Share

5. Ibu yang Dia Sayangi

Julia segera membalasnya. "Koki memintaku untuk pergi dan membeli beberapa bahan makanan, aku sedang dalam perjalanan kembali."

Setelah mengirim pesan balasan Julia menyimpan kembali ponselnya, bahkan tidak peduli ketika ibu mertuanya kembali mengirimkannya pesan dan menghubunginya. 

Ketika Julia tiba di rumah, Riley, sudah berdiri di kusen pintu dan menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Matanya melotot saat dia menatap Julia yang baru saja kembali.

"Lihatlah, Nyonya Muda kita baru saja kembali dari bersenang-senang. Aku tidak pernah memberinya izin keluar tetapi dia tidak tahan. Dia bertemu pria di luar ketika putraku sibuk dengan perusahaannya. Betapa tidak tau malunya dia."

Julia menghentikan langkahnya dan menatap ibu mertuanya. "Aku baru saja kembali dari membeli bahan makanan, koki memintaku membelinya. Aku tidak bersenang-senang dan tidak bertemu pria di luar."

"Kau pikir aku tidak tau?" Riley mendengus saat dia melemparkan foto ke wajah Julia. "Apakah ini yang kau maksud dengan pergi berbelanja? Betapa hebatnya dirimu, ini masih pagi dan kau sudah menggoda pria di luaran? Lihat wajah cerahmu saat kau berbincang dengannya, kau masih ingin mengelak bahwa kau tidak bertemu pria di luar?"

Julia menatap foto yang berserakan di bawah kakinya, dia mengambil satu foto dan wajahnya berubah masam. Itu adalah dirinya dengan pria yang dia temui barusan. Ronald, yang baru saja mengatakan kata-kata aneh padanya. 

Mengapa ibu mertuanya memiliki foto ini?

Ah, rupanya dia meminta seseorang untuk mengikutinya.

"Ini hanya orang asing yang bertanya mengenai jalan."

"Orang asing? Apakah orang asing yang bertanya jalan akan berbincang denganmu sambil memesan minuman? Kau pasti berusaha keras untuk menggodanya dengan wajahmu itu, katakan padaku berapa banyak yang kau hasilkan? Berapa tarif yang kau pasang untuk satu kali kencan? Ya ampun, putraku pasti sudah disihir sehingga dia mau menikahi wanita jalang sepertimu."

Julia merasakan hatinya sakit, setiap caci maki dan hinaan yang datang dari mulut ibu mertuanya terasa seperti pisau yang menyayat hatinya, dia bukan patung dan hatinya tidak terbuat dari batu.

"Bu, aku tidak pernah menggoda siapa pun." Meski dia orang miskin dia tidak pernah menjual dirinya demi uang. 

"Tidak pernah? Lalu bagaimana kau menjelaskan semua foto-foto itu? Kau sangat hebat, putraku baru keluar dari rumah tidak kurang dari satu jam tetapi kau sudah berhasil menggoda pria lainnya."

Julia menggelengkan kepala. "Dia benar-benar hanya orang asing, aku tidak pernah berselingkuh."

"Apakah ada penjahat yang mau mengakui kesalahannya? Aku memintamu untuk membantu koki dan mengerjakan pekerjaan rumah tetapi kau malah pergi untuk menjual dirimu."

"Bu, dia orang miskin, apalagi yang wanita seperti dia lakukan selain menggoda pria-pria lain? Dia tidak memiliki apapun selain tubuhnya untuk dijual. Dengan wajahnya itu dia pasti telah menipu pria sana sini." Rieta muncul di belakang ibunya, suaranya melengkingnya menggema di seluruh rumah. Dia menatap Julia dengan marah. "Bagaimana bisa kakakku menikah dengan wanita sepertimu?"

Riley mencemooh. "Kakakmu dibutakan olehnya, dia pasti sudah disihir. Wanita ini hanya jalang yang mencoba naik status menjadi seorang nyonya kaya. Sayangnya impiannya tidak akan terkabul."

Rieta mengangguk dia menambahkan. "Aku dengar ibunya yang bisu juga pernah merayu majikannya, dia dipukuli saat itu dan dipecat dari pekerjaannya, uang gajinya bahkan tidak keluar. Huh, itulah akibatnya jika dia berusaha memanjat ranjang orang kaya. Memang benar, buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya. Karena ibunya jalang anaknya juga menjadi jalang."

