Share

Selalu Tentang Megan

Alexa tentu membela dirinya, "Sumpah demi apapun. Bukan aku yang mendorongnya! Megan menjatuhkan tubuhnya sendiri ke ranjang!"

Namun, Robert terkesan tidak mendengarnya dan malah terdiam menatap Megan yang terlihat sedih sekali.

"Tenanglah, kali ini biar aku yang menjelaskan padanya," ucap Robert dan mulai menegakkan posisinya hingga berdiri dengan sempurna.

Robert melangkah mendekati Alexa yang terdiam menatapnya.

Fakta yang diungkap Megan membuatnya menjadi wanita lemah. Meski sudah diabaikan Robert, tanpa sadar Alexa merentangkan tangannya dan akan memeluk Robert kekasihnya.

"Tunggu, Lexa. Tolong jagalah sikapmu!" Dengan nada tegas, Robert menghentikan gerakan Alexa yang ingin memeluknya.

Alexa terperangah lagi, "Robert, kau kenapa? Sebelum saat ini kau masih memelukku, kan?" Air mata Alexa kembali mengalir.

Robert menunduk sebelum bicara, "Lexa, maafkan aku. Kita memang menjalin hubungan sejak kita masih kecil sampai sekarang. Tapi semuanya sudah berubah sebelum kau menjadi perempuan liar, hingga malam itu pun terjadi.”

“Aku dan Megan mencarimu dan kami menemukanmu esok harinya di hotel dengan keadaan yang memalukan. Saat itu sepertinya aku ingin mati saja melihat kekasihku tidur telanjang seperti itu,” Robert mengungkapkan kekecewaannya sambil menatap tidak berdaya pada Alexa.

Wajah Alexa semakin pucat memutih mendengar kenyataan dari mulut Robert sendiri.

“Bayangkan sendiri, Lexa. Bagaimana rasa sakitku? Tapi aku tetap mencoba tegar dengan masih menerimamu dan mengakui kalau kau berbuat hal menjijikkan itu denganku. Itu semua kulakukan karena aku mencintaimu!”

“Aku masih memikirkan masa depanmu yang akan kembali terpuruk, bila orang tuamu tahu kalau putri mereka telah mencoreng nama baik keluarga mereka dengan tidur dengan orang lain!” 

“Tapi ternyata rasanya bertahan di situasi seperti itu sungguh berat dan menyiksa. Aku tidak tahan lagi menanggung dosamu dan membohongi semua orang,”

“Sebenarnya kabar kematian ayah angkatmu tidak membuatku ingin pulang, tapi karena beliau juga ayah kandung Megan, aku rasa aku harus pulang, sekaligus menegaskan pendirianku padamu,”

“Aku tidak bermaksud ingin menambah dukamu yang baru kehilangan sosok ayah, tapi lebih baik kesedihanmu datang dan hilang bersamaan di momen yang bersamaan seperti ini agar kau cepat pulih sekaligus,”

“Alexa, aku... Aku sudah tidak mencintaimu sejak saat itu. Mari kita akhiri ikatan yang tanpa perasaan ini. Lepaskanlah aku dari belenggu kebohongan dalam hidup kita ini,”

“Maafkan aku, Alexa. Aku tidak bisa menikahimu dan menepati perkataanku padamu selama ini. Aku tidak bisa membohongi perasaanku, kalau sebenarnya wanita yang aku cintai adalah Megan.”

Pengakuan perasaan terhina serta pernyataan cinta Robert pada Megan membuat Megan tersenyum iblis.

Alexa sukses menangis tapi masih ingin bertanya lagi, “Robert? Apa yang kau katakan benar?”

Walau sangat berat hati, nyatanya Alexa masih dapat menerima alasan Robert yang mengakhiri hubungan mereka dengan alasan ia bukanlah ayah dari bayi yang di kandungnya. Tapi kalimat pernyataan pengakuan cintanya untuk Megan tadi menunjukkan kalau Robert telah menghianati cintanya selama ini.

“Benar, Lexa. Aku mencintai Megan. Hubungan kami tumbuh semakin kuat saat orang tuaku mengirimku ke luar negeri. Megan sering mengunjungiku di sana. Kami semakin akrab dan lambat laun aku berani mengungkapkan ketertarikan padanya,”

Robert menghela napas berat lagi sebelum berucap, “Maafkan aku…”

Namun kalimat Robert terhenti oleh gerakan tangan Alexa di hadapannya.

“Cukup! Aku tidak ingin mendengar kisah cintamu dengannya!” Alexa berucap tegas, “Apa kau tahu siapa yang membuatku terjebak malam itu?”

“Dia! Megan-lah yang menjebakku dan membuatku tidak sadarkan diri malam itu! Aku tidak tahu apa pun!”

Alexa dengan yakin menunjuk pada Megan dan menegaskan kalau Megan-lah yang menjebaknya malam itu. Tapi jawaban Robert selanjutnya malah membuatnya semakin tidak bisa mempercayai situasi saat ini.

