“K-kamu?!”"Maaf sudah datang telat," ujar Dimas Anggara seraya tersenyum menatap ke arah wanita di hadapannya.Citra memelototinya sambil mengerutkan alis, kemudian berkata dengan penuh marah. "Dimas, kamu ini gila, ya? Aku bukan datang untuk bertemu denganmu! Atau, apa kamu mengikutiku? Enyahlah! Hari ini aku sibuk!"Saat Citra berbicara, dia bahkan mengangkat telapak tangannya dan hampir memukul Dimas Anggara. Negosiasi bisnis hari ini menyangkut masa depannya Citra, jadi tidak boleh ada kesalahan apa pun.Dimas Anggara tersenyum dingin, dia berkata. "Hahaha …. Apa aku tidak salah mendengar? Untuk apa aku mengikuti wanita matre sepertimu?” Tatapannya menjadi datar. “Aku perwakilan dari PT. Semesta Abadi, datang untuk negosiasi bisnis.""A-apa?!" Citra sangat tercengang."Kalau Impact Company tidak ingin bernegosiasi denganku, maka sampai jumpa di persidangan! Lagi pula, kerja sama ini sudah tekan kontrak, dibawa jalur hukum juga bisa," Dimas Anggara langsung berdiri setelah mengata
"Maaf, besok aku sibuk, jadi aku tidak bisa menemani kamu pergi. Aku akan menyuruh ahli hukum perusahaan kami untuk membawa kamu ke sana," Citra tidak ingin pergi bersama Dimas Anggara agar dirinya tidak terjerat dalam masalah.Dimas Anggara tidak memedulikan pemikiran Citra, lagi pula Dimas Anggara hanya ingin memeriksa apa yang terjadi dan mencari solusi agar target Naya bisa dicapai.Keesokan harinya, Dimas Anggara bahkan izin kerja dan tiba di depan Impact Company di pagi hari.Tidak lama kemudian, Citra pun datang dengan seorang pria. "Kamu orangnya, Dimas Anggara?" Pria itu adalah orang yang sangat lugas, dia pun langsung berkata kepada Dimas Anggara. "Aku adalah Wanda, ahli hukum Impact Company. Aku mau memperjelas kalau aku hanya membawamu ke lapangan, tapi aku tidak akan membantumu mengusir mereka. Pemimpin preman itu bernama Hilmi Santoso, dia bukanlah orang yang bisa disinggung."Dimas Anggara langsung mengerutkan keningnya melihat Citra yang sudah mundur duluan.Awalnya Ci
Dimas Anggara sama sekali tidak takut dengan preman itu, dia bahkan membuka berkas hukum untuk mereka."Ini adalah berkas properti PT. Semesta Abadi dan izin pembangunan Impact Company. Lahan ini sudah menjadi milik Impact Company dan tidak ada hubungan dengan mantan bos kalian! Kalian harus pergi!" Dimas Anggara mengatakan dengan sangat serius, tapi para preman itu malah menertawakannya."Hahaha! Apakah pria ini sudah gila? Dia beri tahu kami tentang ini?""Apa itu hukum? Apakah bisa dimakan?""Jangan omong kosong lagi! Serang saja!"Para preman itu menggosok tangan mereka, kemudian perlahan-lahan mengepalkannya.Wanda ketakutan hingga sangat lemas. Dia hanyalah pekerja biasa, dia bahkan tidak pernah berkelahi.Citra malah mengunci pintu mobil dan bersiap untuk kabur. Dis tidak memedulikan hidup mati Dimas Anggara dan Wanda, dia hanya mementingkan dirinya selamat.Dimas Anggara sama sekali tidak takut. Bertahun-tahun dia telah menjadi serang prajurit, dia tidak hanya pernah berkelahi
"Apa yang terjadi dengan perwakilan kita?" tanya Naya degan panik. ‘Apakah pria itu bodoh?’Kalau tidak bisa mengusir para preman itu, tetap tidak ada hubungannya dengan PT. Semesta Abadi. Kalau mau berkelahi, seharusnya Impact Company yang berkelahi. Kenapa malah dia yang turun tangan?"Bu Naya, dengar kabar …. dia langsung pergi setelah berkelahi. Saya juga tidak tahu yang lebih jelas," Priska tidak tahu kalau Dimas Anggara adalah suami presdirnya.Dia sangat penasaran kenapa Bu Naya sangat mengkhawatirkan pria itu. Ini sangat aneh."Rapat selesai!" Naya langsung berdiri dan meninggalkan ruang rapat.Semua petinggi PT. Semesta Abadi saling bertatapan. Mereka juga merasa Naya berbeda dari biasanya.Maria lebih terkejut lagi, dia pun bertanya. "Priska, siapa perwakilan dari PT. Semesta Abadi? Siapa namanya?""Nona Maria, nama perwakilan itu adalah Dimas Anggara. Bu Naya yang mengutusnya.""Oh, ternyata begitu," Maria langsung mengerti dan tertawa.Mungkin tidak ada yang menyadari kean
