Home / Romansa / Istri Kedua Dosen Dingin / Bab 16. Siapa yang Diprioritaskan?

Share

Bab 16. Siapa yang Diprioritaskan?

Author: Miss Caya 88
last update Last Updated: 2025-12-02 07:39:56

“Aku datang dengan teman-temanku. Kurasa aku terpisah,” Rino menatap ke arah kerumunan orang.

Freya melambaikan tangannya,”Ayo bergabung denganku dan Elric saja. Kami juga mau salaman. Itu yang penting.”

Elric masih terdiam. Ingatan tentang jebakan Rino membuatnya gusar.

Setelah mengantri, giliran Freya, Elric dan Rino menyalami pengantin.

“Pak Elric, senang Anda bisa datang,” ujar Rendra Arvenza, ayah pengantin wanita.

“Suatu kehormatan bisa datang dan diundang kemari, Pak,” sahut Elric berusaha ramah.

“Hahaha, calon penerus Zen pasti sibuk mengurus perusahaan,” ujar Rendra lagi.

Wajah Rino langsung murka mendengar hal itu. Orang-orang selalu menyebut Elric penerus ayahnya. Padahal Elric bukan anak kandung.

‘Si Bodoh Elric dianggap penerus Si Tua Bangka? Mungkin mata orang ini sudah rabun,’ batin Rino.

“Pak Rendra bisa saja. Saya tidak sesibuk itu,” sahut Elric.

“Selamat atas pernikahan putri Anda, Pak,” ujar Rino dengan tatapan tajam.

“Terima kasih sudah datang, Pak Rino,” R
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Istri Kedua Dosen Dingin    Bab 34. Sedingin Es Batu

    “Nggak dijawab juga,” ujar Lala sambil menatap layar ponsel itu. Kaki Lala melangkah keluar dari dalam kamar mandi. Dia segera turun ke lantai bawah untuk menemui Rosi. “Gimana La? Lo diare ya?” Rosi khawatir. Lala hanya menggeleng pelan. Dia duduk di samping Rosi. “Lo sakit hati ya gara-gara ucapan Pak Elric?” Rosi mencoba menebak isi hati Lala. Mata Lala membulat. Dia bahkan lupa dengan hal itu. “Nggak kok, bukan itu. Bagian itu nggak gue pikirin,” sahut Lala. Layar ponsel itu masih terus ditatap dan dicek oleh Lala. Dia berharap ada balasan dari Elric. ‘Ayolah, bales kek. Gue was-was nih,’ batin Lala. “Apa lo ada masalah di kerjaan?” tanya Rosi lagi. Lala tertegun sejenak,”Kerjaan? Kerjaan apa?” Mata Rosi menyipit, “Itu lo kan bilang kerja yang ada messnya. Masak lo lupa?” “Oh,” Lala tersadar. “Nggak kok. Aman, bukan itu.” Rosi bangkit dari tempat kursi itu. Tangannya terulur ke arah Lala. “Ya udah, ayo ke kantin aja. Gue traktir,” ajak Rosi. Lala hanya menga

  • Istri Kedua Dosen Dingin    Bab 33. Dia Tahu?

    “Apa?” ujar Lala saat mendengar bisikan Rino. Tak salah. Telinga Lala tidak mungkin salah. Lala tertegun begitu mendengar sapaan Rino.‘Gimana dia bisa tahu? Rahasia besar ini udah dijaga rapat-rapat,’ batin Lala.Rino menoleh ke arah Lala, “Semuanya jadi makin menarik,” ujar Rino lagi. Kaki Lala seolah berat untuk melangkah. Jantung di dada Lala berdegup kencang. Keringat dingin mulai mengucur.“Hati-hati, jangan sampai tersandung,” bisik Rino lagi sambil berlalu pergi. Senyuman ramah namun licik nampak di wajah Rino. Itu senyuman yang dibenci Lala. Lorong kelas itu sedang sepi. Lala berusaha tenang agar tak menimbulkan suara gaduh. “La,” Rosi memegang bahu Lala. Lala langsung kaget, seolah hampir melompat. “Eh, lo….” ujar Lala lirih.Rosi mengamati wajah Lala. Ekspresinya nyaris pucat seolah baru saja melihat hal menakutkan.“Lo kenapa, La? Pucat banget. Kayak abis liat hantu,” tangan Rosi memeriksa dahi Lala. Lala hanya menggeleng pelan. Bagaimana tidak pucat, ancaman baru s

  • Istri Kedua Dosen Dingin    Bab 32. Diusir Suami?

