Share

Bab 4 : Money

Author: DinDin
last update Last Updated: 2025-03-09 20:56:02

Laki laki dengan tubuh penuh tato sedang merayu gadis muda, ia mengajak gadis itu untuk pergi makan malam bersama, tapi sejurus kemudian gadis itu sudah tertembak oleh satu peluru kemudian jatuh menghantam lantai sebuah pisau juga jatuh dari genggaman gadis muda tersebut.

“Ganu!?, apa yang kau lakukan?.” Tanya laki laki bertato kebingungan.

“Domenic, kamu sangat polos, gadis itu hendak membunuhmu.” Jelas Ganu.

“Kami baru saja akan berciuman, tapi kau… ah sudah lupakan!”

Laki laki bertato tersebut bernama Domenic, ia gangster yang ditakuti saat ini, selain kekuatan fisik yang ia miliki, ia juga dianugerahi pesona yang memikat.

“Kesepian membuat kamu menjadi bodoh, apa yang akan Shanne katakan jika melihat semua ini,” ucapnya sembari mengantongi pistolnya kembali.

“Dia pasti akan memukulku.” Jawab Domenic sedikit mengangguk.

Ganu laki laki berwajah adem tersebut adalah tangan kanan Domenic dia memiliki kepribadian lemah lembut tapi tegas, selalu membawa pistol antik yang ia beli senilai dua juta dolar di lapak seorang tunawicara.

Beberapa menit kemudian datang wanita cantik lagi, dia berpakaian begitu terbuka menuju arah mereka.

“Sedang meributkan apa?,” tanya wanita tersebut penasaran.

Domenic dan Ganu sontak mengalihkan topik ia kemudian membicarakan sebuah apartemen mewah yang berhasil dibeli. Mereka tidak ingin gadis itu mengadu pada Shanne soal Domenic yang merayu wanita.

“Apa kalian membayar dengan uang untuk apartemen itu?, atau dengan hal lain?.” Tanya kembali sambil memasang wajah curiga pada Ganu.

Ranre adalah nama gadis itu, bagian dari mereka berdua, gadis cantik dengan kulit eksotis begitu teliti dibidang akuntansi.

Mereka mengobrol biasa saja, tidak merasa terganggu dengan gadis cantik bersimbah darah yang sebelumnya ditembak Ganu. Renra juga tidak merasa kasihan melihat sesama wanita menderita, hanya menghela nafas panjang.

“Kenapa kamu datang sendiri, dimana Shanne?.” Tanya Domenic.

Ranre hanya menggerakkan bahunya sebagai jawaban bahwa ia tidak tahu keberadaan Shanne karen gadis itu mengajukan cuti di akhir bulan, terakhir dia mengatakan akan mengunjungi makam ibundanya tapi sudah seminggu tidak ada kabar.

***

Sedangkan Shanne sedang mandi sambil terus teringat bagaimana sekarang sosok Dani mulai memburu tubuhnya. Tadi pagi Dani juga sudah memberikan kecupan manis sesaat setelah ia bangun tidur.

"Otakku penuh hal mesum, menyebalkan!" keluh Shanne.

Saat ia masih memakai handuk Dani sudah duduk di ranjang, membuat Shanne terkejut.

“Aku sudah bilang kamu harus mengetuk pintu meski di rumahmu sendiri!” Omel Shanne kesal.

"Kamu istriku, untuk apa aku melakukan hal itu?." Kilah Dani.

Dani terpanah pesona Shanne yang terbalut handuk, sungguh tubuh yang menggiurkan.

“Ada apa?, kenapa menatapku begitu?,” tanya Shanne ia merasa risih.

“Tidak ada, aku datang untuk mengajakmu ke suatu tempat.” Kata Dani.

Dani berniat mengajak Shanne ke sebuah toko untuk membeli beberapa pakaian serta kebutuhan lainnya.

"Dalam setengah jam kita akan berangkat." Kata Dani.

Shanne hanya mengangguk setuju, kali ini tidak menolak. Dia punya ide untuk memeras duda kaya tersebut supaya cepat menyerah pada dirinya.

