Share

2

last update Last Updated: 2024-11-24 22:10:07

Hari ini benar-benar melelahkan. Sampai kapan aku harus berdiri di aula pesta ini? Cedric, sang kaisar, sama sekali tidak memandangku bahkan sejak upacara pernikahan hingga sekarang. Kami tidak berbicara satu sama lain sepatah katapun. Aku hanya berdiri di sampingnya seperti patung dan dia mengabaikan keberadaanku. Cedric sialan. Kau seharusnya tidak memilih aku bila kau hanya akan mengabaikan aku seperti ini.

Setelah satu jam berada di aula pesta, Cedric pergi entah kemana meninggalkan aku tanpa berpamitan. Sial. Dia benar-benar sialan. Rasanya aku ingin mengumpat langsung di hadapannya tapi pasti aku akan langsung dipenggal.

Aku keluar dari aula pesta sementara para tamu undangan masih menikmati pestanya. Aku sudah tidak peduli lagi.

Aku memutuskan untuk pergi kamar yang disiapkan untuk malam pertama kami. Aku masuk ke kamar itu dan mendapati dua orang pelayan sendang menaburkan bunga mawar di atas tempat tidur.

"Selamat datang, Ratu. Kami akan membantu Anda untuk membersihkan diri," kata seorang pelayan. Dia menuntunku ke dalam kamar mandi yang terhubung dengan kamar ini. Anna membantuku untuk melepaskan gaun pengantin ini.

"Siapa namamu?" tanyaku.

"Oh, maafkan aku, Yang Mulia. Namaku Anna dan dia yang sedang menaburkan bunga, adalah Clara. Mulai hari ini kami akan menjadi pelayan pribadi Anda." Aku mengangguk.

Aku masuk ke dalam bak mandi yang berisi air hangat. Rasanya benar-benar sangat nyaman. Ini sangat cocok untuk melepaskan rasa lelahku.

"Tinggalkan aku sendirian," kataku. Anna dan Clara langsung keluar dari kamar ini.

Sekarang, apa yang akan aku lakukan di sini? Tempat ini benar-benar asing untukku. Mungkin Cedric akan membuatku tinggal di istana lain besok dan menjauhkanku darinya. Untuk sekarang, mari kita bertaruh apakah dia akan datang ke sini atau tidak.

"Ternyata kau di sini, Boneka." Aku terkejut mendengar suara Cedric. Aku menoleh ke belakang dan melihat ke arahnya.

"Boneka?" tanyaku.

"Kau cantik dan tidak banyak bicara seperti boneka," kata Cedric. Entah mengapa aku merasa dia sedang menghinaku. Cara bicaranya seperti sedang merendahkan aku.

"Kenapa Anda mencari saya?" tanyaku dengan nada halus yang dibuat-buat.

"Eh, ternyata kau bisa bicara juga. Aku pikir kau bisu," ejeknya. Sialan. "Aku hanya ingin menunjukkan kamar ini padamu agar kau bisa beristirahat. Namun sepertinya aku tidak perlu melakukan hal itu lagi," sambungnya.

"Terimakasih atas perhatian Anda, Yang Mulia. Saya cukup pintar untuk bisa menemukan ruangan ini tanpa bantuan Anda," kataku dengan nada lembut dan dengan senyuman.

"Oh." Cedric pergi keluar tanpa berpamitan. Aku sampai lupa bahwa aku sedang telanjang karena rasa kesalku.

Tebaklah apa yang terjadi selanjutnya. Ya, benar sekali. Dia sama sekali tidak kembali ke tempat ini malam ini.

***

"Sudah aku duga." Aku berdiri di depan istana yang diperuntukkan untuk aku. Tempat ini tidak lebih besar dari kastil ayahku. Dan tempat ini terlihat benar-benar tidak terawat. Tanaman kering, kaca pecah, jendela yang tidak bisa tertutup dan sarang laba-laba ada dimana-mana.

"Sialan! Cedric sialan!" Aku berjalan ke dalam sambil mengumpat. Anna dan Clara mengikuti dari belakang.

