..“Ra, itu maksudnya gimana sih tadi? Jadi pacar yang Dave bilang itu ternyata kakaknya Arga? Atau gimana?” tanya Lira.“Ada apa?” Ruby yang kepo langsung mendekati Laura dan Lira yang sudah sampai di kursi masing-masing.Kelas sedang ramai karena tidak ada guru yang masuk, Dave sudah lelah untuk menenangkan anak-anak kelasnya, dia saja malah ikut Ruby untuk kepo pada Laura dan Lira.“Laura udah nik – mmpphh!”Laura segera membekap mulut ember Lira, lalu tersenyum pada Ruby dan Dave.“Ayolah, kasih tau, tapi pacarnya Laura kenapa? Hubungannya sama Arga apa?” tanya Ruby bingung.“Gak usah kepo By!” sahut Laura.“Jadi Cuma Lira yang boleh tau?” tanya Ruby, lengkap dengan ekspresi minta dikasihani.“Pacarnya Laura itu kakaknya Arga, dan udah nikah!”Laura menoleh cepat pada Lira, terkejut karena Lira nekat mengungkapkan rahasianya. Karena Laura tidak sebaik itu, dia membalas dendam dengan mengungkapkan rahasia Lira juga.“Bukan hanya itu, Lira dan Arga ternyata berkencan! Diam-diam, di
..Noa baru saja sampai di apartemen bersama Satria jam sepuluh siang. Awalnya dia ingin istirahat saja karena tubuhnya terasa remuk.Namun apa boleh buat saat kepala sekolah memanggilnya untuk sebuah urusan, beliau ingin berdiskusi dengan Noa, bukan sebagai pak Vanno. Salah satu orang yang mengetahui identitas asli pak Vanno adalah kepala sekolah.Biasanya kepala sekolah selalu mengajak diskusi tentang perkembangan sekolah. Karena hal itu sangat penting, Noa meredam egonya dan memilih untuk berangkat ke sekolah di jam dua siang.Diskusi yang kepala sekolah ajukan adalah tentang beberapa fasilitas yang perlu diganti atau ditambah. Karena Noa sendiri menjadi guru disana, sedikit banyak dia sudah melihat kondisinya. Dia pun menyetujui beberapa usulan kepala sekolah Tentang menambah atau mengganti beberapa fasilitas tersebut.Setelah berdiskusi, kebetulan bel pulang sekolah telah berdering, Noa ingin segera menemui Laura, istrinya tercinta.Namun, betapa terkejutnya Noa mendengar seoran
. . Laura marah. Noa kebingungan melihat istrinya yang terus cemberut, dia tidak mau mengatakan apapun dan hanya mendiami Noa saja. Diajak pulang bersama, dia tidak mau, dia malah pulang sendirian memesan taxi online. Noa harus mengikuti taxi online dari belakang karena takut Laura pergi jauh. Tapi ternyata Laura kembali ke apartemen, meski begitu, di dalam apartemen pun, dia tetap ngambek. Mengurung diri di dalam kamarnya, tidak mau keluar meski Noa telah membujuk dengan berbagai cara. Sebenarnya, Noa memiliki kunci cadangan kamar Laura, tapi dia tidak bia membuka begitu saja tanpa ijin. Laura akan semakin marah jika Noa nekat berbuat seperti itu. “Sabar kak, dia katanya lagi PMS tuh, makanya sensi banget dianya.” Arga yang baru pulang dari mengantarkan Lira, melihat kakaknya duduk di depan kamar Laura dengan menundukkan kepala merasa kasihan. Laura itu tidak seperti Lira yang sabar, meski telah disakiti Arga, dia tetap bisa memaafkan dengan mudah. Padahal Arga sudah melangga
. . Laura terlihat sangat bahagia saat mereka sudah sampai di bandara, mereka tiba di bandara sekitar jam tujuh pagi. Laura sudah tidak sabar untuk pergi, meski pada akhirnya Arga ikut dengan mereka. Satria juga ada di bandara untuk pulang ke Medan, tempat keluarganya berada. Noa telah memesankan tiket penerbangan VVIP, agar istrinya tidak merasakan hal tidak mengenakkan di pesawat, apalagi itu kali pertama Laura pergi menggunakan pesawat terbang ke negara lain. Akan tetapi, Noa yang berpikir istrinya akan senang duduk dikursi VVIP, ternyata Laura malah ketiduran selama perjalanan. Maklum saja, Laura menghabiskan waktu malam dengan bersiap-siap, memasukkan barang-barang di koper. Laura tidak bisa tidur sama sekali, dia malah mengajak Noa mengobrolkan banyak hal, semuanya seputar tempat yang bagus dikunjungi di Korea sih. Laura ingin mengunjungi semuanya, padahal itu tidak mungkin, mengingat mereka hanya bisa pergi selama tiga hari saja. Jadinya Laura hanya meminta pergi ke tempat-