Riley dan Rieta kemudian tertawa terbahak-bahak.

Julia mencengkram kuat foto di tangannya, dia bisa menerima hinaan yang datang untuknya tetapi tidak dengan hinaan untuk ibunya. 

Setelah ayahnya meninggal, ibunya bekerja sebagai pelayan di rumah orang kaya, ibunya bisu tetapi dia cantik sehingga menarik perhatian para pria, termasuk majikan ibunya, satu hari majikannya mencoba menggauli ibunya di atas ranjang, untungnya seorang pelayan memergokinya dan membantunya tetapi ibunya dituduh telah menggoda majikannya. Akhirnya ibunya dipukuli, dia dipecat dan bahkan tidak diberi gaji.

"Jangan mengatakan sesuatu yang buruk mengenai ibuku."

Kedua orang itu menghentikan tawa mereka. Riley menatap Julia seperti Julia adalah sampah yang tidak enak dipandang. 

"Mengapa? Aku mengatakan yang sebenarnya, ibumu yang bisu itu merayu pria hingga dia dipukuli, dia adalah wanita berdosa, dia seharusnya menyadari siapa dirinya dan hidup dengan baik, bukannya berusaha merayu pria kaya."

"Dia bukan orang seperti itu." Mata Julia berkilat dengan tajam, rahangnya mengeras dan tinjunya mengepal di sisinya. Tidak masalah jika dia dihina tetapi ibunya tidak boleh. "Ibuku adalah wanita terhormat." 

Ibunya selalu menjadi orang yang dia hormati, meskipun ibunya bisu tetapi dia adalah orang yang hidup dengan jujur, dia tidak pernah mencuri apalagi merayu seorang pria. Ibunya sangat mencintai ayahnya yang hanya seorang pekerja serabutan. Dia tidak pernah melirik pria lain bahkan meski banyak pria menggodanya. 

"Wanita terhormat mana yang merayu pria? Karena ibumu wanita miskin yang hina kau juga mengikuti jejaknya. Ibu dan anak sama saja."

Julia yang marah tiba-tiba datang dan menyerbu, Riley terkejut dan Rieta di depannya berusaha menghalanginya. 

"Apa yang kau lakukan? Ahhh…." Rieta menjerit saat rambutnya ditarik. 

Riley tercengang, dia berdiri di tempatnya. Tubuhnya bergetar, dia tidak pernah melihat Julia marah dan mengamuk seperti orang gila.

"Ahhh, ibu…."

Teriakan kesakitan dari Rieta membuat Riley tersadar dari keterkejutannya, dia maju dan mencoba memisahkan keduanya. 

"Lepaskan putriku.."

Julia seperti orang kerasukan, dia menarik rambut Rieta dengan kekuatan penuhnya. Ibunya adalah orang yang dia sayangi, tidak boleh ada yang menghinanya, bahkan jika ibunya benar-benar seorang pendosa dan bahkan jika ibunya dilempari batu oleh seluruh dunia, demi membela ibunya yang seorang pendosa dia akan pergi mengikutinya hingga ke gerbang neraka.

Dia tidak akan membiarkan siapapun menghina ibunya.

Ketiganya terlibat perkelahian sengit, Riley mendorong Julia hingga terjatuh ke tanah, Rieta menangis di sisinya merasakan rambutnya seakan terlepas dari kulit kepalanya. 

Riley maju dan menampar wajah Julia, sementara Rieta bangkit dan buru-buru pergi untuk menghubungi kakaknya. 

Ketika panggilan itu tersambung, Rieta buru-buru berbicara. "Kakak, Julia sudah gila, dia menarik rambutku dan bahkan hendak memukul ibu. Kakak, kamu cepat kembali." Rieta mengakhiri ucapannya dengan tangisan.

James berada di tengah-tengah rapat saat dia menerima panggilan adiknya, mendengar tangisan Rieta ruang diantara alisnya segera berkerut.

"Apa? Tidak mungkin Julia berbuat seperti itu!"

"Kakak, aku tidak berbohong, Julia sudah menjadi gila, hari ini ibu memintanya untuk membantu koki memasak tetapi dia malah pergi dan menemui pria kaya, ibu menegurnya tetapi dia marah, dia menarik rambutku dan bahkan hendak memukul ibu."

James bangkit berdiri. "Aku akan kembali!" 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status