Terdengar suara pelan dan wajah menunduk. meremas kedua belah jemarinya, gadis itu tidak punya keberanian menatap Hardian. Dia benar-benar takut jika wajah dihadapannya ini tidak lebih baik dibandingkan monster.
"Coba ulangi... tinggi kan nada suara mu sedikit, jangan berbisik dan tatap wajah ku " suara Hardian semakin meninggi. "Baiklah...,, Tuan muda," ucap nya dengan suara lantang, membuat Hardian terlonja. Sambil memegang dadanya kaget, entah datang dari mana keberanian Prisla yang mengeluarkan suara lantang. Prisla mengangkat kepalanya dengan ragu, dan melihat wajah Hardian perlahan. "Masya Allah...,, benarkah pria tampan ini akan menjadi suami ku, tidak mungkin dia, ibarat film dia pasti pemeran utamanya." membulatkan mata dengan mulut sedikit terbuka. Prisla begitu terpesona dengan ketampanan Hardian. "Kenapa... kamu kesambet ya, apa kamu belum pernah melihat pria tampan sebelumnya...tapi aku baru ingat kamu kan dari kampung. mana ada pria setampan aku disana, kenapa kamu masih berdiri disana duduk..!!" perintah Hardian. Dengan langkah bimbang Prisla duduk bersimpuh di lantai samping sofa. Prisla madih syok dan tidak menyangka akan bisa bertemu pria setampan ini. karena sewaktu pertemuan pertama, Prisla lebih banyak menundukkan kepalanya, sehingga dia tidak terlalu jelas memperhatikan wajah Hardian.Dia menyesal kenapa tidak berdandan secantik mungkin jika tau calon suaminya setampan aktor favoritnya ini. Membuat Hardian Semakin geram melihat tingkah Prisla yang terus menatapnya sambil menyisir rambut bergelombang nya mengunakan sebelas jarinya.
"Ah apa- apan ini....apa tidak ada wanita lain.?? Suara keras Hardian, membuat Prisla terkejut. Hardian mulai terlihat gusar, berjalan mondar-mandir sesekali meremas kepalanya, kemudian Hardian menghubungi Asisten Rey. "Hallo boss, bagaimana apa boss menyukai nya?" "Suka bokong mu, brengsek, kenapa anak kecil bau kencur ini kamu suruh menikah dengan ku. apa di Dunia ini sudah kehabisan stok wanita nya, lihatlah tingkah nya sekarang Melihat kearahku ibarat makanan lezat melotot tanpa berkedip.?" "Ha....ha.... ha....," Rey spontan tertawa lepas membayangkan tingkah norak dan Kampungan Prisla. "Stoooop, apanya yang lucu." bentak Hardian emosi. "Benar sekali boss...dia wanita yang terakhir, Limited Edition" canda Rey yang tertawa puas merasa berhasil membuat Hardian naik darah pagi ini. "Awas kamu, berani menertawakan saya...,, Bulan depan gaji serta bonusmu ku potong tujuh puluh lima persen" ucap Hardian tegas. Yang membuat Rey langsung gelagapan, seperti kebakaran jenggot, dia mulai mengeluarkan jurus andalan untuk merayu. karna Hardian tidak main-main dengan ucapan nya. tapi belum sempat Rey mengucapkan jurus bujukanya Hardian sudah memotong kata katanya. "Bos, kasiani saya yang belum laku.. laku, dan mobil serta rumah yang masuk nyicil, sawah serta kebun orang tuaku dikampung masih tergadai, belum mampu Untuk menebusnya. saya janji tidak akan mengulangi nya lagi " Hardian mengucapkan kata-kata itu, dia sudah hafal jurus andalan Rey. "Maaf boss, bukan maksud ku seperti ini. tapi menurut saya dialah gadis yang tepat. untuk