Sontak saja membuat Seem terkejut, sebab Jihan muntah tepat di hadapannya dan mengenai bajunya. Kemudian dia menutup kedua mata karena merasa sangat jijik dengan kotoran tersebut."Astaga Jihan!" teriak Seem.Jihan nanya terdiam kemudian dia bergegas pergi dari sana meninggalkan Seem. Namun, beberapa saat kemudian ia kembali dan membawakan tissue untuk pria itu."Maaf, tidak tahu mengapa saya sangat tidak enak melihat wajahmu, rasanya saya mual dan ingin muntah di hadapanmu seperti saat ini," ujar Jihan pelan.Seem tidak menjawab dan dia hanya menggelengkan kepalanya, sambil membersihkan kotoran yang terkena di bajunya. Kemudian ia membawa Jihan masuk ke dalam dapur.Mereka berdua duduk di meja makan dan Seem memberikan buah plum yang ia bawa tadi dari rekan bisnis Abraham, sebab itu adalah perintah dari sang Bos."Tadi kata tuan Abraham, jika aku sudah sampai di sini maka aku harus meneleponnya dengan video call," ucap Seem samb
Mikhaela dan teman-temannya langsung memulai arisan mereka. setelah selesai semuanya langsung memakan hidangan yang sudah disiapkan oleh Sarinah.Mereka makan dengan sangat gembira. Namun, Mikhaela tidak, karena ia terus memikirkan sang suami yang tengah berduaan bersama Jihan, pikirannya melayang-layang entah ke mana berpikir sang suami dan Jihan melakukan hubungan itu lagi."Kamu kenapa sih? Dari tadi termenung saja. Apa ada masalah?" tanya Ria."Tidak ada masalah, hanya saja aku ingin ke kantor setelah selesai acara ini menemui suamiku," jawabnya."Sudahlah, tidak usah dipikirkan sekali! sSuamimu itu tidak mungkin diambil wanita lain, sebab Abraham benar-benar sangat setia orangnya sejak dulu," sahut Siska.Mikhaela hanya tersenyum, karena dia juga berpikir hal yang sama seperti itu. Namun, kini sudah berubah karena kebodohannya sendiri meminta sang suami menikah dengan sang pembantu hanya karena ingin mendapatkan seorang anak.
Saat Jihan Tengah menonton film kesukaannya di ruang tamu bersama Mikhaela. Abraham pulang sambil membawakan sebuah durian besar.Jihan langsung menatap ke arah sang suami kemudian tersenyum saat melihat buah durian yang ia inginkan ada di tangan suaminya. Akan tetapi, Jihan sama sekali tidak berselera memakan buah durian tersebut, sebab sangat menginginkan durian yang ada di jalanan tadi."Kenapa kamu bawa durian Mas? setahuku di rumahnya tidak ada yang menyukai durian?" tanya Mikhaela."Tadi kata Seem, Jihan ingin memakan buah durian jadi saya bawakan," sahut Abraham.Mikhaela menganggukkan kepalanya, karena dia juga tahu kalau wanita hamil menginginkan yang macam-macam. Bahkan makanan yang tidak pernah dimakan pun akan menjadi kegemarannya karena bawaan janin yang tengah dikandung."Tuan maaf sekali, saya tidak menginginkan buah durian yang Anda bawa, karena saya menginginkan buah durian yang ada di tepi jalan tadi," sahut Jihan pelan.
