Saat itu di perayaan kelulusan sekolah. Diamond Paradise Hotel. Pukul 23.00 waktu California.
"Ah… ini gila! Kenapa semakin cepat, kau semakin nikmat?"
Seorang pria bertubuh gagah menahan erangan kenikmatan yang diterimanya dari Alexa malam itu.
Sementara Alexa sendiri berjuang menahan perih yang belum kunjung hilang setelah kesuciannya direnggut.
"Tolong pelan-pelan, ini sakit, ahh…"
"Siapa yang menyuruhmu tidur di ranjangku? Salahmu sendiri karena sudah menggodaku, Babe…" pria itu berucap sombong dan tidak rela menurunkan ritma permainan panasnya bersama Alexa.
"Ahh… uhh… emm… Tapi kau sudah mendapatkan pelepasanmu tadi, ahh…"
"Aku merasa aneh. Ada sesuatu yang ingin kukeluarkan, ahh... Tolong gerakan lebih cepat, ahh…"
"Kau menyuruhku melambat atau mempercepat?" di sela kenikmatan mereka, ucapan labil Alexa yang tidak seratus persen sadar, malah membuat pria di atasnya terkekeh.
Alexa langsung menjawab, "Lebih cepat!"
Pria itu kembali tersenyum puas, "Kalau begitu keluarkan saja. Dengan senang hati aku akan mengantarkan kepuasanmu, Babe…"
Pria itu mempercepat gerakan memaju-mundurkan kejantanannya pada Alexa hingga membuat Alexa sempurna mendapatkan klimaksnya.
Suara desahan Alexa dengan pria yang menidurinya memenuhi kamar hotel VVIP malam itu. Sekujur tubuh mereka dipenuhi keringat meskipun AC di ruangan mewah tersebut menyala dengan sangat baik.
Kini, Alexa berpikir tentang kebenaran yang dikatakan Megan tentang pria pada malam itu yang sepertinya memang bukan Robert.
Wanita mengandung yang tidak kehilangan kecantikannya sekalipun berbadan dua, sedikit mengingat postur tubuh pria pada malam itu yang terlihat lebih gagah dan sangat berbeda dari postur tubuh Robert yang masih remaja sepertinya.
Ditambah lagi, aroma parfume yang terendus di hidungnya berbeda dengan aroma parfume yang dipakai Robert biasanya. Alexa membuka matanya lebar bersamaan dengan wajahnya pucat serta keringat dingin yang mulai mengalir dari dahinya ketika mencocokkan ingatannya dengan apa yang baru saja Megan katakan.
Melihat saudarinya terdiam kaku, Megan mendekat dan berbisik di telinga Alexa, "Sudah ingat tentang pria liar mana yang tidur denganmu malam itu? Apa kau yakin kau menghabiskan malam bersama Robert?"
Air mata Alexa berlinang dengan sendirinya. Ia menutup mulutnya yang terbuka seraya menahan tangis, saat pikirannya menerima semua kalimat yang dikatakan Megan adalah kebenaran.
'Jadi, laki-laki malam itu bukan Robert? Dan aku melakukan itu bukan dengan Robert? Lalu siapa ayah dari bayiku?'
Tubuh Alexa bergetar dan ia sedang berusaha menyeimbangkan tubuhnya yang terasa lemas. Air mata sudah membasahi wajah cantiknya yang memucat.
Perlahan, Alexa berjalan ke sofa di sampingnya, mencoba mencari tumpuan untuk tubuhnya yang terguncang. Di sampingnya, ada Megan yang menatap jijik ke arah Alexa.
"Aku akan berbaik hati dengan membuka rahasia ini padamu sekarang. Apa kau masih ingat, waktu aku memberimu Cappucino dingin di malam perpisahan sekolah kita?"
Megan tersenyum puas mengingat keberhasilan siasatnya untuk mencampurkan obat perangsang ke minuman Alexa malam itu.