“Aku tahu!” ucapan Robert membuat Alexa membulatkan matanya seketika. 

Tatapan Robert berubah lembut penuh pengharapan pada Alexa, “Sudahlah, tidak usah diungkit lagi. Maafkan dia, Alexa. Megan hanya gadis muda yang naïf. Pasti dia tidak sengaja melakukan semua itu.”

“Apa?!” Alexa membentak. Ia semakin tidak percaya bagaimana bisa kekasih yang dicintainya mengatakan hal berat seperti itu dengan mudahnya, “Lalu aku? Bagaimana denganku? Apa aku menginginkan semua itu? Apa salahku, huh?”

“Kenapa hanya aku yang harus menerima penyesalan ini seumur hidupku? Apa kau tidak memikirkan nasibku karena kenaifan Megan?”

Alexa menumpahkan emosinya. Alexa sudah tidak tahan lagi membendung sesak yang bersarang di dada. Dia menangis hebat sembari memukuli tubuh Robert sekuat tenaga. Semua ini terasa sangat tidak adil baginya, “Jawab aku, brengsek! Jawab aku!”

“Aku memikirkanmu, Lexa. Ayo kita pulang dulu dan menenangkan pikiranmu,” Robert yang merasa suasana hati Alexa sudah sangat tidak kondusif, mengajaknya pulang.

Robert mencoba memeluk Alexa yang sedang marah, tapi dengan cepat Alexa menghempaskan tangannya, “Lepaskan! Jangan sentuh aku!” bentaknya disusul tawa keras bak orang gila.

Saat ini keadaan Alexa sudah sangat kacau. Dengan deraian air mata membasahi wajahnya, Alexa pun tertawa sambil bertepuk karena merasa hidupnya sampai sekarang ini tidak lebih dari sekedar lelucon yang mereka mainkan. Sejak saat ia lahir sampai sekarang, Meganlah yang selalu beruntung dan diutamakan.

“Aku tidak melakukan apa pun sejak aku lahir. Aku juga tidak minta dilahirkan jika aku tahu hidupku akan selalu dikaitkan dengan Megan. Tapi sekali saja… Bisakah kalian mengerti seperti apa hidup berat yang kujalani ini? Akulah tumbal yang hidup sebagai korban kebahagiaan Megan!”

Alexa menangis sekuatnya. Menutup wajahnya yang sudah tak lagi terlihat manis. Saat ini Alexa merasa dunia sudah meleburkan hidupnya. Wanita muda berperut buncit itu berjalan mundur sambil mengucap sumpah serapah untuk Megan.

"Karma itu ada. Dan aku bersumpah kalian akan mendapatkannya dariku bahkan sebelum kalian mati! Aku sendiri yang akan menjadi saksi penderitaan yang kalian buat untukku dan bayiku!”

Dengan sisa tenaga yang ia miliki, Alexa berjalan lambat tidak berdaya meninggalkan Robert dan Megan yang mengkhianatinya.

“Lexa, tunggu!” Seketika Robert ingin mengejar langkah Alexa, akan tetapi Megan menarik tangannya dan menggelengkan kepala.

"Berikan waktu padanya untuk berpikir. Aku tahu dia bisa melewati ini, tapi aku tidak bisa menanggung dosaku yang membuatnya marah padamu. Aku takut…” pinta Megan pada Robert. 

Alexa mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Baru saja ditinggalkan oleh ayah tercinta, kini ia harus menjadi saksi kejahatan kekasihnya sendiri yang berselingkuh.

Pikirannya yang terlalu kalut membuat fokus mengemudinya melemah. Hujan tidak terlalu lebat, tapi jalanan yang basah sudah pasti licin, ditambah lagi dengan jalanan yang sunyi serta kecepatan mobil yang melampaui batas aman. Semua faktor negatif itu membuat mobil Alexa oleng dan menabrak trotoar pinggir jalan, hingga akhirnya mobil Alexa menabrak pohon besar di pinggiran trotoar dengan keras.

Sakit yang teramat di sekujur badan, perih yang menjalar begitu hebat dari lubang kemaluan hingga ke perutnya yang menegang kaku, sedih setelah dikhianati hingga hancur. Itulah yang dirasakan Alexa saat ini.

Tidak terlalu lama berdiam sendirian, telinganya yang berdenging masih bisa mendengar samar suara orang di sekitarnya.

"Tolong! Cepat tolong! Panggil ambulan, dia sedang hamil, dia juga berdarah! Cepat!”

Dengan kesadaran yang tersisa, Alexa masih bisa melihat siapa saja yang berteriak kencang saat memapahnya. Sakit yang teramat sangat ia rasakan dari kepala dan perutnya, membuatnya perlahan menutup mata dan tak sadarkan diri.

Semuanya tampak gelap…

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status