa kandungan Karissa membuat bibir wanita hamil itu melengkung sempurna. Mereka menatap layar sedangkan alat USG masih menempel di perutnya yang mulai sedikit buncit itu.

“Detak jantungnya juga stabil,” lanjut sang dokter.

Hanya mendengar detak jantung saja sudah membuat luka di hati Karissa tertutup sementara. Baginya, kehidupan bayi ini adalah cahaya baru di tengah kegelapan yang sudah Damian berikan. Sekeras apapun Damian memintanya menggugurkan bayi ini, sekeras itu pula Karissa akan mempertahankan janin di perutnya.

“Hanya, tensi ibunya sedang menurun.” Dokter selesai memeriksa. Dia menggeser kursinya ke meja, membiarkan asisten membersihkan sisa gel di perut Karissa.

“Saya tau, melewati trimester pertama kehamilan memang sedikit sulit. Dokter Karissa bisa atur kesehatan dan kesibukan mengurus pasien.”

Karissa belum menjawab, dia lebih dulu turun dari ranjang dengan hati-hati barulah duduk di kursi pasien.

“Saya akan memberikan vitamin dan obat. Tolong imbangi dengan makan-makanan bergizi dan istirahat yang cukup. Saya lihat Anda baru saja mengajukan jam praktek tambahan. Tolong pertimbangkan lagi, Karissa.”

Wanita itu tersenyum dan mengangguk tipis. “Terimakasih untuk sarannya, Dok. Akan saya pikirkan lagi.”

“Ya, diperutmu sedang ada bayi, jadi jangan asal mengambil keputusan yang bisa mempengaruhi kesehatan kalian berdua,” ucap dokter obsgyn itu lagi.

Karissa mengangguk sekali lagi sebelum akhirnya dia pergi dari ruangan.

“Bagaimana?”

Kemunculan Shienna, sahabat yang super cerewet itu membuat Karissa terjingkat. “Astaga, kamu ini ....”

“Hehehe, bagaimana keadaan keponakan aku?” Shienna memberikan jas putih yang sempat dititipkan kepadanya.

“Sehat, Aunty,” jawab Karissa layaknya bayi yang menjawab pertanyaan tantenya.

Cengiran Shienna sementara pudar ketika ingat sesuatu. “Oiya, Kata pak kepala kamu mengajukan jam tambahan?”

Karissa tersenyum tipis lalu berjalan lebih dulu menuju farmasi guna mengambil obat. Shienna tentu mengikuti menunggu jawaban pasti Karissa.

“Sebenarnya kamu kenapa, Karissa? Butuh uang tambahan? Aku tidak mau ya kalau kamu kenapa-kenapa karena terlalu lelah.”

“Ya, ayahku butuh uang banyak. Aku juga baru membeli apartemen kecil.”

Shienna menahan tangan Karissa, hingga langkah mereka terhenti. “Suamimu? Kamu punya suami, Karissa. Bagaimana mungkin kamu bekerja keras sendiri apalagi –“

Gadis itu menunjuk ke perut sahabatnya. “Kamu sedang hamil.”

“Mengandalkan suami saja tidak cukup, kan? Seorang wanita harus mandiri.” Karissa kembali berjalan.

Membeli apartemen lalu membiayai pengobatan ayahnya. Itu tidaklah buruk dari pada terus berada di mansion yang megah dan uang melimpah, tapi menghadapi Damian yang seperti itu. Karissa tak sanggup.

***

Mansion menjadi tujuan Damian setelah tidak pulang tiga hari lamanya. Seperti biasa, di depan pengawal dan pelayan menyambutnya termasuk Martha. Pelayan setia itu menerima jas yang Damian lepas sambil berjalan menuju lift.

Ada yang ingin Martha katakan, tapi melihat wajah lelah Damian membuatnya takut untuk mulai berucap.

Pria itu langsung menuju kamar. Pikirnya, dia langsung bisa membersihkan badan. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat keadaan kamar sama seperti terakhir dia meninggalkan ruangan ini.

Terakhir, kamar masih berantakan karena selesai bercinta mereka sudah kedatangan Opa Hector dan berlanjut pergi ke apartemen Emma. Dan keadaan kamar ini sama seperti waktu itu.

Apa Karissa belum pulang sejak malam itu?

“Martha!” teriak Damian.

Ya, Martha sudah menduga akan mendapat panggilan keras ini. Dia pun segera membuka pintu kamar dengan kepala menunduk meski di sana Damian berdiri memunggunginya, tetap saja Martha tak berani menatap.

“Iya, Tuan?”

“Jelaskan!”

