แชร์

Bab 5 : Everything

ผู้เขียน: DinDin
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-03-10 15:20:59

Lotus, karyawan baru mendapat sanjungan ketika berhasil menjual koleksi Xollo termahal musim ini di hari pertama bekerja oleh rekan kerjanya.

Zen Fei sang pemilik yang kebetulan berada di sana kemudian menghampiri karyawan tersebut, dia dengan senyum mengucapkan selamat dan menambah bonus untuknya. Dia juga penasaran siapa yang membeli, namun saat karyawan tersebut menunjukkan atas nama Dani Alves raut wajahnya menjadi heran, itu adalah nama kawan lamanya. Bagaimana dia bisa membeli pakaian perempuan, jelas itu bukan ukuran wanita yang pernah ia temui.

***

Beranjak dari Xollo, Shanne kembali memasuki sebuah toko yang menjual kebutuhan wanita mulai dari make up dan perawatan kecantikan, Dani mengajak masuk tapi Shanne sempat menolak, dia tidak terlalu pandai memakai prodak kecantikan, tapi karena teringat ia ingin menguras kantong Dani sebagai pelajaran mendadak bersemangat.

"Ini bagian dari hidup seorang wanita, kamu harus membeli sesuatu dari sini," kata Dani.

"Baiklah," jawab Shanne bersemangat.

Dluar dugaan, Dani juga ikut menemaninya membuat Shanne merasa risih dengan tatapan beberapa wanita yang berbelanja. Dua pengunjung wanita lain juga mulai berbisik.

"Wanita itu sangat muda, kurasa dia sugar baby, ohh beruntung sekali," bisik pengunjung wanita, merasa iri.

"Laki laki modern jarang mau menemani wanitanya, bahkan aku yang menikah sepuluh tahun belum pernah," balas rekannya.

Pendengaran Shanne tajam, dia mendengar kedua wanita itu sedang membicarakan dirinya, rasanya ingin marah ketika mendengar kata "sugar baby".

Sepertinya semua laki laki memang memiliki harga diri tinggi mereka tidak mau masuk kandang wanita, ikut berkeliling seperti banci.

"Kenapa melamun, warna itu cocok untukmu." Kata Dani, dia memasukan lipstik ke kranjang belanjaan, "jangan pikirkan gadis lain, mereka hanya iri." Imbuhnya.

Shanne mengangguk, mereka mulai berkeliling mencari beberapa barang, sambil sesekali Dani juga bercanda meledek Shanne membuat suasana hati Shanne membaik.

"Keranjangku sudah penuh," kata Shanne, dia menunjuk kranjang belanjaan ditangan Dani.

"Kalau penuh kenapa?, kita bisa memanggil pelayan untuk mengambil kranjang lagi." Jawab Dani santai.

"Sudahlah, kepalaku sudah lelah memilih." Keluh Shanne.

"Baiklah, kita akan ke meja kasir."

Mereka di sambut ramah pegawai kasir, dengan senyum dan mulai menghitung. Ponsel Dani bergetar, ia kembali mendapat panggung masuk , terlihat ada banyak pesan juga di layar ponsel yang belum sempat terbaca.

Telfon kali ini ternyata berasal dari Zen Fei yang penasaran. Suara Zen Fei terdengar menusuk telinga meski Dani tidak menambahkan volume suara.

"Dari semua pesan dan panggilan telfon, hanya kamu saja yang tidak penting, sudahlah aku sedang bersama istriku sekarang," Dani mematikan ponselnya.

Panggilan telfon berakhir, sedangkan Zen Fei seperti orang yang terkena serangan jantung, dia tidak menduga koleksi Xollo untuk istri baru Dani Alves, kawan lamanya.

"Astaga kapan dia menikah?, siapa gadis itu?, apa dia juga model, akh... sial aku penasaran sekali." Gumamnya sendiri.

***

Sedangkan di meja kasir, Shanne masih berdiri menunggu.

"Anda sangat beruntung." Kata penjaga kasir.

"Kenapa?." Tanya Shanne penasaran.

