Share

Kalau Punya Adik, Tidak Disayang

Erland mengerutkan dahi. "Anak kembar?"

"Iya."

Mendadak Erland tersenyum. "Gimana mau anak kembar, kamu sudah hamil begini. Harus lahir dulu Sayang, baru bikin anak kembar lagi."

Mendengarnya, Aruna jadi membuka matanya lebih lebar dan memandang ke arah Erland. Suaminya masih tersenyum, kemudian mengusap wajahnya.

"Memangnya siap melahirkan lagi? Yang lagi di kandung saja belum lahir," ujar Erland.

Aruna langsung menggeleng. "Iya, harus lahirin dulu yang lagi dikandung."

Erland mengangguk dan mengusap kepalanya. "Nah iya, habis lahiran. Kita baru pikirkan lagi ya soal anak kembar."

Aruna memainkan kancing baju suaminya. "Tapi kata ayahku, katanya anak kembar merepotkan."

Erland menumpu kepala dengan tangan. Mata memandangnya sangat lekat, sampai Aruna membalas.

"Kenapa merepotkan? Kan anak sendiri. Aku malah senang banyak anak, rumah akan ramai dan aku juga bakal bantu merawat anak-anak."

"Kalau disuruh jaga anak, paling nanti kamu tidur," ujarnya.

"Tidak akan, aku jamin."

Aruna kemba
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status