mengandung dan melahirkan anak boss nantinya, coba boss perhatikan sebenarnya dia itu cantik cuma .... perlu dibersihkan saja " ucap Rey. "Memangnya dia perabotan perlu dibersihkan segala, bicara dengan mu hanya menambah pusing kepala ku " Hardian menutup panggilan dengan kesal. dan kembali menatap wajah Prisla dengan seksama "Hey kamu kenapa bengong saja !" Kembali menatap Prisla yang kali ini menundukkan kepalanya. "Saya tuan", ucap Prisla menunjuk diri sendiri, kemudian celingak-celinguk kiri kanan. "Sapa lagi..,, atau setan kecil disamping mu itu ? tunjuk Hardian asal. "Apa tuan set...set Setan.... Tuan saya takut" Prisla langsung menghambur dibelakang Hardian. "Oh my Good...." Hardian memukul pelan jidatnya "Duduklah yang benar dikursi mu ..!" Prisla pun menurut dengan patuh dia mengikuti kemauan Hardian, yang terus memperhatikan Prisla dengan detail. rambutnya bergelombang dan turun kebawah. Sambil mersa risih karena mersa tidak ada yang menarik dari gadis itu. "Aaahhk... tidak ada yang menarik sama sekali" "Kulitnya memang terlihat putih mulus tapi aku ragu membedakan nya antara panuan dengan kulit aslinya. meskipun Rey telah melakukan serangkaian tes kesehatan untuk nya, sapa tau aja mereka sekongkol mengerjai ku, serta rambut nya yang bergelombang dan sangat lebat, padti dipenuhi oleh kutu dan keluarganya serta nenek buyut nya," Terakhir mata gadis itu, bola Mata nya yang bulat seperti mata Kucing jalanan yang minta untuk di kasiani. Hardian berfikir sejenak. "Apa aku pelihara dan rawat aja ya Kucing kecil ini?" sambil magut - magut memainkan jemari tangan nya.d ia seakan-akan mendapatkan mainan baru."Kucing lucu dan imut! ya aku harus memelihara nya. anggap saja mainan baru bagiku."***
Selamat pagi, Nona muda.""Pagi juga mbak."
"Perkenalkan kami dari team WO, kami ditugaskan untuk mendandani nona secantik mungkin dengan pakaian pengantin ini." ucap salah seorang dari mereka.
"Bolehkah kami masuk!"
"Silahkan."
Tiga orang wanita masuk ke dalam kamar, mereka membawa beberapa buah pakaian pengantin dan sebuah koper berisi peralatan makeup.
"Pakaian pengantin? mati aku. apakah aku malam ini akan menikah dengan pangeran tampan itu?"
Prisla seakan tidak percaya saat tim perias datang kekamarnya, dan membatu memasang kebaya dan merias wajah. "Iya, Nona wanita yang paling beruntung. bisa menjadi istri pengusaha kota ini." ucap perias satu lagi. Prisla sedikit gugup, meskipun apa yang dibayangkan nya dulu tidak menjadi kenyataan, namun dia mersa takut juga melihat sikap dingin Hardian. Malam ini, Prisla memandangi seluruh tubuh yang terbalut kebaya putih. dengan ukuran begitu pas dan sesuai dengan warna kulit nya, dia seakan pangling melihat pantulan wajahnya di cermin besar ini. Prisla begitu cantik bak seorang putri."Nona benar-benar cantik, tuan muda begitu beruntung mendapatkan Anda." puji mereka.
"Nona, semua sudah menunggu kedatangan Anda. apa anda sudah siap?"
"Ya, aku sudah sangat siap."
Langkah kakinya terayun pelan menuruni satu persatu anak tangga. banyak yang memuji kecantikan yang dimiliki Prisla, yang sudah melekat gaun pengantin yang sangat indah.