***

Sedangkan di sebuah villa, Jasmine dengan pakaian nyaris telanjang sedang panas panasnya berpose vulgar, dia beberapa kali mendesah, sampai akhirnya tubuh pria yang menikmati pertunjukannya terjatuh lemas.

“Ahh.. dengar besok kamu akan menjadi satu satunya yang paling bersinar, Aleksa tidak akan mendapat panggung besok malam, sesuai kesepakatan 9 miliar untuk sebulan.” Jelas pria gendut tersebut, seorang produser.

Dengan wajah senang, Jasmine kemudian mendekat dia memuji pria gendut tersebut lalu mengenakan kembali pakaiannya dan pergi. Dia melakukan ini demi sebuah popularitas semata.

Dia tampak seperti jalang, tapi dia model papan atas yang terkenal dengan kecantikan yang ia miliki, postur tubuh ideal idaman semua wanita.

Brum brumm brumm

Dia kembali ke apartemen mewah miliknya, di sana sudah ada pria lain yang menunggu dirinya.

“Kemana saja kamu, aku sudah satu jam menunggumu?!” omel pria tersebut.

Jasmine tidak menggubris, dia duduk di sofa sambil menikmati segelas jus.

“Kita berhutang lebih dari 20 miliar!, kenapa kamu masih santai!?.” Imbuh pria tersebut.

“Tidak perlu khawatir, setengah hutang kita akan terbayar besok malam.”

Mendengar itu pria tersebut ikut duduk di sebelah model cantik tersebut, untuk memastikan bahwa Jasmine tidak sedang bercanda.

“Bagaimana bisa, itu jumlah uang yang tidak sedikit, Jasmine!?.

“Pria babi itu yang akan membayar..”

“Sungguh!, tuan Wilson produser film itu, apa yang kamu lakukan sampai dia mau memberimu banyak uang?,”

Jasmine kemudian mengatakan bahwa ia menghabiskan waktu berdua sejak tadi siang, seperti kebenaran rumor si gendut Willson dia memiliki kelainan seksual, hanya ingin melihat seorang wanita berakting seolah dia sedang digauli.

Pria tersebut akhirnya percaya, dia kembali tenang dan meninggalkan kediaman Jasmine. Padahal ia datang untuk menyarankan Jasmine memeras uang pasa mantan suaminya.

***

Shanne tidak menyangka dia benar benar akan pergi keluar untuk berbelanja bersama Dani. Setelah menempuh perjalanan yang lumayan, mereka sampai pada sebuah pusat perbelanjaan dengan brand yang menguasai pasar dunia, bernama Xollo.

Dani membuka pintu mobil memberikan tangannya untuk membantu Shanne turun. Shanne sempat takjub karena gedung begitu mewah dan unik tersebut terlihat hanya bisa dimasuki orang orang kaya.

“Pemiliknya adalah teman lamaku, jangan merasa khawatir.” Kata Dani.

Setelah dua seminggu lebih tidak pergi kemanapun ini menjadi kesempatan besar baginya untuk meloloskan diri.

“Jangan berpikir untuk kabur, aku bisa membuatmu kena hukuman tanpa ampun.” Bisik Dani.

Shanne hanya menelan ludah, dia jadi teringat peristiwa panas bersama Dani sebagai hukuman ketidakpatuhan dirinya, meski tidak berhubungan intim tapi itu cukup membuatnya hampir gila.

Dani menuntun Shanne memasuki tempat tersebut, disana disambut hangat pelayan bernama Darla. Dengan telaten ia memandu Shanne melihat lihat beberapa koleksi di sana, yang angka terendah berada pada harga belasan juta.

“Jika ada yang kau suka, jangan sungkan kita kesini untuk belanja bukan melihat harga.” Kata Dani.

“Apa ini sengaja kamu lakukan agar aku luluh padamu?,” tanya Shanne dia melihat satu set pakain di depannya sedikit bagus.

Ponsel berdering, Dani izin mengangkat ponsel sejenak, menjaga jarak dengan Shanne yang sedang berbincang dengan pelayan toko.

“Berikan padaku koleksi yang paling mahal saat ini.” Kata Shanne.

“Sayang sekali koleksi paling mahal untuk musim ini baru akan launching minggu depan, anda bisa melihat barang dan harganya secara daring terlebih dahulu, silahkan.”