"Aku mencampurkan sesuatu di minuman milikmu yang akan membuatmu senang dan melayang. Aku juga berbaik hati dengan mengirimkan pemuda gagah untuk memuaskan hasratmu malam itu,"
Megan mengatakan siasatnya pada waktu itu, sambil menatap rendah pada Alexa.
"Bukannya kau bilang padaku, kalau Robert yang menungguku di kamar hotel yang kau sebutkan? Kau menipuku?!"
"Ya, memang aku mengatakan itu. Tapi, itu bohong, Alexa. Apa kau tidak curiga, saat kau masuk ke kamar hotel dan Robert malah tidak ada di sana?"
Perkataan Megan barusan kembali mengantar memori otaknya untuk mengingat peristiwa itu. Saat itu Alexa memang tidak menemukan Robert di dalam kamar hotel, dan karena kepalanya yang sangat sakit, Alexa merebahkan tubuhnya di ranjang berukuran king-size berbalut seprai putih bersih di sana.
Ia juga mengingat sedikit adegan panasnya dengan seorang pria yang ia yakini itu adalah kekasihnya, Robert, tapi nyatanya bukan.
"Saat aku yakin kau sudah tidak sadarkan diri, aku menyewa dua orang pemuda jalanan untuk memuaskanmu malam itu. Aku baik, kan? Tapi siapa yang tahu, kalau kau sungguh menikmatinya dan sampai menghasilkan anak haram di kandunganmu?"
"Iyuhh, itu menjijikkan!"
Alexa seketika hancur, "Kau kejam, Megan! Apa maksudmu menjebakku seperti itu?" Alexa membentak Megan yang terus tersenyum merendahkannya tanpa rasa bersalah sedikitpun.
"Tapi tunggu!" Alexa mendapatkan celah, "Kau salah. Robert lah yang tidur bersamaku malam itu! Dia mengakui kalau dialah ayah dari bayi di rahimku ini!"
"Dasar gadis murahan!" Megan berdecih, "Kenapa kau menganggap dirimu sendiri terlewat tinggi?"
"Tentu saja Robert mengakui kalau dia yang ada di kamar itu. Robert teramat malu melihat dirimu dengan keadaan tanpa busana!"
"Pria mana yang tidak akan malu saat melihat kekasih yang dicintainya bertelanjang bulat selesai bercinta dengan pria lain? Tentu saja dia mengakui itu di depan semua orang untuk menjaga kehormatanmu!"
Alexa seketika menyentak, "Diam! Tutup mulutmu!"
"Kau pembohong! Kau selalu tidak menyukaiku, kan? Ini cuma alasanmu dan merancang semua kebohongan ini!"
Alexa berteriak marah mendengar semua omong kosong Megan yang sudah keterlaluan memfitnah dirinya dan anak di kandungannya.
Alexa berdiri dan menarik tangan Megan dengan kasar dan mengguncangnya, "Kenapa kau melakukan semua ini, Megan?"
"Apa salahku padamu? Apa tidak cukup orang tua dan keluargaku yang kau ambil dariku? Sekarang kau mau mencoba mengusik hidupku lagi dengan semua kebohonganmu?!"
Megan baru akan membalas dan menghempaskan tangannya dari genggaman Alexa, tapi sudut matanya melihat Robert yang baru saja masuk dari balik pintu dengan tenang dan belum menyadari kalau ada Alexa di sana.
"Alexa, kalau kau ingin menyalahkan seseorang, salahkan aku saja jangan Robert! Dia tidak tahu apapun tentang kejadian malam itu!" Ekspresi Megan berubah satu lingkaran penuh hingga membuat Alexa terheran.
Saat Alexa lengah, Megan menjatuhkan tubuhnya sendiri ke ranjang di belakang mereka. Seakan-akan Alexa-lah yang mendorongnya.
