Share

5 - Pertemuan Kembali dengan Lelaki Itu

Wang Qifeng membopong Zhang Yulan dan membawanya ke sebuah pondok kayu yang biasa digunakan pemburu untuk beristirahat ketika mereka datang ke hutan.

Setelah merebahkan tubuh Zhang Yulan di kasur, Wang Qifeng keluar sebentar untuk mengatur formasi pelindung sekaligus penghalang, sehingga hewan roh maupun manusia yang tidak berkepentingan tak bisa masuk ke pondok.

Gerakan lelaki itu terkesan luwes saat dia melempar beberapa batu roh level atas dan bendera formasi di beberapa sudut pondok, seakan dia sudah terbiasa melakukannya.

Setelah formasi terbangun dengan kuat, dia kembali masuk ke pondok dan menatap Zhang Yulan yang terbaring pingsan di kasur. “Tsk, malangnya dirimu.”

Menggunakan beberapa totokan qi, Wang Qifeng kemudian merobek pakaian di bagian dada Zhang Yulan untuk melihat lebih jelas luka di sana.

Segera saja, terekspos kulit putih mulus bagaikan giok terlihat beserta gundukan kenyal yang masih tertutupi kain bebat khas yang biasa dipakai kultivator wanita zaman itu.

Wang Qifeng menghela napas dan berusaha tetap fokus, dia merunduk untuk mengisap seluruh racun di tubuh Zhang Yulan melalui dadanya.

Hisapan mulutnya mengandung qi sehingga bisa segera menarik keluar racun dari Harimau Sayap Besi sebelumnya. Sayap setajam belati itu memang beracun, sehingga langsung menyerang otot dan kesadaran korbannya.

Ketika racun dimuntahkan dari mulut, terlihat cairan hitam pekat. Setelahnya, Wang Qifeng bergegas mengambil sebuah botol giok kecil, mengeluarkan sebutir pil alkimia dan ditelan agar racun yang ada di mulutnya tidak mengkontaminasi dirinya.

Setelahnya, dia mengeluarkan kotak giok dari cincin spasial dia dan mengoleskan semacam salep obat pada dada Zhang Yulan yang memiliki luka sayat cukup menganga.

Salep alkimia itu merupakan obat luka luar yang sangat manjur, itu lekas bereaksi pada luka Zhang Yulan. Hanya dalam waktu beberapa belas tarikan napas saja, lukanya mulai menutup dan tidak meninggalkan bekas apapun.

Wang Qifeng tahu bahwa wanita pastinya tak akan menyukai tubuhnya memiliki bekas luka yang pastinya memalukan.

Usai mengobati, Wang Qifeng mendudukkan wanita itu di kasur dengan dirinya turut serta naik ke sana dan duduk di belakang Zhang Yulan.

Menggunakan qi-nya, dia mengalirkannya untuk memberikan energi baru dan sekaligus memperbaiki meridian Zhang Yulan.

***

“Enghh ….” Zhang Yulan terbangun keesokan harinya. Ketika teringat bahwa terakhir kali dia sedang berhadapan dengan harimau roh besar dan berbahaya, dia bergegas bangkit, tapi langsung memegangi kepalanya yang pusing.

Akhirnya dia menyadari dia tidak terbaring di hutan melainkan di kasur. “Ini … di mana?”

“Pondok pemburu.” Suara Wang Qifeng langsung menyapa pendengaran Zhang Yulan sembari terbukanya pintu. Dia membawakan semangkuk ramuan obat yang sudah dia seduh dengan baik.

“Siapa kamu?” tanya Zhang Yulan bersikap waspada dan tatapannya tajam ke lelaki Wang yang mendekat.

“Kau tak ingat aku?” Wang Qifeng memasang wajah kecewa. “Hei, untuk apa kau waspada padaku? Kalau aku ingin mencelakaimu, untuk apa merawatmu dan bahkan aku pernah menyelamatkanmu di pasar.”