"AH! Lebih baik aku pulang ke rumah ayahku daripada tinggal di tempat seperti ini." Aku menendang sebuah kursi untuk melampiaskan amarahku dan kursi itu langsung hancur berkeping-keping karena sudah lapuk.

"Kalian berdua, cari tempat untuk tidur malam ini. Aku akan melakukan protes pada Cedric sialan itu," kataku.

"Ratu, sebaiknya Anda menenangkan diri dulu," saran Clara dengan raut wajah khawatir.

"Aku sudah sangat tenang. Sampai jumpa nanti." Aku pergi keluar dari istana itu dan pergi ke istana utama.

Aku langsung ingin pergi ke ruang kerja pribadinya. Namun, ada dua orang penjaga yang menghadangku dan tidak mengijinkan aku untuk masuk ke area ini.

"Nona, orang luar dilarang masuk," kata salah satu penjaga.

"Aku adalah istri kedua Yang Mulia Kaisar. Biarkan aku lewat," kataku.

"Maaf Yang Mulia, silakan lewat," kata penjaga itu.

Aku terus berjalan dan berjalan namun aku terus digadang dan dihadang oleh para penjaga. Aku juga harus terus menjelaskan bahwa aku adalah istri kedua Cedric sialan itu. Rasanya sangat menyebalkan bahwa aku harus terus mengakui bahwa dia adalah suamiku.

Setelah perjalanan yang panjang, aku sampai di depan pintu ruang kerjanya. Tentu saja aku dihadang lagi oleh para penjaga.

"Yang Mulia, Ratu Stella ada di sini," kata seorang penjaga. Akhirnya ada yang mengenaliku.

"Masuk," kata Cedric dari dalam. Para penjaga itu langsung membukakan pintu untukku kemudian menutupnya kembali.

Aku langsung membungkuk hormat kepada Cedric. "Yang Mulia."

"Ada perlu apa?" tanyanya dengan nada tidak peduli. Dia sama sekali tidak melirik ke arahku dan hanya fokus pada kertas-kertas yang ada di meja kerjanya.

"Istana yang diperuntukkan untuk saya tinggali sudah tidak layak huni," kataku.

"Apa kau mau protes? Kau baru saja menjadi istriku kemarin. Beraninya kau protes sekarang," katanya dengan nada acuh. Sialan ini. Kalau boleh, aku sangat ingin memukul kepalanya itu. Aku benar-benar kesal.

"Lalu kenapa apabila saya protes? Saya berhak mengungkapkan pendapat saya dan memperjuangkan hak saya sebagai istri Anda," kataku dengan lembut.

"Bagaimana kalau aku bilang kau tidak berhak?" tanyanya.

"Yang Mulia, Anda tidak boleh memperlakukan saya seperti ini," kataku sambil menahan emosi.

"Kenapa tidak? Kau adalah istriku. Tentu saja aku boleh melakukan apapun yang aku mau kepadamu," katanya.

"Yang Mulia, apa Anda lupa bahwa Anda lah yang membutuhkan saya bukan saya yang membutuhkan Anda," kataku dengan nada yang selembut mungkin.

"Apa maksudmu?" Akhirnya dia melihat ke arahku. Sepertinya dia terkejut dengan penampilanku yang sedikit berantakan.

"Seperti yang saya bilang, Yang Mulia. Anda lah yang membutuhkan saya bukan saya yang membutuhkan Anda," kataku.

"Aku membutuhkanmu dan kau tidak membutuhkan aku, kau bilang?" tanyanya.

"Ya. Anda membutuhkan saya untuk menghasilkan keturunan. Sebenarnya itu tidak terlalu penting karena bisa saja Anda meniduri wanita mana pun yang Anda mau untuk membuat keturunan. Sebenarnya Anda lebih membutuhkan pengaruh ayah saya untuk membuat posisi Anda stabil. Tapi apabila saya kabur dari sini—"

"Apa kau mengancamku?" katanya dengan sedikit kesal. Oh, ini benar-benar menyenangkan.

"Tidak, Yang Mulia. Anda salah paham. Saya hanya menginginkan pertukaran yang setara. Anda tidak bodoh untuk mengerti maksud saya kan?" kataku.