"Seorang pria yang mau masuk ke toko kecantikan, dia pasti sangat mencintaimu," ucapnya sambil menyerahkan kantong pertama.

"Berati jika seorang pria ikut masuk ke toko senjata, dia sangat ingin membunuh pasangannya?," jawab Shanne.

Penjaga kasir itu terdiam, pelanggan di depannya terlihat tidak ramah untuk di ajak bicara. Lalu Dari belakang Shanne, pria beraroma maskulin sudah berdiri, dia membayar semua tagihan belanjaan lalu membawa semua ditangannya yang kokoh.

Jauh di sebrang ada supermarket yang menarik perhatian Shanne, dia ingin membeli beberapa cemilan di sana, ia merasa bosan dengan menu di rumah Dani yang terlalu sehat dan bersih. Sesekali ia ingin makan makanan instan dan cemilan pedas.

Dani yang sedang memasukan belanjaan di bagasi melihat sorot mata Shanne, ia menduga Shanne ingin perhiasan, karena supermarket tersebut bersebelahan dengan toko perhiasan.

"Masuklah aku akan membawamu kesana." Kata Dani.

Mata Shanne melotot, dia berpikir Dani bisa membaca pikirannya. Tapi dua menit kemudian Dani sedang memilihkan kalung untuk Shanne.

"Ayolah jangan cemberut, ini cocok untukmu." Kata Dani membujuk.

"Ayo kita pulang, tidak ada yang menarik di sini." Ucap Shanne dengan raut wajah kecewa.

Meski Shanne mengajak pulang, Dani tetap membeli satu set perhiasan untuk Shanne.

Brum Brum Brumm

Mereka melanjutkan perjalanan ke rumah, Dani melihat wajah cantik Shanne terlihat tidak puas.

"Apalagi yang kamu inginkan, aku akan membelikan mu?." tanya Dani penuh perhatian.

"Supermarket-." Jawab Shanne singkat.

"Baiklah, kita akan putar balik" Sahut Dani.

"Eh, sungguh?!"

Shanne terkejut, Dani mau putar balik mobilnya kembali, dia menemani Shanne yang ingin pergi ke supermarket.

"Apa kamu sungguh sungguh?," tanya Shanne, dia sedikit mendongak memastikan eskpresi Dani.

"Aku akan mendorong troli, kamu silahkan berbelanja."

Shanne tanpa basa basi mulai mengambil barang yang terpajang sesuai keinginannya, dia juga membeli makanan instan dan semua cemilan yang dia sukai, bahkan dia mengambil banyak kiwi sebagai buah kesukaannya.

"Apa makanan seperti ini bisa dimakan manusia?." Tanya Dani, dia menunjuk cemilan pedas.

"Hey, apa kamu gila, ini memang makanan manusia!" Omel Shanne.

"Ini sangat pedas, lambungmu bisa bocor," nasehat Dani.

"Dasar aneh, dalam hidup kita tidak hanya butuh makanan sehat, tapi makan makanan yang bisa membuat kita merasa bahagia." Ujar Shanne.

Mendengar jawaban itu, Dani mencubit hidung Shanne, dia mengucapkan kata kata yang tidak pernah terpikir olehnya.

"Baiklah kalau begitu, aku juga akan mencobanya," kata Dani, dia juga mengambil beberapa makanan pedas.

Selesai keluar dari pusat perbelanjaan, mata Dani melihat sosok yang tidak asing sedang berjalan masuk mobil di parkiran, tapi suara Shanne yang protes memecah pandangannya. Sampai akhirnya mereka melanjutkan perjalanan untuk pulang.

Brum.. Brum.. Brum..

Sesampainya di rumah, mereka di sambut para pelayan yang membantu membawakan belanjaan. Kepala pelayan sangat heran, Dani Alves tidak pernah pergi kemanapun selain lapangan golf, tapi kali ini secara khusus menemani nona Shanne seharian.

Begitu masuk Shanne langsung menuju ke kamar, dia tidak menggubris Dani yang mengatakan bahwa dia harus makan terlebih dahulu.