. . Laura tidak bisa tidur, dia hanya mengedip-ngedipkan matanya saja saat menemani Noa. Noa sendiri sudah tertidur pulas, suami Laura itu terlihat begitu kelelahan. Tidak heran, dia menemani Laura mengobrol kemarin malam, kemudian di pesawat dia tidak tidur. Laura berbaring menyamping, menatap wajah tampan suaminya dari dekat yang tertidur dengan damai. Beberapa menit berlalu, pelukan Noa mulai mengendur, jadi Laura bisa pergi dari sana. Laura memilih keluar kamar untuk melihat-lihat sekitar apartemen mewah itu, dia bahkan mengintip ke dalam kamar Arga. Adik iparnya telah tertidur pulas, sama tenangnya dengan kakaknya. Padahal Laura pikir Arga akan tidur sambil bergerak tidak karuan. Laura berjalan menuju balkon. Saat itu sekitar jam tiga sore waktu setempat, karena berbeda dua jam, kira-kira jam satu siang di Indonesia. Laura melihat beberapa orang berjalan-jalan santai di dekat sungai Han, ada taman dan ada beberapa orang berjualan makanan. Laura ingin pergi kesana. Namun,
. . Arga terbengong sesaat, dia merasa pernah melihat wajah pemuda yang terjatuh di depan mereka. “Boleh aku bergabung dengan kalian?” tanya pemuda itu, dengan bahasa Inggris, mungkin pemuda itu tahu jika bahasa Korea Arga jelek sekali. Lagipula dilihat dari bagian manapun Arga dan Angel terlihat seperti orang asing, wajah keduanya seperti perpaduan antara Asia dan Western. Untuk informasi, ayah kandung Laura itu keturunan Inggris dan Jawa. Sementara keluarga Arga memang banyak yang berasal dari Eropa. Namun, pemuda yang jatuh itu juga memiliki wajah campuran seperti mereka. Jadi, bisa saja, pemuda itu juga orang asing, itulah kenapa dia memakai bahasa Inggris. Laura hanya mengangguk saja untuk permintaan si pemuda. Segera setelah Laura mengangguk, pemuda itu merebut topi Arga, melepas jaketnya, lalu ikut duduk dan memakan makanan milik Laura. Dia beruntung Laura sudah kenyang, jadi Laura tidak marah makanannya diambil. “Kamu dikejar-kejar?” tanya Arga yang masih penasaran. “
..Baru bangun dan semua orang sudah menghilang, tentu saja Noa sangat panik. Istri yang tadi menemaninya menghilang, adiknya yang tadi tidur di kamar sebelah pun turut menghilang. Tidak masalah jika di negara sendiri, mereka akan menemukan jalan pulang.Tapi ini negara orang lain?Okay, mereka memang sudah bisa dibilang besar, sudah 18 tahunan, harusnya sudah dewasa menurut hukum. Tapi Noa tetap khawatir.Kekhawatirannya itu mulai lenyap ketika mendengar suara mereka datang, buru-buru Noa membuka pintu, bersiap untuk mengomeli mereka.Namun, dia malah terkejut melihat seseorang yang mereka bawa.Noa mengenalinya, tapi bocah itu tidak kenal Noa.“Ka-kalian dari mana saja – eum, masuk!”Noa menjadi gugup dan canggung melihat bocah itu datang bersama Laura dan Arga.Namanya Lucas Rayvert, atau biasa dipanggil dengan nama Luke. Noa mengetahui tentang bocah itu, tidak menyangka akan bertemu dengannya, apala
..Noa masih mengingatnya, saat kakeknya mulai sakit-sakitan, hanya Noa yang datang untuk merawat. Tentu saja Arga tidak ada, ada pun dia masih bocah, tidak akan diperbolehkan untuk mengunjungi kakek karena ada Noa disana.Yang datang waktu itu hanya ayahnya Noa, itupun hanya sebentar, lalu pergi lagi.Kakek banyak menceritakan berbagai rahasia.Sebenarnya Noa merasa terbebani dengan rahasia itu, dia tidak menginginkannya sama sekali, tapi tetap harus memanggungnya. Karena hanya dialah yang kakeknya percayai.Salah satu rahasia terbesar adalah tentang keluarga Laura.Ayah Laura memiliki latar belakang yang tidak biasa.Dia adalah cucu dari keluarga Rayvert saat ini, harusnya begitu.Ayah Laura adalah anak dari hasil selingkuhan tuan besar Rayvert, karena tuan besar Rayvert merupakan temanbaik kakeknya Noa, maka ayah Laura dititipkan untuk bekerja pada kakeknya Noa.Ayahnya Laura diberi identitas baru, jadi orang-orang percaya saja jika ayah Laura merupakan keturunan Inggris-Jawa. Pad