Share

Bab 9

Tak disangka, dia akan mengakuinya. Semua orang tercengang, termasuk Logan.

“Kalau Pak Logan bersikeras mengatakan bahwa dari awal sampai akhir, First Love adalah produk yang dikembangkan oleh Bu Valerie, kalau Bu Valerie memang begitu paham dengan produk ini, bagaimana kalau Bu Valerie mengeceknya. Apa yang aku ubah dari formulanya? Aroma apa yang aku ubah?”

“Aku …,” Wajah Valerie memucat.

Dia hampir tidak pernah memasuki laboratorium dalam dua tahun terakhir ini. Kalaupun dia masih belum melupakan ilmu-ilmu dalam meracik parfum, setiap jenis parfum menggunakan formula dan bahan baku yang berbeda, bahkan berat bahan yang digunakan juga berbeda.

Ketika parfum ini sedang dikembangkan, dia sedang bersenang-senang dengan Logan setiap harinya. Asalkan dia bisa mendapatkan hari pria itu, penghargaan dan piala mana lagi yang tidak bisa dia dapat? Apa dia harus memusingkan hal semacam itu setiap harinya?

Dia tanpa sadar meremas sudut pakaian Logan, merapatkan bibirnya dan tidak mengatakan apa-apa.

Logan merasakan kegugupan Valerie. Dia pun melangkah maju dan melindungi Valerie di belakangnya seraya berkata, “Kalau kamu yang mengubahnya, bagaimana Valerie bisa tahu? Karena kamu sudah mengakuinya, aku rasa masalah ini nggak perlu dibicarakan lagi. Bagaimana kalau ….”

“Aku hanya mengakui bahwa aku mengubah formulanya, tapi aku nggak mengakui bahwa aku mencurinya. Formula itu milikku. Aku bisa mengubahnya sesuka hatiku. Valerie bilang dia sangat memahami segala sesuatu tentang First Love, juga bilang First Love itu karyanya. Kenapa? Apa dia nggak familier lagi dengan karyanya sendiri?”

“Atau mungkin dia yang sebenarnya mencuri produkku dan menuduhku mencuri karya ini darinya? Mungkin dia yang mencuri formula parfum ini dan hasil jerih payah orang lain?”

Yuna melontarkan perkataan tajam itu tanpa basa basi, sama sekali tidak menutup-nutupi, apalagi berbelas kasih.

Melihat kedoknya dibongkar di acara seperti ini, Valerie tidak bisa membantah dan tidak tahu harus berbuat apa. Dia sangat, akhirnya mengangkat tangannya ke arah Yuna, “Kamu fitnah! Kamu ....”

Sebelum dia bisa menyelesaikan perkataannya, tubuhnya terjatuh lemas ke belakang.

“Ahh ....”

“Valerie!” seru Logan, yang berada paling dekat dengan Valerie, sambil menopang tubuh wanita itu.

“Maaf, karena Bu Valerie nggak enak badan, kami dari VL pergi dulu,” ujar Logan sambil menoleh ke arah pembawa acara, nada suaranya tegang meskipun sopan.

Kemudian, dia berbalik dan melihat ke arah Yuna. Sorot matanya dingin ketika dia berkata, “Tapi, kami nggak akan membiarkan orang lain memfitnah kami seperti ini!”

Yuna mengangkat alisnya, memperhatikan pria itu menggendong Valerie dan kemudian berjalan keluar dari tempat itu dengan cepat.

Valerie benar-benar pintar bersandiwara.

Dia tidak bisa membantah, juga tidak bisa menunjukkan bukti. Jadi, dia pura-pura pingsan.

Meskipun cara itu sudah kuno, harus diakui cara itu masih berguna.

Setidaknya, dia bisa melarikan diri dari situasi sulit ini untuk sementara.

Karena orang-orang VL meninggalkan acara, kehebohan tadi pun selesai untuk hari ini. Penghargaan tetap harus dibagikan, namun karena penghargaan untuk First Love masih diperdebatkan, untuk sementara ditunda dulu.

Meski sudah siap mental, Yuna tetap dikerumuni wartawan ketika keluar dari tempat tersebut.

“Bu Yuna, apa Anda sengaja merencanakan apa yang terjadi hari ini?”

“Apa Anda menghilang dari lingkaran peracik parfum selama dua tahun ini karena lomba dua tahun lalu itu?”

“Bagaimana Bu Yuna bisa tanda tangan kontrak dengan New Life? Tadi Pak Logan bilang Anda adalah karyawannya VL. Jadi itu artinya Bu Yuna sudah berhenti kerja, atau melanggar kontrak?”

“Bu Yuna, ada rumor yang beredar kalau Anda dengan Pak Logan adalah sepasang kekasih. Apa Anda melakukan ini untuk membalas dendam?”

Pertanyaan-pertanyaan dari mereka semakin lama semakin menusuk. Yuna tersenyum tipis, sama sekali tidak berniat untuk mengelak dari para wartawan yang mengerumuninya dengan niat buruk itu.

“Waktu akan memberikan kalian jawabannya.”

Dia melontarkan kata-kata itu dengan nada datar, kemudian masuk ke mobil di bawah pengawalan orang-orang New Life.

