Share

5. Sebuah Cara

Langit malam sangat cerah karena bulan bersinar terang.

Di balkon lantai dua rumah mewah berdinding putih, terlihat pemandangan yang sangat harmonis dari sepasang pria tampan dan wanita cantik yang duduk berhadapan.

Tentu saja, itu hanya dari sudut pandang pengamat!

Sienna, wanita cantik yang dibicarakan, sedang menahan diri untuk tidak menggigil.

Suhu malam yang sudah dingin seakan turun beberapa derajat lagi karena kehadiran pria yang duduk di seberang.

Luke benar-benar layak menjadi antagonis dalam novel!

Aura dingin yang terpancar dari tubuh pria itu sangat mendominasi. Sienna benar-benar dibuat kewalahan olehnya.

Terlebih, dia telah mendapatkan seluruh ingatan milik “Sienna” beberapa saat lalu.

Sienna bahkan tidak memiliki kepercayaan diri untuk menatap lurus ke arah Luke.

Pasalnya, melalui ingatan itu, Sienna mendapatkan jawaban kenapa Luke menatapnya seperti musuh.

Ternyata, tubuhnya ini dulu enggan melepaskan status Nyonya Verlice dan semua keuntungan yang mengikuti bersama gelar tersebut. Jadi, “Sienna yang dulu” memutuskan untuk merayu Luke dengan menggunakan obat perangsang.

Meskipun Luke adalah tokoh antagonis, pria itu belum menjadi sosok yang kejam dan tanpa ampun itu saat ini. Jadi, “Sienna” mengira selama mereka tidur bersama dan dia hamil, Luke pasti tidak akan menceraikannya.

“Sienna” pun percaya diri menjebak Luke karena yakin dengan obat yang secara khusus dia dapatkan dari luar negeri.

Dengan cermat, ia melakukan aksinya. Akan tetapi, “Sienna” meremehkan pengendalian diri suaminya itu.

Belum sempat menyentuh ujung pakaian Luke, tubuhnya langsung dilempar keluar begitu Luke menyadari ada sesuatu yang salah.

Bukan hanya dia tidak berhasil, tetapi dia juga membuat Luke membencinya sejak saat itu.

‘Kabar buruknya, “Sienna” itu sudah pergi dan sekarang orang yang harus menanggung kebencian itu adalah dia,’ batinnya lemas.

Sejujurnya, jika bukan karena kata-kata makhluk ajaib berbulu tadi yang terus bergema di kepalanya, Sienna pasti sudah meninggalkan Luke dan melarikan diri sejak lama.

Akan tetapi, dia tidak punya pilihan lain sekarang. Jika dia tidak berhasil membujuk Luke untuk membatalkan atau paling tidak menunda perceraian, dia mungkin benar-benar akan kehilangan hidupnya.

Jika sebelumnya, Sienna bisa saja mengabaikan informasi tak masuk akal semacam itu.

Akan tetapi, Sienna telah mengalami sendiri perpindahan jiwa yang menentang semua logika dan ilmu pengetahuan modern.

Dia sama sama sekali tidak berani menjadi sok pintar sekarang.

Walaupun kata-kata bola bulu oranye yang bisa bicara itu belum tentu benar, Sienna tidak ingin mempertaruhkan nyawanya

"Bisakah kita tidak bercerai?" Sienna membuka percakapan. Suaranya lembut, menahan gugup karena sikap acuh tak acuh dari Luke.

Luke dapat mendengar seluruh kata-kata perempuan itu dengan jelas, tetapi dia hanya menatap dingin pada Sienna seolah tidak ada yang terjadi.

Sienna lantas menggertakkan gigi, sebisa mungkin menjaga ekspresi tenang di permukaan.

"Aku berpikir lebih baik menunda perceraian," katanya lagi.

Satu detik, dua detik ... masih tidak ada tanggapan.

Jari-jari ramping Sienna yang bertumpu di atas lutut mengepal erat, dengan jelas menunjukkan kegelisahan sang pemilik.