Martha lebih dulu melihat kondisi kamar. Seberantakan apapun sejak dulu Damian selalu melarang orang lain menyentuh barang-barang pribadinya di kamar kecuali Karissa.

“Nyonya Karissa tidak pulang, Tuan.”

Damian berbalik, sorotnya menajam seiring dengan dadanya yang memanas.

“Malam itu Nyonya hanya mengambil tas kerjanya saja. Saya pikir nyonya ada jadwal praktek. Namun, setelahnya Nyonya Karissa tidak lagi pulang, Tuan,” ungkap Martha.

Tak cukup sampai disitu Damian menahan amarahnya, Martha lanjut memberikan map berwarna cokelat.

“Tuan, ini juga ada kiriman dari Nyonya Karissa. Baru tadi siang seseorang mengantarkannya.”

Dahi Damian berkerut tajam. Dia menyambar berkas itu dan buru-buru membukanya. Setelah membaca surat yang ada di dalamnya, rahang Damian seketika mengetat, pun otot di lehernya mulai timbul.

“Cerai? Jadi dia benar-benar ingin bermain-main denganku?”

Tanpa basa-basi Damian merobek surat perceraian yang sudah ada tanda tangan Karissa di bawahnya. Dia lempar sobekan itu kemudian melangkah pergi membawa segala atmosfer mengerikan yang menguar dari tubuhnya.

Ute Glider

Kalian tim Cerai atau lanjut??

| 97
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (42)
goodnovel comment avatar
Nita Kusnitawati
ceraiin suami busuk biapun kaya raya itu
goodnovel comment avatar
Rina Dwi
CERAIIIII.....!!!!
goodnovel comment avatar
Yeni Madruka
cerai KRNA bumil butuh bahagia dr PD tersiksa.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 225 - Pingsan

    Pelukan itu membuat bahu Luciano bergetar semakin hebat. Tangisnya pecah bukan lagi sebagai pewaris. Bukan sebagai pemimpin klan. Tapi hanya sebagai seorang cucu yang baru saja kehilangan satu-satunya sosok yang pernah dia anggap sebagai ayah.Sergio, dia masih memeluk tubuh tuannya yang membungkuk dalam. Tak peduli sekuat apa pun Raja Mafia biasanya terlihat, hari ini tubuh itu menggigil seperti anak kecil yang baru saja kehilangan rumah.Sergio tentu tahu persis, bagaimana kerasnya perlakuan Hector pada Luciano. Dunia melihatnya sebagai bentuk kekejaman, tapi hanya Sergio yang tahu bahwa itu satu-satunya cara Hector merangkul cucunya yang kehilangan peran orang tua di saat semua sibuk mengurus Damian."Semua akan kembali pada Penciptanya, Tuan," bisik Sergio, suaranya ikut bergetar.Dia menepuk punggung kekar yang kini tampak begitu rapuh. "Biarkan Tuan Hector tenang. Dia sudah cukup lama menanggung kerasnya dunia ini."Langkah pelan Karissa terdengar di ujung lorong. Ia baru saja m

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 224 - Permintaan Terakhir

    Tirai tipis menyaring cahaya matahari. Suara mesin medis berdetak pelan. Rosetta duduk di kursi samping ranjang, mengenakan blouse abu dan celana bahan hitam. Tangan Hector tampak lemah namun masih menggenggam jemarinya.Ini sudah sore dan anak-anak sudah pergi dua jam yang lalu karena Hector dan Seraphina harus istirahat. Dan sekarang, Hector sudah bangun menatap putrinya.“Rosetta Morgan,” panggilnya sambil tersenyum tipis.Wanita paruh baya itu pun meraih telapak Hector untuk dia tempelkan di pipinya.“Ya, Pa?”Hector menarik napas lalu pandangannya mencoba ingat di masa dulu. “Kau masih ingat waktu kecil dulu? Kau benci disisir karena katanya sakit. Rambutmu keriting dan selalu mengembang ke mana-mana.”Rosetta tertawa pelan. “Ya, Mama bilang rambutku mirip singa.”“Dan aku bilang kau calon ratu.”“Ratu yang membuat sibuk ayahnya tiap pagi untuk menyisir rambutku sebelum aku ke sekolah.”“Waktu itu aku terlalu sibuk untuk banyak hal. Sampai tak terasa kesibukan itu membuatku lupa