Robert yang melihat itu langsung membentak, "Lexa, apa yang kau lakukan?!” Ia berbalik menuju Megan, "Kau baik-baik saja, Meg?"
Pertanyaan Robert membuat Megan berbalik dengan cepat memeluk manja Robert. Ia mulai menangis palsu, "Aku tidak apa-apa. Terima kasih sudah khawatir padaku,"
"Dan maafkan aku karena sudah membuat Alexa marah. Aku hanya ingin mengatakan hal yang sebenarnya, kalau bayi di kandungan Alexa bukanlah milikmu, Robert."
Austin terlihat mengecek kembali penampilannya yang sudah paripurna. Jas putih dengan dasi hitam yang menghiasai tubuh gagahnya itu kini membuatnya sempurna.“Kenapa aku merasa tidak ada yang berubah selain warna jas?” tanyanya konyol.“Itu karena kau menggunakan jas ke kantor setiap hari. Jadi tidak ada bedanya sama sekali. Yang berbeda adalah harinya, hari ini sangat spesial bagimu. Aku benar, kan?” Alexa menjawab sambil tersenyum tanpa mengalihkan pandangannya dari penampilan adik iparnya itu.“Kau sempurna, tidak ada celah, dan kau siap menjadi bintang hari ini!” pujinya lagi sambil mengarahkan ibu jarinya pada Austin.“Austin, jadilah suami yang baik untuk Ruby. Dia wanita yang sangat baik dan layak bahagia. Dia juga begitu mencintaimu. Aku akan membunuhmu kalau dia mengaduh tentangmu sambil menangis.” Alexa memberi peringatan dalam perhatiannya.“Apa kau perlu menyebutkan kalimat mengerikan di hari bahagiaku? Ayolah, aku bukan suamimu yang selalu mengacaukan momen indah, Alexa..
Axel terlihat menonton tayangan kartun kesukaannya dengan tenang di ruang TV. Pandangan dan konsentrasinya buyar saat seorang mengalihkan perhatiannya.“Hai, Axel yang tampan. Bagaimana kabarmu, My Hero?” sapa Ruby dengan senyuman di wajah cantiknya.Ternyata hubungan satu malam salah paham itu terus berjalan hingga melewati tahun pertama pertemuan Ruby dan Austin.Kecantikan, kepolosan, dan sikap Ruby yang sederhana mampu menggoyahkan hati Austin yang keras dan pernah berjanji tidak akan menikah. Tapi wanita itu mampu membuatnya tergila-gila dengan cinta.Namun, tidak hanya Austin saja yang tersihir oleh Ruby, Alexa dan seluruh keluarga Hobbs menyukainya, termasuk Axel dan Anna yang baru mulai mengenali orang di dekatnya.Terkhusus Axel, ia melihat Ruby sebagai sosok wanita lembut yang menjadi idolanya, selain mamanya sendiri. Bahkan setiap kali bertemu dengan bibi barunya itu membuat wajah anak kecil itu tersipu malu.“Bibi Ruby?” tanggapnya, “Bibi sudah kembali? Bibi semakin canti
Sekalipun di dalam ruangan hotel yang megah, tapi sinar matahari yang menerangi bumi tetap menyelinap masuk ke kamar di mana Ruby berbaring saat ini.“Ugh... silau sekali. Kepalaku juga sakit...” keluhnya karena silau sinar matahari membangunkannya dan membuat ia sadar kalau saat ini kepalanya sangat sakit.Ruby memijat kepalanya berulang, “Aku ingat kalau aku tidak minum banyak, tapi kenapa kepalaku begitu sakit?”“Ah, pasti karena aku bertemu dengan wanita jalang itu...” sambungnya bergumam tanpa ingat hal lain selain Mary.“Apa tidurmu nyenyak, Sayang?”Suara seorang pria yang begitu dekat dan jelas sontak membuat Ruby terkesiap kaget. Mata malasnya langsung terbuka lebar saat ini. Terlebih ketika ia menoleh ke samping, ada wajah pria tampan yang tersenyum secerah mentari. Siapa lagi kalau bukan Austin?“Ahk!!!” teriaknya seketika hingga Austin refleks menutup telinganya dengan bantal.Tapi suara Ruby yang nyaring harus dihentikan. Oleh karena itu Austin memegangi tangan Ruby sekal
