Share

6. Ceraikan Dia

"Tuan Muda, anda mau kemana?" Asistennya panik melihat James bergegas pergi.

"Aku memiliki sesuatu yang harus diurus." Saat James mengatakannya dia bergegas keluar dari ruangan.

"Tetapi, rapat masih belum selesai dan jadwal anda hari ini sangat padat. Anda masih harus bertemu investor nanti." Asistennya buru-buru berjalan di sisi James dan menyamakan langkahnya hampir seperti berlari.

"Batalkan semuanya dan ubah untuk jadwal besok."

"Tapi …"

James tidak peduli, dia pergi menuju mobilnya dan segera kembali ke rumah. Dia mengemudi dengan kecepatan penuh bahkan mengabaikan lampu lalu lintas. 

Polisi yang berdiri di sisi mengumpatnya dengan keras. "Hey kau, aku sudah membaca nomor mobilmu, lihat bagaimana kamu memperpanjang SIM mu nanti."

James melirik belakang mobil melalui kaca spion, dia mengabaikan teriakan polisi dan masih mengemudi dengan kecepatan penuh.

"Apa-apaan ini?" Beberapa orang menekan klakson dengan amarah.

"Apa kau bosan hidup?"

Banyak pengemudi mengumpat tetapi James tetap tidak peduli. Dia harus segera kembali ke rumah, mustahil baginya, Julia yang dia ingat dalam pikirannya hendak memukul ibunya. Dia tidak percaya, jadi dia harus melihatnya dengan mata kepalanya sendiri.

Ketika James tiba, teriakan melengking menyambutnya di pintu rumah.

"Kamu pasti sudah gila! Kamu pikir aku akan diam saja setelah kamu melakukan ini? Putraku juga tidak akan tinggal diam!" Riley berteriak sementara tubuhnya menggigil. Dia menatap Julia sekaan Julia adalah psikopat gila. 

Dia memukul Julia karena marah tidak disangka Julia yang selalu diam dan seperti orang bodoh tiba-tiba mengamuk dan melawan dirinya.

Julia berdiri dengan kemarahan yang menyelimuti dirinya, dia menatap ibu mertuanya kemudian menatap Rieta yang menangis di sisinya. 

"Aku memang sudah gila, sekarang aku bahkan memiliki keinginan untuk memukul seseorang."

Dia sudah menahannya selama ini, hinaan dan cacian yang datang selalu dia telan. Tetapi ketika hinaan itu datang untuk ibunya dia sangat marah dan tidak bisa menahan emosinya.

"Apa ini? Apa yang terjadi di sini?"

Rieta menolehkan kepala begitu suara yang familiar masuk ke telinganya. Melihat James datang, dia bergegas ke sisinya.

"Kakak…" Rieta menangis dan terisak. "Kakak tolong kami, Julia benar-benar sudah gila!"

James bingung, dia menatap sekeliling ruangan yang kacau seakan baru saja terjadi perampokan. Tatapannya kemudian jatuh pada Julia yang berdiri dengan memegang sesuatu di tangannya yang terkahir, dia menatap ke arah ibunya yang tengah menangis dan menggigil.

"Julia, apa yang kamu lakukan?" James pergi ke sisi ibunya dan memeluknya. "Ibu, apa kamu baik-baik saja?"

Riley menggelengkan kepala. "Apakah aku terlihat baik-baik saja? Wanita ini adalah wanita gila yang baru saja keluar dari rumah sakit jiwa, lihatlah apa yang dia lakukan dengan seisi rumah ini, dia bahkan memukulku. Ah, wanita seperti apa yang sebenarnya kamu ambil untuk menjadi istrimu?"

James mengerutkan dahinya, dia menatap ke arah Julia dan terkejut melihat penampilanya. Wajah Julia dihiasi tanda cetakan tangan. "Apa yang sebenarnya terjadi di sini?"

Sebelum Julia bisa menjawab, Riley lebih dulu menyela. "Aku meminta Julia untuk membantu koki di dapur, tetapi diam-diam dia keluar dari rumah dan bertemu pria lain, aku mencoba menegurnya dengan perlahan, tetapi Julia tidak menerimanya, dia marah padaku dan seperti yang kamu lihat dia bahkan mencoba memukulku."

Suara Nyonya Riley bergetar, tangannya meraih lengan James seakan James adalah penyelamatnya. Dia memegangnya erat-erat.

