Share

Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita
Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita
Penulis: Risca Amelia

Berita Mengejutkan

Penulis: Risca Amelia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-22 23:25:14

“Mbak Meera, ayo kita cepat pulang ke rumah sekarang! Rumah kita tadi didatangi oleh Pak Harsono dan mereka memukuli Bapak,” ucap adiknya, tampak panik.

DEG!

Pak Harsono?

Almeera yang sedang melayani pelanggan rumah makan tempatnya bekerja, sontak berhenti. 

Firasat buruk langsung memenuhi hati Almeera mendengar nama rentenir paling kejam di kampungnya itu.

Apakah ayah tirinya kembali membuat ulah?

Memang sejak Ibunya meninggal, pria paruh baya itu semakin tak bisa diandalkan. 

Kerjanya hanya berjudi dan mabuk-mabukan–membuat keluarganya semakin terjerat dalam tumpukan utang.

“Baik, Mbak akan pulang. Tunggu di sini dulu, Rifki, Mbak akan berpamitan kepada Bu Sri,” ucapnya, lalu segera menemui sang pemilik rumah makan. 

Untungnya, bos Almeera mengizinkan walau gajinya harus dipotong dua ratus ribu.

Tapi, Almeera tak peduli.

Bersama sang adik, dia pun  bergegas keluar dari rumah makan itu.

Secepat mungkin, keduanya berlari.

Namun ketika mereka tiba di rumah, kaki Almeera melemas.

Kondisi ruang tamu mereka sudah sangat berantakan! 

Meja bergeser dari tempatnya, kursi-kursi terguling, dan gelas pecah berserakan di lantai.

Terlebih, ada bercak darah entah milik siapa, di sana….

“Astaga!” pekiknya.

Air mata menggenang di pipi. Namun, dia segera mengusap itu kala teringat sang nenek.

“Nenek–”

Seolah tahu yang dimaksud sang kakak, Rifki langsung menariknya. “Tadi, Nenek di kamar, Kak.”

Almeera mengangguk.

Keduanya buru-buru menuju ke kamar. 

Tapi begitu membuka pintu, jantung Almeera berdegup kencang kala melihat neneknya tampak menyiapkan sebuah tas besar. 

Isi lemari pakaian Almeera dan Rifki juga tampak kosong melompong. 

Tak tersisa selembar pakaian pun di sana.

“Nek? Ada apa ini? Kenapa semua baju dimasukkan ke tas?” tanya Almeera bingung.

“Meera, pergilah sekarang dari rumah bersama Rifki. Jangan pernah kembali lagi,” ujar Gayatri dengan suara parau. 

Ia menatap lamat wajah sang cucu kesayangan selama beberapa saat. 

Kemudian, Gayatri menyerahkan tas berwarna hitam itu kepada Almeera dengan tangan gemetar.

“Lalu, bagaimana dengan Nenek?” tanya Almeera dengan wajah memucat. 

Ia bingung mengapa sang nenek tiba-tiba mengusirnya tanpa alasan yang jelas.

“Hidupmu akan berada dalam bahaya jika kamu terus berada di rumah ini, Meera. Tadi, Bapak tirimu itu sudah berjanji kepada Harsono untuk menyerahkanmu sebagai jaminan utang.”

Lidah Almeera mendadak kelu dan tenggorokannya terasa kering kerontang. 

Jikalau ia meninggalkan rumah, lalu ke mana ia harus pergi? 

Selain itu, ia tidak tega meninggalkan sang nenek seorang diri.

“Kita bertiga akan pergi bersama, Nek,” ucap Almeera memegang tangan Gayatri yang keriput termakan usia.

Gayatri menggeleng dengan air mata yang berlinang di kedua pipinya. “Nenek sudah tidak kuat menempuh perjalanan jauh. Lagi pula, Nenek tidak mau meninggalkan rumah peninggalan kakekmu, Meera. Bawa saja adikmu dan jaga dia baik-baik.”

“Tapi, Meera tidak mungkin membiarkan Nenek menderita di sini,” tolak Almeera bersikukuh.

“Percayalah, Kasman dan Harsono tidak akan berani mengusik wanita tua.”

Gayatri tiba-tiba mengambil secarik kertas yang sudah menguning, sebuah kacamata berbingkai tebal miliknya, dan bulatan hitam yang Almeera tak tahu apa.

“Pergilah ke Jakarta, dan carilah pria bernama Marco Biantara yang ada di alamat ini. Untuk sementara waktu, ubah penampilanmu dengan memakai kacamata dan tompel palsu ini supaya anak buah Harsono tidak bisa mengenalimu.”

Mata Almeera sontak membulat. “Tidak, Nek, aku tidak mau,” ucapnya tak setuju, “kita pasti punya jalan lain untuk–”

“Cepat, Meera! Ini satu-satunya cara.”

