Yuriel membantu Leon berjalan melewati ruang tamu apartemen yang dan mendudukkannya di sofa.
Leon duduk di sofa meringis sembari memegang perutnya terasa menyakitkan, di mana dia terserempet pisau.
Melihat kondisi Leon yang agak mengerikan, Yuriel merasa bersalah dan cemas melihatnya tidak mau pergi ke rumah sakit. Dia tidak bisa menahan omelannya.
“Profesor Kindle kenapa kamu tidak mau pergi ke rumah sakit?!”
Leon hanya membalasnya dengan tawa kecil di wajahnya yang pucat dan babak belur. “Lagi pula ini hanya luka kecil.”
“Luka kecil apanya?!” Yuriel hampir ingin mencekiknya saking gemasnya. Dia melupakan Leon adalah dosennya.
“Kamu babak belur begitu dan berdarah masih dibilang luka kecil.”
Leon tersenyum, merasa terhibur dengan omelannya.
“Daripada kamu mengomel di sini, bisakah kamu ambilkan kotak P3K di kamar mandiku, di pintu dekat dapur.”
“Oke.&rdqu
Ciuman Aleandro sangat kasar dan menuntut. Seolah-olah dia ingin melumatnya tanpa sisa. Yuriel meringis saat gigi Aleandro beberapa kali mengesek bibirnya. Dia menggelengkan kepalanya menghindari ciumannya. Aleandro mencengkeram dagunya erat dengan tangan satunya, menciumnya semakin buas. Lidahnya melesat masuk ke dalam mulutnya dan menyedot napasnya. “Lep-lepaskan ....” Yuriel terengah-engah dalam mulutnya, kehabisan napas akibat ciuman liarnya. Namun Aleandro tidak berhenti dan terus menekan, melumat dan menghisap bibirnya kuat-kuat. Yuriel menggertakkan giginya marah. Dia membuka mulutnya dan menggigit bibir bawah Aleandro keras. Lelaki itu akhirnya melepaskan bibirnya dengan napasnya terengah-engah. Benang saliva terhubung di antara bibir keduanya. Bibir Yuriel bengkak dan merah, dia terengah-engah memelototi Aleandro dengan mata berkaca-kaca. “Aleandro Gilren, kau brengsek!” Dia menarik tangannya dari cengkeramannya Aleandro yang mengendur dan menampar wajahnya. Raut wajah
“Tidak.” Dia membuang muka.Saat melihat foto mesra Yuriel bersama Leon, tidak ada yang dia inginkan selain menghancurkan mereka. Dia tidak ingin tahu apa yang mereka lakukan bersama di dalam apartemen itu.Aleandro menggertakkan giginya kesal.Sudah merupakan batas toleransinya untuk melupakan kejadian dia memergoki Yuriel di apartemen Leon dan masih membuatnya tetap di sisinya. Lelaki mana yang mau menerima sebuah pengkhianatan dari wanita yang dia cintai.Ketika teringat bagaimana almarhum istrinya, Yunifer Jenkins berselingkuh dan tidur dengan tidur dengan pria lain, Aleandro membayangkan Yuriel sama dengan saudara kembarnya.Dia masih merasa tidak aman sebelum memiliki hati dan jiwa wanita itu sepenuhnya.Semakin Aleandro memikirkannya semakin dia marah. Seks semalam tidak bisa meredakan kecemburuannya.Aleandro meletakkan nampan di atas nakas dan pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Mencengkeram selimut d
Saat ini keduanya tengah makan malam reuni dengan beberapa teman bisnis. Mereka berkumpul untuk membahas bisnis dari berbagai bidang yang digeluti. Joe menunjukkan video Yuriel di mal pada Aleandro.Suara Yuriel yang penuh dengan kesombongan terdengar dari video itu menarik perhatian beberapa rekan bisnis mereka di kamar pribadi.“Biarpun aku murahan, suamiku sangat, sangaaat mencintaiku. Aku berselingkuh sepuluh kali pun, Aleandro tidak akan pernah menceraikanku. Dia bilang tidak bisa hidup tanpa aku.”Rekan-rekan mereka tercengang menatap Aleandro, sebelum tawa mereka meledak kamar pribadi itu.“Bwahahaha. ....”“Hahaha, Aleandro kamu benar-benar menjadi cuckold (suami yang istrinya tidak setia).”“Sungguh terlalu. Seorang Aleandro Gilren ....” Salah satu pria tidak tahan memegang perutnya, hampir tertawa terguling di lantai.Raut wajah Aleandro tampak suram. Tawa tidak berhenti bergem
Yuriel dengan kecewa melihat punggung Aleandro berbalik pergi. Tidak menunggunya membuka pintu untuk menjemputnya pulang seperti yang dikatakan laki-laki itu. “Dasar pembohong!” sungutnya mengerucutkan bibirnya kesall. “Cih, sia-sia saja mengkhawatiirkannya! Dia benar-benar hanya manis di bibir, sama sekali tidak serius membawaku pulang,” omelnya sambil memukul pintu kamar, seolah pintu itu bisa berubah menjadi Aleandro dan dia melampiaskan kekesalannya. “Jangan harap lagi aku akan pulang bersamamu!” Yuriel berbalik kembali ke tempat tidurnya dengan perasaan dongkol. Tiba-tiba ponsel ponselnya berdering. Yuriel melirik nama Melly yang muncul di layar ponselnya. Kemudian teringat dia belum menjenguk Melly sejak kejadian malam itu. Yuriel segera menjawab panggilannya. “Hallo, Melly.” “Yunifer, kamu di mana? Datanglah Night Star Club, kita akan bersenang-senang!” Suara Melly terdengar bersemangat. Sangat berbeda saat