"Kenapa?" ucap Luke akhirnya setelah keheningan yang mencekam.

Sienna terkejut. Tanpa sadar, dia mengangkat kepala untuk menatap pria di depannya.

"Beri aku alasan. Aku akan mempertimbangkan apakah itu layak atau tidak."

"Aku–” Sienna mencari alasan, “Kita baru menikah selama dua tahun. Orang lain mungkin akan berpikiran buruk jika kita bercerai dalam waktu yang singkat ini."

Memikirkan “kejahatannya”, dia juga menambahkan pengakuan yang tulus, "Aku tahu aku salah sebelumnya. Aku berjanji tidak akan mengulangi hal tidak terpuji itu lagi. Jangan khawatir, aku pasti tidak akan mengganggumu dan akan berperilaku baik di masa depan–"

"Tidak," sela Luke datar, "perjanjian awalnya adalah dua tahun. Tidak lebih."

Sebelum Sienna dapat menjawab, Luke kini sudah mendorong map biru tua ke depan Sienna.

"Tanda tangani!" Nada tegas pria itu penuh dominasi, tanpa ruang untuk bantahan.

Sienna tercengang.

Perubahan wajah pria ini terlalu cepat.

Jelas, Luke tidak bermaksud memberikan kesempatan sejak awal. Pria itu bertanya hanya untuk mempermainkannya.

"Jika kau terus memaksaku, aku akan memberi tahu Mama!"

Kesal pada Luke dan panik karena usahanya sia-sia, Sienna seketika emosi dan tanpa sengaja berucap.

Akan tetapi, Sienna langsung menyesal sambil menatap wajah Luke yang tampak gelap.

Sepasang mata tajam pria itu menyipit, menatapnya penuh bahaya. "Apa kau mengancamku?"

"Tidak, bukan begitu!" Sienna buru-buru menyangkal. "Aku tidak bermaksud mengancammu. Sungguh! Aku hanya tidak ingin bercerai."

Mata Sienna memerah. Dia dam-diam mengumpat pada dirinya sendiri dalam hati karena kehilangan kesabaran pada saat-saat yang begitu penting.

"Hah?" Luke mencibir tanpa menyembunyikan penghinaan di matanya.

"Aku—" Sienna ingin berusaha menjelaskan lagi, tetapi Luke langsung memotongnya lagi.

"Pengacara akan mengambil dokumen itu besok."

"Kau bisa menandatangani sendiri atau aku akan membantumu melakukannya."

Luke menatap Sienna dalam.

Pria itu berdiri dan langsung meninggalkan ruangan dengan langkah lebar, seolah tidak ingin lagi menghirup udara yang sama dengan istrinya itu.

Napas Sienna tersendat. Dia dapat merasakan punggungnya basah oleh keringat dingin.

Sienna tidak berani memikirkan metode apa yang akan digunakan Luke untuk “membantu” dirinya.

Tokoh antagonis dalam novel itu memiliki banyak cara kejam untuk menangani orang yang tak disukainya.

***

Sienna lantas kembali ke kamar dalam keadaan linglung.

Tidak lupa membawa map yang ditinggalkan oleh Luke.

Tumpukan kertas itu terasa sangat berat di tangan Sienna, seberat beban di kepalanya.

Saat Sienna mulai memikirkan apakah harus menyiapkan pemakaman atau membuat surat wasiat lebih dulu untuk berjaga-jaga, ponsel di atas meja kecil di sudut tiba-tiba berdering.

Sienna refleks berjalan ke arah itu dan mengambil ponselnya.

Melihat nama kontak yang tertera pada panggilan masuk di layar, Sienna tiba-tiba memikirkan sebuah cara.

Namun, Sienna ragu.

Jika Luke tahu, suami antagonisnya itu pasti akan semakin membenci dirinya.

‘Tapi, apa aku punya cara lain?’

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status