Almeera hendak membalas ucapan sang nenek, tetapi suara langkah kaki terdengar memasuki rumah 

Gayatri seketika menatapnya tajam. “Kasman sudah datang. Pergilah bersama Rifki lewat pintu belakang,” tegasnya, lagi.

Wanita tua itu bahkan mendorong gadis itu agar melarikan diri lewat pintu belakang. 

Merasakan tekanan dari sang nenek, Almeera menarik napas panjang. 

Sebenarnya, dia dapat merasakan kepanikan sang nenek.

Tapi, sepertinya memang tak ada pilihan lain.

“Tolong jaga diri nenek. Kami akan kembali nanti,” ucap Almeera pada akhirnya.

Menahan tangis, gadis itu menggandeng tangan sang adik.

Keduanya pun berlari keluar dari rumah.

Secepat mungkin mencari bus menuju kota.

Hanya saja, Almeera lupa satu hal.

Ini pertama kalinya dia pergi keluar dari kampungnya sendirian tanpa sang nenek atau ibunya.

Jadi, semua tampak membingungkan untuk gadis yang kini sudah memakai kacamata tebal dan memakai tompel palsu di pipinya itu kala tiba di terminal.

Dirapikannya ikatan rambut sejenak, lalu turun dari bus bersama sang adik.

Melalui kacamata tebal yang membingkai wajahnya, Almeera lantas mengedarkan pandang.

Terminal tampak sangat ramai dan sesak.

“Dek, kamu duduk dulu, ya,” ucap gadis itu pada Rifki agar tak kelelahan.

Bocah kecil itu hanya diam dan mengangguk.

Tanpa menunggu waktu lama, gadis itu pun berusaha untuk mencari taksi atau ojek yang ada di sekitar sana dengan harga masuk akal. 

Untungnya, ada sebuah taksi yang Almeera rasa tepat.

Setelah memintanya menunggu, gadis itu kembali ke tempat Rifki duduk untuk mengajaknya.

Sayangnya, mata Almeera melebar kala menemukan sang adik kini sudah terkulai lemas di kursi kala Almeera menghampirinya.

“Rifki!” teriak gadis itu kalut. 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Cinta yang Sempurna (END)

    Begitu Kaisar tiba di lobi, sopir sudah menunggu di depan, membuka pintu mobil secepatnya agar Kaisar bisa langsung masuk.Ketika mobil melaju kencang, Kaisar mengeluarkan ponsel dan menelepon kakeknya, Tuan Barata. “Bagaimana keadaan Meera, Opa?” tanya Kaisar cemas.Di ujung sana, Tuan Barata segera menjawab, “Kami sudah dalam perjalanan ke rumah sakit. Perut Almeera masih mengalami kontraksi.”Kaisar menoleh ke sopirnya. “Lebih cepat, Pak. Cari jalan pintas kalau perlu. Kalau masih macet, saya akan naik ojek saja,” desaknya tak sabar.Sementara itu, di rumah sakit, Almeera baru saja tiba dan langsung dibawa oleh tim perawat ke ruang bersalin. Nenek Gayatri dan Bi Yuli mendampingi, wajah mereka penuh kekhawatiran sekaligus antusiasme. Saat perawat memeriksa Almeera, ternyata pembukaan jalan lahir hampir lengkap. Perawat bergegas menghubungi dokter kandungan yang menangani Almeera.Almeera meringis, menahan nyeri yang semakin kuat dan bergelombang, datang seperti badai yang tak dapat

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Sembilan Bulan

    Dengan mata yang masih berat, Almeera mengerjap sambil menyibakkan selimut, menyingkapkan perutnya yang sudah besar dan bulat—memasuki bulan kesembilan. Saat ini, ia tidak leluasa lagi bergerak seperti dulu. Ia harus berjalan lebih pelan serta membatasi kegiatan sehari-hari, karena pinggang dan kakinya mudah pegal. Meski begitu, Almeera menikmati semua perubahan ini sebagai bagian dari perjuangannya menjadi seorang ibu.Kaisar sudah terbangun lebih dulu, lalu duduk di tepi ranjang. Ia memandangi sang istri dengan penuh kasih.Kaisar tersenyum lembut sambil meraih kaki Almeera dan mulai memijat perlahan, membebaskan beban dari telapak kaki yang menahan berat tubuh istrinya.“Enak, Sayang?” bisik Kaisar sambil melanjutkan pijatannya.Almeera mengangguk kecil, matanya masih setengah terpejam. “Enak sekali. Kamu tidak perlu memijatku setiap hari, Hubby.”“Justru aku senang melakukannya. Ini mungkin satu-satunya cara supaya aku merasa berguna untukmu,” kata Kaisar dengan sorot mata berbina

