Share

4. Bunga Tanpa Nama

Dirinya putri keluarga konglomerat kaya?

Julia terdiam, ekspresi wajahnya berubah untuk sesaat. Pria di depannya terlihat meyakinkan, dia mengenakan setelan jas rapi dan wajahnya tidak kurang, tetapi mengapa otaknya sedikit agak aneh? 

Dia tidak terlihat seperti orang gila, tetapi mengapa dia mengatakan kata-kata yang tidak masuk akal?

"Maaf, saya tidak mengerti apa yang anda katakan, dan dokumen ini terlihat seperti anda hendak menipu saya. Saya bukan orang kaya dan tidak memiliki uang, jika anda hendak menipu, maka anda salah orang."

Julia merasa menyesal seharusnya dia tidak membuang-buang waktu untuk berbicara dengan orang aneh, bagaimana mungkin dia percaya bahwa dia adalah putri konglomerat kaya raya?

Julia mulai berpikir apakah ini modus penipuan terbaru? Ataukah orang ini hendak mengajaknya masuk dalam ajaran sesat baru?

Ronald tertegun, mungkin benar bagi Julia dia adalah pria aneh seperti penipu, dia menemuinya dengan terburu-buru dan tiba-tiba mengatakan bahwa Julia adalah putri dari keluarga kaya. 

"Nona, saya bukan seorang penipu. 25 tahun yang lalu terjadi penyerangan di mansion, saat itu kami tidak memiliki pilihan selain menyembunyikan anda demi keselamatan. Seorang pelayan membawa anda dengan terburu-buru tetapi kami kehilangan kontak dan menemukan pelayan jika itu sudah mati, kami kehilangan anda dan berpikir bahwa anda juga tidak selamat, itu membuat Tuan dan Nyonya terpuruk sepanjang waktu, tetapi kami juga tidak menyerah dan baru-baru ini kami menemukan bahwa putri keluarga Adrian masih hidup dan dirawat oleh seorang wanita bisu dan itu adalah anda. Nona Julia."

Julia mencoba mencerna situasi, dia melirik sekitaran siapa tau ada kamera tersembunyi. 

"Tuan, lelucon anda sangat tidak lucu. Maaf, saya tidak memiliki waktu untuk mendengar semua lelucon anda."

"Saya tidak bercanda, saya bersungguh-sungguh. Anda adalah putri dari Tuan Jones dan Nyonya Elleys, bahkan tidak perlu melakukan tes lagi saya yakin itu adalah anda."

Ronald mengambil secarik foto Elleys dan menyodorkannya di depan Julia. "Siapapun yang melihatnya akan tau bahwa anda adalah putri Nyonya Elleys. Kalian berdua sangat mirip. Saya juga sudah melakukan penyelidikan dan semua bukti mengarah pada anda."

Julia kehilangan kata-katanya. Dia menatap foto seorang wanita cantik berambut pirang seperti dirinya. Di dalam foto, wanita itu tengah duduk dan menggendong seorang bayi di pangkuannya. Senyuman wanita itu terlihat indah, mata birunya sama seperti dirinya.

"Ini foto anda ketika masih kecil, anda mungkin tidak tau, tetapi ini benar-benar anda." Ronald menunjuk bayi yang berada dalam pelukan Elleys. "Nyonya sangat menyayangi anda, ketika Nyonya tau anda hilang, Nyonya jatuh sakit dan pingsan dari waktu ke waktu. Dia tidak lagi tersenyum seperti sebelumnya dan Tuan sama terpuruknya, dia seperti orang gila yang terus-menerus mencari anda kemana-mana."

Julia tertegun, apakah kata-kata pria di depannya ini sebuah kebenaran? Apakah ini ibunya? Benar-benar ibunya? Apa maksudnya itu? Dia selalu mendengar bahwa keluarganya membuangnya, mereka tidak menyukainya karenanya dia dibuang dipinggir jalan, semua orang mengatakan bahwa dia anak sial, pertama orang tuanya membuangnya dan Norma ibu angkatnya juga meninggalkannya. Dia menjadi yatim piatu untuk kedua kalinya. Tetapi apa yang baru saja dia dengar? Dia masih memiliki orang tua dan mereka tidak meninggalkannya?

Jika ini sebuah rekayasa, orang ini sungguh seorang penipu yang handal.

"Tidak, tidak mungkin. Anda pasti salah orang, Ibu dan ayah saya sudah meninggal, ibu hanya pelayan dan ayah hanya pekerja serabutan, saya bukan putri keluarga yang anda maksud."