Mata Prisla tertuju pada sosok pria tinggi bertubuh tegap berjalan menuju kearahnya. Stelan jas biru tua menambah pesona elegan, dilengkapi dengan dada yang bidang. sepasang kaki lurus sempurna yang mengarah kearah Prisla, yang semakin lama semakin mendekat. sudut tatapan pria itu memiliki aura yang begitu kuat."Sangat tampan, dan penuh kharisma, sangat cocok dipasang kan dengan gadis ini." terdengar ucapan salah seorang tamu yang berdiri tidak jauh dari mereka.Hardian terpana melihat kecantikan dan pesona alami Prisla. mata nya seakan tidak bisa berbohong, mengakui kecantikan dan keindahan lekuk tubuh Prisla yang terbalut kebaya mewah itu."Bagaimana bos, pilihan ku tidak pernah salahkan," ucap Rey bangga, dan menyikut Hardian yang masih terpana."Biasa saja..,, Bi Ijah juga akan terlihat cantik jika didandani dan dibalut dengan pakaian mewah" jawab Hardian asal sambil berusaha menyembunyikan kekaguman nya.Prisla meminta restu menyalami paman dan kedua orang tua Hardian, Mama Merli
Setelah kedua pelayan itu pergi, Prisla menutup pintu kamar. Dan berjalan Menuju kamar mandi yang terlihat lebih bagus."Badan ku rasanya lengket sekali, lebih baik aku mandi saja" Prisla mengambil salah satu baju tidur dan membawanya kekamar mandi."Sebaiknya aku berendam" Prisla membuka pakaian, mengatur suhu airnya kemaren diapartemen bibi Ijah sudah mengajarinya. cukup lama dia berendam sambil memijat kepala nya."Ini benar-benar mengasikkan" Gumam Prisla mencoba beberapa jenis pembersih kulit dan shampo."Aaahhk, kenapa dengan tangan ku, kok mengkerut? apa tandanya aku mau berubah menjadi Putri Duyung ? karena kelemahan berendam.?"Berbagai pertanyaan bermunculan di benak Prisla. dia teringat sinetron Mrmait In Love yang pernah ditontonnya waktu dikampung dulu. dia menyudahi acara mandinya dengan cepat.Setelah mengering kan badan dan berpakaian kembali, Prisla merebahkan badannya di kasur empuk itu."Wah begini ya kalau jadi orang kaya" tidak perlu menunggu lama dia sudah terti
Hardian merasa terenyuh hatinya, tapi dia tidak mau menunjukkan sikap nya itu pada Prisla. Dia tidak menyangka seorang Paman tega memperlakukan dan memanfaatkan gadis remaja yang polos untuk mendapatkan keuntungan sendiri. "Entahlah, tapi hanya paman Aryo yang pernah membantu adikku dan ibu, selama ini." Ucap Prisla dengan suara bergetar. "Apa keinginan terbesarmu, aku bersedia membantu mu sebisaku," Hardian menatap wajah Prisla serius."Keinginan pertama ku merebut kembali surat-surat rumah kecil peninggalan ayah dari tangan rentenir, yang sempat digadaikan oleh ibu untuk biaya pengobatan dan aku bermimpi ingin memiliki berbagai keahlian, sehingga nantinya aku Bisa membuka usaha sendiri kedepannya, dan membangun desa ku suatu saat, agar tidak ada lagi perkawinan kontrak diusia dini, karena keterbatasan biaya dan kemiskinan" ucapan Prisla seolah-olah menyindir dirinya sendiri, Hardian tertawa lepas dengan penuturan Prisla tersebut, ditambah dengan raut wajah Prisla yang tiba-tiba
Mama memalingkan muka mengabaikan, sementara papa mendekati Prisla mengelus pelan rambut bergelombang itu."Hati hati ya nak..., nanti kalau anak nakal ini bikin ulah lapor papa "Prisla tersenyum menanggapi Papa Mertuanya itu, dan melangkah mengikuti Hardian menuju mobil."Tuan kita mau kemana ?""Sudah kamu duduk yang manis saja..,, nanti bakalan tau juga "Selama dalam perjalanan, Prisla tak henti-hentinya berceloteh tentang kekagumannya melihat pemandangan Kota, karena selama ini dia hanya hidup di kampung, gedung bertingkat menjulang. dan padat nya kendaraan yang saling berpacu membelah jalanan ibukota.Hardian hanya diam menanggapi semua itu. mobil pun berhenti di suatu tempat."Ayo masuk " ucap Hardian melangkah mendahului Prisla.Prisla pun turun mengikuti langkah Hardian, memasuki pusat pelatihan berbagai macam keahlian. Mereka memasuki Salah satu ruangan."Prisla isilah formulir ini dengan benar" menyerahkan sebuah selembar kertas, yang berisi formulir pendaftaran les mendesa