“Ya ampun... Malam ini aku sangat kenyang. Mungkin aku akan tidur sampai besok karena kekenyangan, haha!” Kay berucap puas sambil mengelus perutnya yang penuh dengan makan malam spesial.Ia bahkan sedikit kesulitan memasang sabuk pengaman mobilnya karena akan segera menyetir dan pulang.“Kemampuan memasak sushi calon adik ipar bosku memang sangat hebat. Aku bahkan terus membuka mulutku karena kagum dengan caranya memainkan pisau saat memisahkan duri ikan dari dagingnya!”“Jangan menyebutnya seperti itu atau aku akan marah padamu karena itu sama saja dengan mengejekku. Kau lihat sendiri bagaimana dia menerima pertunangan dadakan tadi, kan? Ekspresinya membuatku merinding.” Austin di sebelahnya menjawab dengan tak acuh.“Tapi bodohnya lagi, kakakku malah menyetujui pertunangan itu agar aku bisa segera menikah. Dasar kakak brengsek!” sambungnya menggerutu saat mengingat ucapan konyol Aaron di depan semua orang tadi.“Baiklah, aku tidak akan menyebutkan itu lagi. Tapi aku sangat kagum kar
‘Tidak! Hari ini kau sudah terlalu lelah. Kembali ke rumah. Mama akan datang dan sepertinya mereka akan menginap di rumah kita untuk beberapa waktu. Aku juga membutuhkan Kay untuk menjelaskan padaku tentang World Shadow pada investor baru.’‘Kay sudah menceritakan semuanya padaku, Babe. Tentang bosnya yang terlalu girang bertemu banyak pria gila luar sana. Aku harus memberimu pelajaran saat aku pulang nanti.’‘Sekarang, dengarkan aku, Babe. Arahkan mobilmu kembali ke mansion dan biarkan Kay ke kantornya. Kita akan bertemu di rumah nanti.’‘Dan satu hal lagi. Aku mencintaimu, Babe...’Seakan tidak ada remnya dan tidak membiarkan Alexa bicara, Aaron yang baru menerima panggilan dari Kay terus saja mengomeli istrinya tanpa henti.Alexa langsung menoleh pada Kay yang seketika buru-buru menjauh dan memasuki mobilnya sendiri. Kay pergi tanpa mengatakan apapun dan hanya melambaikan tangan bak sedang menertawakan keusilannya pada bosnya itu.“Awas saja kau, ya! Beraninya kau mengaduhkanku pad
Sambil berjalan perlahan, Alexa mengusap air mata yang sempat jatuh. Hanya sesaat pikirannya tenggelam memutar kembali momen terakhirnya tadi bersama Regan Abbott tadi. Tanpa menjelaskan hubungan di antara mereka sebenarnya bukan ayah dan anak, Alexa tidak ingin memperpanjang waktu bersama Regan. Regan tidak perlu tahu fakta itu karena mereka juga tidak akan bertemu lagi di hari mendatang. Setidaknya itu yang diinginkan Alexa."Kalian, apa sudah mendapatkan informasi tentang Harley?" tanya Alexa tenang pada Kay."Sudah, Bos. Aku selalu menempatkan orang untuk memperhatikan Nyonya Harley dari jauh. Dan informasi yang dikirimkan, Nyonya Harley sekarang tinggal di perkampungan kumuh setelah rumah keluarga Abbott disita pihak bank. Dan juga, beliau sering terlihat di sekitar perumahan elite dan menjadi buruh cuci di beberapa rumah di kawasan itu." Kay menjelaskan secara detail apa yang terjadi pada ibu Alexa.'Kalian berubah menjadi menyedihkan setelah aku pergi. Kenapa nasib tidak membua
