Share

Hari operasi

Penulis: Maesaro Ardi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-17 00:36:39

Hari operasi jantung Mike telah tiba, kegundahan hati Melody tidak terlakan. Meski ada kasus proses operasi jantung yang tidak berjalan lancar, setelah oasca operasi karena adanya ketidak cocokan dengan tubuh si pasien. Namun, dokter sudah meyakinkan Melody bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Jika operasi itu berhasil, maka Mike bisa bertahan hidup hingga berpuluh tahun kedepannya.

Melody mondar-mandir di depan ruang operasi, tidak ada yang menemaninya. Dia memblokir nomer telepon Leo, setelah dia memutuskan hubungan keduanya secara sepihak. Melody tidak ingin diberatkan oleh rasa bersalahnya hingga dia goyah dengan jalan yang dis pilih.

"Kumohon Tuhan, selamatkan Mike. Jangan bawa dia," gumam Melody.

Tidak ada satu pun yang berada di samping Melody saat-saat seperti sekarang, jangankan Anderson yang akan menjadi suaminya. Diana pun tidak menunjukkan batang hidungnya.

"Apa yang kamu harapkan dari orang yang hanya ingin menjadikanmu mesin pencetak anak, Melody. Bangun dari mimpimu," gumamnya lagi.

Waktu terasa begitu lama bagi Melody hari ini, seolah jarum jam tidak bergerak sama sekali. Hal tersebut membuatnya makin frustasi. Ingin rasanya Melody berteriak dan meraung sekeras mungkin.

Dia sudah lelah dengan semuanya, jika bukan karena Mike, mungkin Melody sudah menyerah akan hidupnya.

Di saat suasana hatinya yang sedang terpuruk, seseorang menepuk bahunya.

"T-tuan Anderson? Apa yang Anda lakukan di sini?" tanya Melody yang tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

"Aku ingin memberi undangan pernikahan kita. Diana menyuruhku, sebab dia ingin melihat gaun pengantin. Aku tidak tahu adikmu dioperasi hari ini," ujarnya.

Melody tidak percaya, Anderson datang langsung memberi undangan pernikahan mereka. Apa lagi kalimat terakhir yang Anderson katakan, cukup membuat Melody ingin tertawa.

"Tidak mungkin istrimu tidak tahu. Aku sudah mengatakannya berulang kali," gumam Melody.

Melody mengambil paper bag yang dia perkirakan berisi undangan pernikahan. Dia kemudian menyuruh Anderson untuk kembali. Melody tidak ingin dia terlihat lemah di mata laki-laki tersebut.

"Kamu mengusirku? Padahal aku bisa saja membantumu loh."

Anderson dengan arogannya duduk di samping Melody, dia tidak bergeming sedikitpun saat Melody menarik tubuh kekarnya untuk pergi dari situ.

"Apa lagi yang Anda inginkan? Anda ingin membuat masalah lagi? Tolong pergilah, saya tidak ingin berdebat hal yang tidak penting," ujar Melody.

"Kata siapa aku ingin bertengkar denganmu. Hei, Melody, aku memang tidak suka dan tidak setuju dengan ide gila Diana. Namun, bukan berarti aku menutup mata saat salah satu karyawanku dalam kesusahan," tutur Anderson.

Melody jengkel setengah mati mendengar jawaban Anderson, apa laki-laki itu lupa akan semua hinaan yang dia ucapkan sebelumnya?

"Terserah, lakukan apapun yang kamu mau."

Enggan meneruskan pertengkaran yang tidak ada ujungnya itu, membuat Melody terpaksa mengalah. Kali ini dia duduk di kursi yang lebih jauh dari Anderson.

Anderson memperhatikan gelagat Melody yang terus menjauhinya, dia pun tahu telah menyakiti hati gadis itu. Namun, egonya yang besar membuat Anderson enggan untuk meminta maaf terlebih dahulu.

"Kamu ini keras kepala ya, padahal kinerjamu sebagai sekretaris sangat sempurna. Aku harap urusan kita ini segera selesai, aku kerepotan selama kamu cuti," ujar Anderson.

Laki-laki itu terus mengoceh atas ketidak terampilan sekretaris keduanya.

"Tuan, bisakah Anda tidak membahas masalah pekerjaan dulu sekarang? Jika tidak ingin menenangkan situasi, setidaknya Anda paham kondisi saya saat ini."