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 223 - Bersama

    “Opa.”Suara kecil Allerick membuat Hector membuka mata. Dia menoleh ke arah pintu, rupanya cucu yang dinanti sudah datang.“Apa aku mengganggu Opa?” tanya pria kecil itu masih berdiri di ambang pintu.Meski warna pucat masih nampak di wajah Hector, lelaki tua itu tetap tersenyum. Matanya juga ada semburat kehidupan yang terang.“Mana Seraphina dan Aiden?” tanya Hector lemah.Allerick berjalan menghampiri bersama Luciano lalu dibantu oleh sang ayah duduk di sisi ranjang.“Itu cucu opa yang paling cantik.” Allerick menunjuk ke pintu, di mana sebuah ranjang didorong masuk oleh perawat.Putri Wilbert itu belum bisa banyak bergerak. Dia masih terbaring di ranjang dengan infus dan selang oksigen yang menghiasi tangan juga hidungnya.Sejenak mereka diam, membiarkan perawat mengatur posisi dua ranjang pasien tersebut. Hector juga meminta Rosetta membantunya mengatur tinggi sandaran ranjang, supaya Hector bisa leluasa memandang cucunya.“Aiden masih di jalan, Opa,” ucap Allerick sebelum kakek

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 222 - Cuek

    “Berhenti di depan. Belikan dua bungkus kebab. Fish and chips juga, aku rasa Aiden menyukainya.” Damian memperhatikan deretan kios di jalanan kota London malam ini, membuatnya ingat pada Emma dan Aiden di rumah.Tony yang membawa mobil pun mengangguk sambil memutar kemudi ke bahu jalan. “Baik, Tuan.”Sambil menuggu, Damian mengingat perkataan terakhir Karissa tadi.“Padahal aku hanya ingin terbaik untukmu, Emma. Semoga kamu mengerti maksudku selama ini.”Hampir satu jam perjalanan, akhirnya Damian sampai juga di depan rumah sederhananya. Tony membantu saudara kembar majikannya untuk turun dan duduk di kursi roda.“Anda perlu bantuan lagi, Tuan Damian?” tanya Tony mengantar sampai depan pintu.“Tidak perlu.” Damian meraih dua kantong makanan di tangan Tony. “Terimakasih.”“Dengan senang hati, Tuan. Kalau begitu saya permisi.”Selepas kepergian supir pribadi Luciano itu, Damian mengetuk pintu beberapa kali. Berharap Emma yang membukakan pintu atau Aiden.Sayangnya tidak ada yang menyahu

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 221 - Ada Batas Kesabaran

    "Oh ya, aku baru ingat sesuatu ..." Karissa menjeda ucapannya membuat Damian menoleh dengan sebelah alis terangkat.Seakan paham Damian menunggu kelanjutan kata-katanya, Karissa membenarkan posisi duduk lebih dulu. Barulah dia bicara."Soal Emma. Aku akui dia cukup kuat mengurusmu. Aku sepertinya tidak akan memiliki kesabaran yang sama sepertinya."Mendengar pernyataan yang baru saja diungkapkan Karissa, jujur, Damian sempat tersentak kaget. Meski berhasil ditutupi dengan raut datarnya, tapi tak dipungkiri Damian sedikit shock karena Karissa yang tak ada hujan, tak ada badai, tiba-tiba menyinggung Emma."Bagaimana kamu bisa tahu?"Bahu Karissa mengedik asal. "Aku juga punya ibu mertua yang tahu segalanya. Sedikit clue saja, dia pasti akan ceritakan semua tanpa ada yang terlewat."Ah, benar juga. Mama Rosetta memang suka sekali bercerita. Apalagi hanya memiliki Karissa sebagai menantu, pasti sudah cerita soal hubungannya dengan Emma selama empat tahun ini. "Yaa begitulah. Jangankan k

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 220 - Mencium Berulang Kali

    Luciano memasuki kamar Seraphina, tapi yang dia lihat hanya Karissa dan putrinya.Karissa yang sedang menyelimuti Seraphina pun menoleh, lalu memberikan kode supaya Luciano jangan berisik. Putri mereka baru saja tidur.“Mama dan Deimos?” Pria itu bertanya tanpa suara, hanya gerakan bibir tapi Karissa paham.Dia lalu berbisik setelah Luciano dekat dengannya. “Seraphina baru minum obat, dia harus istirahat. Jadi mama bawa Allerick main di luar.”Setelah bicara, Karissa bergerak untuk pergi. Tetapi belum sampai tangan itu menyentuh handle pintu, Luciano sudah lebih dulu memeluk dari belakang. Karena kedua lengan Karissa ikut dalam rangkulan, dia pun tidak bisa melepas.“Luciano.”“Jangan melawan. Meski sudah berlatih empat tahun, tenagamu belum sekuat itu.”Karissa memejam sambil menarik napas dalam. “Ini di rumah sakit, Luciano. Aku cukup sulit menidurkan Seraphina.”Luciano terdiam sejenak sambil membungkuk dan menghidu aroma rambut Karissa. Bau stroberi yang tak pernah berubah sejak

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status