Dimas Anggara menghela napas, bukannya dia tidak ingin memberikannya, namun dia benar-benar tidak memiliki uang, kalau dia memberikan barang yang terlalu murah, dia takut dihina oleh wanita dingin itu. Dewi masih ingin mengatakan sesuatu, namun karena emosi sesaat dia memegang ginjalnya lagi dan kesakitan sampai berkeringat."Sopir, cepat! Tolong cepat sedikit!" Dimas Anggara berusaha mendesak, di saat yang bersamaan dia menghilangkan rasa sakit ibunya dengan menekan beberapa titik akupunturnya. 10 menit kemudian, akhirnya mereka sampai ke rumah sakit, Dimas Anggara langsung menggendong ibunya, berlari menuju ke bagian rawat inap penyakit dalam.Adegan ini, mengundang perhatian banyak orang di depan pintu rumah sakit. Naya kebetulan melihat kursi belakang Bentley di depan pintu, kemudian bergumam. ‘Mungkinkah …. wanita yang digendongnya adalah ibu mertua?'‘Kenapa dia? Kelihatannya lebih parah dari dugaanku?’"Bu Naya, sudah sampai rumah sakit!" Priska buru-buru turun dari kursi penu
"Haha, kamar ini sudah dipesan oleh Tuan Alvian Sinaga, kalian jangan buat keributan, cepat pergi!""Iya! Kalau kalian mengganggu Tuan Alvian beristirahat kalian tidak akan bisa menanggung akibatnya!"Mendengar itu, Dimas Anggara semakin marah, dia langsung menerobos masuk ke bangsal, saat melihat catatan medis pria itu, dia menjadi semakin marah.Pria paruh baya yang bernama Alvian Sinaga itu, dia hanya prostatitis biasa, cukup minum obat dan sama sekali tidak perlu dirawat di rumah sakit! Benar-benar tidak masuk akal untuk merebut bangsal ibunya."Hei, siapa kamu? Apa yang ingin kamu lakukan?" dengus Alvian melihat Dimas Anggara dan langsung berteriak.Dimas Anggara menahan amarahnya dan bertanya dengan sungkan. "Tuan Alvi, kamu tidak perlu menginap di rumah sakit, kemudian bangsal ini telah diberikan pada ibuku, apakah kamu boleh mengembalikannya? Terima kasih!"Mendengar ucapan itu, Alvian terdiam, kemudian tertawa dengan keras. "Konyol, siapa kamu? Kenapa aku harus mengalah untuk
"Baiklah!" Alvin yang tadinya sangat angkuh, langsung meninggalkan bangsal tanpa mengganti bajunya dan meminta orang untuk mengambil barangnya.Dia tidak berani mengganggu Nona besar keluarga Alfandy.Di sisi lain, Dimas Anggara membawa ibunya ke resepsionis untuk memeriksa keadaan bangsal, tiba-tiba seorang perawat menghubunginya melalui. "Tuan Dimas, di departemen penyakit dalam sudah ada bangsal yang kosong, kami telah mengaturnya untukmu!"Saat Mendengar itu, Dimas Anggara merasa sangat bingung, tapi langsung berterima kasih dah membawa ibunya kembali. Setelah perawat membawa mereka ke bangsal, mereka terkejut saat tahu bahwa itu adalah ruangan yang sama tadi, dan pria yang sombong itu telah menghilang."Apa yang terjadi? Siapa yang membantuku?" tanya Dimas Anggara dengan penasaran.Jika bukan karena bantuan seseorang, hal seperti ini pasti tidak akan terjadi, karena tadi Alvin berkata dia tidak mau memberikannya, namun dalam sekejap mata dia memberikannya.Perawat menggelengkan k
Di malam hari, mendekati jam sepuluh.Naya sedang duduk di sofa di aula, minum susu, mengenakan masker wajah, dan dengan santai melihat status WhatsApp. Setiap malam sebelum tidur, dia pasti meluangkan waktu untuk melakukan ini, bukan untuk bersantai dan hiburan, tapi untuk melihat beberapa berita, mungkin ada informasi bisnis atau sejenisnya. Namun, dia tidak sengaja melihat status Herlina.Keduanya adalah putri kesayangan dari keluarga bisnis, teman bisnis, dan juga pesaing. Malam ini, Herlina benar-benar makan malam dengan seorang pria, dari uraiannya, sepertinya pria itu mentraktirnya makan bersama, dia sengaja pamer.Naya tersenyum. “Sepertinya bukan diam-diam menikah, ternyata Nona Herlina yang melajang lama akhirnya punya pacar juga?”Cit! Cit!Saat ini, pintu rumah terbuka dan Dimas Anggara pulang.Naya meliriknya, awalnya tidak berniat untuk memperhatikannya, tapi tiba-tiba menyadari bahwa ada sesuatu yang aneh, jadi dia dengan cepat melihatnya lagi. Setelah itu, dia benar-be