Ingatan Zhang Yulan segera terbang ke pasar. Kini dia ingat siapa lelaki di dekatnya ini. “Kenapa kau di sini?”

“Aku orang bebas yang pergi ke manapun aku ingin.” Sikap santai Wang Qifeng disertai senyum simpatiknya merupakan satu paket darinya. Dia duduk di bangku dekat tempat tidur dan menyodorkan mangkuk di tangannya.

“Apa ini?” tanya Zhang Yulan, menatap curiga.

“Kalau aku katakan itu racun, apa kau akan menenggaknya? Atau perlu kukatakan itu adalah air gula agar kau senang?” Wang Qifeng menggoda.

“Tsk!” Zhang Yulan mendecak dan membuang pandangan ke arah lain sambil meraih mangkuk di tangan Wang Qifeng lalu meneguknya sampai habis. “Pahit!”

“Itu karena hidupmu terlalu manis sehingga kau tak kuat dengan obat pahit.” Wang Qifeng seperti tak kehilangan kalimat untuk menggoda Zhang Yulan.

Ketika Zhang Yulan menatap dirinya, barulah dia sadar kalau pakaiannya berganti dengan yang baru dan bersih seperti dari toko. “Hei! Kenapa pakaianku—“

“Tentu saja aku ganti dengan yang lebih layak daripada pakaian compang-camping entah sejak kapan kau kenakan.” Wang Qifeng tidak menghindarinya dan mengakui.

“Kau!” Mata Zhang Yulan melotot galak. Meski dia tahu pakaiannya memang sudah sangat tidak layak karena itu merupakan pakaian 10 tahun lalu, tapi diganti oleh seorang lelaki asing, bukankah itu sangat memalukan?

“Tak perlu merasa ternoda. Aku tidak melakukan apapun yang tercela.” Wang Qifeng mengambil mangkuk kosong dan bersiap membawa keluar.

“Mana harimau roh itu?” Zhang Yulan tidak melupakannya.

“Oh, itu?” Kemudian, Wang Qifeng mengeluarkan sebuah kristal roh besar berwarna kuning dan menaruhnya di meja. “Ini dia. Untukmu.”

Dengan sekali lihat saja, Zhang Yulan mengetahui bahwa itu adalah kristal roh milik Harimau Sayap Besi sebelumnya. “Kau membunuhnya?”

“Kenapa tidak? Dia berani meracunimu, maka aku juga berani membunuhnya.” Wang Qifeng menyahut santai.

***

Beberapa hari tinggal di pondok bersama Wang Qifeng, Zhang Yulan mulai membangun kepercayaannya pada lelaki itu. Dia tak banyak bertanya mengenai identitas atau latar belakang Wang Qifeng karena dia juga tak ingin ditanya hal serupa.

Mereka bekerja sama memburu hewan roh di hutan dan Wang Qifeng akan memberikan semua kristal roh untuk Zhang Yulan.

***

Suatu hari, setelah berburu hewan roh dan kembali ke pondok, Zhang Yulan memasak daging roh hasil buruan. Itu sangat bergizi dan berguna untuk qi kultivator.

Wang Qifeng mengeluarkan arak simpanan dia dari cincin spasialnya ketika hidangan daging ditebar di meja oleh Zhang Yulan. “Tentunya makan daging tak akan nikmat tanpa arak, kan?”

“Tentu!” Zhang Yulan menyahut sambil mulai mengambil daging bagiannya untuk ditaruh di mangkuknya. Dia kini mulai lebih terbuka dan tidak sedingin dahulu.

Lelaki Wang melakukan hal sama setelah dia menuangkan arak untuknya dan Zhang Yulan. “Ini adalah pesta kita! Bersulang!”

“Bersulang!” Zhang Yulan menyesap araknya dan matanya berbinar. “Hm! Arak yang bagus. Wangi dan sedikit manis getir.”

