Home / Romansa / Istri Figuran Presdir Arogan / Bab 5 - Sebutan Daddy

Share

Bab 5 - Sebutan Daddy

Author: Ute Glider
last update Last Updated: 2024-12-03 19:21:09

Ini adalah pertama kali Karissa bertemu dengan Aiden, pria kecil berumur tiga tahun yang ternyata sangat tampan. Terlihat sekali bukan anak dari kalangan biasa.

Lamunan Karissa tersentak ketika Aiden berteriak memanggil Damian dengan sebutan ‘Daddy’ sambil berlari kemudian memeluk kaki panjang pria yang memiliki tinggi 190cm itu. Dia mendongak dengan matanya yang berkaca-kaca.

“Mommy jahat, aku tidak mau dibawa ke rumah sakit. Daddy tolong aku.”

“Daddy?” beo Karissa menatap nanar suaminya.

Damian hanya menoleh sekilas, tak menjawab. Dia justru membungkuk untuk mengangkat Aiden ke dalam gendongannya. Meski tidak menunjukkan ekspresi hangat di wajah Damian untuk Aiden, tetap saja hati Karissa bergejolak. Seolah dia sedang ditampar oleh kenyataan di depan mata mengenai gosip yang beredar.

Aiden anak biologis Damian.

Karissa bahkan masih mematung, hanya netranya saja yang bergerak memperhatikan Damian membawa Aiden ke ruang makan kemudian duduk bersama Emma di sana. Ketika Emma menyadari ada Karissa di ruang depan, dia berlari mendekat.

“Nyonya, maafkan saya.” Dia membungkuk dengan rasa bersalah.

Lihatlah, Emma sedang memakai gaun apa ini? Gaun malam yang seksi berwarna merah. Membuat dia teringat akan motif renda dari panties yang ditemukan di kamar waktu itu. Warna dan motif rendanya sama.

“Kau tidak malu berpakaian seperti itu di depan anakmu dan suami orang?” ucap Karissa yang masih syock dengan keadaan di sana.

Emma menatap ke meja makan dengan kikuk lalu melihat dirinya. “Emh, maaf, Nyonya. Ini sudah biasa,” lirihnya. “Hanya, saya tidak menyangka kalau Tuan Damian datang bersama Anda. Kalau begitu saya ganti baju lebih dulu.”

“Kau berharap suamiku datang ke sini sendiri jadi kamu bersiap dengan pakaian menjijikkan ini?” Karissa tersenyum miring, dia lalu meninggalkan Emma mendekati Damian dan Aiden.

Karena alasan Damian kemari adalah kondisi anak ini yang sakit, Karissa tentu langsung menanyakan ketika dia duduk di samping Aiden.

“Hai, katanya kamu sakit?” tanya Karissa berperan selayaknya dokter yang sudah biasa melayani berbagai usia pasien, termasuk anak-anak.

Senyuman lebar Aiden yang semula jatuh pada Damian seketika hilang ketika menoleh pada Karissa.

“Kamu siapa?” tanyanya dengan tatapan tak suka. “Kenapa datang dengan Daddy-ku?”

Karissa menarik nafasnya dalam-dalam untuk menahan emosi yang ingin sekali dia luapkan pada Damian. Bisa-bisanya ada anak memanggil ‘Daddy’ tapi pria itu tidak protes sama sekali.

“Katanya kamu sakit. Aku adalah teman Santa yang datang untuk menyembuhkan anak-anak yang sakit,” jawab Karissa menunjukkan senyum terbaiknya.

Aiden menoleh pada Damian. “Belum saatnya Natal. Apa benar Santa sudah membawa temannya datang?”

“Hm, periksa tubuhmu lalu makan dan tidur,” jawab Damian datar.

“Baiklah, karena ada Daddy aku mau. Soalnya kalau ngga ada Daddy, banyak orang jahat yang mau celakai aku.”

Damian hanya menjawab dengan usapan ringan di kepala Aiden. Setelah itu dia membawa anak itu ke kamar dengan nuansa anak laki-laki pada umumnya. Banyak robot-robotan kecil sebagai hiasan lalu ranjangnya pun menggunakan sprei berkarakter superhero.

Satu yang menarik perhatian Karissa, figura kecil di atas nakas dengan foto Damian ada di sana. Hanya saja foto Damian di sana sedikit berbeda. Entahlah beda di bagian mana, dia kembali fokus pada pasiennya.

Karissa mulai memeriksa sementara Damian setia memegang tangan Aiden. Ini sudah seperti replika kondisi mereka kelak kalau sudah memiliki anak, bukan? Ya, jika anak di kandungan Karissa selamat sampai lahir.

***

Aiden sudah berada di gendongan Emma setelah selesai diperiksa dan ditemani makan oleh Damian. Itu artinya urusan sepasang suami istri itu sudah selesai, kan?