"Hallo," ucap Prisla. "Nona muda, keluarlah aku menunggumu didepan." Ucap sopir suruhan Hardian."Tidak mau, kamu siapa? Kenapa menyuruhku keluar?" Cinta takut akan diculik karena tidak mengetahui no baru yang menghubungi ponselnya itu."Aku Yudi, sopir yang menjemput Nona," "Mas sopir yang dikatakan Tuan Hardian itu ya?, Bisa jemput Prisla sampai ketempat ini ngak, karena Prisla ngak tau jalan keluar nya." Ucap Prisla berterus terang."Baiklah Nona muda," Sampai dirumah, Prisla langsung membersihkan tubuhnya dan mengganti dengan piyama tidur, Karena mersa begitu capek dan lelah, mengingat hampir seharian ini dia menghabiskan waktu bersama Hardian, Prisla langsung menghempaskan tubuhnya diranjang empuk. sambil memainkan ponsel baru tersebut, tidak begitu lama Prisla langsung tertidur dia lupa dengan poin kontrak pernikahan mereka, jika Prisla hanya boleh tidur di sofa untuk menghindari kontak fisik diantara mereka.Hardian langsung pulang kerumah, setelah meeting dadakan itu selesai
Selesai makan, Hardian mengantarkan Prisla pulang, sementara dia kembali keperusahaan nya untuk lembur mengingat jika sebentar lagi akan diadakan audit bulanan.Sesampainya dikamar, Prisla menyalakan TV berukuran besar itu. menonton acara humor kesukaan nya . tanpa sadar dia terlelap cukup lama disofa dengan TV yang masih menyala. Prisla mengerjapkan matanya berkali-kali karna silau cahaya lampu kamar. segera dia berdiri dan melihat sekeliling dan terpana melihat ranjang tidur Hardian."Kosong, jam berapa sekarang ?"Prisla melihat jam di dinding sudah menunjukkan pukul sebelas malam " kenapa Tuan Hardian belum pulang juga ?" Prisla membersihkan tubuhnnya dan berganti pakaian, melanjutkan sholat Isa. yang sudah terlewati waktu nya dan memanjatkan doa dengan khusyuk untuk kedua orang tuanya, Prisla melipat mukena kembali, karena dia ingin melanjutkan tidurnya. mengambil selimut dan bantal berjalan ke sofa, namun rasa kantuk nya telah hilang." Lebih baik aku lanjutkan menonton televis
Tidak, kenapa dengan leherku," Prisla mulai menangis meraba didepan cermin lehernya dan bagian dadanya yang memerah."Astaga, apa sih ribut-ribut," ucap Hardian mengusap matanya, mencoba bangun karena mendengar teriakan Prisla yang sangat nyaring, dengan gerakan refleks dia hendak berdiridi, namun tiba-tiba dia oleng dan hilang ke seimbangan. Hardian tidak sadar bahwa kakinya terlilit selimut. hingga jatuh terguling ke bawah tempat tidur, kepala Hardian terbentur meja kecil yang terletak di samping tempat tidur itu."Dasar meja sialan,"Hardian berdiri dan menendang keras meja itu. dia berjalan menuju kamar mandi sambil memegang jidatnya yang sakit." Hey Kucing, apa yang kamu lakukan. teriakan mu itu bisa membangun kan seisi rumah ini tau nggak ?" Hardian berdiri sambil berkacak pinggang dikekang Prisla."Tuan leherku, lihat leher ku dan .... membuka sedikit baju nya ini penuh dengan tanda merah" Prisla terlihat ketakutan dan cemas. Namun Hardian berusaha untuk bersikap biasa saja,
Prisla sudah berpakaian Rapi. ini hari pertama nya mengikuti proses belajar mendesain dengan salah seorang tim pengajar profesional, dia menuruni anak tangga dengan dengan langkah penuh semangat dan percaya diri. Hal itu, membuat rasa iri Gea semakin menjadi-jadi, matanya seakan ingin loncat dari sarangnya saat melihat pakaian yang melilit ditubuh Prisla sangat indah dan mahal. "Prisla, pakaian mu bagus dan sangat mahal. Kakak bangga punya adik Secantik dan seberuntung kamu." puji Gea sambil tersenyum memikirkan cara agar bisa masuk dan memeriksa barang-barang yang ada dikamar Prisla, tanpa tahu jika setiap ruangan sudah terpasang cctv. "Selamat pagi Nona" "Maaf, Anda siapa ?" tanya Prisla heran, saat melihat pria paruh baya berjalan mendekati nya. "Saya salah seorang Sopir kantor, nama saya Johan. yang ditugaskan untuk mengantar jemput Anda Nona " Prisla ragu kemudian membuka ponselnya, dan melihat pesan masuk dari Hardian, ternyata benar foto bapak ini sama dengan sopir