Indra penglihatan Amanda menangkap sosok Nyonya Alina berdiri tepat di hadapan lift, sehingga saat pintu benda tersebut terbuka, Amanda sedikit tersentak. Berbeda dengan Nyonya Alina yang langsung menyunggingkan kedua sudut bibir begitu menangkap sosok Amanda.
“Tadinya Mama mau susul kamu ke atas,” ucap wanita paruh baya tersebut saat Amanda berjalan ke arahnya. Amanda dengan sedikit terpaksa membalas senyum yang disunggingkan Nyonya Alina kepadanya.
“Maaf Ma aku telat, sampai Mama mau susulin aku segala.”
“Nggak apa-apa Sayang, kamu pasti capek kan karena habis kerja kelompok sampai malam?”
Pertanyaan tersebut hanya direspons dengan tawa sungkan dari Amanda. Amanda menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia merasa ... pertanyaan
***: Kakra.story
“Terima kasih untuk hari ini,” ucap Alex seraya menggenggam salah satu tangan Amanda. Amanda menyunggingkan kedua sudut bibirnya, membalas tatapan Alex yang juga tengah menatapnya. Keduanya kini berada dalam mobil, di tengah suasana gelap karena waktu sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam, di depan sebuah benda besi gagah yang membentengi istana di dalamnya. Selarut itu Amanda baru sampai di kediaman barunya, setelah seharian berjalan-jalan bersama dengan Alex, menyenangkan hingga rasanya Amanda tidak ingin cepat pulang.Kalau Alex tidak berinisiatif untuk membawa pulang Amanda, saat ini pasti mereka masih bersenang-senang. Banyak hal yang mereka lakukan hari ini, seperti anak muda yang berpacaran pada umumnya, makan, mengelilingi jalanan ibukota, masuk ke pusat perbelanjaan, menonton film, bermain di timezone, makan es krim di taman, menemani Alex membeli buku penunjang kuliahnya, dan
Amanda sedikit limbung saat kakinya kembali berpijak. Gadis itu membetulkan rambutnya yang acak-acakan seraya menatap pria di hadapannya dengan sengit. Sementara yang ditatap tidak menampilkan ekspresi sama sekali, tetapi kini bahunya naik turun tak beraturan sebab telah membawa istrinya dengan tangannya sendiri dari lantai satu ke ruangan tempat di mana kini mereka berada.“Apa mau Anda? Saya sudah bersedia pergi kalau memang Anda tidak menyukai keberadaan saya di rumah ini!”“Yang saya inginkan hanya menghukum kamu,” ucap Rendra dengan embusan napas yang mulai tenang, mata tajamnya membalas tatapan sengit Amanda.“Jangan terlalu berlebihan. Saya beritahu ya, sebaiknya kita tidak usah saling mencampuri urusan masing-masing, toh kita menikah juga karena terpaksa, Anda boleh melakukan ap
Waktu sudah menunjukan pukul dua lebih sepuluh menit dini hari, Amanda masih belum mampu memejamkan mata dan membawa dirinya ke alam mimpi. Seakan rasa kantuk tidak akan datang kepadanya malam ini, seharusnya Amanda sudah terlelap sejak beberapa jam yang lalu, tetapi kejadian sebelum dirinya membersihkan diri benar-benar menghantui isi kepalanya.Amanda tidak bisa berhenti memikirkan Rendra yang sudah berhasil memiliki jadwal kuliahnya dan ucapan terakhir pria itu benar-benar terngiang, membuat jadwal untuknya? Apakah itu artinya ia akan kembali terjerat dalam sangkar seperti sebelum menikah? Amanda benar-benar frustasi memikirkan hidupnya akan kembali dikekang, padahal dirinya baru saja merasakan kebebasan.Rasanya Amanda ingin menangis saja, ia kesal karena tidak bisa hidup sesuai dengan keinginannya ditambah lagi benda yang sekarang tengah Amanda barin
Amanda membuka mata secara perlahan saat sebuah cahaya cukup mengganggu tidurnya. Amanda masih sangat mengantuk, ia rasa sepertinya ia baru terlelap beberapa saat yang lalu, dan orang yang telah mengganggunya sungguh tidak memiliki perasaan, orang itu membuka gorden hingga cahaya matahari yang sudah cukup tinggi itu masuk ke dalam semua ruangan.Enggan bangun, Amanda menarik selimut hingga mengubur seluruh tubuhnya, sungguh ia masih ingin tidur apalagi tempat yang dipakainya untuk berbaring sangat nyaman, empuk dan luas, tidak seperti tempat yang tidurinya kemarin, ia juga mengenakan selimut yang lembut dan hangat, rasanya Amanda tidak rela jika harus terpisah dengan kedua benda tersebut.“Lekas bangun Amanda, kita sudah ditunggu untuk sarapan bersama di bawah.” Amanda bisa jelas mendengar apa yang dikatakan oleh Rendra, tetapi untuk sekadar m