Seperti yang diharapkan koleksi Xollo sudah sampai di kediaman Dani, dengan senyum pelayan mengantar pakaian tersebut ke kamar Shanne.

“Nona, selera anda sangat bagus, pakaian ini akan sangat cocok untukmu.” Puji pelayan.

“Tentu saja, harganya saja pasti membuat tuan penguntit kapok setelahnya.”

“Tuan Dani dari keluarga Alves, mereka konglomerat, pakaian miliaran hanya seperti membuang koin receh.” Kata kepala pelayan.

"Uang itu benda, dia pasti akan habis," jawab Shanne siap memulai rencananya.

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 39 : Work

    Matahari mulai menyingsing sinarnya, begitu hangat menyapa tubuh Sun Shane yang berdiri di taman belakang rumah, sesekali ia meregangkan otot tubuhnya sembari menghirup udara segar. Pagi ini ia merasa jauh lebih baik setelah terserang demam yang membuatnya tidak bisa melakukan aktivitas dengan bebas. Tidak lama kepala pelayan menghampirinya, diutus suaminya agar Sun Shanne menemui diruang kerja. Sebagai istri ia segera patuh bergegas pergi. Saat Shanne masuk, terdengar suaminya sedang membicarakan sesuatu dengan nada serius tapi segera berakhir setelah tubuh suaminya berbalik menyadari kehadirannya. Sambil menyimpan ponselnya di saku, pria gagah itu mendekat melingkarkan tangannya yang kekar dan mencium sebelum menanyakan kabar keadaan wanita yang malu malu dalam dekapannya. "Apa kamu sudah minum vitamin mu?." Tanya Dani, ia masih dalam posisi mesra memeluk istrinya. "Su.sudah." Balas Shanne. "Baiklah.. untuk berolahraga mari mulai berpetualang!" Balas Dani dengan ekspresi

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 38 : Penasaran

    Hari sudah gelap, bintang juga menaungi sepinya malam, Sun Shanne terbaring istirahat di sofa markas The Rude, kemudian seseorang muncul mengecup keningnya dengan lembut. Sontak dirinya terkejut dan menyadari bahwa itu suaminya."Kamu pasti marah?." Dani menebak, dia tidak menepati janjinya hari ini."Dasar pria bodoh.. lain kali jangan umbar janji, lihat istrimu juga masih sakit masih kamu suruh menunggu dengan bosan." Sahut Renra, ia mendekat dan menyerahkan sup hangat pada tangan Dani, "suapi dia!"Shanne hanya menatap datar kedua orang didepannya, juga tidak tertarik dengan sup yang dimasak sahabatnya, "sudahlah.. lupakan.. aku tidak ingin memperpanjang masalah." Jawaban itu membuat Dani merasa bersalah, ia benar-benar mengabaikan istrinya sendiri, dia mendekat menatap dengan lembut wajah istrinya yang tentu saja tanpa bicara sudah jelas dia merasa kesal dan marah dari mimik wajahnya."Aku minta maaf..." Ucap Dani."Aku sudah bilang... tidak masalah!" Balas Shanne lugas.Sejurus

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 37 : Hadirnya Wanita Masa Lalu

    Shanne tersenyum menatap layar ponsel dengan kata-kata romantis yang disampaikan oleh Dani, Suaminya. Dia belum sepenuhnya membaik setelah terserang demam, tapi ia telah berjanji akan pergi ke panti asuhan, kunjungan kali ini Dani bersedia mengantar, suaminya mengatakan bahwa ia sedang dalam perjalanan pulang.Sambil menunggu ia mengisi perut dan memakan vitaminnya lebih dulu kemudian menunggu dengan tenang di paviliun. 1 jam berlalu, Shanne meraih ponselnya mulai menanyakan pria yang sedang membuatnya jatuh cinta belum kunjung pulang tapi tidak mendapatkan jawaban apa-apa. "Huftt.. kemana dia, seharusnya 1 jam cukup untuk menempuh perjalanan." Gumam Shanne. Pelayan datang menawari sesuatu yang ingin dimakan sang Nona di sampingnya. "Bawakan aku secangkir minuman hangat, aku mulai agak pusing duduk terlalu lama." Pinta Shanne, yang dengan senang hati dibalas pelayan. Gadis The Rude itu kini mulai mencuri hati para pelayan dirumah sedikit demi sedikit, mereka sudah tidak memperma