"Aku berharap kau datang menghadiri acara yang akan kami adakan untuk Jihan," ujar Mikhaela pelan sambil menatap wajah Angga."Tentu saja aku akan datang," jawab Angga pelan.Kemudian Angga mulai bertanya-tanya kepada Mikhaela siapa suami Jihan, dan mengapa mereka menikah secepat itu. Sebab, selama ini ia tidak pernah mengetahui kalau Jihan memilih pacar ataupun sudah memiliki calon suami.Sontak membuat Mikhaela bingung harus menjawab apa. Kemudian dia menjelaskan bahwa Jihan memang tidak berpacaran dengan pria itu, dan mereka langsung menikah karena ta'aruf."Ya sudah kalau begitu, aku berpamitan pulang dulu, kasihan Jihan tidak ada yang menemani di rumah. Kamu tahu, 'kan dia itu sudah aku anggap seperti adik sendiri jadi aku akan selalu menemaninya," pamit Mikhaela pelan."Baiklah silahkan kamu pulang!" sahut Angga.Setelah Mikhaela pergi dari sana, Angga melanjutkan kembali pekerjaannya yang tertunda tadi, sambil terus memiki
Jihan langsung bergegas pergi dari sana menuju kamar tamu. Hal itu membuat Angga sedikit berpikir. Sebab, mengapa wanita muda itu berlari ke arah kamar tamu. Kalau dilihat-lihat, Jihan tadi ingin berganti baju. Namun, kenapa ke arah kamar tamu? Bukan ke kamar pembantu yang ada di belakang dapur?Angga merasa ada yang janggal dalam hal ini. Pikirannya mulai melayang-layang entah mengapa, dan tebersit dalam pikirannya kalau Jihan menjadi simpanan Abraham."Tidak mungkinlah, karena aku tau Abraham orangnya seperti apa. Dia itu sangat mencintai Mikhaela," gumam Angga pelan.Abraham dan Mikhaela menghampiri Angga sehabis mengantar Ghina keluar tadi. Kemudian, keduanya duduk dihadapan pria muda itu."Mikhaela, kenapa tidak mengganti bajumu terlebih dahulu," ucap Angga sambil melemparkan bantal tepat ke paha wanita itu.Mikhaela tersenyum, kemudian dia bergegas pergi dari sana menuju kamar tamu. Sebab, ia ingin melihat keadaan Jihan se
Qaina sangat terkejut mendengar ucapan Abraham yang mengatakan kalau Jihan tengah mengandung. Sedangkan Jihan, hanya diam dan memejamkan kedua mata. Sebab, takut pernikahannya dengan pria itu terbongkar."Hamil? Apa Jihan sudah menikah?" tanya Qaina sambil menatap wajah Jihan.Abraham diam, karena dia keceplosan tadi. Kemudian mencari alasan agar sang tante tidak curiga."Jihan, katakan! Kau sudah menikah?" tambah Qaina."Iya Nyoya, saya sudah menikah," jawab Jihan gugup.Qaina langsung memegang tangan Jihan, kemudian menatap wajah wanita muda itu dan mereka berdua saling menatap satu sama lainnya."Siapa suamimu? Mengapa masih bekerja kalau kau hamil?" tanya Qaina penuh selidik.Jihan gugup sampai mengeluarkan keringat dingin, kemudian Abraham menarik tangan sang tante, sehingga wanita paruh baya itu melepaskan tangannya dari tangan Jihan."Kenapa sih kamu!" bentak Qaina."Tante, sebenarnya suami Jihan
Abraham dan Jihan langsung menoleh, karena takut mendengar ucapan Mikhaela yang baru saja tiba. Kemudian wanita itu menghampiri mereka dan duduk tepat di samping Jihan."Apa yang diucapkan Jihan itu benar Mas, kamu itu tidur di dalam kamar bersama aku saja! Karena di sini pasti akan sangat panas," ucap Mikhaela pelan."Kenapa seperti itu? Saya tidak bisa membiarkan Jihan tidur sendirian sebab, takut dia kenapa-napa. Apalagi kamar ini sangat jauh dari kamar yang lain," sahut Abraham.Mikhaela hanya diam, sebab sang suami sama sekali tidak mau tidur bersamanya, kemudian ia bergegas pergi dari sana dengan keadaan marah.Sedangkan Jihan, langsung memakan makanannya sampai habis karena jika dia menasehati Abraham, maka pria itu akan memarahinya jadi dia lebih memilih untuk diam.Setelah selesai makan, Jihan duduk di bibir ranjang sebab merasa sangat kenyang. Sedangkan Abraham masih duduk di lantai karena pria itu merasa sangat panas. Namun, di
Jihan sangat terkejut melihat Qaina ada di hadapannya. Padahal tadinya tidak melihat wanita itu datang, untungnya wanita paruh baya itu tidak mendengar ucapannya saat membicarakan tentang Abraham tadi."Kenapa hanya diam? Ayo jawab Jihan?" tanya Qaina lagi."Bukan seperti itu Nyonya, maksudnya kalau ada suami saya pasti dia akan melihat saya memakai baju seksi," jelas Jihan.Qaina merasa sangat janggal akan jawaban dari Jihan, namun dia tidak ingin mempertanyakan hal itu lagi. Sebab ia tidak boleh terlalu ikut campur dalam kehidupan wanita muda itu.Kemudian dia bergegas pergi dari sana sebab ingin melakukan olahraga pagi seperti biasa saat ia berada di Jepang, entah mengapa firasatnya mengatakan keluarga Abraham sedang tidak baik-baik saja mereka menyembunyikan sesuatu dari publik.'Entah masalah besar apa yang telah disembunyikan oleh Abraham, Mikhaela dan juga Jihan, aku merasa sangat janggal akan hal ini semua. Tapi aku haru