“Bantu aku memesan, pria di sana akan membayar semua tagihannya.”

Pelayan ramah tersebut tidak banyak bicara langsung melakukan pemesanan, dia tahu laki laki yang sedang menelfon adalah pelanggan tetap Xollo meski dia pegawai baru, dinilai dari pakaian yang ia kenakan berasal dari koleksi Xollo yang harganya satu barang saja mencapai ratusan juta.

Mata Shanne tertuju pada sepatu berwarna ungu, ia ingat sahabatnya sangat menyukainya, dia ingin memegang sepatu tersebut namun tangan wanita lain lebih cepat mengambilnya.

“Maaf, tapi aku lebih dulu.” Ucapnya.

“Tidak masalah, aku tidak berniat membelinya.” Jawab Shanne.

Shanne kemudian mengalah, ia sepintas mengenali wajah berkacamata tersebut mirip model yang terpajang di layar Xollo. Dia sangat cantik.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 39 : Work

    Matahari mulai menyingsing sinarnya, begitu hangat menyapa tubuh Sun Shane yang berdiri di taman belakang rumah, sesekali ia meregangkan otot tubuhnya sembari menghirup udara segar. Pagi ini ia merasa jauh lebih baik setelah terserang demam yang membuatnya tidak bisa melakukan aktivitas dengan bebas. Tidak lama kepala pelayan menghampirinya, diutus suaminya agar Sun Shanne menemui diruang kerja. Sebagai istri ia segera patuh bergegas pergi. Saat Shanne masuk, terdengar suaminya sedang membicarakan sesuatu dengan nada serius tapi segera berakhir setelah tubuh suaminya berbalik menyadari kehadirannya. Sambil menyimpan ponselnya di saku, pria gagah itu mendekat melingkarkan tangannya yang kekar dan mencium sebelum menanyakan kabar keadaan wanita yang malu malu dalam dekapannya. "Apa kamu sudah minum vitamin mu?." Tanya Dani, ia masih dalam posisi mesra memeluk istrinya. "Su.sudah." Balas Shanne. "Baiklah.. untuk berolahraga mari mulai berpetualang!" Balas Dani dengan ekspresi

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 38 : Penasaran

    Hari sudah gelap, bintang juga menaungi sepinya malam, Sun Shanne terbaring istirahat di sofa markas The Rude, kemudian seseorang muncul mengecup keningnya dengan lembut. Sontak dirinya terkejut dan menyadari bahwa itu suaminya."Kamu pasti marah?." Dani menebak, dia tidak menepati janjinya hari ini."Dasar pria bodoh.. lain kali jangan umbar janji, lihat istrimu juga masih sakit masih kamu suruh menunggu dengan bosan." Sahut Renra, ia mendekat dan menyerahkan sup hangat pada tangan Dani, "suapi dia!"Shanne hanya menatap datar kedua orang didepannya, juga tidak tertarik dengan sup yang dimasak sahabatnya, "sudahlah.. lupakan.. aku tidak ingin memperpanjang masalah." Jawaban itu membuat Dani merasa bersalah, ia benar-benar mengabaikan istrinya sendiri, dia mendekat menatap dengan lembut wajah istrinya yang tentu saja tanpa bicara sudah jelas dia merasa kesal dan marah dari mimik wajahnya."Aku minta maaf..." Ucap Dani."Aku sudah bilang... tidak masalah!" Balas Shanne lugas.Sejurus

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 37 : Hadirnya Wanita Masa Lalu

    Shanne tersenyum menatap layar ponsel dengan kata-kata romantis yang disampaikan oleh Dani, Suaminya. Dia belum sepenuhnya membaik setelah terserang demam, tapi ia telah berjanji akan pergi ke panti asuhan, kunjungan kali ini Dani bersedia mengantar, suaminya mengatakan bahwa ia sedang dalam perjalanan pulang.Sambil menunggu ia mengisi perut dan memakan vitaminnya lebih dulu kemudian menunggu dengan tenang di paviliun. 1 jam berlalu, Shanne meraih ponselnya mulai menanyakan pria yang sedang membuatnya jatuh cinta belum kunjung pulang tapi tidak mendapatkan jawaban apa-apa. "Huftt.. kemana dia, seharusnya 1 jam cukup untuk menempuh perjalanan." Gumam Shanne. Pelayan datang menawari sesuatu yang ingin dimakan sang Nona di sampingnya. "Bawakan aku secangkir minuman hangat, aku mulai agak pusing duduk terlalu lama." Pinta Shanne, yang dengan senang hati dibalas pelayan. Gadis The Rude itu kini mulai mencuri hati para pelayan dirumah sedikit demi sedikit, mereka sudah tidak memperma