Melody tidak menyangka keegoisan pasangan itu makin terlihat nyata di pelupuk matanya. Kok bisa ada orang- yang sangat egois seperti mereka.

Anderson ingin membalas ucapan Melody, tapi dia berusaha untuk menahannya. Lagi pula memang benar dirinya tidak tahu tempat membahas apa yang terjadi di kantor dan mentor selalu jawab, tidak tahu.

Keadaan menegangkan itu berakhir, saat dokter yang menangani Mike telah keluar dari ruang operasi.

"Dok, bagaimana keadaan adik saya, Dok? Dia baik-baik saja, 'kan? Tolong katakan sesuatu, Dokter."

"Saya sudah berusaha sebaik mungkin untuk menyelamatkan adik Anda. Namun, sesuatu yang tidak menyenangkan terja—"

"A-apa yang terjadi pada adik saya?" tanya Melody.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Kedua Tuan Anderson   Semua telah usai

    Kediaman Anderson dipenuhi awak media saat ini, bagaimana tidak, isu rumah tangga Anderson yang pewaris tunggal Gretchen Company sudah terendus oleh mereka. Dari ketidak harmonisan Anderson dan Diana, pernikahan keduanya dengan Melody yang diam-diam dilakukan, pesta seks yang dilakukan oleh Diana, dan yang tidak kalah hebohnya lagi gugatan cerai yang Anderson layangkan pada Diana. Anderson dan orang tuanya dan juga orang tua Diana tengah berada di ruang tamu, tujuan mereka berkumpul tentunya untuk membahas mengenai perceraian tersebut. "Kamu yakin mau menceraikan Diana? Dia sudah lama menemanimu," ucap ayah Anderson. "Buat apa aku bertahan? Papa tidak juga sadar dengan semua tingkah Diana?" Anderson mendengus kesal ketika dia mendengar pertanyaan ayahnya, diliriknya sang ibu mertua yang tidak berani menatapnya langsung. "Kenapa Nyonya Ane yang terhormat ini diam saja? Ke mana sikap sombong dan angkuh itu? Anda bahkan bersekongkol dengan Diana dan mengirim Melody ke Korea Selatan!

  • Istri Kedua Tuan Anderson   Akhir Diana

    Anderson bangun lebih dulu dari Melody, dia berencana untuk pulang ke rumahnya. Urusan dengan Diana harus dia selesaikan secepatnya. Dia tidak ingin menunda masalah tersebut lebih lama lagi. "Kamu mau ke mana?" tanya Melody ketika dia mendengar suara Anderson yang tengah menelepon seseorang. Anderson berjalan ke arah ranjang, di belainya rambut Melody dan kecupan manis mendarat di kening istrinya itu. Suasana romantis yang biasa bagi pasangan suami istri pada umumnya, tetapi tidak dengan Anderson dan Melody. Mereka harus melalui jalan berliku terlebih dahulu."Aku akan ke rumah dulu, Aidan sudah menyiapkan semuanya. Aku ingin segera menyelesaikan semuanya dengan Diana. Agar kita bisa bersama tanpa perlu khawatir dia bisa berbuat onar lagi," jawab Anderson."Kamu yakin Diana akan setuju? Bagaimana kalau dia menolak?" Melody tertunduk lesu, dia bahkan tidak mau membayangkan kemungkinan buruk dari ide suaminya. Melihat gelagat Melody, Anderson pun tahu apa yang ada di dalam hati dan p

  • Istri Kedua Tuan Anderson   Gundah

    "Aku janji akan melindungi kamu dan anak kita, mungkin kamu masih belum bisa percaya. Namun, aku sungguh menyesal, Mel. Aku tidak akan membiarkan hal ini terulang untuk kedua kalinya," ucap Anderson. Entah sudah berapa kali Anderson membusuk sang istri agar mau memaafkan dirinya, tetapi Melody seperti enggan untuk memberikannya kesempatan kedua. Ego laki-lakinya tertantang ketika menghadapi situasi saat ini, hanya saja dia tidak ingin Melody makin membencinya. Dia membiarkan Melody memikirkan tentang niat dan kesungguhannya. Anderson sadar, yang banyak menderita Melody bukan dirinya. Jadi, dia tidak punya hak lain untuk memaksakan kehendaknya. Bahkan seandainya Melody ingin berpisah dengannya, mungkin dia akan setuju walau tentu teramat sulit. Asalkan Melody selamat dan hidup tenang seperti yang Melody inginkan. Di saat keheningan itu, Hyun Bin masuk ke ruangan Melody. Dia dari tadi menguping pembicaraan Anderson dan Melody, karena kasihan dengan keadaan Anderson maka dia pun terp