Karissa menghampiri suaminya di Balkon. Damian nampaknya baru selesai menelfon dengan klien. Pria itu masih di sana, bersandar di pembatas balkon dengan tangan kanan memegang ponsel sedangkan tangan kiri berada di dalam saku.

Kedatangan Karissa tidak membuat Damian bereaksi. Dia masih fokus pada ponsel. Aura pria ini memang tidak bisa disangkal, begitu kuat dan berkharisma. Membuat Karissa jadi ingat foto di kamar Aiden. Di foto itu wajah mirip dengan Damian. Hanya saja aura-nya tidak sama. Tatapan pria di foto itu lebih hangat seperti Damian yang dulu dia kenal, Damian yang masih mencintai dan memperlakukannya dengan baik.

“Kau pulang saja lebih dulu. Aku akan mengurus berkas penting dengan Emma,” ucap Damian tanpa menoleh.

Alih-alih menjawab, Karissa justru menanyakan hal lain. “Siapa Aiden?”

Damian mengangkat netranya sambil menarik satu alisnya.

“Dia memanggilmu Daddy, dia anakmu?” tanya Karissa lagi karena Damian tak menjawab pertanyaan pertama.

“Berhenti mempertanyakan hal konyol, Karissa.” Damian kembali menatap ponselnya, membaca email masuk dari klien. Seolah pertanyaan Karissa bukan hal yang penting.

Saat dada Karissa mulai memanas dengan reaksi tak acuh Damian, dari dalam terdengar teriakan.

“Daddy! Aku mau tidur sama Daddy!”

Karissa tidak mau dikalahkan oleh anak kecil. Dia langsung mengajukan permintaan.

“Aku mau pulang. Aku mau pulang denganmu!” tegasnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Nenk Rosma🌹
karisa merasa tersaingi...
goodnovel comment avatar
ayu_dia🌹rhy🌹wbw
ya allah pening x palaku ......
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 160 - Tidur Bersama Lagi

    “Nona Karissa, selagi anak-anak tidak rewel, boleh aku menawarkan sesuatu?”Pandangan Karissa yang semula tertuju pada Luciano di balik kaca ruang tamu. Pria itu sedang menelfon seseorang. Lalu atensi Karissa beralih pada Bibi Wendy.“Apa itu?”“Saya pernah belajar sedikit tentang perawatan pasca melahirkan dari seorang tabib tua saat saya masih muda. Campuran ramuan untuk mengendurkan otot, memulihkan tenaga, dan menghangatkan tubuh. Kalau Anda berkenan, saya bisa melakukan untuk Anda.”Tawaran yang menggiurkan, tapi Karissa tidak enak pada wanita yang belum pernah dia kenal sebelumnya ini.“Nyonya Wendy, jangan begini. Saya –““Anda tampak lelah, Nona. Dan saya tahu, pasca melahirkan adalah fase terlelah seorang ibu. Ijinkan saya membantu?”Karissa menggaruk belakang telinganya lalu tersenyum kaku.“Saya sudah menyiapkan ramuannya,” ujar Nyonya Wendy segera.Ada semburat merah di pipi Karissa lalu dia tersenyum sambil mengangguk tipis. “Baiklah, itu kalau tidak merepotkan.”“Ini tid

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 159 - Ayam Gosong

    “Siapa yang memasak? Aromanya sedikit aneh,” tanya Karissa saat pintu kamar dibuka karena Shiena masuk.Gadis itu tersenyum sembari meletakkan pakaian bayi di lemari yang baru dia setrika.“Nyonya Karissa bisa melihatnya sendiri.” Shiena menghampiri untuk mengambil Baby Seraphina yang ada di pelukan Karissa.Dia lalu melihat ke arah ranjang. “Baby Deim – Emh, Baby Allerick juga tidur? Nampaknya mereka sangat kenyang.”“Mereka lucu sekali, Shiena ....” Karissa tidak bisa menggeser pandangannya dari dua bayi itu yang lucu dan menggemaskan. Dua-duanya sangat penurut, tidak rewel saat menunggu giliran menyusui.Shiena tersenyum. Dia mendekati ranjang untuk melakukan perawatan kesehatan untuk Baby Seraphina.“Kamu keluar saja. Saatnya makan siang. Biar aku yang jaga mereka. Ibu menyusui harus banyak makan dan minum,” ujar Shiena.Karissa reflek mengusap perutnya. “Ya, perutku sudah berbunyi,” ucapnya sambil sama-sama tertawa kecil dengan sahabatnya.“Karissa,” panggil Shiena lirih, takut me