    “Dia yang keluar atau saya akhiri matkul ini,” tatapan mata Elric membuat suasana kelas hening seketika.Tak ada yang berani bicara. Semua mahasiswa seketika diam.“Maaf, Pak. Saya….” Lala berusaha memilih kalimat yang pas. Dia ingin meluruskan hal yang terjadi.“Masih berani mengelak?” balas Elric. “Saya nggak peduli kamu mau ketua hima atau apa pun jabatanmu. Jika tak bisa diam saat matkul saya silakan keluar!”Tangan Elric menunjuk ke arah Lala. Semua mata penghuni kelas itu mencuri pandang ke arah Lala.‘Kok jadi begini, sih?’ batin Lala.“Saya nggak bermaksud bikin keributan, Pak. Maaf….” hanya kalimat itu yang ada di pikiran Lala. Dia tak mau diusir dari kelas Elric.“Nggak usah lanjut. Kau udah dua kali seperti ini. Apa kamu pikir saya tak punya mata dan telinga?” balas Elric.Rosi menghela napas, kepalanya terangkat,” Maaf, Pak. Saya yang salah….”Rosi mulai memasukkan alat tulisnya ke dalam tas. “Rosi….” panggil Lala. “Saya yang ngajak ngobrol Lala, Pak. Biar saya aja yang

  • Istri Kedua Dosen Dingin    Bab 31. Keluar Saja

    “La,” terdengar bahu Lala disenggol. Lamunan Lala buyar seketika. Dia menatap ke arah Rosi. “Lo manggil gue?” Lala mengulang hal terlewatkan. Rosi menatap ke arah Lala,”Jangan ngelamun. Pak Elric kayaknya baru bad mood. Dari tadi marah-marah melulu.”Kepala Lala mengangguk. Tangan itu mulai menuliskan tanggal saat mata kuliah Elric dimulai. “Kalian sudah semester akhir, pergunakan waktu dengan bijak. Hari ini saya akan membahas kontrak perkuliahan terlebih dahulu,” Elric menampilkan slide presentasi. Seorang mahasiswa mengacungkan tangan. Perhatian seluruh kelas langsung teralihkan ke mahasiswa itu. “Izin bertanya, Pak,” ujar mahasiswa itu.Elric berdiri, tatapan tak suka terpancar dari mata Elric.“Apakah mata kuliah ini masih relevan? Maksud saya, semester yang lalu sudah mempelajari Manajemen Agribisnis, Pak. Saya nggak ada niat mau jadi wirausaha,” keluh mahasiswa itu.Tatapan Elric semakin tajam mendengar pertanyaan itu. “Kurikulum pembelajaran Universitas Lentera Harapan

  • Istri Kedua Dosen Dingin    Bab 30. Kelas Pertama

    “Udah sampe, Kak,” ujar pengemudi ojol itu. Lala segera turun dari boncengan motor. Dia lalu mengembalikan helm itu. “Udah dibayar via aplikasi ya, Pak,” tangan Lala menunjukkan bukti pembayaran itu.Pengemudi ojek online itu menggangguk. Ketika Lala masuk ke area Fakultas Pertanian, motor ojol itu pergi.Lala menatap ke arah jam digital di tangannya. Sebentar lagi sebelum kelas pertama semester ini mulai.“La,” seseorang menepuk bahu Lala.Jantung Lala langsung berdebar, matanya menatap ke arah sosok itu.“Rosi, lo ngagetin aja,” potes Lala. Rosi hanya tersenyum sambil memencet tombol lift itu,”Ngagetin lo itu lucu, seru tahu!”Lala sedikit cemberut, dia tetap masuk ke dalam lift itu.“Kita masih kebagian pake gedung baru ya,” Lala mengamati lift di gedung yang baru saja diresmikan itu. Rosi menggangguk,”Lumayan, bisa ngerasain kuliah di gedung baru. Sayang, dosennya killer.” “Iya, killer, dingin, nyebelin dan galak,” keluh Lala. Dia mengeluarkan isi kepalanya tentang Elric.Nam

  • Istri Kedua Dosen Dingin    Bab 29. Dari Pak Elric?

    “Ah, Rosi….” Lala mencoba mencari kata-kata untuk menjelaskan hal itu .Mata Elric sudah menatap tajam ke arah Lala.“Kau kuliah dengan beasiswa! Jangan buang waktumu untuk hal konyol!” sindir Elric. Lala hanya tertunduk. Dia pura-pura berjalan menuju kulkas. ‘Gue kan nggak tahu kalo bakal ada voice note kayak gitu. Pas banget lagi sama kondisi Pak Elric,’ batin Lala.Isi di dalam kulkas diamati sejenak. Nampak tersedia beberapa kotak susu.“Seratus persen susu. Apa enak?” Lala berkomentar.“Aku tak suka ada keributan. Jika tak suka beli sendiri sana!” Elric nampak gusar. Bibir Lala sedikit bergerak miring, dia tak suka dengan sikap Elric.“Saya cuma baca tulisan komposisinya, Pak. Bapak, kenapa pagi-pagi udah marah-marah?” Lala mendebat Elric.Elric hanya diam. Dia mengalihkan perhatian dengan memainkan ponselnya. Lala mencoba chat Rosi.Lala: kayaknya bagus tuh drama. Ada adegan hot nggak? Lebih seru lagi kalo ada itu.Rosi membalas dengan voice note. Lala langsung memutar voice

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status