"Apa kau ingin aku memberikan istana yang lain?" tanyanya. Aku langsung tersenyum mendengarnya.

"Benar sekali, Yang Mulia," kataku.

"Baiklah. Aku akan menyiapkan istana yang lain untukmu. Dengan satu syarat. Kau harus berlutut dan memohon," katanya. Dia benar-benar bajingan.

"Tidak terima kasih. Lebih baik aku pulang ke rumah ayahku dan mengadu padanya. Lalu aku akan mengajukan perceraian ke persidangan." Dia menggebrak meja kerjanya. Aku ingin tertawa melihat ekspresi marahnya.

"Baiklah. Kau boleh tinggal di Istana Mawar," katanya. Oh, mudah sekali. Sebesar itu kah pengaruh ayahku?

"Terima kasih, Yang Mulia." Aku membungkuk hormat kepadanya.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Freaky Fresh
bagus thor
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Kedua Kaisar   152 (TAMAT)

    Hari ke- ... keberapa ya? Sudah lama aku tidak menghitung hari di buku harianku. Lagi pula aku juga sudah tidak pernah meluangkan waktu untuk menulis buku harianku lagi sejak aku menjadi permaisuri karena aku benar-benar sangat sibuk. Kebetulan hari ini aku menemukan buku harianku lagi jadi aku akan menulis sedikit di buku harianku. Ini mungkin akan jadi terakhir kalinya aku menulis di buku harianku. Baiklah, mari kita mulai dengan anak-anak. Brandon dan Caelan sekarang sudah berusia tujuh tahun. Lalu aku punya dua anak lagi sekarang yaitu Darren dan Elliana. Darren berusia lima tahun dan Elliana berusia tiga tahun. Istana ini jadi sangat ramai karena adanya mereka. Lalu tentang Cedric, dia masih sama saja. Tidak ada yang berubah darinya. Dia masih saja pilih kasih pada anak-anak. Tapi mau bagaimana lagi? Aku sudah berusaha untuk membujuknya namun dia tetap saja seperti itu. Lalu Caelan, dia memang kurang mendapatkan perhatian dari Cedric. Namun, sebisa mungkin aku meluangkan waktu

  • Istri Kedua Kaisar   151

    Hari ke-1214 setelah aku menikah dengan Cedric. Sudah sekitar dua bulan sejak pemakaman Arion. Hari ini, adalah hari penobatanku sebagai permaisuri. Aku sama sekali tidak pernah menyangka bahwa aku harus menggantikan posisi Alicia sebagai permaisuri. Sebenarnya aku tidak ingin menduduki posisi permaisuri karena aku tidak akan bisa bermalas-malasan di kamar lagi. Tapi mau bagaimana lagi? Posisi permaisuri harus diisi oleh seseorang. Baiklah, mari kita lihat dari sisi positifnya. Sisi positifnya aku punya kekuasaan yang legal di istana. Aku juga bisa mengarahkan para kesatria kaisar jika kaisar tidak ada di tempat. Lalu sisi negatifnya, aku akan sangat amat sibuk mengurus pekerjaan. Dan itu akan menyita banyak waktu dan tenaga. Aku harap aku bisa meluangkan waktu untuk Brandon. Saat ini aku sedang berdandan untuk acara penobatan. Tentu saja aku dibantu oleh Lucy untuk memakai gaun yang berlapis-lapis ini. Gaun ini bahkan lebih berat dari pada gaun pernikahanku. Aku menoleh ke arah

  • Istri Kedua Kaisar   150

    Hari ke-1154 setelah aku menikah dengan Cedric. Saat ini aku berada di ruang kerja Cedric. Aku berdiri di sebelah tempat duduk Cedric.Pintu ruangan ini terbuka, beberapa kesatria masuk ke dalam sambil membawa Alicia. Para kesatria itu memposisikan Alicia agar berlutut di hadapan kami.Aku melihat Alicia dengan perasaan dendam yang tidak bisa hilang dari hatiku. Rasanya aku ingin memenggal kepalanya. Namun, sepertinya hukuman mati terlalu ringan untuknya. Dia harus merasa tersiksa hingga dia memiliki keinginan untuk mati."Apa kau sudah puas?" tanya Cedric pada Alicia."Kenapa? Apa apa kau sangat sedih kehilangan anak dari wanita itu?" tanya Alicia dengan nada menantang.Dia benar-benar membuatku kesal. Bolehkah aku menonjok wajahnya lagi? Aku benar-benar ingin menonjok wajahnya lagi."Jaga bicaramu, Alicia!" kata Cedric dengan nada tegas."Oh, ayolah, Sayang. Jangan bersikap seperti itu pada istrim