"Dimas, apakah kamu sudah gila? Apakah kamu rela mati demi uang?" Wanda berusaha menghentikannya dengan sangat bersemangat. "Tuan Hilmi tidak mudah untuk disinggung! Jika kamu mendatanginya dengan gegabah seperti ini dan menyuruhnya untuk membawa pergi orang-orang dari bidang proyek, dia benar-benar akan membiarkan seseorang menyiksamu sampai mati!"Sebenarnya, dia dan Dimas Anggara memiliki hubungan kerja, tetapi dia tidak ingin pria ini mati karena rasa kemanusiaan.Dimas Anggara mengabaikannya dan tetap berjalan masuk. Sangat disayangkan, ketika dia bertanya kepada resepsionis klub malam, mereka sama sekali menolak untuk mengungkapkan informasi para tamu kepadanya. Setelah mengganggu beberapa saat, dia diusir oleh satpam."Dimas, bisakah kamu tidak bertindak dengan gila?" Wanda masih menolak untuk pergi dan menarik Dimas Anggara lagi. "Kita bahkan tidak dapat menemukannya sekarang, menyerah saja! Kita tidak dapat menghasilkan uang ini!"Dimas Anggara masih mengabaikannya. Sebenarny
"Jangan berpura-pura bersikap seperti orang suci! Orang-orang menganggapmu sebagai seorang dewi, tapi kamu hanyalah sebuah sampah di depanku!""Aku akan menghancurkanmu sekarang jika tidak ingin melepas pakaianmu dan bermain dengan Tuan Hilmi!"Wanda semakin ketakutan saat mendengar suara-suara ini!Brak!Dimas Anggara langsung menendang pintu dan masuk pada kesempatan seperti ini.“Apa-apaan ini?”Orang-orang di dalam tiba-tiba terpana.Wanda bahkan lebih tercengang, kakinya gemetar di tempat."Hei, siapa kamu?" Setelah bereaksi, lebih dari selusin pria besar di dalam ruangan berdiri satu demi satu.Mereka semua menatap Dimas Anggara dengan ganas, seolah-olah mereka akan menyerang dalam hitungan detik. Mereka telah bersama Hilmi selama bertahun-tahun dan telah berada di klub malam begitu lama, ini adalah pertama kalinya seseorang berani mendobrak pintu ruangan mereka.Apalagi sendirian!“Apakah bocah ingusan itu sudah bosan hidup?”Dimas Anggara melirik ke ruangan itu dan menemukan t
"Tunggu sebentar!"Tepat ketika sekelompok penjahat bersenjatakan botol anggur, bangku, bahkan pisau, dan bersiap menyerang kapanpun. Hilmi tiba-tiba menghentikannya. Semua orang terkejut dan menatap Hilmi dengan bingung.Hilmi menatap Dimas Anggara dengan dingin. Dia bisa memahami mata Dimas Anggara, pria ini datang ke sini untuk mempertaruhkan nyawanya.Hilmi mampu mencapai statusnya saat ini karena kerja kerasnya saat masih muda. Dia dulu memiliki penampilan seperti ini, jadi dia tahu bahwa orang seperti ini tidak takut mati dan siapa pun yang ingin menghadapinya secara langsung pasti akan berakhir buruk."Nak, siapa yang mengirimmu ke sini?" Hilmi mau tidak mau bertanya.Dia berani menempati gedung proyek itu sebagai wilayahnya sendiri, jadi dia seharusnya memiliki pemahaman tentang kekuatan di baliknya. Sebelumnya, tidak peduli Semesta Abadi atau Perusahaan Impact Company mengirim orang untuk mengusir mereka, tidak ada yang berani melakukan itu, karena mereka takut balas dendam d
‘Semoga pria itu masih hidup,’ gumam Naya menatap luar jendela mobil.Wanita itu mengeluarkan ponselnya, dan menelpon Dimas Anggara dengan khawatir.[Nay, mereka menginginkan uang 1 miliar agar pergi dari tempat itu.]Mendengar itu, tatapan mata Naya langsung berbinar. "Apa? Tuan Hilmi bersedia meninggalkan tempat itu dengan uang 1 miliar?"Dibndingkan dengan keuntungan besar yang akan dihasilkan proyek ini di masa depan, jumlah uang ini tidak ada artinya bagi Semesta Abadi. Jika Hilmi mengajukan syarat serendah itu sebelumnya, dia pasti akan setuju tanpa mengucapkan sepatah kata pun.[Hmm …. aku akan berbicara dengan mereka lagi jika kamu tidak mau membayarnya.]Dimas Anggara awalnya merasa bahwa Semesta Abadi tidak akan mau membayar uang ini, jadi dia menduga Naya tidak akan setuju."Baiklah, aku akan memberikannya!" Naya langsung setuju dan menyuruhnya untuk tidak memprovokasi Hilmi lagi.Setelah Dimas Anggara memutuskan panggilan, dia tidak bisa menahan dirinya untuk mengerutkan k