“Ha ha ha! Namanya Arak 1000 Wanita. Karena sejatinya, wanita itu makhluk manis di dunia sekaligus membuat hati menjadi getir.” Wang Qifeng tertawa lepas menjelaskan filosofi araknya.

Zhang Yulan mendecih dan mulai meneguk lagi dan lagi arak itu sampai tak sadar wajahnya memerah karena mabuk. “Sial! Rasa araknya segetir hidupku!” Dia sudah merampungkan daging bagiannya dan mulai meracau.

“Bukankah hidupmu manis seperti wajahmu? Apalagi kau memiliki suami.” Wang Qifeng masih ingat kalimat dingin yang diucapkan Zhang Yulan di pasar waktu itu.

“Tsk! Suami apanya! Dia lelaki bedebah yang membuangku demi wanita lain yang dianggap lebih genius dariku!” Zhang Yulan tak sadar dirinya sudah meracau sejauh itu.

Mata Wang Qifeng menyala akan suka-cita. Tapi, dia tetap bersikap tenang dan berkata, “Merugi sekali lelaki seperti itu.”

“Benar! Padahal dia tahu aku yatim piatu sejak kecil dan apa kau tahu … aku melihat sendiri pembunuhan kedua orang tuaku! Umurku 7 tahun kala itu!” Zhang Yulan bercerita dalam kondisi mabuk.

“Saat itu, malam terlaknat di hidupku, aku melihat ayah ditebas lehernya oleh perampok, lalu ibu … hiks!” Zhang Yulan mulai menangis sedih. “Ibu … ibu dibuat terhina oleh beberapa dari mereka, padahal ibu sudah menangis dan mengiba agar mereka berhenti, tapi mereka … hiks!”

“Jangan ceritakan kalau kau sakit hati.” cegah Wang Qifeng.

Mengabaikan ucapan Wang Qifeng, Zhang Yulan melanjutkan ceritanya, “Lalu aku … aku mendadak saja merasa tubuhku ringan saat itu, dan ketika bangun, aku melihat mayat para perampok berserakan di halaman rumahku. Aku menguburkan ayah dan ibu di belakang rumah dan … dan aku bertemu … karavan … tapi … mereka menjualku ke sekte iblis!

“Para tetua mengatakan kalau aku berbakat dan tetua pertama mengangkatku menjadi murid langsungnya. Aku bahkan dinikahkan dengan anak tunggalnya, Yao Xiren.

“Yao Xiren keparat! Dia menjauhi aku begitu kultivasiku mandek di alam pertama dan Yao Xiuwen si rubah itu, dia menggoda suamiku! Tapi … tak ada yang membelaku dan aku makin dikucilkan. Sialan!

“Meskipun aku belum pernah disentuh oleh suamiku, tapi tidak seharusnya dia melakukan perselingkuhan seterang siang, kan? Ya, kan? Hatiku sakit sekali. Guru bahkan membela dan merestui mereka.

“Aku tak rela! Aku kabur dari sekte, tapi aku malah difitnah mencuri kitab guru dan aku … aku lompat dari tebing. Aku … si bodoh ini … ungghh ….” Lalu, setelah memburaikan kisah pahit hidupnya, Zhang Yulan pingsan, kepalanya terkulai di atas meja.

“Wanitaku … kasihan sekali dirimu.” Wang Qifeng menatap iba ke Zhang Yulan sebelum dia membopongnya ke kasur untuk direbahkan.

Baru saja dia selesai menaruh Zhang Yulan, datanglah anak buahnya ke pondok.

“Pangeran, ada situasi darurat yang harus Anda datangi.” Lelaki berpakaian serba hitam menghadap Wang Qifeng.

“Apakah tidak bisa yang lainnya?” Wang Qifeng terlihat kesal.

“Maaf, tidak bisa, Pangeran. Ini hanya bisa ditangani oleh Anda.” Anak buahnya menundukkan kepala sembari berlutut.

Wang Qifeng menoleh tak rela ke Zhang Yulan yang masih pingsan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status