Setelah pintu mobil ditutup, cahaya kamera serta kebisingan di luar sana pun sirna.

AC di dalam mobil sudah cukup untuk membuat Yuna menggigil tanpa sadar. Detik beriktunya, sebuah jaket yang masih mengandung kehangatan tubuh seseorang menutup bahunya.

“Kamu masih belum pergi?” Yuna sangat terkejut. Dia mengira pria itu sudah pergi dari tadi.

“Aku mana mungkin nggak nonton pertunjukan seseru itu sampai habis,” ujar Brandon, menarik kembali tangannya, lalu menghela napas, “Sayangnya, akhirnya agak nggak memuaskan.”

Yuna menggelengkan kepalanya, “Ini belum berakhir. Ini baru permulaan.”

“Oh?”

“Aku nggak akan menyerahkan apa yang semula milikku kepada orang lain.”

Dia bodoh dulu. Dia rela melepaskan segalanya demi cinta, bahkan pergi dari rumah.

Dia telah melakukan yang terbaik, tetapi tidak mendapat balasan apa pun, malah dianggap sebagai orang bodoh.

Sebelum hari ini, dia masih berharap. Tetapi, sikap Logan di acara tadi telah benar-benar memadamkan sisa cinta yang masih membara di hatinya.

Pria itu jelas-jelas tahu First Love adalah hasil jerih payahnya. Sudah berapa penghargaan dan kehormatan yang telah dia lepaskan selama ini? Sekarang, dia malah disebut pencuri oleh pria itu.

Pria itu benar-benar melakukannya demi Valerie!

Ponsel di saku Yuna bergetar. Dia mengeluarkan ponselnya dan melihat Stella yang menelepon. Dia pun mengangkat telepon itu, “Stella.”

Tepat setelah dia memanggil nama wanita itu, terdengar suara tertawa gembira dari seberang telepon.

“Puas! Hahaha, puas sekali aku melihatnya! Kamu kok bisa sekeren itu sih! Kamu benar-benar sudah membalas dendammu malam ini! Hahaha!”

Suara tawa Stella dari seberang telepon membuat ponsel Yuna bergetar. Yuna menjauhkan ponsel itu dari telinganya dan melihat ke arah Brandon, kemudian berdeham dengan agak canggung dan berkata, “Ehem, Stel, rasanya nggak perlu tertawa sampai seperti ini deh.”

“Tentu saja perlu!” ujar Stella sambil tersenyum, kemudian melanjutkan, “Aku kira kamu akan terus mencintai Logan sepanjang hidupmu. Aku nggak menyangka, tujuan kamu menyuruhku menambahkan bahan ke dalam parfumnya ternyata untuk itu. Kamu nggak tahu betapa sombong dan angkuhnya si Valerie waktu mengambil sampel itu dariku. Aku benar-benar puas melihat dia dipermalukan seperti itu dari Live tadi!”

Stella sangat bersemangat, sehingga berbicara begitu cepat, sampai-sampai Yuna tidak bisa menyela.

“Tapi, Yuna, kamu sudah benar-benar bermusuhan dengan mereka sekarang. Apa kamu nggak berencana untuk bekerja di VL lagi? Aku lihat, kamu bergabung dengan New Life? Sejak kapan kamu bergabung dengan mereka? Apa mereka bisa dipercaya? Apa kalian sudah membicarakan kontraknya dengan baik?”

Pipi Yuna terasa panas.

Meskipun Brandon tidak melihatnya ketika dia dia berbicara di telepon, pria itu bisa mendengar setiap kata yang mereka ucapkan.

“Bisa dibilang aku beruntung.”

Beruntung karena dia masih ingat pertemuannya dengan Brandon waktu itu. Beruntung karena pria itu bersedia membantunya. Beruntung karena ... mereka menikah dan menjadi suami istri.

“Stel, masalah ini lain kali saja deh baru dibicarakan. Logan pasti akan mencarimu karena apa yang terjadi hari ini. Kalau dia tanya, bilang saja kamu nggak tahu. Lempar semua kesalahannya padaku, oke?”

Stella tidak setuju, “Jangan khawatir. Aku nggak takut padanya. Paling-paling tinggal berhenti kerja saja.”

Dia sudah lama tidak menyukai sifat Logan yang suka mengambil milik orang dengan seenaknya itu, tapi dia tidak pernah mengatakan apa-apa karena Yuna.

“Tapi, bagaimana denganmu? Kalian sudah benar-benar bermusuhan sekarang. Dia pasti akan datang mencari masalah denganmu. Kamu jangan pulang ke rumah malam ini, datang saja ke rumahku, supaya aku bisa menjagamu.”

Yuna baru saja hendak menjawab, tapi kemudian dia melihat Brandon menolehkan wajahnya, dengan sorot mata yang tajam.

Dia buru-buru berkata, “Nggak perlu. Aku sudah ada rencana. Sudah dulu ya, besok lagi baru ngobrol.”

Setelah mengatakan itu, dia buru-buru menutup panggilan itu.

Kalau bukan karena diingatkan oleh perkataan Stella, dia hampir saja lupa. Malam ini adalah malam pertama mereka.
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ruth Pabita
logan dan valeria paling jago acting
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status