Peristiwa berdarah yang terjadi saat penculikan Axel dulu masih menyisahkan beberapa hal. Dalam waktu yang ditentukan, semua orang yang menyaksikan kejadian berdarah itu diwajibkan melapor ke kantor polisi. Hari ini adalah hari terakhir Alexa mendatangi kantor keamanan negara itu sebagai kewajibannya. Akan tetapi, rasanya ia ingin sekali menemui beberapa orang yang ingin ia lihat keadaannya.Setelah mendapat persetujuan dari Tuan Parker dan suaminya, Alexa yang didampingi mulai bergegas. Tempat pertama yang akan didatangi mereka adalah rumah tahanan tempat Regan ditahan.Setelah mendapatkan izin menjenguk Regan yang diurus oleh kenalan Reed di sana, Alexa melangkah mendekati sel tempat Regan ditahan. Sesuai permintaan, Alexa yang tidak ingin diberitahukan kedatangannya pada Regan mulai mendekat dalam diam.Di balik jeruji besi dengan ruangan yang sempit yang harus dibagi dengan beberapa orang, Regan Abbott terlihat meringkuk sambil memejamkan mata. Perasaan iba muncul di hati Alexa s
Satu bulan masa berkabung sepeninggalnya Ryan usai, Tuan Parker menyetujui permintaan yang ingin mengajukan resepsi pernikahannya dengan Alexa.Resepsi tidak dilangsungkan secara mewah. Pesta bertema Wedding Garden itu berlangsung tenang dan bahagia karena hanya mengundang kerabat dekat dan kolega penting saja. Setelah para tamu satu-persatu pulang, Aaron masuk ke kamar untuk menyusul Alexa yang sedang menerima panggilan video dari Austin yang sedang mengasuh Axel. Ia melihat Alexa istrinya yang sedang duduk di depan meja rias sambil tersenyum-senyum sendiri.Tiba-tiba kedua tangan Aaron sudah melilit pinggang Alexa yang ramping. Bibir Aaron mulai mengecupi leher dan tengkuk Alexa, hingga membuat Alexa kegelian, “Kenapa kau tersenyum sendiri, Babe? Apa yang kau bicarakan dengan Austin?”“Tidak ada. Aku bahkan lebih banyak bicara dengan Axel yang mengeluh karena dibawa pulang oleh pamannya.” jawabnya sambil tersenyum, tapi itu tidak lama karena Alexa kembali murung. Ia menyandarkan k
Tidak ada yang lebih sempurna selain menyempurnakan suatu hubungan asmara dan cinta dengan janji yang disampaikan dalam pernikahan. Ketika janji suci itu telah diucapkan, kebahagiaan pun sudah lengkap rasanya.Seperti itulah yang Alexa dan Aaron rasakan saat ini. Meski sudah bertahun-tahun lamanya terikat dengan pernikahan walau hanya dalam selembar sertifikat, keduanya masih merasa kurang. Terlebih Aaron yang seakan terombang-ambing di abaikan Alexa yang terkesan menganggap ringan pernikahan mereka.Bukan tanpa sebab, itu karena Alexa yang notabene seorang mafia yang harus pergi kesana-sini mengurus masalahnya sendiri tanpa ingin melibatkan Aaron dalam kerumitan masalahnya. Dan hal itu dianggap Aaron kalau Alexa tidak menganggap hubungan mereka erat sebelum adanya janji pernikahan.Maka saat ini, Aaron mengungkapkan keberaniannya meminta izin pada Tuan Parker untuk mengucapkan janji dan ikrar pernikahan yang bagi seorang mafia seperti mereka yang menganggap sebuah janji dan sumpah sa