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 36 : Blue Sea

    Dani menggandeng tangan istrinya dengan erat sambil menikmati senja di bibir pantai. Ombak dibuat lebih ribut dengan riuh dari gejolak sepasang kekasih yang mabuk asmara. Setelah puas mereka memutuskan kembali ke Villa dimana Dani sudah mengatur dekor kamar mandi yang dihias harumnya mawar dan lilin aromaterapi yang semerbak. Shanne tentu saja ia malu, dia bukan gadis yang sering memanjakan dirinya seperti gadis lain. "Nikmati waktu mandi mu, setelah ini mari makan hidangan laut yang lezat." Kata Dani. Pikiran Shane sudah melayang dia pikir mereka akan mandi bersama seperti dalam film namun hanya mengangguk setuju ketika Dani berbalik. Baru beberapa langkah sebelum meraih pintu keluar tidak di sangka Dani berubah pikiran ia langsung mengunci menutup kamar mandi untuk membuatnya nyaman berdua bersama sang istri, meski ia tak perlu khawatir tidak akan ada yang mengusik mereka. Terlihat Shanne begitu canggung, dengan tindakan Dani setelahnya. Tapi Dani lebih berpengalaman denga

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 35 : Honeymoon

    Sun Shanne terbang dari tidurnya, ia mendapati Dani sudah lebih dulu bangun ketimbang dirinya. Ia pelan mengatur posisi agar duduk sebelum ia berniat pergi ke kamar mandi. Wajahnya tersipu menyadari bahwa cincin berlian tersebut melingkar di jari manisnya, ia menyadari bahwa cinta mungkin telah merebut logikanya, dimana ia telah menikah dengan pria asing yang mengaku duda, menjalani kehidupan yang awalnya penuh kebencian berangsur-angsur menjadi kehangatan yang tidak ia sadari sebelumnya, angannya tentang asmara semakin membuatnya tersipu. Dengan wajah gembira yang tidak bisa ia sembunyikan, dirinya melangkah pergi ke kamar mandi, sambil membayangkan sentuhan Dani ia tidak bisa lepas dari panah asmara, ia kagum, jatuh cinta dan bergairah secara bersamaan. Setelah menyelesaikan mandinya ia sengaja melihat beberapa deret baju yang ia miliki di lemari, sedikit memilih warna cerah tidak seperti biasanya. Selanjutnya berakhir di meja rias dengan polesan lipstik menambah kesan bibirnya b

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 34 : Will You Marry Me?

    Shanne duduk kembali di kursinya, dan Nyonya Stevia mengangkat gelasnya meminta semuanya bersulang. Tapi Shanne dan Renra mereka canggung satu sama lain meski suasana begitu hangat. "Bagaimana Suamiku bisa mengundang kalian?." Tanya Nyonya Stevia. "Dia mengatakan lewat Detektif Louis." Sahut Ganu. "Semakin kenal semakin dingin dan tidak bisa di tebak." Imbuh Nyonya Stevia. Dani dan Dimenic saling menatap, dua gadis belum juga berbaikan satu sama lain, mereka sibuk makan dan tidak menyahut obrolan seperti biasanya. Setelah lebih dari dua jam menghabiskan makan malam bersama Nyonya Stevia lebih dulu izin untuk pamit, kepalanya mulai terasa berat. "Anda benar-benar orang yang menyenangkan.." Domenic berdiri menyerahkan tangannya, berniat mengantar sampai pintu. "Atur waktu untuk kita berdua.." Kata Nyonya Stevia. "Tidak terlalu buruk." Ujar Domenic. Di meja makan hanya tersisa mereka yang kemudian mulai menggoda dua gadis agar berbaikan, tapi Renra langsung melemparkan

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status