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 36 : Blue Sea

    Dani menggandeng tangan istrinya dengan erat sambil menikmati senja di bibir pantai. Ombak dibuat lebih ribut dengan riuh dari gejolak sepasang kekasih yang mabuk asmara. Setelah puas mereka memutuskan kembali ke Villa dimana Dani sudah mengatur dekor kamar mandi yang dihias harumnya mawar dan lilin aromaterapi yang semerbak. Shanne tentu saja ia malu, dia bukan gadis yang sering memanjakan dirinya seperti gadis lain. "Nikmati waktu mandi mu, setelah ini mari makan hidangan laut yang lezat." Kata Dani. Pikiran Shane sudah melayang dia pikir mereka akan mandi bersama seperti dalam film namun hanya mengangguk setuju ketika Dani berbalik. Baru beberapa langkah sebelum meraih pintu keluar tidak di sangka Dani berubah pikiran ia langsung mengunci menutup kamar mandi untuk membuatnya nyaman berdua bersama sang istri, meski ia tak perlu khawatir tidak akan ada yang mengusik mereka. Terlihat Shanne begitu canggung, dengan tindakan Dani setelahnya. Tapi Dani lebih berpengalaman denga

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 35 : Honeymoon

    Sun Shanne terbang dari tidurnya, ia mendapati Dani sudah lebih dulu bangun ketimbang dirinya. Ia pelan mengatur posisi agar duduk sebelum ia berniat pergi ke kamar mandi. Wajahnya tersipu menyadari bahwa cincin berlian tersebut melingkar di jari manisnya, ia menyadari bahwa cinta mungkin telah merebut logikanya, dimana ia telah menikah dengan pria asing yang mengaku duda, menjalani kehidupan yang awalnya penuh kebencian berangsur-angsur menjadi kehangatan yang tidak ia sadari sebelumnya, angannya tentang asmara semakin membuatnya tersipu. Dengan wajah gembira yang tidak bisa ia sembunyikan, dirinya melangkah pergi ke kamar mandi, sambil membayangkan sentuhan Dani ia tidak bisa lepas dari panah asmara, ia kagum, jatuh cinta dan bergairah secara bersamaan. Setelah menyelesaikan mandinya ia sengaja melihat beberapa deret baju yang ia miliki di lemari, sedikit memilih warna cerah tidak seperti biasanya. Selanjutnya berakhir di meja rias dengan polesan lipstik menambah kesan bibirnya b

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 34 : Will You Marry Me?

    Shanne duduk kembali di kursinya, dan Nyonya Stevia mengangkat gelasnya meminta semuanya bersulang. Tapi Shanne dan Renra mereka canggung satu sama lain meski suasana begitu hangat. "Bagaimana Suamiku bisa mengundang kalian?." Tanya Nyonya Stevia. "Dia mengatakan lewat Detektif Louis." Sahut Ganu. "Semakin kenal semakin dingin dan tidak bisa di tebak." Imbuh Nyonya Stevia. Dani dan Dimenic saling menatap, dua gadis belum juga berbaikan satu sama lain, mereka sibuk makan dan tidak menyahut obrolan seperti biasanya. Setelah lebih dari dua jam menghabiskan makan malam bersama Nyonya Stevia lebih dulu izin untuk pamit, kepalanya mulai terasa berat. "Anda benar-benar orang yang menyenangkan.." Domenic berdiri menyerahkan tangannya, berniat mengantar sampai pintu. "Atur waktu untuk kita berdua.." Kata Nyonya Stevia. "Tidak terlalu buruk." Ujar Domenic. Di meja makan hanya tersisa mereka yang kemudian mulai menggoda dua gadis agar berbaikan, tapi Renra langsung melemparkan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status