James terdiam, dahinya berkerut saat dia menatap ke arah Julia. Tatapannya berubah menjadi dingin.

Julia melengkungkan bibirnya. "Akting yang sangat bagus. Ibu, kamu adalah pendongeng yang hebat."

"Julia, kau benar-benar sudah gila, beraninya kau berbicara seperti itu terhadap ibuku. Kau sangat tidak tau malu. Ibuku hanya menegurmu karena kamu terlibat dengan pria-pria kaya, tetapi kamu malah bersikap kurang ajar dan bahkan memukul ibuku." Rieta tiba-tiba memiliki kepercayaan diri yang tinggi, dia menjadi lebih berani karena kakaknya ada di sini, saudaranya pasti akan membelanya.

"Kau memfitnahku dengan begitu bersemangat. Kau sangat cocok untuk menjadi artis, aktingmu juga sangat bagus."

"Kau meminta seseorang untuk datang memotretku kemudian menuduhku, kamu sangat hebat bahkan sutradara akan merasa terkesan dengan aktingmu."

"Kakak, lihatlah. Kau melihatnya bukan?" Rieta buru-buru mengadu kepada kakaknya. "Julia sudah kehilangan akal sehat sehingga dia mulai berbicara omong kosong."

"Omong kosong?" Julia tertawa. "Aku tidak peduli apa yang kamu katakan atau apa yang kamu lakukan, selama ini aku selalu menerima semua hinaan, tetapi aku tidak bisa menerima ketika seseorang berbicara buruk mengenai ibuku. Selama aku ada di sini, aku tidak akan membiarkan siapapun menghina ibuku. Tidak akan pernah."

Julia mengakhiri ucapannya dengan tatapan tajamnya. Dia mengayunkan sesuatu di tangannya yang kemudian jatuh dan menghancurkan barang-barang di sekitarnya. 

Itu adalah sebuah guci kesayangan ibunya. 

Rieta tercengang. "Ah…. Ibu, lihatlah dia! Lihat apa yang dia lakukan? Itu guci kesayanganmu dan dia menghancurkannya." Rieta tidak pernah melihat orang yang begitu brutal seperti Julia. Dia terkejut hingga berteriak histeris..

Riley menatap gucinya yang baru saja dia dapatkan, dia merasakan kemarahannya datang dan membuatnya hampir jatuh pingsan. Itu adalah gucci dengan harga mahal yang bahkan tidak bisa dia pamerkan. Guci berharganya sekarang rusak dan semua ini karena Julia. 

"Julia, beraninya kau. Beraninya kau menghancurkan barang-barangku?"

James menatap kekacauan yang terjadi di depannya, semakin dia melihatnya, dia semakin tidak percaya. Apakah ini Julia yang selama ini diam dan tidak mengatakan apapun? 

James meraih lengan Julia menghentikannya dari membuat kekacauan yang lebih parah. 

"Julia, apa yang sedang kamu lakukan?" 

Julia menatap James dengan pandangan sekilas. James adalah suaminya tetapi tidak dapat dia andalkan. Dia mengerti ini bukanlah pernikahan karena cinta tetapi James tetap mempertahankannya. Meski begitu, sikap James masih acuh tak acuh terhadapnya. 

"James, aku sudah mengatakan padamu berkali-kali., wanita gila ini tidak cocok denganmu. Sulit bagiku untuk menerimanya. Karena itu ceraikan saja."

James menatap ibunya yang menangis di sisinya, dia merasakan pelipisnya melonjak. 

"Benar Kakak, ceraikan saja dia. Dia sudah membuat rumah seperti ini, dia bahkan berselingkuh. Jika kamu tidak percaya, maka lihat ini." Rieta memberikan satu foto Julia yang diambil secara diam-diam, foto Julia bersama Ronald. "Dia mengatakan bahwa itu orang asing yang bertanya jalan, tetapi apakah orang asing yang bertanya jalan akan berbincang sambil memesan minuman? Dia jelas berbohong, aku yakin dia memiliki hubungan yang berbeda dengan pria itu."

Riley mendukung ucapan putrinya dan menambahkan. "Kamu mengatakan bahwa menikahinya adalah wasiat dari kakekmu, sekarang kamu sudah menikahinya bukankah berarti wasiatnya sudah terlaksana? Tidak apa-apa untuk bercerai sekarang, surat wasiat juga sudah terpenuhi."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status