  • Istri Kedua Kaisar   149

    Hari ke-1152 setelah aku menikah dengan Cedric. Hari ini adalah hari pemakaman Arion. Hatiku terasa sangat hampa saat melihat peti yang berisi tubuh Arion dimakamkan di pemakaman keluarga kerajaan di ibu kota.Aku menatap kosong ke arah makam Arion. Aku sudah tidak bisa menangis lagi untuk saat ini. Sepertinya air mataku sudah terkuras habis dan butuh waktu untuk mengisi stok air mataku lagi.Setelah prosesi pemakaman selesai, Cedric membawa aku kembali ke istanaku. Sesampainya di istanaku, Cedric tidak langsung meninggalkan aku. Sepertinya dia ingin menemaniku.Aku duduk di atas tempat tidurku dan Cedric duduk di sebelahku. Kami hanya diam saja di sini selama beberapa saat."Kau tidak perlu menemaniku terus, kau tahu," kataku memecah keheningan.Cedric menghela napas lalu menatapku selama beberapa saat. Cedric berkata, "Aku hanya khawatir padamu.""Aku baik-baik saja," kataku."Kau jelas-jelas tida

  • Istri Kedua Kaisar   148

    Hari ke-1150 setelah aku menikah dengan Cedric. Pagi ini, keadaan Arion sangat membaik dari pada hari sebelumnya. Dokter tidak melarang kami untuk membawa Arion ke kastil.Saat ini Arion, Brandon, Cedric, dan aku berkumpul di taman kastil. Kami akan merayakan ulang tahun Arion walaupun sudah terlambat beberapa hari.Kami berada di sebuah gazebo. Kami duduk sambil menikmati makanan kami dengan tenang.Hari ini semuanya terasa begitu damai. Aku bisa mengistirahatkan pikiranku sejenak karena Arion sudah lebih baik saat ini.Arion duduk di pangkuanku sambil memelukku erat. Dia benar-benar tidak mau lepas dariku dari tadi. Tapi aku sama sekali tidak mempermasalahkan hal ini.Sementara itu, Brandon berada di pangkuan Cedric. Kalau dilihat-lihat, tampang dan tingkah mereka sangat mirip. Terlebih lagi saat mereka sedang makan. Gerakan mereka saat mengunyah sangat mirip."Arion, apa kau tidak merindukan Ayah?" tany

  • Istri Kedua Kaisar   147

    Hari ke-1147 setelah aku menikah dengan Cedric. Aku terbangun di kamar lamaku yang ada di kastil Gilmond. Ternyata aku sudah sampai di sini. Ingatan terakhirku sebelum aku tidur adalah Cedric, Arion, dan aku sedang dalam perjalanan menuju ke Gilmond untuk mendapatkan pengobatan untuk Arion. Aku duduk di tempat tidurku. Aku meraih segelas air yang ada di nakas lalu aku meminumnya sampai habis.Pintu kamarku terbuka lalu Cedric Cedric masuk ke dalam sambil menggendong Brandon. Sudah lama aku tidak melihat Brandon. Ternyata dia tumbuh dengan cepat. "Akhirnya kau bangun juga. Kau sudah tidur selama dua hari," kata Cedric sambil berjalan mendekat. "Aku benar-benar kelelahan karena Alicia terus memaksaku untuk bekerja," kataku. Aku menghela napas panjang. "Kau juga terlihat lebih kurus," kata Cedric. "Lalu, bagaimana dengan Arion?" tanyaku. "Arion berada di rumah sakit," kata Cedric. "Apa dia baik-baik saja?" tanyaku. "Aku tidak bisa mengatakan bahwa dia baik-baik saja untuk sekaran

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status