Pria itu menggelengkan kepala. "Tidak, ini kebenaran, anda lebih tau bahwa anda bukan putri kandung mereka, anda adalah putri dari Jones Adrian. Lagipula, tidakkah anda merasa bahwa anda terlalu mirip dengan Nyonya Elleys? Anda persis seperti Nyonya ketika Nyonya seumuran anda, Semua orang yang melihat akan tau bahwa anda putrinya terutama warna rambut dan mata anda."

Julia terdiam dia masih bingung dengan fakta baru yang dia dengar, sulit baginya untuk percaya bahwa dia putri keluarga kaya, bahwa dia putri dari wanita cantik di foto ini. Dia bingung tidak tau bagaimana dia harus bereaksi.

"Saya tau ini pasti mengejutkan anda, sebenarnya Tuan dan Nyonya ingin menemui anda tetapi mereka takut anda membenci mereka. Jadi mereka mengutus saya untuk berbicara dengan anda terlebih dahulu, mereka ingin meminta maaf karena keputusan yang mereka ambil membuat anda menderita."

Julia masih terdiam, dia bingung dan bingung. Matanya kosong saat dia menatap lurus ke depan. Seolah-olah dunia berhenti di sana Julia merasa seakan pendengarannya mati, dia tidak mendengar apa pun selain keheningan. 

Setelah beberapa saat, Julia kembali berbicara. "Anda mungkin salah orang, masih banyak orang lain yang mirip seperti Nyonya itu, itu bukan saya, saya yatim piatu, ibu saya sudah meninggal. Maaf, saya harus pergi sekarang."

Ronald sudah memprediksi reaksi Julia, tetapi tidak berharap Julia akan langsung menolak kebenaran seperti ini.

Ronald menatap Julia yang bangkit dari kursinya. Dia mengerti, Julia pasti masih bingung, jadi dia akan mendekatinya secara perlahan.

"Baiklah, saya akan datang lagi nanti, dan jika anda membutuhkan saya anda bisa menghubungi saya di nomor itu, saya akan menetap di sini sesuai perintah Tuan dan Nyonya. Satu hal yang harus anda tau, Nyonya dan Tuan tidak pernah membuang anda, mereka sangat menyayangi anda. Penyerangan yang terjadi membuat mereka tidak memiliki pilihan selain menyembunyikan anda demi keselamatan. Jadi, saya berharap anda tidak akan begitu membenci keluarga anda karena mereka benar-benar tidak membuang anda."

Julia tidak menjawab, dia pergi dari sana. Dia berjalan di trotoar dengan pikirannya yang kalut dan kusut. Dia tersandung beberapa kali hampir terjatuh. Apa yang baru saja dia dengar? 

Selama ini dia berpikir keluarganya membuangnya, awalnya dia berpikir bahwa Norma adalah ibunya tetapi Jenny mengatakan bahwa itu bukan, dia hanya anak yang ditemukan di pinggir jalan, saat itu dia sangat sedih, setiap malam dia selalu menatap bintang dan bertanya-tanya di mana orang tuanya, dan mengapa dia ditinggalkan? Setiap malam dia berdoa hingga dia dewasa, tetapi bahkan doanya yang paling putus asa tidak pernah bisa mencapai langit malam.

Karenanya dia tidak lagi memikirkan orang tua kandungnya, keinginannya untuk bertemu orang tua kandung sudah tidak ada, mungkin karena dia kecewa hingga perasaan itu terkubur jauh di dalam tanah yang perlahan menjadi keras dan beku.

Tetapi sekarang? Kenyataan apa yang baru saja dia dengar?

Julia berjongkok ketika dia melihat bunga liar yang tumbuh di pinggir jalan.

"Aku selalu mengira bahwa aku adalah bunga liar yang tumbuh dipinggir jalan, bunga tanpa nama. Aku selalu merasa bahwa sekeras apa pun aku berusaha aku akan selalu menjadi bunga liar tanpa nama, aku akan selalu menjadi bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Tetapi tiba-tiba, seseorang mengatakan bahwa aku adalah bunga yang tumbuh di rumah kaca. Itu konyol, hingga aku tidak bisa percaya."

Julia mendesah pelan, dia bangkit berdiri. Perasaannya menjadi tidak jelas, entah mimpi atau kenyataan, entah dia harus senang atau sedih, keluarganya masih ada, orang tuanya masih hidup, dia bukan yatim piatu, tetapi hatinya tidak begitu senang seperti yang pernah dia bayangkan. 

Julia kembali melangkah dan menjernihkan pikirannya.

Tepat pada waktunya, ponselnya berbunyi. Ibu mertuanya mengirimnya pesan berupa caci maki. 

"Kau, di mana kau? Aku memintamu untuk membantu koki di dapur, beraninya kau kabur."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status