"Haha, seorang sampah, ingin bergabung dengan Semesta Abadi? Mimpi!”Ternyata itu adalah adik Citra, Riza.Meskipun terlihat seperti bajingan, tapi bagaimanapun juga, dia lulusan sarjana, jadi ia ingin mencoba peruntungannya di Semesta Abadi. Jika dia diterima, dia dan kakaknya bisa bekerja sama dengan baik. Kata-kata dari Riza menarik beberapa pria dan wanita muda di dekatnya."Hehe, lulusan SMA masih mau ikut melamar juga?""Jangan menertawakan orang lain, dia itu tentara!""Lamar saja bagian satpam! Jangan buang waktu semua orang di sini!"Setelah mendengar ejekannya ini, Dimas Anggara tetap tenang, tapi ada kegemparan di hatinya. Sebenarnya, bukan karena dia tidak belajar dengan baik saat itu. Tapi dia lebih memilih mengabdi sebagai tentara untuk menjaga perbatasan, membela keluarga dan membela negara selalu dilakukan oleh pria-pria dari keluarga Anggara. Ayahnya juga mengorbankan hidupnya untuk negara dan mati muda.Saat itu, jika dia tidak melakukan kesalahan di perbatasan utara
"Dimas, jujur, apa kamu pernah selingkuh?""Hah?” Dimas Anggara menatap Maria yang mengangkat tangannya dan bertanya pada dirinya sendiri, sudah mulutnya pun bergetar. ‘K-kenapa wanita ini seperti mau mengadili?!’Setelah beberapa saat, dia bertanya. "Ini pertanyaan wawancara?""Ya, benar!" Maria menjadi pewawancara yang tidak berkualitas, bahkan mencoba mengancamnya. "Jika jujur, kamu bisa lulus wawancara, tapi jika bohong, aku akan langsung memotongmu!" Maria juga bertindak seperti sedang memotong sayuran."Tidak!" jawab Dimas Anggara dengan tegas.Maria terkejut, dengan hati-hati menatap ekspresi pria itu. Dilihat dari kecerdasannya, serta pengetahuan yang dia pelajari, wajah pria ini tidak memerah, jantungnya berdetak kencang, tidak menutupi gerakannya, tatapan matanya terlihat tenang, sepertinya tidak berbohong sama sekali!‘Mungkinkah dia dan Herlina belum tidur bersama? Kalau dipikir-pikir, Herlina adalah putri orang kaya, mana mungkin begitu mudah menyerahkan tubuhnya?’ gumam
Ding!Suara dering pesan masuk dari ponsel terdengar.[Nak, cepat ke Restoran Imperial, dia sudah menunggumu cukup lama!]Ketika Dimas Anggara melihat pesan ini, dia mengerutkan keningnya sambil mendengus. "Ma, kenapa sih? Gak bosan apa, nyari terus jodoh untuk anakmu ini?!"Nama pengirim pesan itu adalah 'Mama'.Ding!Pesan berikutnya kembali muncul, Dimas menggeser layar ponsel untuk melihat pesan dari ibunya.[Mama gamau perjodohan kali ini gagal lagi, ya! Mama itu mau punya menantu, Nak, mau punya cucu juga! Cepat temui wanita itu di meja nomor 21][Iya, Ma! Tunggu sebentar, sebentar lagi aku sampai, sabar, ya!]Dimas Anggara membalas pesan itu dengan kesal, lalu pria itu memasukan ponsel ke dalam saku celananya.BRAK!Saat Dimas berjalan ke arah Restoran Imperial, tiba-tiba dia mendengar suara dentuman yang cukup keras. Sebuah mobil menabrak pria paruh baya di jalanan, dan mobil itu melesat dengan cepat tanpa berhenti."Tolong … Tolong …"Tepat di saat Dimas hendak masuk ke dalam
"Eh? Apa-apaan ini?!"Tahun ini, Dimas berusia 35 tahun dan selalu gagal dalam hal percintaan. Setelah wajib militer selama 9 tahun, dia pun bekerja di sebuah rumah sakit terkenal di Jakarta selama 5 tahun tahun. Dia bekerja sebagai dokter spesialis kandungan dengan gaji tahunan sebesar 180 juta!Di sisi lain, ibunya khawatir dirinya tidak mendapatkan istri, jadi setiap hari ibunya terus mendesaknya untuk menikah. Tapi, dirinya tidak mempunyai keahlian untuk mencari kekasih, karena itu dia hanya bisa pergi menemui wanita yang akan dijodohkan ibunya.Sebelumnya, dia telah bertemu dengan 20 kandidat wanita calon kekasihnya. Jelas-jelas dia tahu tidak akan membuahkan hasil, tapi dia tetap melalui proses seperti ini. Dimas Anggara benar-benar merasa sangat pusing mengikuti keinginan ibunya. Dan kali ini, dia salah bertemu orang?Dimas Anggara langsung membelalakkan matanya. "Bukankah ini meja nomor 21?""Iya benar, tapi ini meja di ruangan VIP, untuk meja nomor 21 biasa berada di aula, ka