  • Istri Kedua Tuan Anderson   Keputusan Anderson

    Anderson dapat merasakan pergerakan dari jari jemari Melody yang ada di genggamannya. Dia pun langsung melihat ke wajah sang istri, ternyata benar perlahan Melody membuka matanya. "Sayang, kami sudah bangun? Jangan bangun dulu, kamu harus istirahat dulu."Anderson mencegah Melody yang ingin bangun dari baringnya, dia juga merapikan helaian rambut yang menutupi wajah sang istri. "Maafkan aku, kalau saja aku lebih cepat datang menjemputmu, kamu tidak akan mengalami hal seperti ini." Tidak ada jawaban dari Melody, wanita itu hanya menatap Anderson dengan pandangan kosong. "Kamu pasti marah, tidak apa-apa. Wajar kalau kamu marah padaku, aku memang suami yang tidak berguna ...." Ada sendu dari kalimat yang Anderson ucapkan barusan, laki-laki itu bahkan menunduk. Beberapa menit lamanya keduanya masih dalam suasana hening, Melody tidak membalas genggaman tangan suaminya. Ada rasa nyeri di hatinya melihat Anderson seperti sekarang, bagaimanapun Melody yang mendampingi Anderson sewaktu

  • Istri Kedua Tuan Anderson   Jangan tinggalkan aku

    "Sekarang, ceritakan apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa wanita yang kamu minta aku cari itu berubah jadi istrimu? Kupikir dia selingkuhanmu."Hyun Bin melabuhkan punggungnya di kursi samping Anderson, dia siap mendengar dan menerima semua fakta yang akan dikatakan oleh laki-laki berdarah Korea-Inggris itu. "Dia istri keduaku. Kamu tahu 'kan aku dan Diana belum punya anak. Aku sebenarnya tidak masalah, kamu juga tahu sendiri aku laki-laki yang seperti apa," ucap Anderson mulai bercerita. Hyun Bin mengangguk, dia tahu betul orang seperti apa Anderson itu. Rasa penasaran Hyun Bin kian besar, tapi dia menahan diri untuk menyela cerita Anderson. "Suatu hari, Diana menawarkan ide gila. Dia yang mendapat tekanan dan ancaman dari ayahku, agar bisa memberikan keturunan. Diana pun meminta Melody untuk menjadi istriku, hanya sampai Melody mengandung anakku saja. Setelah itu, aku harus menceraikan Melody." "Kondisi saat itu, Melody sedang terlilit hutang dan adiknya yang sakit parah, membut

  • Istri Kedua Tuan Anderson   Bersatu kembali

    Suara Melody berhasil menghentikan, Anderson yang terus menghajar orang yang menolongnya. Pelukan hangat yang telah lama dirindu, meluluhkan hati Anderson saat itu juga. Dia yang selama beberapa hari ini hidup tidak tentu arah, emosi yang meluap-luap, seketika langsung semuanya seperti kembali seperti dulu. Anderson berbalik dan membalas pelukan sang istri, tidak terasa air mata Anderson mengalir kala itu. Hal yang belum pernah terjadi pada diri seorang Anderson Gretchen, laki-laki angkuh, arogan, dan berhati dingin itu bisa meneteskan air mata. "Wah! Ini luar biasa, gimana bisa Anderson berubah sedrastis itu? Padahal dulu dia tidak begini, bahkan dengan Diana sekalipun?" gumam Hyun Bin. Hyun Bin membantu anak buahnya berdiri, untung saja usaha Melody berhasil. Jadi dia tidak perlu membuat acara pemakaman untuk anak buahnya itu. Mengingat bagaimana beringasnya Anderson menghajar anak buahnya tadi. "Bos! Kok baru datang, sih. Hampir saja aku mati, loh!" gerutunya pada Hyun Bin."Ha

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status