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 158 - Percaya Sekali Lagi

    “Anda?”Mata Karissa membulat saking tak percayanya siapa yang bertamu tiba-tiba di rumah sepi ini.Untuk memastikan Vincent benar sudah pergi, Karissa melewati tempat berdiri tamunya untuk melihat ke gerbang kecil. Ya, tak ada jejak Vincent lagi di sana.Dia pun berbalik melihat ke wanita paruh baya berdiri di samping pintu, mengenakan mantel panjang dan selendang tebal yang menjuntai menutupi sebagian wajahnya. Tak tertinggal ada Baby Stroller berwarna brown yang lengkap dengan mainan tergantung manis di atas“Nyonya Wendy, aku sungguh tak percaya.” Mata itu berkaca-kaca saking bahagianya.Dia sudah tiga hari tidak bertemu Allerick dan rasanya rindu itu nyaris meledak.Sebelum Nyonya Wendy sempat menjawab, Karissa langsung menariknya masuk dengan cepat. Tak lupa ditutup lagi pintu dan dikunci dari dalam.“Bagaimana bisa Anda sampai di sini?” tanya Karissa yang langsung memeluk wanita paruh baya itu singkat.“Anda tidak tau, saya sangat merindukan pangeran kecil ini.” Karissa segera

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 157 - Tamu, Siapa?

    “Bagaimana ini? Sergio hanya memintaku memberi kisi-kisi perihal kebakaran di rumah sakit. Kenapa jadi dia bertanya soal anaknya?”“Kalau berbohong, dosaku makin banyak. Kalau bicara jujur, bisa-bisa aku mati muda dimakan serigala.”Shiena terus berbisik dalam hatinya, menatap Karissa dengan resah.“Kamu pernah kehilangan orang yang sangat kamu sayang, kan? Dan apapun yang terjadi padanya, setidaknya kamu ingin tau apa penyebab kematiannya dan dikubur di mana.” Wajah Karissa sudah basah.“Katakan padaku, Shiena,” desaknya.“K-Karissa. Jangan menangis begini.” Shiena mengambil tisu di nakas dekatnya lalu mengusap pipi Karissa. “Aku akan mengatakannya. Tapi berhenti menangis.”Cara itu ampuh. Karissa langsung mengeringkan kedua pipi dengan telapaknya lalu kembali menatap Shiena.“Aku sudah tidak menangis. Katakan.”“Emh ... jadi waktu itu –“Belum sempat Shiena membuka mulut, suara berat tiba-tiba terdengar dari ambang pintu."Seru sekali apa yang sedang kalian bicarakan?"Karissa dan Sh

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 156 - Dimana Makam Putraku?

    “Ini Shiena.” Karissa mulai memperkenalkan sahabat yang akan merangkap jadi sahabat itu pada ayahnya.Seperti yang Karissa pikirkan, ekspresi Vincent langsung waspada. Ya, pria paruh baya itu sangat hati-hati menjaga Karissa dari orang asing yang mendekati mereka.“Dia adalah perawat yang akan mendampingi dan membantu merawat Baby Seraphina di rumah.”Shiena langsung melangkah ke depan dan menunduk sopan. “Selamat siang, Tuan Vincent. Senang bisa ditugaskan untuk menjaga cucu Anda.”Vincent menatap gadis itu cukup lama. Tak ada sapaan hangat. Hanya tatapan tajam yang menelanjangi niat seseorang hingga ke lapisan terdalam.Mulus, tidak ada ekspresi canggung dari Shiena. Bagaimanapun kondisi ini sudah Sergio ceritakan saat keberangkatan ke rumah sakit.Akhirnya Vincent mengangguk sekali. “Kau sudah melalui pengecekan latar belakang, kan?”“Sudah,” jawab Karissa cepat, sebelum Shiena sempat buka suara. “Rumah sakit yang merekomendasikan. Aku sudah lihat profil lengkapnya. Dia perawat and

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 155 - Mulai Memberontak

    “Semua sudah sepakat, Tuan. Bantuan pada mereka telah diterima dengan baik.”Laporan dari anak buahnya bersamaan dengan kepulan asap keluar dari mulut Luciano. Dia duduk di kursi kekuasaan markas Blackwood, ditemani dengan tumpukan dokumen di meja dan Cerutu mahal yang terjepit di antara jari-jari panjang pria itu.“Bagus. Tersisa orang-orang yang masih setia pada Damian.”“Tuan, apa Anda tidak ingin membersihkan ponsel dan kendaraan Anda?” Pertanyaan anak buah itu menjurus pada penyadapan yang Hector lakukan padanya juga Sergio.“Biarkan saja. Biar dia bermain dengan caranya dan aku membereskan dengan caraku.” Luciano kini terlihat lebih tenang dari sebelumnya.Bagaimana tidak, Karissa dan anak-anaknya sudah ada di tangan. Semua yang sudah dia susun penuh perhitungan dan dijamin tak akan gagal.Semoga.Saat begitu ponsel yang tergeletak di meja berbunyi. Nama Sergio muncul di sana.“Pergilah. Kamu bisa istirahat malam ini,” ucap Luciano seraya memajukan tubuhnya untuk mengambil benda

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status