Dan pelanggan yang membuatnya paling menderita tuan Stephon.“Tuan Stephon, wanita itu sangat sombong, tidak hanya menghinaku, dia juga menghinamu.” Jenny berkata dengan manja sambil menekan payudaranya yang besar ke dada bidang Tuan Stephon.“Cepat katakan siapa wanita itu, aku memberinya pelajaran keras karena sudah menghina wanitaku dan aku.” Tuan Stephon berkata penuh amarah. Sorot matanya berkilat kejam.Jenny diam-diam menyeringai.Yunifer Jenkins, aku membuatmu merasakan penderitaanku....Video yang dikirimkan Jenny dengan cepat direspons oleh seorang reporter dan memprosesnya dengan cepat.“Hahaha, Nyonya Gilren ini benar-benar tidak biasa,” decak sang reporter tidak habis pikir saat melihat Yuriel memesan layanan gigolo.Istri Presdir Gilren ini telah menjadi selebriti internet sejak beberapa waktu ini. Dia telah membuat banyak skandal berturut dalam waktu singkat. Belum hilang skan
“Ya, Presdir.” Selusin pengawal yang mengelilingi tempat mengangkat bangku dan menghancurkan di lantai. Tidak hanya itu membalikkan meja dan melemparkan bangku ke lemari minuman, menghancurkan tempat itu. “Kyaaaa!” Jeritan memenuhi klub malam itu. Semua orang berlari ketakutan dan berhamburan meninggalkan tempat itu. Saling tabrak dan mengumpat. Seluruh tempat tampak kacau. Ketika Marvin masuk, dia disambut dengan kekacauan yang dibuat Aleandro. “Apa kamu benar-benar harus menghancurkan tempat ini?” tanya Marvin menatapnya tidak percaya. “Apa kamu tidak mempertimbangkan pemilik klub malam ini akan menuntutmu di pengadilan?” ujarnya cemas. Kekejaman Aleandro tidak main-main. Dia khawatir adiknya akan mendapat masalah dengan hukum. “Jangan khawatir, aku sudah membeli klub ini untuk dihancurkan,” balas Aleandro acuh tak acuh. Marvin menatapnya speechless. Buat apa dia membeli tempat ini hanya untuk dihancurkan?
“Oke.” Aleandro tidak menolak, dia justru senang. Jarang Yuriel bersikap manis dan manja. Dia menutupi seluruh tubuh Yuriel dengan coatnya sebelum berdiri dengan Yuriel di pelukannya. Yuriel melingkarkan kakinya di pinggang kokoh Aleandro. Membuat pria itu tampak seperti menggendong gadis besar. Aleandro tidak mengatakan apa-apa dan berbalik meninggalkan kamar mandi dengan Yuriel di gendongannya. Di luar dia bertemu dengan Viktor. “Bo-bos ….” Viktor tergagap dengan mata membelalak melihat bos besanya mengendong gadis besar di pelukannya. Yuriel memerah malu melihat Viktor menatap mereka dengan mulut ternganga. Dia menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Aleandro dan mengigitnya gemas. Sudut bibir Aleandro berkedut. Dia menatap Viktor dengan eksresi dingin. Viktor tersadar dan menundukkan kepalanya sambil meminta maaf. Aleandro acuh tak acuh mengabaikannya dan memberi perintah pada para pengawal di depannya. “
Hati Aleandro tenggelam melihat darah mengalir dari paha Yuriel ke seprei putih. Warna merah terasa sangat menusuk matanya. “Aaaa! Sakit!” Rintihan Yuriel menyadarkan Aleandro dari trans-nya. Dia buru-buru mengancingkan kembali celananya dan mengambil jubah sutra untuk menutupi tubuh telanjang Yuriel. “Bertahanlah, Riel,” bisiknya meraih Yuriel ke pelukannya sementara dia mengambil telepon untuk memanggil seorang dokter. “Istriku sakit. Datanglah dalam waktu sepuluh menit, jika telat satu detik aku akan membunuhmu!” Setelah itu dia tanpa basa-basi menutup telepon, tidak menunggu respon dari orang diseberang telepon. Marvin tercengang mendapat telepon dengan ancaman membunuh dari adik kandungnya sendiri. Dia merutuk di dalam mobil. Kenapa Aleandro tidak sekalian menyuruhnya naik sapu terbang. Emang sepuluh menit itu itu bisa di tempuh dengan gampang ke mansion-nya? Marvin masih dalam suasana hati yang buruk usai pertengkarannya