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Kehangatan Keluarga

    Percakapan di meja makan berlanjut dengan penuh tawa. Tuan Barata sesekali membuat lelucon yang membuat Nenek Gayatri tertawa malu-malu, hingga suasana di mansion menjadi begitu akrab. Tak ada lagi jejak perselisihan maupun kesedihan yang tersisa. Selepas makan siang, Tuan Barata menawarkan Nenek Gayatri untuk beristirahat di kamar yang telah disiapkan. “Bi Yuli akan mengantarkan Anda ke kamar, Bu Gayatri. Istirahatlah dulu, setelah perjalanan panjang pasti Anda lelah.”Nenek Gayatri mengangguk, mengucapkan terima kasih kepada Tuan Barata dan mengikuti Bi Yuli. Langkah perempuan tua itu diiringi oleh Rifki yang melompat-lompat kegirangan karena bisa kembali ke mansion besar itu.Sementara itu, Kaisar melingkarkan tangannya di pinggang Almeera. Mengajak sang istri untuk meninggalkan ruang makan.“Kita juga istirahat, ya? Nanti malam, kita akan membawa Nenek Gayatri serta Rifki ke rumah Tuan Marco.”Almeera mengangguk setuju. Perjalanan mereka cukup panjang dan menguras tenaga, dan ia

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Cinta Tak Berbatas Usia

    Almeera mengangguk pelan, tahu betapa pentingnya kehadiran Mirza bagi sang nenek. Walaupun ia merasa tak enak hati sesudah pertemuan terakhir mereka di Jakarta, tetapi ia memang perlu berterima kasih kepada Mirza. Terlebih, Mirza adalah teman masa kecil sekaligus sosok yang pernah dekat dengan hidupnya. Ketika Nenek Gayatri menyampaikan niatnya pada Kaisar, Almeera melihat kekhawatiran di mata suaminya. Kaisar berdiri di samping mereka dengan rahang mengeras, seperti mencoba menyembunyikan perasaan cemburu yang samar. “Hubby, temani aku ke rumah Kak Mirza, ya,” pinta Almeera lembut, ingin memastikan Kaisar tidak salah paham. Setelah beberapa detik terdiam, Kaisar akhirnya mengangguk. Mereka pun berjalan bersama menuju rumah Mirza, yang tak terlalu jauh dari tempat tinggal Nenek Gayatri. Setibanya di sana, Mirza membuka pintu dan tampak terkejut melihat kedatangan Almeera. Lebih terkejut lagi ketika melihat bahwa Almeera datang bersama Kaisar, seorang pria asing yang belum pernah i

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Meninggalkan Kenangan

    “Hubby, kita menginap satu malam di sini, ya? Aku ingin istirahat, sekalian membantu Nenek berkemas,” pinta Almeera sambil memandang Kaisar dengan harap-harap cemas. Kaisar memandangi sekeliling kamar yang sederhana, hanya ada dipan kayu tua dan lemari usang. Namun, tanpa ragu, ia tersenyum hangat dan mengangguk. “Asalkan bersama kamu, aku rela tidur di mana saja, Sayang. Lagi pula, aku juga lelah. Aku akan memberitahu Pak Wahyu dulu supaya dia mencari penginapan di sekitar sini,” ucap Kaisar sambil mengusap lembut punggung tangan Almeera.Mendengar itu, hati Almeera menghangat. Kemudian ia menggandeng neneknya menuju kamar, siap membantu Nenek Gayatri mengemasi barang-barangnya. Sambil memasukkan baju-baju ke dalam tas kecil, Nenek Gayatri memandang Almeera dengan mata berkaca-kaca.“Akhirnya kamu bisa bertemu ayah kandungmu, Meera. Dan sekarang kamu punya suami yang bisa menjagamu,” ujar Nenek Gayatri dengan suara bergetar, penuh keharuan.Almeera tersenyum dan menepuk tangan nene

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Waktunya Berkumpul Kembali

    Nenek Gayatri menoleh cepat, dan sapu di tangannya langsung terjatuh begitu melihat Rifki. Matanya yang sedikit kabur seolah berbinar dengan kegembiraan, saat melihat cucu kesayangannya kembali ke rumah. Namun, bukan hanya Rifki yang membuatnya terkejut. Di belakang Rifki, terlihat Almeera yang berjalan pelan, digandeng oleh seorang pria tampan dengan sosok tinggi dan gagah.“Nenek, aku pulang!” Rifki memeluk neneknya erat-erat, hampir membuat Nenek Gayatri terhuyung ke belakang. Ia tertawa kecil, menepuk-nepuk punggung Rifki dengan penuh sayang.“Rifki... sudah lama sekali Nenek tidak melihatmu, Nak,” kata Nenek Gayatri penuh haru. Lalu pandangannya beralih ke Almeera dan Kaisar, terutama ke Kaisar yang berdiri di samping Almeera dengan senyum ramah.Almeera pun mendekati sang nenek dengan langkah pelan. Seakan tak mampu membendung rasa rindu, Nenek Gayatri menarik Almeera ke dalam pelukannya, erat dan penuh kelegaan. Tubuh rapuhnya bergetar, dan air mata mengalir di pipinya.“Alham

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status