Kalau dipikirkan kembali, justru sebenarnya bagus jika ia membantu ibu mertuanya membuat kue. Itu artinya hanya akan ada mereka berdua saja, ia bisa lebih leluasa membuat ibu mertuanya tersebut hilang respect kepadanya.Setiap kejadian pasti memiliki hikmah, Amanda mempercayai hal itu sekarang. Ia pikir tidak terlalu buruk apa yang rencana oleh ibu mertuanya, kali ini justru Amanda yang bersemangat. Amanda tidak sabar untuk mengacau, ia sungguh bahagia memikirkan ada berapa banyak yang akan ia kacaukan hari ini.Memikirkan hal tersebut membuat gadis itu tertawa dalam hati, sungguh rencananya sangat cerdas sekali, sepertinya ia perlu memberikan penghargaan kepada dirinya sendiri.Selepas sarapan, karena tidak merencanak
Selama mengenal ibu mertuanya, sekali pun Amanda tidak pernah melihat wajah menyeramkan wanita itu. Bukan menyeramkan seperti hantu, melainkan ekspresi marah atau kesal. Berbeda dengan kali ini, wajah wanita tua itu terlihat sedikit memerah dengan ekspresi tidak menyenangkan untuk dilihat sama sekali. Saat ini Amanda hanya bisa menunduk, berpura-pura tidak bisa melihat wanita itu saking merasa bersalah.Ia memang bersalah karena sudah dengan sengaja membuat wanita itu terkena cipratan adonan telur dan gula yang tengah dirinya campur menggunakan alat mixer, tetapi sekali lagi sungguh Amanda tidak merasa bersalah, ia justru penasaran apakah wanita tua itu sudah kehilangan respect kepadanya atau belum.
Amanda sudah kembali berpakaian rapi dan mengeringkan rambut. Gadis itu kini tengan termenung sendiri di atas sofa seraya mencoret-coret asal buku catatan miliknya, sesekali tarikan hidung terdegar di ruangan kamar tersebut. Bola mata gadis itu memerah sebab terus mengeluarkan air mata selepas pertengkaran bersama suaminya beberapa jam yang lalu.Amanda memangis bukan karena dirinya sedih, melainkan karena masih kesal kepada pria yang sudah berbuat terlalu kasar kepadanya tersebut. Amanda pikir pria itu sudah sangat keterlaluan, dirinya hanya mengacaukan kegiatan kesukaan ibu mertuanya, tidak sampai membuat wanita itu celaka, tetapi pria tersebut langsung bereaksi secara berlebihan sampai membuat tubuhnya memar-memar, Amanda bahkan masih bisa merasakan sakit yang teramat sangat pada bagian-bagian yang pria itu cengkram.Amanda pikir pria itu benar-benar gila.Sudah kesal, Amanda juga merasa sangat kebosanan mengurung diri di kamar, tetapi untuk keluar dirinya ma
Amanda sudah mandi tiga kali meski hari belum berjalan setengahnya. Ini semua karena anak-anak menyebalkan pria itu, Amanda marah sekali kepada mereka. Saat tenggelam tadi, Amanda benar-benar ketakutan, ia panik dan tidak bisa bernapas, sampai berpikir bahwa hari ini adalah hari terakhir dirinya hidup di dunia.Untung saja pria itu datang ke area kolam renang dengan tepat waktu kemudian menyelamatkannya. Bagaimana kalau tidak? Sudah dipastikan apa yang ada dalam pikirannya ketika tenggelam tersebut benar-benar akan terjadi.Anak-anak pria itu sungguh mengerikan. Bagaimana bisa bocah sekecil mereka sudah berani berbuat yang dapat menyebabkan nyawa orang lain melayang, padahal ia sudah memberitahukan sebelumnya bahwa dirinya tidak bisa berenang, mereka masih saja menjailinya dengan membiarkan ia jatuh ke dalam kolam.Tubuh Amanda masih bergetar ketakutan walau kini dirinya sudah kembali membersihkan diri dan mengganti pakaian, kejadian tenggelam beberapa menit yan