Share

Tekad Mikhaela

Sontak saja membuat Seem terkejut, sebab Jihan muntah tepat di hadapannya dan mengenai bajunya. Kemudian dia menutup kedua mata karena merasa sangat jijik dengan kotoran tersebut.

"Astaga Jihan!" teriak Seem.

Jihan nanya terdiam kemudian dia bergegas pergi dari sana meninggalkan Seem. Namun, beberapa saat kemudian ia kembali dan membawakan tissue untuk pria itu.

"Maaf, tidak tahu mengapa saya sangat tidak enak melihat wajahmu, rasanya saya mual dan ingin muntah di hadapanmu seperti saat ini," ujar Jihan pelan.

Seem tidak menjawab dan dia hanya menggelengkan kepalanya, sambil membersihkan kotoran yang terkena di bajunya. Kemudian ia membawa Jihan masuk ke dalam dapur.

Mereka berdua duduk di meja makan dan Seem memberikan buah plum yang ia bawa tadi dari rekan bisnis Abraham, sebab itu adalah perintah dari sang Bos.

"Tadi kata tuan Abraham, jika aku sudah sampai di sini maka aku harus meneleponnya dengan video call," ucap Seem samb
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status